Sore ini mendung tebal
menggantung di langit Ungaran. Dan perjalanan saya menuju ke kost Rina sempat
diwarnai hujan lebat. Saya sore ini diajakin Rina untuk mengunjungi Puri
Maerokoco. Hm.. Tempat wisata satu ini entah mengapa selalu luput dari benak
saya untuk saya kunjungi. Hingga ide Rina ini saya sambut dengan penuh suka
cita :D
Akhirnya saya pun sampai di kost
Rina sekitar pukul 16.45 dan segera meluncur ke TKP. Saya sendiri pernah
mengunjungi Maerokoco pada waktu saya kelas 4 SD. Dan Rina juga katanya juga
kesini waktu kecil. Jadilah kami berdua buta arah sehingga sempat kesasar. Tapi
akhirnya berbekal ilmu kira kira, sampailah kami di gerbang tempat wisata
Maerokoco yang ada di kawasan PRPP Semarang ini tepat pukul 17.00.
Berdasar pemberitaan dan kondisi
yang saya lihat di kawasan PRPP yang semakin hari semakin memprihatinkan, saya
kira Maerokoco ini sudah tutup dan tidak digunakan sebagai tempat wisata resmi
lagi. Namun dugaan saya ternyata salah. Disini kami harus membayar tiket masuk
berdua 10K idr. Dan kami langsung melaju dengan motor untuk mengelilingi Jawa
Tengah Mini ini.
Begitu masuk, kami disambut
dengan rumah adat Sragen dan Karanganyar. Di depan rumah adat Sragen ini ada
gerbang yang merupakan miniature dari gerbang Museum Sangiran.
Dari situ kami
asal mengambil rute ‘seenaknya’. Saya sendiri sudah lupa dengan kenang kenangan
saya waktu kecil disini. Dan seperti yang saya bayangkan sebelumnya, tempat
wisata ini terasa sangat sepi sekali. Bahkan beberapa anjungan malah tidak
terawat seperti Anjungan Kota Magelang, Cilacap, dan Pemalang.
Perjalanan kami menyusuri jalur tengah Jawa Tengah melewati Salatiga, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap.
Berjalan jalan, akhirnya kami
sampai pada sebuah kursi taman menghadap ke sebuah kolam di depan Anjungan
Pemalang. Tempat ini nyaman sekali untuk duduk duduk. Kamipun mengkonsumsi beberapa
gorengan yang kami beli tadi sewaktu perjalanan. Agak lama juga kami berada di
sini dan kami di temani seekor kucing yang lucu. Hehehe..
Setelah bosan, kami melanjutkan
perjalanan dan menjumpai anjungan Pekalongan, Batang, Kendal, dan Semarang. Di dekat
anjungan Semarang ini berdiri sebuah prasasti pembangunan kawasan wisata ini
pada tahun 1993 di resmikan oleh Presiden Soeharto.
Dalam perjalanan kami
selanjutnya kami menjumpai banyak sekali kucing kucing. Hingga akhirnya kami
sampai di Anjungan Jepara dengan sebuah gerbang duplikat gerbang Masjid
Mantingan.
Terus ketimur hingga kita ketemu
dengan anjungan Pati dan Rembang dengan patung nelayannya.
Waktu semakin sore dan semakin
gelap. Kunjungan di tempat ini tutup pukul 18.00 dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang..
Sampai di rumah, saya berfikir
dan tersadar bahwa tata letak anjungan di Puri Maerokoco tadi ternyata sama
persis dengan kondisi administrative di Jawa Tengah. Bangunan bangunan yang ada
pun merupakan replika bangunan aslinya seperti Tugu Muda, Menara Kudus,
Mercusuar Tegal, dan Waduk Kedung Ombo. Dan kursi taman tempat kami istirahat
tadi merupakan sebuah miniature dari kawasan Pantura. Hahaha.. pantesan waktu
masuk dari arah timur kami dihadang oleh Kabupaten Sragen dan Karanganyar.
more pic's :
Suasana kerusakan |
Suasana ketidak terawatan |
Taman Anjungan Jepara |
Replika Tugu Muda |
Anjungan Kab. Pati |
Anjungan Kab. Grobogan |
Suasana sepi @ anjungan Banjarnegara |
Replika Mercusuar Tegal |
Anjungan Kab. Pemalang |
Suasana ke kumuhan dan ke sepian |
Saya juga tidak tahu kenapa tempat wisata ini seakan akan tak berdaya memikat pengunjung. Padahal sebetulnya tempat wisata ini tak ubahnya seperti TMII.. namun sayang sekali kenyataan yang terjadi tidak bisa kita pungkiri. Inilah tugas kita untuk menanamkan kepada anak cucu kita tentang pentingnya Cinta Tanah Air. :D
mantap bang postingnya, sepertinya puri maerokoco sebagai wisata budaya perlu lebih digalakkan lagi promonya... eman-eman to...
ReplyDelete@nightwalker : betul mas.. eman eman banget.. bahkan beberapa anjungan kena banjir rob.. kasian banget... kayaknya ini tugas dari disbudpar kota semarang / prov jateng.. terimakasih atas kunjungannya
ReplyDeleteMas, ndak LELE RAKSASA nang Maerokoco iku isih ono?
ReplyDelete@ mas Nahdhi : wah yang di sebelah mana ya mas? aku kog nggak liat tu.. hehehe, mungkin udah di masak.. wkwkwk
ReplyDelete