Tuesday, May 14, 2013

Tahu Tepo, Makanan Khas Ngawi yang Berbungkus Lapis Tiga!

#Prolog

Jumat, 10 Mei 2013 Pukul 13.10

Dengan keringat dan cuaca panas ini, saya terasa begitu semangat menanti bus yang akan membawa saya ke Solo. Saya berharap, ada bus Eka yang bisa langsung mengantar saya ke Ngawi. Tapi 40 menit sudah berlalu dan saya belum juga menjumpai mbak Eka.

Akhirnya Royal – Safari jurusan Solo saya stop dan menukar uang 15 Ribu rupiah untuk tujuan Solo. 

16.20

Sampai juga saya di Terminal Tirtonadi. Terminal besar yang bersih, tertata, dan termanage dengan baik. Setelah mampir ke toilet dan bertanya kepada seorang petugas terminal, akhirnya saya langsung dapat menaiki bus Mira AC Tarif Biasa. Biasa disingkat ATB- jurusan Surabaya. Tanpa di duga, saya hanya membayar 9 Rupiah saja untuk sampai Ngawi. 

Perjalanan bus sedikit tersendat di sepanjang perjalanan. Jalur ini memang cukup sempit. Perbaikan di sana sini dan libur panjang ini menambah lama waktu tempuh saya. Tapi, AC bekerja optimal dan bus juga menyetel lagu lagu Nike Ardilla yang membuat saya sedikit terkontaminasi juga sih.

Dua jam kemudian, saya sampai di Terminal Ngawi dan bersiap turun. Ya, perempatan Paron. Inilah titik akhir ngebis saya dan sementara jam tangan saya menunjuk pukul 18.30, saya jumpai pacar saya tengah menunggu dengan motor mio soul warna merah. 

Rasa rasanya, saya ingin memeluknya yang kenceng karena kangen :’) tapi apalah, takutnya jadi tontonan gratis. :/ Tika menyadari saya jetlag. Saya mesti melakukan sedikit peregangan dan baru kami  menuju rumahnya.

Saya disambut begitu hangat. Sehangat pelukan mentari #wadezig! Setelah berkenalan dengan keluarganya yang rame itu, saya segera mandi dan menunaikan shalat. 

#Tahu Tepo Ngawi

Malam itu, saya diajak Tika untuk membeli Tepo. Makanan apa sih itu? Oke, makanan khas Ngawi ini bisa didapet nggak terlalu jauh sih sebenernya dari rumahnya. Cuma 3 menit doang naik motor. Jadi, karena kami belinya dibungkus, saya jadi tahu kalo bungkusnya rangkap tiga men! Pertama, daun jati, kedua, kertas minyak (pembungkus makanan), dan paling dalem, daun pisang. Trus, apa isinya?

Tahu tepo ini jelas pake tahu, lalu ada irisan lontong yang berasa lembek, taoge, sedikit irisan kubis, kuah kacang – kacangnya bulet bulet nih. Nggak diancurin kayak kupat tahu. 
 
Yup. Kalo foto diatas, itu saya emang dikasih aksesoris telor ceplok. Itu buat pelengkap aja sih biar kayak di bungkus mie instan gitu #cant watch!

Sip, kelaparan ini langsung mengajak saya menyantap tepo yang saya pesen agak pedes tapi hasilnya puedes ini. -___-  rasanya, hampir kayak kupat tahu. Bedanya, lontongnya terasa lembek, terus, kuahnya encer. Dan sedikit kletus kletus kacang . Ahaha.. aksesoris telor ceplok tadi menambah lengkap saja rasanya. Porsi nya kecil kok, sedikit. Harganya juga murah meriah mbak yah Cuma 3 ribu doang (kalo nggak salah sih kita beli empat dan bayar 12 ribu) Tidak butuh waktu lama, lenyaplah sudah itu makanan ditelan Hamid :D

# Rel Kereta, Paron, 11 Mei 2013
Selamat pagi Paron! Pagi ini saya di ajak Tika jalan jalan ke sawah sebelah kampung dan hingga sampai di rel kereta dan sampai di Stasiun Paron. Untuk melihat rel kereta, bagi saya adalah kesempatan yang langka. jadi jangan heran deh kalo saya sampe motret motret gini -__-. So, I don’t wanna talk much, this pics will say bout the story :)

sistem pemindah jalur rel. kalo nggak salah namanya wesel

paron train station, pagi itu

menuju Solo ;)

 Baca Juga : 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...