Wednesday, December 30, 2015

Ekspedisi Boja, Sejarah-Sejarah Yang Terlupakan

Di hari Sabtu yang dingin, saya bingung hendak melakukan apa. Toh diluar juga hujan. Dan berdasarkan laporan anak buah yang berada di kawasan Semarang Barat Laut, cuaca terpantau mendung, gerimis bahkan hujan. Akhirnya saya pun kembali menarik selimut hingga pukul 9 pagi.

Rupanya hari sudah mulai cerah. Dan pikirian terbersit untuk membeyond, istilah lain dari jalan-jalan. Karena beberapa waktu lalu saya sudah pernah lewat Boja dan melihat beberapa bangunan menarik disana, akhirnya Sabtu 19 Desember lalu saya putuskan untuk mengunjunginya secara lebih serius, mendalam, dan tidak grusah grusuh.

Perjalanan pagi menjelang siang melewati kawasan Gunungpati yang terpantau mendung. Beberapa penjual durian tampaknya sudah menunggu pembeli. Di sebelah selatan tampak Gunung Ungaran yang terlihat cerah. Dan beberapa warga terlihat menjalani aktivitas di petak-petak sawah yang cantik.

Gunung Ungaran dari Karangsari Gunungpati

Terasering di Mijen

Shogun kemudian melaju melalui jalan-jalan yang mulus dan sampailah di Kota Boja. Boja, merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Kendal yang secara historis cukup lekat sejarahnya dengan kerajaan Mataram Kuno. Dari beberapa referensi yang saya baca, di daerah Boja dan sekitarnya juga dijumpai banyak situs bebatuan candi, yoni, dan reruntuhan candi. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, warga kawasan Mijen – yang berbatasan dengan Boja, dihebohkan dengan penemuan struktur candi yang diperkirakan berasal dari jaman Mataram Kuno.

Dalam musim penghujan seperti ini, saya tidak ingin bepergian terlalu lama. Takut kehujanan. Alhasil, beberapa tempat situs candi yang awalnya saya rencanakan untuk saya kunjungi, saya kesampingkan terlebih dahulu. Lagipula, saya tidak terlalu ahli dalam perbatuan. Ahli percandian yang kawan saya diantaranya Mas Jowo Indra Oktora, Wedana Gusta, dan Anjar Nurhadi.

Tujuan awal saya di Kota Boja sebenarnya hanya ingin mengulik sejarah gedung tua pusat pemerintahan Boja, kala itu. Boja, merupakan sebuah kawasan kecamatan yang cukup padat, dengan jalan utama bernama Jalan Pemuda. Sepanjang jalan tampak mobil-mobil, angkot, dokar dengan ban mobil, dan sepeda-sepeda yang berlalu lalang. Pusat kegiatan mereka terkonsentrasi di sekitar Pasar Boja. Beberapa bagian di bahu jalan tampak tergenang air menandakan drainase tata kota yang buruk. Angkot-angkot terlihat berhenti sembarangan tanpa menghiraukan kemacetan yang diakibatkannya.

Monumen yang Terlupakan
Tepat di depan Pasar Boja, saat ini digunakan sebagai Terminal. Tata lokasinya cukup semrawut. Disana terlihat sebuah patung pejuang yang tampak tidak diperhatikan. Kondisinya tidak begitu baik. Patung itu menggambarkan seorang pejuang kemerekaan dengan gagah membawa bendera merah putih ditangan kanan dan tangan satunya menenteng sten gun. Pondasinya merupakan sebuah relief perjuangan yang catnya sudah usang.

Monumen Perjuangan Rakyat Boja
Monumen tersebut rupanya dibangun pada tahun 1973 sebagai tindak lanjut dari perintah Bupati Kendal kala itu untuk mengenang heroiknya pertempuran di Boja. Dikisahkan saat itu tentara Belanda yang ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, tiba di daerah Kaliwungu. Para pejuang dari Boja berkumpul di Gedung Kawedanan – yang saat ini berada di depan terminal Boja. Berdasarkan informasi yang tersampaikan, para pejuang pun menghadang pasukan Belanda di Jembatan Kalibodri antara Boja – Kaliwungu. Baku tembak pun tak terhindarkan. Karena kurangnya pasukan dan persenjataan akhirnya pejuang kemerdekaan mengalah mundur ke Kota Boja dan melakukan bumi hangus pada beberapa bangunan untuk menghindari supaya tidak digunakan Belanda sebagai markas.

Untuk mengenang semangat para pejuang dan para korban yang gugur, maka dibangunlah sebuah monumen. Monumen Perjuangan itu kini terlihat sepi, tidak banyak yang mengenalnya. Didepannya bahkan dipasang pagar dan merupakan tempat pedagang berjualan. Lebih memprihatinkannya, didekat monumen tersebut justru digunakan untuk membuang sampah.

Kawedanan Boja
Bangunan itu tampak gagah, kuno, dan menarik bagi saya. Lokasinya ada di depan Pasar Boja yang juga terdapat Monumen Perjuangan. Lahan depannya kini dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Kendal untuk terminal penumpang. Siang itu, tampak beberapa bis parkir mepet dengan rumah tua itu. Saya pun menjadi kesulitan motret.

Eks Kawedanan Boja tampak depan (2015)
Berbekal foto lawas koleksi kitlv.nl, saya pun menelisik keberadaan Controllerhuis Boja yang bila ditafsirkan adalah Gedung Pengawas Perkebunan Boja. Dan alangkah terkejutnya saya saat menjumpai bagian depan rumah tersebut tidak sama! Jangan – jangan keliru.. saya pun lantas memarkir motor dan berkeliling sejenak. Ada seorang bapak yang sedang momong anaknya di bagian belakang gedung. Pria itu bernama Dadang, warga asli Boja yang sedikit banyak tahu tentang gedung Kawedanan Boja itu.

Eks Kawedanan Boja

Eks Kawedanan Boja tampak belakang

bagian sayap

bagian sayap





Begitu saya sodorkan foto lawas itu, ia lalu terbayang bahwa memang dahulu bangunan depan seperti pada foto. Yaitu ada terasnya atau pendopo. Namun saat ini teras pendopo tersebut sudah ditutup. Benar saja, bangunan depan memang memiliki bentuk kaca-kaca jendela yang lebih modern. Kira-kira bangunan tahun 1960an.

Menurut informasi dari Dadang, ia memang ingat bahwa dahulu semasa gedung itu digunakan sebagai Kawedanan, masih banyak tanaman-tanaman kebun yang ada di depan dan di belakang gedung. Kawedanan Boja sebelumnya berada di Kantor yang saat ini digunakan sebagai Kantor Kecamatan. Baru kemudian, pada tahun 1940an, dipindah ke bekas Gedung Pengawas Perkebunan.

Menurut data sejarah yang saya dapatkan, Gedung Kawedanan Boja itu dibangun pada kisaran 1800an akhir dan digunakan sebagai Gedung Pengawas Perkebunan Wilayah Boja. Perkebunan itu meliputi kebun Medini, Merbuh, Sringin, Biting dan Getas Kecil. Komoditinya berupa teh, jati, kopi dan karet. Wilayah itu membawahi wilayah Mijen, Boja dan Singorojo.

Pada era Jepang, gedung itu diduduki Jepang dan digunakan sebagai markas komando militer. Dan pada era pasca kemerdekaan digunakan sebagai Kantor Wedana Boja. Wilayah Kawedanan Boja saat itu membawahi empat kecamatan yaitu Mijen, Limbangan, Boja dan Singorojo. Namun seiring perkembangan tata kota dan administrasi, Mijen akhirnya masuk bagian dari Kota Semarang sehingga tinggal tiga kecamatan saja. Wedana Boja bertugas mengkoordinasikan para camat atau asisten wedana dan bertanggungjawab kepada Bupati Kendal. Dan kantor Kawedanan Boja itu digunakan aktif sebelum akhirnya kosong karena penghapusan Kawedanan sekitar tahun 2000.

Beruntung, saat itu saya bertemu dengan seorang pegawai Dishub disana. Saya akhirnya dipersilakan masuk ke ruang utama atau pendopo yang saat ini digunakan sebagai lapangan badminton. Yah.. benar! Jika saya bandingkan, memang betul gedung ini adalah bekas Gedung Pengawas Perkebunan. Ada dua pintu dan tiga jendela yang menguatkan bukti dugaan. Selain itu, sambungan antara bangunan asli dan baru, terlihat dari bagian luar gedung.

de controleurswoning te Bodja bij Semarang (KITLV)

Bekas teras yang digunakan sebagai aula lapangan badminton


Garis merah atas merupakan bekas alur atap asli, garis merah bawah merupakan alur lantai teras asli dan terundak
Menurut informasi dari Suara Merdeka, gedung itu pernah direncanakan pemerintah untuk dibangun menjadi pusat pertokoan atau pusat ekonomi. Tetapi masyarakat Boja tidak setuju karena selain memiliki nilai sejarah, gedung itu juga tampak artistik.

Kondisi gedung saat ini terkesan biasa saja. Beberapa bangunan sayap sudah dialihfungsikan sebagai toko dengan rolling door. Dan satu ruangan digunakan sebagai kantor terminal. Tidak begitu merana, tapi tidak juga begitu tergali potensinya. Tetapi dalam benak saya, alangkah baiknya gedung ini bisa difungsikan sebagai sarana edukasi masyarakat tentang sejarah. Bisa jadi untuk menampung sejarah perkebunan atau lebih jauh lagi digunakan sebagai Museum Perkebunan Boja.

Perjalanan saya berlanjut untuk sekedar jalan-jalan dan melihat daerah Boja dari perspektif saya. Tidak jauh darisitu, tampak sebuah bangunan tua yang kini digunakan sebagai Pegadaian. Setelah meminta ijin, kemudian saya juga dipersilakan untuk memotret bagian bangunan yang hingga kini digunakan sebagai rumah dinas. Bangunan yang cantik.

Pegadaian Boja
Pegadaian Boja

Dari Boja, saya melanjutkan langkah ke arah Singorojo. Saat saya lewat tahun 2010 silam, disana ada sebuah rumah tua yang digunakan sebagai kantor Polsek. Namun sekarang Polsek Singorojo sudah menempati bangunan baru. Dan bangunan lawas yang ada di areal perkebunan Merbuh itu saat ini digunakan sebagai tempat transit para pekerja perkebunan.

Bekas Polsek Singorojo

Bekas Polsek Singorojo


Sedangkan bangunan ikonik lain yang tidak kalah cantik adalah rumah tinggal di sebelah Kantor Perkebunan Merbuh. Rumah itu nampaknya adalah bekas kantor yang asli. Bangunannya besar, cantik dan memiliki tegel warna yang masih kinclong. Berdasarkan bincang-bincang saya dengan pegawai kantor disana, saya dibercandai bahwa didalam rumah itu ada wanita cantik. Barangkali yang dimaksud adalah rumah tersebut horror. Hii.
Rumah tinggal yang dahulu merupakan kantor Afdeling Kalipat Kebun Merbuh


Ciri khas atap utama memiliki kubah

Tegel yang kinclong
Setelah merasa cukup, saya pun memutar motor untuk pulang. Tapi tak dinyana, pandangan saya terhenti pada sebuah bangunan ndongkrok tidak jauh dari Polsek Boja. Entah saya yang sudah terlalu hafal dengan bioskop, atau terlalu master bioskop, saya menduga bangunan itu adalah bekas bioskop. Sebelum akhirnya saya memarkir motor, saya browsing sebentar dan benar, pernah ada bioskop Boja.

Saya pun berhenti didepan gedung tak terpakai itu. Pada bagian depan kanan kiri, kini digunakan sebagai kios. Salah satunya mengiyakan bahwa benar bangunan itu merupakan bekas bioskop Boja.

Bekas Bioskop Boja
Bioskop ini saya duga merupakan bioskop kelas bawah dengan pintu yang kecil dan loket yang hanya berjumlah satu. Ada motif tegel unik di bagian depan yang hanya berukuran sekitar 2 meter persegi itu. Begitu masuk, saya diperlihatkan sebuah konstruksi teater yang datar. Tidak menggunakan tatanan kursi miring. Entah memang sudah dibongkar, tetapi kelihatannya tidak. Seperti konstruksi di bekas bioskop Rita, Ungaran. Selain itu, juga masih ada bekas toilet yang saat ini kondisinya kumuh.

Bekas Loket Bioskop Boja

Bekas Theater Bioskop Boja

Bekas instalasi toilet bioskop Boja

Tegel unik halaman depan Bioskop Boja



**
Perjumpaan saya dengan bekas Bioskop Boja tadi sekaligus merupakan akhir dari kegiatan Mbeyond saya di Boja. Dan pembaca harap sabar menantikan liputan-liputan menarik lainnya khas Beyond The Traveling hanya di blog Mas Hamid Anwar ;)


Tugu Masuk Boja dari arah timur


Tugu masuk Boja dari arah barat (tinggal satu biji)
 
Rumah bergaya kuno tetapi sebenarnya tidak kuno

Rumah kuno yang sudah kalah tinggi dengan jalan raya, Boja




Kebun Jati

Kebun Karet

Kebun Merbuh



Read More..

Monday, December 21, 2015

Traveling Praktis dan Prestisius Dengan OPPO R7s

Smartphone butut sudah barang tentu selalu saya full charge sebelum memulai traveling. Biasanya saya hanya mengandalkan sebuah power bank kapasitas kecil untuk berjaga-jaga. Ponsel pintar lawas itu mengingat kondisi usia, performanya sangat menjengkelkan. Dalam sehari, saya bisa mencharge ulang lima sampai enam kali. Bagaimana jika kejadian tersebut terjadi di bis atau kereta yang kebetulan tidak dilengkapi dengan colokan listrik?

Untuk menghemat tenaga baterai, saya bahkan tidak pernah memakai ponsel itu untuk memutar MP3. Saya lebih suka mengandalkan MP3 jadul saya yang hingga kini bisa menemani saya saat saya dalam perjalanan traveling. Boro-boro untuk menyimpan lagu, kapasitas memori yang terbatas juga menjadi kendala untuk menyimpan lagu-lagu favorit saya.

Hingga saat ini pula, kamera bawaan smartphone butut itu ala kadarnya saja. Saya gunakan pada saat-saat mepet. Dan sebagai bawaan utama, saya selalu membawa pocket kamera sebagai barang wajib saya selama jalan-jalan.

Jadi melalui gambaran diatas tentu pembaca sudah bisa membayangkan bagaimana repotnya menjadi traveler rempong seperti saya. Gadget yang terpisah-pisah, dengan performa yang biasa-biasa saja.

Dengan kondisi demikian, maka sudah dipandang perlu, traveler seperti saya untuk mengupgrade gadget supaya lebih simpel, ringkas, dan lebih canggih tentunya. Dan untuk mendukung hobi traveling ini, pilihan saya jatuh pada seri OPPO terbaru. Yap benar! OPPO R7s.

Nah sebelum kita bahas si OPPO R7s ini, mari kita saksikan dulu seperti apa sih OPPO R7s tersebut?
 
OPPO R7source

Baru-baru ini OPPO Smartphone telah mengeluarkan varian terbaru mereka dengan nama OPPOR7s. Berbeda dari seri sebelumnya, yaitu R7 dan R7 Lite, OPPO R7s memiliki bentang layar ditengah-tengah kedua seri pendahulunya yaitu 5.5 inch. Hal ini dibuat semata-mata untuk menomorsatukan kenyamanan pengguna. Tidak terlalu kecil, dan tidak terlalu besar. Dan kenyamanan itu akan semakin bertambah lagi karena OPPO R7s juga telah mengaplikasikan Amoled Display pada layarnya sehingga warna-warna yang dihasilkan akan lebih tajam dan memanjakan mata.

Bagi saya yang menyukai model-model simpel dan elegan, si OPPO R7s ini adalah jawaban yang tepat. Bagaimana tidak, body ponsel yang tebalnya hanya 6,95 mm itu dibalut oleh full casing premium metal. Tentu saja akan aman dari goresan-goresan yang tidak disengaja. Dan dari pilihan warnanya pun, teramat sangat prestise. Rose gold dan gold. Dengan berat yang hanya 155 gram, maka akan lebih praktis untuk dibawa jalan-jalan.

Cerita lama tentang kehabisan baterai saat perjalanan, tidak mungkin kembali terulang jika menggunakan OPPO R7s. Baterai berkapasitas 3070 mAh membuat daya tahan baterai menjadi lebih panjang. Dan hebatnya lagi, OPPO R7s juga telah dibekali dengan teknologi VOOC Flash Charging. Bayangkan saja, hanya dengan mencharge selama lima menit, si pintar ini dapat digunakan untuk menelpon selama 2 jam!
source

Kisah-kisah mati gaya dalam perjalanan karena takut ponsel kehabisan baterai, juga akan menjadi cerita lalu. Karena selain dibekali baterai kapasitas besar, OPPO R7s juga sudah menggunakan Prosessor Octa Core 1,5 GHz dan RAM sebesar 4GB. Dengan sistem operasi ColorOS 2.1 Android Lollipop 5.1.1, maka traveler tidak akan bosan selama berada dalam perjalanan karena dapat mengakses berbagai aplikasi secara cepat, multitasking, tanpa takut lemot apalagi nge-hang. Mau download atau sekedar browsing, streaming? That’s why we choose OPPO R7s!. Karena ponsel ini pun telah mendukung jaringan 4G LTE kategori 4 dengan kecepatan hingga 150 Mbps yang hingga hari ini merupakan akses jaringan internet tercepat.

Traveling selalu identik dengan foto-foto. Bagi saya yang menyukai panorama bentang alam atau kota, OPPO R7s ini sangat mendukung. Dengan  kamera utama 13 Megapixel lengkap dengan double flash, dan kamera depan 8 Megapixel, tidak perlu takut dengan hasil foto yang jelek karena OPPO R7s juga telah mengadopsi teknologi autofocus. Kemudian lagi, salah satu fitur yang disukai traveler adalah panorama yang bisa menggabungkan lima frame sekaligus dan menjadikan gambar menjadi foto panorama yang menakjubkan. Jalan-jalan malam pun akan semakin berkesan dengan hadirnya kemampuan double exposure mengambil gambar jernih dan tajam dalam cahaya yang kurang. Dan bagi pecinta selfie, maka OPPO R7s ini juga menjadi ponsel yang harus dimiliki karena telah ditanami aplikasi fitur Beauty 3.0 yang membuat obyek menjadi lebih cantik dan cakep. Jadi, kemampuan kamera OPPO R7s ini jelas tidak bisa diragukan lagi.   
Hasil foto malam hari dengan OPPO R7s source

Jangan takut juga untuk mengambil foto terlalu banyak, menyimpan banyak lagu atau video, dan menyimpan file-file lainnya. Karena OPPO R7s memiliki memori internal sebesar 32 GB. Besar, kan? Jika masih kurang, tersedia slot microSD yang dapat diupgrade hingga 128 GB.

Jadi kenapa traveler harus memiliki OPPO R7s?
1.    Desain simpel dan elegan
2.    Kapasitas baterai yang besar dilengkapi dengan teknologi flash charging
3.    Kemampuan kamera dengan segala fiturnya yang diatas rata-rata
4.    Ruang penyimpanan yang besar yaitu 32 GB dan dapat diupgrade hingga 128 GB. Cocok untuk traveler photographer yang membutuhkan banyak ruang untuk menyimpan foto-foto berkualitas berkapasitas besar
5.    Support jaringan internet cepat 4G LTE untuk browsing, streaming, download dan lain lain dengan kecepatan maksimal sehingga traveler tidak akan bosan misalnya saat menunggu perjalanan, kereta, pesawat dan lain lain
6.    Prosesor Octa Core yang ditanam dengan dukungan RAM sebesar 4GB, akan membuat pekerjaan multitasking menjadi lebih cepat, lancar, responsif dan tanpa takut hang atau lemot
7.    Sistem operasi ColorOS 2.1 Android 5.1.1 menjanjikan kostumisasi tampilan, tema dan lain lain dengan mudah, menyenangkan dan bisa diatur sesuai dengan keinginan pengguna.

Jadi, tahun baru 2016 ini adalah saat yang tepat untuk mengganti gadget lawas kamu dengan OPPO R7s. Nikmati traveling tahun depan dengan segala kemudahan dari OPPO R7s.

Dan berikut ini spesifikasi lengkap dari OPPO R7s.

Dimensi/Berat
Tinggi
151.8 mm
Lebar
75.4 mm
Ketebalan
6.95 mm
Berat
155g


Parameter Dasar
Warna
Gold, rose gold
Sistem Operasi
ColorOS 2.1, Android 5.1
Prosesor
Qualcomm MSM8939 Octa-core
GPU
Adreno 405
RAM
4 GB
Memori
32 GB (Didukung kartu microSD)
Baterai
Baterai 3070 mAh Li-Po (unremovable)

Layar
Ukuran
5.5 inchi
Tipe
AMOLED
Resolusi
FHD (1920 by 1080 pixels)
Warna
16 juta warna
Layar Sentuh
Multi-touch, Capacitive Screen, Gorilla Glass 4
Mendukung Penggunaan Sarung Tangan dan Sentuhan Layar Basah

Kamera
Kamera Belakang
13-megapixel
Kamera Depan
8-megapixel
Flash
Ya
Aperture(Rear/Sec)
Rear: f/2.2 Sec: f/2.4
Fitur Lain
720p/ 1080p

Frekuensi
GSM 850/900/1800/1900MHz
WCDMA 850/900/1900/2100MHz
LTE Bands 1/3/5/7/8/20/TD-40
Tipe Kartu SIM
Dual-SIM: Kartu Micro-SIM dan Kartu Nano-SIM
GPS
Ya
Bluetooth
4.0
Wi-Fi
802.11 a/b/g/n/ac
NFC
Tidak
OTG
Ya
 


Disclaimer : seluruh isi posting ini diluar tanggungjawab PT OPPO Electronics Indonesia 
Read More..

Thursday, December 10, 2015

Kecewa Pelayanan Onnic Ungaran


Ilustrasi : sumber flickr


Tanggal 23 Nopember lalu, saya mendapatkan kepercayaan untuk mengurus pembuatan beberapa biji kaos, tepatnya enam biji kaos seragam berkerah untuk acara Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Semarang 2015. Kebetulan saya juga menjadi salah satu sekretariat di kantor.

Menurut beberapa referensi, sebagian sudah penuh sehingga diputuskan untuk memesan pembuatan kaos ke sentra kaos dan jaket, Onnic, Jl.Diponegoro Ungaran. Waktu pertama masuk, saya disambut seorang pegawai bagian design yang duduk disebelah depan. Tidak memakai seragam. Setelah menyampaikan maksud, saya di arahkan untuk mengurus pesanan dengan seorang pegawai lain. (bosnya?). Harga yang ditawarkan pada awalnya adalah 80 ribu untuk lengan pendek dan 90 ribu lengan panjang. Tetapi entah mengapa pada saat penghitungan (saya tidak terlalu memperhatikan) semua harga menjadi sama, 90 ribu per kaos. Kemudian, pada saat pencatatan pesanan, di meja front office tersebut juga tidak ada pulpen standby. Akhirnya saya pinjami.

Setelah mengurus pesanan, kemudian saya diarahkan untuk mengurus desain dengan mas yang pertama saya temui. Jam siang itu mendekati pukul dua belas pas. Beberapa kali komputer design itu hang karena menjalankan aplikasi Corel yang berat.

“Buru-buru nggak mas?”
“Saya sih santai, lha gimana?”
Ia kemudian hendak minta ijin untuk istirahat makan dulu. Padahal dalam hemat saya desain tidak butuh waktu lama. Lima sampai tujuh menit rampung lah menurut saya. Saya pun memintanya untuk melanjutkan desainnya. Masak iya, saya nunggu dia istirahat makan sementara saya mlongo disana. Lak yo wagu.

Setelah itu, saya memastikan pesanan akan saya ambil tanggal 7 Desember. Perkiraan saya pasti jadi karena enam biji kaos dengan pengerjaan selama sekitar 20 hari.

Tanggal 7 Desember pagi, saya mendatangi ke kantor Onnic dan disambut mas tukang desain. Dengan tanpa minta maaf, ia bilang kepada saya bahwa pengerjaan kurang bordir logo. Entah saya yang tidak tau atau bagaimana, menurut saya membordir logo pada kaos enam biji seharusnya bisa selesai siang atau sore harinya. Tetapi ia menjanjikan kepada saya bahwa pesanan akan jadi esok pagi tanggal 8 Desember. Padahal sebenarnya saya akan membagikan kaos itu tanggal 7.

Tanggal 8 Desember pagi, saya kembali menyambangi Onnic. Disana saya kembali disambut mas tukang desain satu-satunya itu. Ia mengatakan pada saya bahwa lagi-lagi bordirnya belum selesai. “Apa-apaan ini” kata saya dalam hati. Ia pun lantas menuju tempat telepon untuk menelepon bosnya. Eh, tetapi teleponnya rusak saudara-saudara.

Kemudian ia menelepon bosnya dengan hape. Dari sekilas perbincangan, ia bilang bahwa kaos pesanan saya sudah ditunggu-tunggu. Tetapi setelah telepon tertutup, ia lagi-lagi bilang kepada saya bahwa saya harus menunggu jam satu siang.

Saya pun menggertak “Jam 11 saya ambil, jika tidak jadi mending batal”
Dan mas tukang desain tersebut untuk pertamakalinya meminta maaf kepada saya.

Jam sebelas siang lebih sedikit, saya kembali mendatangi onnic dan langsung menanyakan “sudah jadi belum, mas?”
Ia kemudian hanya senyam senyum datar dan berjalan menuju ruang produksi. Sekeluarnya ia dari ruang produksi, ia membawa salah satu kaos pesanan saya tanpa kerah. “Kurang kerahnya mas” kata dia.
“Semua?” Tanya saya. Ia pun mengiyakan.

“Yasudah” kata saya sembari berlalu. Ia sempat memanggil saya untuk menemui bosnya. Dan saya hanya bilang kepada dia “Saya kecewa mas”. Kemudian segera meninggalkan Onnic.

Sore hari, saya ditelepon dan di sms untuk mengambil kaosnya. Tanpa ada permintaan maaf. Saya yang sudah jengkel dan muak, tidak sudi mengangkat telepon atau membalas sms itu. Nomer itu langsung saya masukkan autoreject list di ponsel saya.

Akhirnya kaos itu benar-benar tidak jadi saya ambil karena bagi saya, profesionalisme seorang pegawai dalam perusahaan dan juga manajemen pelayanan perusahaan itu penting. Jadi buat apa saya menerima diperlakukan seperti itu, bagi saya yang iya adalah iya yang tidak adalah tidak. Dan sekali saja saya dibohongi seperti diatas, saya akan langsung membencinya.

Pengalaman ini sebagai bahan pertimbangan kawan-kawan atau siapa saja yang hendak membuat pesanan kaos atau jaket di Ungaran. Supaya lebih teliti sehingga tidak mengalami pengalaman seperti saya. Sekian dan jika pihak Onnic kebetulan membaca dan keberatan dengan postingan ini, saya bisa ditemui di alamat kantor saya. Terimakasih



Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...