Ilustrasi. Sumber : kursusmengemudisurabaya.com
Setelah
menimbang banyak hal, dan sepertinya saya akan segera memiliki kendaraan roda
empat, saya pun memilih untuk belajar setir mobil. Ya, di usia saya yang sampai
punya anak ini, saya belum bisa nyetir mobil. Lha wong memang belum pernah
punya e. Telisik-telisik, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil kelas kursus
setir mobil di Mr. Jay, Ungaran.
Rupanya
harganya dibuat per paket. Mulai dari 350 ribu per 5 pertemuan, hingga 900 ribu
per 15 pertemuan. Sekali pertemuan dibuat satu jam dan jadwal hari bisa
menyesuaikan. Saya pilih paket lancar yaitu 10 kali pertemuan dengan biaya enam
ratus lima puluh ribu rupiah. Dibayar dimuka.
Pada
hari pertama, saya yang masih awam langsung masuk ke Honda Jazz warna hitam.
Saya masuk di kursi penumpang depan sambil bilang ke instruktur bernama Mas
Herry bahwa saya sama sekali belum pernah pakai mobil.
Tujuan
hari pertama adalah menuju ke Alun-alun Bung Karno Kalirejo. Setelah mengganti
posisi duduk di ruang kemudi, saya diperkenalkan singkat tentang putar setir,
rem kopling gas, saya diminta mengulang ulang hingga hafal sambil injak injak.
Tidak lama, lalu saya diajari menjalankan mobil maju, berputar ke kiri dan
kanan mengikuti pinggiran lapangan. Maju, mundur, ngerem, dan mengendalikan
setir. Itu pelajaran hari pertama.
Pada
hari kedua, Mas Herry mengajak saya ke tanjakan di dekat SMP 2 Ungaran. Saya
diajari cara mengendalikan mobil saat berada di tanjakan dan harus berhenti.
Macet, atau bangjo misalnya. Intinya, saat mobil bergerak menanjak dan akan
berhenti, injak kopling full dan injak rem. Masukkan gigi ke posisi 1, kemudian
saat akan melaju lagi, kopling diangkat hingga mobil bergetar. Ngangkatnya
pelan saja sambil dirasakan. Saat mobil bergetar, tahan kopling dan lepaskan
rem. Jalan deh. Saya begini terus jadi maju berhenti, maju, berhenti, dan
seterusnya.
Hari
ketiga, saya dan Jazz hitam ditantang untuk mulai masuk ke jalan-jalan kecil
perkampungan di Kalirejo. Untuk porsi latihan hari ketiga, saya masih belum
dapat merasakan tentang menstabilkan belokan belokan dengan setir.
Hari
keempat, saya dianggap sudah paham teori dasar berhenti di tanjakan. Saya
diajak Mas Herry ke daerah Kalongan ke Kantor Kecamatan Ungaran Timur.
Tujuannya untuk membiasakan setir saya. Saya di hari ketiga ini masih belum
dapat feel kapan harus membelok dan seberapa nekuk si setir harus diputar, dan
sebagainya. Melalui jalan yang sepi namun sempit, saya masih sering dibantu Mas
Herry terutama saat saya grogi berpapasan dengan kendaraan besar seperti truk.
Dan rute ini melewati setidaknya beberapa model medan. Medan berkelok, medan
naik, medan turun, dan medan perkampungan yang sempit. Rute ini diulang hingga
tiga kali sampai saya benar benar bisa menguasai setir di pertemuan ke enam.
Dan pada pertemuan ke enam, saya ditest untuk menurunkan persnelleng saat mobil
menanjak dan terasa tidak kuat. Bisa, sih meski terasa kasar. Hehehe :D selain
itu, saya juga diajak melewati sempilan pintu tol Ungaran yang panjang dan
lurus. Mungkin karena memang belum biasa, Mas Herry bilang saya masih kaku
seperti nyetir mobil L 300. Wakakak..
Pada
pertemuan yang ke enam itu juga, saya kembali berhenti di SMP 2 Ungaran untuk
diajari trik setengah kopling. Kata Mas Herry, ini adalah cara pengemudi
professional untuk menghentikan mobil ditanjakan tanpa menggunakan rem.
Aplikasinya adalah saat macet merayap tanjakan, sehingga mobil sebentar
berhenti sebentar jalan, dan saat bangjo tanjakan dan merahnya tinggal beberapa
detik. Agak susah, sih. Tapi teorinya dapat. Teorinya yang saya ingat adalah
‘mundur angkat, maju pidak’. Caranya saat mobil ingin berhenti, injak kopling
full, dan di titik pemberhentian, tahan gas kecil (sekitar 1000 rpm) dan
kopling langsung diangkat setengah. Jika mobil mundur, angkat kopling sedikit,
jika maju, injak kopling sedikit.
Dan
pada hari ketujuh, saya akhirnya diajak Mas Herry untuk mencoba jalan raya yang
sesungguhnya. Karena dari pertemuan pertama hingga ke enam, hanya melewati
beberapa bagian dari jalan raya yang ramai. Hari ketujuh, saya mengemudikan si
Jazz ke bangjo pegadaian, dan gagal mengaplikasikan setengah kopling tanpa rem.
Kemudian melaju melewati jalur bis ke taman unyil. Darisana, saya ke Jl.
Pramuka dan melahap tanjakan turunan belokan ekstrim kemudian kembali lagi ke
Ungaran. Alhamdulillahnya, lancar.
Mendekati
masa masa terakhir saya kursus, di pertemuan ke delapan saya diajari trik
parkir. Dekat saja, berlatih di alun-alun mini. Dengan bantuan dua buah kerucut
orange. Mas Herry menggambarkan itu adalah model parkir di supermarket atau
mall. Mulanya, saya diajarkan bagaimana memarkir mundur untuk kemudian belok
kanan dan menyesuaikan mobil berada diantara mobil lain. Yang susah adalah
meluruskan mobil setelah ekor mobil masuk. Dan setelah mencoba sekitar empat
lima kali barulah saya dibilang lancar.
Selanjutnya,
gentian dari sebelah kiri. Kebalikannya. Ini lebih susah karena harus
mengepaskan posisi kerucut terlihat dari spion (pertama kali saya salah asumsi,
kerucut kiri dianggap kerucut kanan) wkwkwk. Dan belajar parkir ini akhirnya
membutuhkan dua kali pertemuan sampai saya benar benar dianggap bisa. Ya, bisa
atau bejo ya.. hahahaha
Pertemuan
terakhir, saya diasah kembali menggunakan setengah kopling tanpa rem. Meski
menurut google, trik ini tidak direkomendasikan karena akan cepat merusak
kampas kopling, tapi ini tetap penting. Pada pertama kedua saya mencoba masih
liyut liyut. Mobil maju, mundur cantik. Saya bahkan harus melafalkan “mundur
angkat maju pidak” untuk menentukan saya harus angkat atau injak kopling jika
si mobil maju mundur. Dan akhirnya saya pun berhasil dengan waktu selama tiga
puluh lima detik menahan kopling dan gas sehingga mobil berhenti di tanjakan.
Kemeng kakinya….
Selain
itu, pada pertemuan ini saya juga diajari cara dasar berhenti tanjakan
menggunakan handrem. Setelah saya pelajari ternyata ini lebih mudah dan lebih
pasti. Hanya satu kekurangannya ; kurang praktis dan kurang professional.
Hehehe.. trik ini cocok digunakan saat macet lama, atau bangjo lama. Dan
sebelum pulang, saya disuruh sharing tentang pertanyaan – pertanyaan seputar
mengendarai mobil. Saya menanyakan tentang cara mengepaskan berhenti di tiketan
parkir mall yang mobil posisi menjanjak, kemudian menanjak bertemu U-Turn. Itu
saja sih.
Sepuluh
pertemuan sudah usai, dan saya pun akhirnya menjadi bisa mengendarai mobil sendiri.
Beberapa trik yang digunakan, ternyata tidak bisa diaplikasikan untuk mobil
sico tua saya. Contohnya, jika di jalan pelan pakai jazz, gas tidak usah
diinjak, tetapi dengan sico, gas tetap dipertahankan di 1500 rpm dan gunakan
permainan kopling. Gitu saja sih. ;)
Kursus
Setir Mr. Jay
Jl.
Mayjend Sutoyo
Alun-alun
Mini (Asmara)
UNGARAN
Telp
0857-1236-6770
Mas, tulisannya bagus. Ikutan kopdar-kopdar blogger di semarang dong. biar bisa bagi-bagi pengalamannya, hehehe
ReplyDelete@Aditya : boleh juga
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteDi mr.jay ada paket yg sekalian sama bikin sim ga sih? Berapa bayarnya ya?
ReplyDeleteKalau paket SIM sih tidak ada. Tapi kalau mau minta tolong urus SIM A setelah kursus selesai, nanti dibantu. Lewat jasa LPK. Aku sih bayar 475 dulu. Tetap ikut prosedur di Polres hanya skip di test drive nya.
DeleteMantab mas.. Kebetulan saya lagi kursus mobil + sim A.. Itu gak test praktek di samsat berarti ya?
Deleteenggak mas. Langsung jaya.. Hehehe
Deletebisa di coba ni...
ReplyDeletebisa di coba ni...
ReplyDeleteSilakan boss
DeleteSaya ingin bertanya kenapa no yang di sediakan di atas tidak bisa di hubungi ya? Terima kasih
ReplyDeleteSekarang sudah pindah, tapi kurang tahu pindah kemana, mungkin sudah ganti nomer juga. coba gooling aja di google map.. Trims..
DeleteKursus mengemudi mobil metic apakah ada mas ?
ReplyDeleteBisa pesan ke instruktur mas
DeleteMau coba.. Aku yang belum bisa itu mundur, pas d tanjakan sama ganti kopling. Ada IGnya ga? Kalau mau daftar gimana? Cukup by wa apa Dateng ke kantornya? Makasih
ReplyDelete