Wednesday, October 15, 2014

Berkunjung ke De Mata Trick Eye Museum Yogyakarta



Tika secara tidak sengaja browsing dan masuk ke sebuah halaman yang bercerita soal serunya berwisata ke sebuah museum unik di Jogja. Belum lama dibuka sih, sepengetahuan saya baru buka di kisaran 2013 lalu. Saya sendiri sebelumnya belum tahu soal keberadaan museum tiga dimensi itu.

De Mata namanya. Lokasinya ada di XT Square, Yogyakarta. Minggu lalu (12/10/2014) kami berhasil mendarat dengan mulus disana bersama smash kesayangan. Sebagai orang yang berulang kali putar-putar di Jogja, saya merasa gagal paham bahwa sebenarnya nama XT Square itu berasal dari Eks. Terminal Umbulharjo. Pun saya sendiri, hingga terminal itu tutup saya juga baru tahu kalau lokasinya berada di sana Jalan Veteran.

Seperti namanya, XT Square ini menempati lahan eks Terminal Umbulharjo. Lokasi ini sekarang dikonsep sebagai sebuah pasar seni dengan paduan taman hijau. Ada beberapa gedung dan stan-stan terbuka yang menjajakan produk-produk lokal. Museum De Mata sendiri berada di basement gedung paling timur. Mudah dijangkau kok!

Akhir pekan, tiket dibanderol sebesar 35 ribu per orang. Ukuran harga tiket yang menurut saya terbilang mahal. Tapi jika lihat review dari Mbak Azizah tentang acara/ekshibisi serupa, bisa dibilang ini sangat lebih murah. Para petugas loket menyapa kami dengan sopan dan begitu masuk, kami dipandu seorang pegawai untuk menjelaskan cara-cara memotret disitu. Ada beberapa foto maupun lukisan berukuran besar yang ditempel di dinding-dinding. Foto itu sedianya bisa kita gunakan sebagai background untuk menghasilkan efek 3D sehingga seakan-akan kita masuk ke dalam scene itu. Pada gambar pertama, kami diajari sekaligus difotokan oleh petugasnya.

Selanjutnya, kami bisa mengeksplorasi sendiri dan bernarsis ria dengan foto-foto yang berjumlah 120 buah. Lumayan banyak kan? Untuk angle dan gaya foto bisa menyesuaikan dengan sebuah foto kecil yang bisa digunakan sebagai acuan. Foto kecil ini ditempel disekitaran masing-masing gambar. Berdasarkan pantauan saya, setidaknya ada tiga model background, peratama adalah background 3D degan pengambilan foto menggunakan tangga yang disediakan, kemudian foto/lukisan dengan bingkai untuk menimbulkan efek 3D untuk bagian yang keluar dari bingkai, dan yang ketiga adalah background biasa. Yang saya sebut terakhir ini bila motretnya tidak pas, tidak akan berhasil untuk menghasilkan efeknya.

Dengan banyaknya koleksi yang ada, memang patut diacungi jempol bahwa De Mata ini disebut sebagai koleksi museum 3D terbesar se dunia. (saya sih belum percaya karena baru datang ke lokasi ginian sekali ini :D). Pengunjung yang datangpun begitu banyak dan ramai. Di beberapa background kami bahkan harus gantian mengambil foto. Tidak perlu malu-malu untuk berekspresi supaya tidak menyesal begitu sampai rumah. :D

Sekitar 1 jam kami muter-muter dan bernarsis ria. Hawa didalam cukup adem karena AC bekerja maksimal. Namun memang, namanya buatan tentu ada beberapa kekurangan. Diantaranya adalah beberapa gambar yang mulai kusam dan mengelupas warnanya, terutama di tekukan tegak lurus antara tembok dan lantai, juga pencahayaan dibeberapa titik yang berbenturan dengan gambar lain sehingga hasil foto yang dihasilkan kurang maksimal. Selain itu, bila memotret menggunakan HP pasti tidak sebagus menggunakan kamera digital karena tidak boleh menyalakan flash. Kabar baiknya, gambar-gambar background katanya selalu diupdate sehingga gambar yang sudah jelek akan diganti menggunakan gambar baru yang lebih tajam.

Berikut ini hasil foto-foto kami berdua :D
















Jadi, anda tertarik untuk mengunjungi?

Credit :
De Mata Trick Eye Museum
XT Square
Jl. Veteran Pandean Umbulharjo
Telp (0274) 380809 Reservasi (0274)7198777
Yogyakarta

link terkait :
Trick Art Exhibition Indonesia - Noerazhka

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...