Setelah
kemarin saya sukses meluncurkan postingan dengan tema Permainan Masa Kecil90-an yang masuk ke kategori berat, maka kali ini sesuai dengan janji saya,
saya akan mengupas apa saja sih permainan masa kecil 90-an yang bisa dianggap
merupakan permainan ringan. Simak sampai selesai, ya :)
Oke
pada kesempatan ini saya akan khusus membahas permainan ringan dimana permainan
tersebut biasa kami bikin sendiri. Alias bukan beli. Nah, lagi-lagi permainan
ini trend pada kisaran tahun 1995-2000an di daerah saya, Pabelan Magelang.
1)
Berbahan
pohon pisang
Permainan pertama yang sangat
populer dengan berbahan pohon pisang adalah membuat gethek alias perahu rakit.
Pada waktu itu, kami yang sering main ke sawah akan kegirangan jika melihat
gedebog pisang nganggur. Langsung saja kami bikin rakit minimal dengan dua atau
tiga pohon disatukan dengan kayu. Habis itu langsung deh itu gethek kami buat
mandi di sungai Pabelan. Yaitu membiarkan diri hanyut yang diistilahkan dengan
‘ngeli’ dari jembatan bambu utara hingga selatan. Karena pakaian kami biasa
ditaruh di selatan, maka dari sana menuju ke jembatan kami lari-lari telanjang.
Wekekek ..
Gethek Debog Pisang - vivanews |
Selain itu, ada mainan murah
meriah yang biasa kami buat dengan pelepah pisang. Namanya bedil-bedilan. Bedil
tersebut biasa kami buat sedemikian rupa mirip dengan machine gun. Caranya mudah saja. Tinggal dirangkai menggunakan
karet dan batang lidi. Akan sangat membanggakan jika membuat salah satu handle
senapan tersebut pada posisi samping :D untuk memainkannya, mulut kami yang
harus dar der dor. Dan usukusukusukusuk...
Bedil pelepah pisang - bikin sendiri Corel Draw |
Tidak hanya senapan yang bisa
kami bikin dari pelepah pisang. Tetapi, juga pecut alias cemeti. Biasanya jika
ada tetangga yang mencari daun pisang maka pelepah-pelepahnya dibiarkan begitu
saja di pekarangan rumah. Kami pasti langsung senang karena mendapat bahan
untuk membuat pecut. Caranya gampang. Satu pelepah dibagi menjadi dua dari
ujung dan jangan sampai pangkalnya. Dari situ, kedua pecahan pelepah tadi di
plintir sekaligus hingga menjadi bentuk memuntir-muntir. Cara mlintirnya yaitu
dengan ditaruh di paha :D nah, supaya cemetinya bisa bunyi, maka diujungnya
harus dilengkapi dengan plintiran rafia. Kalau sudah jadi, maka akan bunyi
kencang jika dimainkan. Ceter ceter! Semakin lama dimainkan, ujung rafia nya
akan menjadi njrawut-njrawut. Mainan ini biasa kami mainkan meniru dengan acara
ndayakan atau pecutnya Sembara yang bernama Cemeti Amar Rasuli untuk melawan
Mak Lampir. Wkwkwk. Tapi mainan ini jika sudah disimpan kira-kira dua/tiga hari
akan mulai layu sehingga tidak bagus lagi dimainkan. Salah satu alternatifnya
adalah dengan membuat pecut berbahan batang pohon waru dengan plintiran
kulitnya. Yang pernah membuat adalah fandi dan terbukti awet :D
Pecut Pelepah Pisang - bikin sendiri corel draw |
Yang terakhir dan menurut saya
tidak mutu adalah prok prokan dan kaki kuda. Prok prokan ini dibuat dengan cara
pelepah pisang dikupas samping seperti pada gambar. Cara mainnya, setelah
kupasan itu jadi dibuka semua, lalu dengan tangan dari bawah tangan langsung
dinaikkan ke atas atau depan sehingga kupasan itu akan menutup berurutan
sembari berbunyi. Prok prok prok. Hehehe.. Adapun permainan kaki kuda ini
membutuhkan pelepah pisang yang besar. Caranya ambil pelepah pisang kemudian di
bagian pangkalnya dibentuk sedemikian rupa hingga merupai kaki kuda. Lalu jalankan
di tanah pasti pelepah tersebut akan membuka menutup dan berbunyi brog brog
brog seperti kaki kuda. Wakakak..
Prok prokan - kaskusdan kaki kuda - gambar sendiri corel draw |
2)
Bebahan
karton/kardus
Ngomong ngomong soal kardus,
yang paling familiar adalah permainan mobil-mobilan berbahan bungkus rokok
alias wadah rokok. Mainan ini sangat populer karena sering dibuat anak-anak SD
jika pelajaran Prakarya. Saya sendiri juga sering loh bikin mainan ini. Kami
sendiri biasanya mencari bungkus rokok ditempat-tempat sampah. Hahaha..
kemudian bungkus rokok tersebut minimal dua, tinggal digabung. Dari situ
bentuknya langsung seperti mobil Formula 1. Untuk membuat rodanya adalah dengan
sandal karet bekas. Dibuat membentuk lingkaran. Pekerjaan inilah yang sangat
sulit. Saya saja kalau bikin rodanya, untuk mengirisnya supaya berbentuk bundar
harus minta bantuan mae. Lain cerita kalau Opek bikin roda ginian maka dia akan
membawa kunir/kunyit dari rumah. Sampai di sekolahan kunyit tersebut dipotong
dan langsung dijadikan roda. Lebih gampang sih. Tapi ya gimana yaa... piye,
Pek? Wkwkwk. Jika roda sudah terpasang maka selanjutnya mobil-mobilan harus
dilengkapi dengan warna-warna atau tempelan aksesoris lain. Sebagai pelengkap,
kaitkan benang pendek disambung dengan lidi. Mengapa benang pendek? Mengapa
lidi? Alasannnya supaya mudah diajak bermanuver. Hihihi..
Mobil bungkus rokok - gambar sendiri corel draw |
Permainan kedua yang bisa
dibuat dengan kardus adalah membuat kuluk. What is kuluk sodara-sodara? Pernah
nonton dayakan? (tentang dayakan dan segala macam akan saya tulis postingan
tersendiri) nah kami biasa memanfaatkan kardus bekas untuk membuat kuluk.
Kardus itu kan ada lobang-lobangnya, tinggal dipotong aja persegi panjang,
kemudian diatasnya tinggal ditancap-tancap bulu ayam atau bulu mentog. Setelah
itu langsung dipakai dikepala setelah dilengkapi dengan karet. Kemudian
langsung deh jogat joget bergembira.. Seingat saya kami biasa main ini di dekat
rumahnya Opek. Atau didepan rumahnya Nuryanto. Yang ada rumah belum jadi. Hahaha..
Satu lagi yang saya ingat
tentang kardus ini adalah membuat kepala barongan. Ha? Apa bisa? Bisa dong.
Yang pertama mengajari kami untuk membuat kepala barongan ini adalah Aan Kulon.
Dia mengajari kami membuat kepala barongan dari kardus besar bekas tempat mie
instan atau air mineral gelas. Caranya silakan lihat gambar berikut, ya :D
Barongan dan cara membuatnya - gambar sendiri corel draw |
Setelah jadi kami biasa
memainkannya di area bekas kandang pitik milik Arvis. Sambil mulutnya nyanyi,
main musik, dan joget. Wkwkwk..
3)
Berbahan
bambu
Kalau mainan berbahan bambu ini
cara bikinnya sedikit repot. Harus meminta bantuan orang dewasa atau orang tua.
Kalau yang pasti sih, layang-layang ya.. tapi kalau layang-layang sih biasa. Yang
unik adalah kami biasa bikin bedilan. Hehehe.. ada dua model bedilan. Yang
pertama adalah dengan gagang bilah bambu, yang kedua adalah dengan gagang
potongan bambu yang dimasukkan di potongan bambunya. (bingung, kan?) cara
mainnya jika sudah jadi adalah dengan amunisi yang bisa berupa macam-macam.
Amunisi yang paling umum adalah dengan kertas basah. Kertas basah dimasukkan,
didorong, kemudian masukkan lagi kertas basah. Kompisisinya harus pas.
Kira-kira mampat. Setelah itu, dorong dengan tenaga kuat. Maka peluru yang
didepan akan terlempar dan mengeluarkan bunyi yang bagus. Dorr! Nah, untuk
membuat suara makin bagus, di ujung bedilan ini biasanya dilengkapi dengan
bekas botol hand and body yang sudah dipotong. Amunisi yang paling favorit tapi
jarang ditemukan adalah dengan biji lempeni. Kualitasnya nomor wahid lah. Suara
kencang, dan tidak repot memasukkannya. Tapi juga ada biji kehijauan dekat
rumah Maman, namanya biji tejo. Tapi biji tejo ini sifatnya keras sehingga
bedil lebih cepat pecah.
Bedil bambu - hotcopas.com |
4)
Berbahan
kayu
Yang pertama dan yang paling
utama tentu saja plintengan alias ketapel. Tapi kalau ketapel besar kami sering
kesulitan membuatnya. Disamping itu juga butuh Jubug yang sulit dicari. Selain
itu juga berbahaya. Nah, plintengan yang biasa kami mainkan adalah plintengan
kecil dari bahan pohon tehtehan. Pohon ini ada di sebelah timur rumah Zazin.
Yang lucu adalah, jika melihat ranting yang sempurna membentuk huruf Y, maka si
penemu akan menggebet ranting tersebut. Namanya di ‘dedeki’ supaya tidak ada
orang lain yang mengambil. Atau di ‘mbung-mbung’. Mantranya adalah
‘mbung-mbung-mbung sing njikuk iki wetenge mlembung!’ dengan harapan jika ada
yang mengambil maka perutnya akan melembung. Cara membuat ketapel adalah dengan
memotong ranting Y tersebut kemudian dikupas kulitnya. Setelah itu tinggal
dilengkapi dengan karet pentil. Amunisinya cukup dengan gagang daun singkong.
Targetnya adalah cicak-cicak. Tapi berhubung saya sering kasihan memlinteng
cicak, saya lebih suka mlinteng temen saya. Hahaha..
Mainan kedua yang bisa dibuat
dari kayu adalah bentik. Bentik ini membutuhkan dua batang kayu dengan panjang
kira-kira 1:5. Yang kecil ditaruh disebuah kowakan tanah (tanah yang dilubangi
sedikit memanjang) dan dengan kayu yang panjang untuk memukul salah satu ujung
kayu pendek hingga si kayu pendek terlempar ke atas. Sampai diatas pukul lah
kayu itu dengan kayu panjang. Untuk
mengukur seberapa jauh yaitu dengan mengukur per panjang kayu. Seru, ya :D
Permainan Bentik - wisnujadmika.wordpress.com |
Permainan terakhir berbahan
kayu ini di populerkan oleh Arsy yang berasal dari Temanggung. Namanya Ski.
Weh, namanya kok gaul gitu ya.. nah caranya adalah dengan mencari ranting kayu
kira – kira panjang 30 cm. Pada kedua ujungnya ditali menggunakan satu lembar
rafia yang panjang. Sehingga dari ujung kayu yang satu ke ujung lainnya
tersambung dengan satu rafia. Nah, cara main ski gimana bos? Caranya datang ke sungai, kemudian duduk di
jembatan. Lempar kayu tersebut dan talinya masih kita pegang. Begitu rafia mentok,
maka si kayu bisa kita gerakkan ke kanan dan kekiri seperti mengendarai kuda.
:D hehehe. Sumpah kayak gitu dulu udah seneng banget, lho.. wkwkwk. Tempat
favorit bermain Ski adalah di jembatan Pandanan belakang rumah Eka, atau
Jembatan bambu dekat rumah Olin. Wekekek..
5)
Berbahan
kertas
Kalau ini mungkin cukup populer
ya. Karena memang dengan mainframe sebuah origami alias melipat kertas. Tentu
saja yang pertama adalah doro-doronan. Hahaha.. namanya aja udah lucu. Cara
buatnya saya yakin semua bisa. Tapi ada beberapa trik yang sepertinya cukup
unik akan saya share. Ketika si doro tidak terbang dengan baik, maka cara
pertama adalah dengan meniupkan abab (karbondioksida) kedalam lipatan. Setelah
itu terbangkan.. dijamin terbangnya semakin bagus. Mungkin udara panas membuat
dia terbang lebih baik kali ya.. Eh tapi belum terbang bagus juga? Cara kedua
adalah dengan membuat lipatan dari sobekan ujung belakang dibengkokkan ke atas.
Jika tidak salah istilahnya diberi sawang. Trik kedua ini 90 persen berhasil
menerbangkan doro dengan lebih ciamik. Nah satu lagi adalah dengan melipat
ujung depan sedikit saja ke arah bawah dalam. Trik terakhir ini kalau tidak
beruntung justru membuat doro menjadi cepat terjun ke bawah. Dan tempat favorit
kami untuk main doro-doronan adalah di Tingkat Pondok Pabelan. Dekat gedung
Alamsyah yang dibawahnya merupakan deretan kamar mandi. Asyik loh main
doro-doronan dari ketinggian. Hehehe.. Kertasnya? Nyari kertas bekas di Pondok
banyak..
Doro doronan alias pesawat kertas - tololpedia |
Mainan kedua yang saya sukai
adalah membuat topeng Winspektur/Jiban dengan kertas. Barang siapa bisa membuat
topeng ini maka akan dianggap jos oleh kawan-kawan sebayanya. Tapi akan lebih
lengkap jika membuat buku pasal seperti pada tontonan jiban. Hahaha.. Pasal
satu!
Topeng Jiban - ihsan-ask.blogspot.com |
Meskipun lumayan banyak
permainan dari kertas yang lain, tapi untuk terakhir ini akan saya ambil yang
menurut saya paling pekok. Yaitu adalah membuat semacam trek balap/sirkuit,
kemudian menggambar titik hitam di kertas yang lain, lalu menjalankan trek
tersebut diatas titik hitam. Jadi seakan-akan titik hitam tadi sedang melintas
diatas trek. Padahal hanya ilusi semata. Tapi permainan ini sukses membuat kami
senang waktu itu. Hayoo pada inget nggak? Hehehe..
6)
Lain
lain
Saat saya mengetik ini, entah
mengapa saya rasanya jadi banyak sekali yang mau saya tulis. Oke, supaya tidak
terlalu banyak, maka sebagai penutup akan saya ulas tiga permainan ringan dengan
bahan lain-lain. Yang pertama adalah long busi atau mercon busi. Yap betul.
Bahan utamanya adalah busi bekas. Pada bagian tengah lobang businya harus
dihilangkan. Saya sendiri tidak bisa menghilangkan harus minta tolong teman di
Pabelan 1 dengan ongkos jasa seratus rupiah. Hehehe.. setelah jadi, busi harus
dilengkapi dengan gambyok rafia. Rafia kita tempel menggunakan kawat, kemudian
di sliwir-sliwir. Nah kalau sudah jadi cara mainnya adalah pertama menyiapkan
bubuk mesiu. Jika tidak ada, bubuk mesiunya bisa kita ganti dengan bagian
cokelat dari korek api. Di gosok-gosok supaya bagian cokelatnya masuk ke lobang
busi. Kemudian lobang tersebut harus ditutup dengan baut yang besarnya
kira-kira bisa masuk ke lobang. Ingat, baut tersebut harus dikaitkan dengan
busi menggunakan kawat. Nah, antara baut dengan lobang busi harus dialasi
dengan bagian cokelat dari bungkus korek api. Istilahnya agak menjijikkan.
Yaitu tetel koreng. Hiiiih. Nah, kalau sudah, tinggal lempar ke atas dan
pastikan jatuhnya berada di aspal/semen/lantai. Maka akan dor! Tempat favorit
bermain long busi adalah di depan rumah saya di terundakan masuk pondok. Bahkan
kadang-kadang kami nekat memainkan di dalam kelas pondok saat sepi. Alasannya,
suaranya menggema sehingga lebih bagus. Hahaha..
Long busi - kaskus |
Yang selanjutnya namanya obar
abir. Hah? Namanya kok lucu.. Iya, yang pertama mengajari kami membuat maninan
ini adalah Opek. Caranya mudah saja. Cari bekas kaleng susu, kemudian di lepas
kertasnya. Lalu lepas tutup atas, kemudian buat lubang pakai paku di tutup
bawah. Untuk handle, pasang kawat di sisi atas kaleng. Setelah itu, tinggal
pergi ke pekarangan rumah cari ranting-ranting kering dipotong potong. Masukkan
ke kaleng sekitar sepertiga saja lantas dibakar. Kalau sudah terbakar, masukkan
lagi ranting hingga penuh satu kaleng. Maka akan membuat asap yang mengebul. Kalau
sudah, pegang kawatnya lantas kaleng tersebut di putar putar menggunakan
tangan. Istilahnya di obar abirke. Hahaha.. semakin pekat asap yang dihasilkan
maka dianggap semakin keren dan bangga. Tempat bermain obar abir yang kami
sukai adalah di sebelah selatan rumah Zazin.
Obar abir - gambar sendiri corel draw |
Nah, mainan yang ketiga yang
tidak kalah pekok adalah tesi-tesi. Permainan macam mana pula ini? Tesi-tesi
adalah mainan menggunakan bekas hanger pakaian. Mencari hanger bekas itu mudah loh. Tinggal dolan ke asrama Pondok Pabelan (dahulu belum diberi pagar keliling sehingga banyak anak kampung dolan ke lingkungan Pondok) Hanger pakaian ini kami bakar
ujungnya kemudian membiarkan ia meleleh dan lelehannya jatuh ke selokan depan
rumah saya. Nah, suara saat lelehan itu terjun dan menyentuh air itu sangat
merdu. Tes... tess. Tess... ciuww. Ciueeeww.. ciuwww.. sehingga kami
menyebutnya Tesi Tesi.
Hanger untuk Hanger games. Eh tesi tesi - google |
Oke itu saja kawan permainan
ringan kami waktu kecil. Masih ada beberapa permainan lain yang bahannya harus
beli. Maka permainan klasik itu akan saya posting di posting selanjutnya dengan
tema : Jajanan Masa Kecil. Makanan + Mainan..
Itu permainanku, apa
permainanmu kawan?
Postingan ini saya persembahkan untuk kawan-kawan. Arvis, Zaki, Fandi, Opek, Nafan Kulon, Arsy dan lain-lain :D selamat bernostalgia
Postingan ini saya persembahkan untuk kawan-kawan. Arvis, Zaki, Fandi, Opek, Nafan Kulon, Arsy dan lain-lain :D selamat bernostalgia
Generasi 90an penuh kenangan hihi
ReplyDeleteBetul . Masa - masa yang indah memang..
DeleteWah, maenan pesawat kertas itu nostalgia abis... haha. Gua dulu kalo bikin suka beragam ukurannya, dari yang kecil sampe gede. Selain pesawat, kadang bikinnya perahu layar, yang ini bahkan sekarang gua tunjukkin ke keponakan dengan bangga, berasa bisa ngehasilin karya orisinil, padahal cuma dari kertas hehe.
ReplyDeleteMantap penjabarannya :-)
Perahu kertas ya? Hahaha.. saya juga dulu bikin. Menjalankannya ditiup2. Iya bro, anak jaman sekarang kreativitasnya kecil :(
Deletebanyakan yang gak tau. tapi, kalau berbahan kertas itu gue mainin beberapa.. maklum, lahir tahun 98.
ReplyDeleteKamu termasuk generasi modern Jev! jadi udah pada nggak tahu. Tapi asik kan sebenernya mainan jaman dulu? Hehehhe
DeleteAku pernah ngerasain main prok-prokan sama para sepupu. Dulu dibuatin eyang kakung pas di rumahnya masih ada pohon pisang.
ReplyDeleteWah selamat ya Wihikan :D berarti ada kenangan dng mainan tersebut :D hehehe
DeleteTerimakasih telah mencantumkan http://www.hotcopas.com/indonesian-traditional-toys-from-bamboo/ sebagai sumber anda..
ReplyDelete