Gerbang Desa Ngrancah |
Hari
sudah siang saat kami masuk ke wilayah Desa Ngrancah. Siang ini, diantara
rerimbunan pohon kopi dan kakao yang menyapa di sekeliling ruas jalan masuk,
gerimis hujan turun. Hari ini kami hendak mengunjungi Desa Ngrancah dengan
latar belakang yang sederhana. Hanya berdasarkan referensi dari media-kitlv.nl
yang pada salah satunya menampilkan foto tentang rumah pengolahan/kantor
administrasi pengolahan kopi tua di Ngrancah, Magelang.
Perjalanan mencari Desa Ngrancah melewati Mesastila |
Setelah
sempat menyasar dan bertanya kepada penduduk setempat, kami pun sampai di rumah
Hari (34 Tahun). Pria beranak satu
tersebut merupakan ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) pengelolaan kopi.
Ngrancah, sebagai salah satu kawasan yang diperhitungkan kualitas kopinya,
selama ini masyarakatnya hanya mengandalkan komoditas kopi yang panen setahun
sekali tersebut untuk konsumsi rumahan. Berbeda dengan daerah sekitar, sebut
saja Banaran yang sudah tersohor akan kepopulerannya di dunia perkopian,
Ngrancah nyaris belum tersentuh potensi kepopuleran kopi tersebut.
Hari
dan kawan-kawannya dalam kelompok karang taruna, setahun belakangan terbersit
untuk menggali lebih dalam potensi di desanya. Beberapa waktu lalu, Mas Yoga
memberitahu saya tentang adanya sebuah blog yang membahas tentang desa wisata
Ngrancah. Setelah ditelusur, memang promosi wisata di desa Ngrancah yang
digawangi Hari tersebut saat ini dalam proses pengemasan untuk menjadikan
Ngrancah sebagai desa wisata.
Siang
ini, dirumahnya, kami disuguh minuman kopi panas yang rasanya mantap. Kopi
buatan sendiri. Menurut Ryan sang ahli perkopian, citarasa kopi Ngrancah ini
unik. Ada sedikit rasa cokelat yang menjadi satu. Unik dan enak katanya. Selain
itu juga ada ampyang aren yang manisnya khas juga beberapa nangka tepung
goreng. Sembari menikmati hidangan yang ada, kami mengobrol tentang Ngrancah..
Kiri ke kanan : Agam, Adhi, Hari, Yoga, Ryan |
Lalu,
apa yang hendak dijual dari Desa Wisata Ngrancah?
1)
Yang
pertama tentu saja Kopi
Menilik sejarah yang ada,
perkebunan kopi di Ngrancah telah ada jauh saat kompeni Belanda berkuasa.
Perkebunan itu, menurut foto yang kami punya memiliki kantor administrasi atau
pusat pengolahan kopi yang mutakhir pada masanya. Kini, perkebunan kopi di
Ngrancah dibagi menjadi dua. Yaitu sebagian milik PT Perhutani, dan sebagian
milik masyarakat sekitar.
Sebelum terpikirkan untuk
menjadikan kampung wisata, Hari dan masyarakat sekitar hanya memanfaatkan hasil
panen kopi untuk dikonsumsi sendiri. Namun terhitung mulai tahun 2015, mereka
mulai melihat potensi untuk menjual sendiri kopinya dengan pengemasan bermodel
desa wisata.
Kopi Ngrancah dan Ampyang aren |
2)
Wisata
Perkebunan/Hutan
Ngrancah yang berada di kaki
bukit Kelir, memiliki pesona alam yang indah. Barisan bukit memanjang menjadi background alami pemandangan desa.
Perkebunan kopi yang elok di lereng bukit juga siap untuk ditelusuri. Belum
lagi, menyusur hutan vegetatif yang tentu akan menyenangkan.
Salah satu pemandangan di sekitar Ngrancah |
Hari saat ini sedang menggodok
promosi pembuka dimana pada bulan Februari nanti, ia akan membuat event berupa
Jelajah Hutan Wisata Ngrancah. Dalam selebaran yang saya terima, peserta akan
diajak melakukan berbagai aktivitas di Ngrancah. Mulai dari senam pagi,
trekking kebun kopi dan hutan, serta mendaki bukit kecil bernama Wiropati.
Selain itu, peserta juga akan disuguhi demo pengolahan kopi rumahan ala desa
Ngrancah, dan tentu saja peserta akan disuguhi minuman kopi secara gratis.
3)
Wisata
Alam dan Edukasi
Boleh jadi kedepan, Ngrancah
akan dikonsep menjadi desa wisata alam agroforestry
dan edukasi, dimana akan ada beberapa minat yang bisa diakomodasi. Pemandangan
desa Ngrancah ini cukup indah. Dari sana, kita bisa melihat Gunung Ungaran,
Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Dan sebagai latar belakang adalah perbukitan
Kelir yang kokoh memanjang dari utara ke selatan. Untuk bidang edukasi sendiri
misalnya, edukasi tentang pengolahan kopi, edukasi tentang sejarah perkebunan
kopi, dan pengetahuan tentang hutan vegetasi. Bahkan satu lagi yang dalam proses pengembangan, disana juga sedang dikembangkan budidaya madu lanceng. Semua bisa ditemukan di Ngrancah.
Sebelum pamit, kami juga menanyakan tentang foto
lawas Ngrancah yang bertarikh di akhir 1800an tersebut. Rupanya ia tidak
mengenali bangunan itu. Yang pasti, foto bukit Kelir itu serupa dengan view
yang ada di Ngrancah. Besar kemungkinan, kantor administrasi dan pengolahan
kopi tersebut kini sudah tidak ada bekasnya lagi.
Tidak disangka, Ngrancah, Kecamatan Grabag yang
dekat dengan Kabupaten Semarang dan Temanggung itu memiliki potensi wisata dan
potensi alam yang pantas untuk dikembangkan. Tujuan kami untuk memastikan
adanya desa wisata itu tercapai. Dan sebagai pelengkap sebelum kami pulang,
kami membeli Kopi bubuk Tri Tunggal yang merupakan hasil unggulan dari desa
wisata Ngrancah. Sedangkan Adhi Okta justru memborong ampyang aren yang memang
enak rasanya.
Kopi bubuk Tri Tunggal olahan warga Ngrancah |
Jika anda tertarik untuk mengunjungi Ngrancah
untuk melakukan kegiatan wisata edukasi, atau tertarik dengan kopi setempat,
anda bisa menghubungi Pak Soim ketua Karang Taruna setempat dengan nomor 085641938460.
Tulisan Ryan : Tamasya Kebun Kopi
Tulisan Mas Yoga : Ngrancah Desa Wisata Perkebunan Kopi
Tulisan Ryan : Tamasya Kebun Kopi
Tulisan Mas Yoga : Ngrancah Desa Wisata Perkebunan Kopi
No comments:
Post a Comment