Peta Ungaran 1922 (kitlv.nl) |
Berbicara
tentang masa lalu Ungaran, memang sulit sekali untuk mencari referensi. Bahkan hingga
di era seperti ini, saya yang berusaha mengulik informasi dari internet-pun
merasa sangat kesulitan. Tulisan ini adalah tulisan kedua saya tentang Ungaran
tempo dulu. Pada postingan yang saya buat 2011 lalu, belum banyak informasi
valid yang bisa saya tuliskan, sehingga pada tulisan kali ini saya akan
mengupas beberapa kisah menarik tentang masa lalu Ungaran.
Fort de Ontmoeting
Denah Fort de Ontmoeting (kitlv.nl) |
Benteng
ini sempat terbengkalai selama beberapa tahun. Tahun 2011 lalu saya berhasil
memotretnya dan tidak lama kemudian benteng ini direnovasi dan sekarang menjadi
sangat cantik. Sebagai salah satu ikon Kota Ungaran, benteng ini saat ini
dimiliki oleh Kepolisian dan dijadikan sebagai Balai Pertemuan Polisi dan
Masyarakat. Sempat terdengar ada kabar bahwa benteng akan dikembangkan menjadi
museum dan hingga hari ini belum terdengar perkembangannya.
Alkisah
pada 1746, Keraton Solo dipindah dari Kartasura ke Surakarta. Pada saat itu
untuk memperlancar jalur militer antara Semarang – Surakarta maka dibangunlah
beberapa pos militer Belanda. Selain di Boyolali dan Salatiga, maka di Ungaran
pada 1786 dibangun sebuah benteng dengan nama Fort de Ontmoeting. Benteng ini
dibangun untuk memperingati pertemuan antara Gubernur Jenderal van Imhoff
dengan Pakubuwono II yang diadakan di Ungaran.
Benteng Oengaran 1933 - Tropenmuseum |
Benteng Ungaran 2015 |
Benteng
yang selanjutnya populer dengan nama Benteng Oengaran/Willem II ini turut
mewarnai perkembangan sejarah sosial politik di Jawa. Pada 1811, benteng ini
merupakan pertahanan terakhir tentara Belanda sebelum akhirnya menyerah tanpa syarat
kepada Inggris di Tuntang. Peristiwa itu disebut dengan Kapitulasi Tuntang
dimana salah satunya berisi bahwa Belanda menyerahkan kekuasaan atas Nusantara
ke tangan Inggris. Pada era Perang Jawa (Java Oorlog 1825-1830) benteng ini
merupakan tempat penahanan Diponegoro setelah ditangkap dengan licik oleh
Belanda di Magelang. Sang Pangeran diinapkan selama tiga hari baru kemudian
diasingkan ke Makassar.
Pada era
setelah kemerdekaan, Benteng ini digunakan juga sebagai asrama polisi hingga
kemudian ditinggal dan tidak terawat. Beruntung pada sekitar Tahun 2012 lalu,
pemerintah menggelontorkan uang untuk revitalisasi benteng. Benteng ini
sekarang bisa menjadi jujugan wisata sejarah yang edukatif.
Kweekschool
Cerita
berawal dari Tahun 2011 dimana sebuah bangunan yang sangat saya sukai terlihat
terbengkelai. Bangunan itu biasa disebut orang dengan PHB. Lokasinya ada di Jl.
Diponegoro depan SMA 1 Ungaran. Waktu itu, salah satu gedung dalam kompleks PHB
ini digunakan oleh Pabrik Sidomuncul sebagai salah satu kantor. Tetapi, sekitar
1-2 tahun kemudian, PHB dan kompleksnya ini justru ditutup dengan pagar seng.
Beberapa teman saya dikantor menjelaskan bahwa PHB tersebut dulunya merupakan
asrama TNI. Dan sebelumnya lagi, digunakan oleh satuan Perhubungan (PHB) dan
juga Satuan Musik Militer Kodam IV Diponegoro. Saya sendiri malah baru mudeng
jika PHB berasal dari singkatan Perhubungan. Semenjak tahun 2007, para penghuni
asrama tersebut dipindahkan ke asrama TNI di Watugong, Semarang. Sehingga
bangunan tersebut terpaksa mangkrak.
Bagian
bangunan mulai rapuh, rusak ditelan waktu. Rumput-rumput mulai menjulur membuat
bangunan pelan-pelan mulai hancur. Beruntung, tahun 2011 lalu saya sudah
berhasil mengabadikan fotonya. Terhitung sejak tahun 2012-2013, gedung kantor
Sidomuncul tersebut berhenti beroperasi dan keseluruhan kompleks ditutup dengan
pagar seng! Sementara bangunan inti PHB mulai ditanami dengan pohon sengon. Nah,
menurut informasi yang berkembang, lokasi tersebut telah diincar oleh investor
yang akan membangun pusat ekonomi, ruko atau mall. Tetapi rencana investor
tersebut terganjal oleh status Benda Cagar Budaya (BCB). Pemerintah Kabupaten
Semarang sendiri tampaknya juga kesulitan mengurus BCB tersebut karena status kepemilikan yang
masih mengambang antara TNI atau Pemerintah.
Disatu
sisi, terlihat upaya pembiaran baik oleh unsur TNI atau Pemerintah sebagai
penguasa wilayah untuk membiarkan bangunan tersebut pelan-pelan rusak. Sehingga
jika sudah rusak, maka penghapusan status BCB tersebut akan mudah lolos
sehingga rencana investor membangun kawasan tersebut menjadi mudah.
Dua
minggu yang lalu saya mampir ke PHB karena kebetulan bangunan tersebut terlihat
bersih, dan pagar sengnya dibuka. Ternyata gedung tersebut kini digunakan
sebagai pool Bus Rapid Trans (BRT). Saya kemudian disambut oleh dua orang
penanggunjawab disana. Begitu memarkir motor dan masuk, ruangan utama nya sudah
sangat rusak. Kerusakan yang ada dibagian plafon mencapai 90 persen. Sementara
bangunan sayap pendukung di kiri-kanan, sudah dihancurkan. Di ruangan utama
tersebut, salah seorang bapak tadi bercerita bahwa sudah sekitar satu bulan ini
bangunan ditempati. Mengenai status kepemilikan tanah, justru jatuh ke
perorangan dengan bukti Sertifikat Hak Milik (SHM). Pool BRT sendiri hanya
mengantongi ijin pemakaian bangunan dari Bupati dan diketahui oleh pihak TNI.
Dari
berbagai sumber yang pernah saya gali, selalu saja menghasilkan jawaban bahwa
bangunan PHB dahulu digunakan untuk asrama TNI, Kantor Satuan Perhubungan, dan
Kantor Satuan Musik Militer. Selebihnya, belum ada yang tahu.
Bangunan
yang selama ini dikenal dengan PHB tersebut menurut peta Tahun 1922, merupakan
bangunan sekolah bernama Kweekschool. Melihat dari sisi penanggalan, sesuai
dengan tulisan pada salah satu sisi bangunan, sekolah ini mulai beroperasi
tahun 1910. Kweekschool berarti sekolah calon guru. Masih menurut peta
tersebut, bangunan ini sebenarnya memiliki sayap kanan-kiri yang digunakan
sebagai ruang kelas. Sebagaimana sekolah-sekolah di Indonesia pada masa
kolonial, arsitekturnya mengadopsi arsitektur indisch dengan model simetris dan langgam eropa yang kuat. Pintu berada
ditengah, dan ruang utama adalah sebagai kantor kepala sekolah.
Jika melihat
keberadaan dua bangunan pendukung yang ada disekitaran kompleks, dapat diduga
bahwa bangunan tersebut merupakan rumah tinggal bagi sang kepala sekolah. Sayangnya,
saya belum berhasil menemukan foto lama dari bangunan tersebut. Tetapi, saya
berhasil mengkomparasi foto lama dengan keterangan “de 1 klas van de Kweekschool
te Oengaran” dengan bangunan yang kini berada tepat di depan SMA 1 Ungaran. Tidak
jauh dari bangunan inti.
de 1e Klas van de kweekschool en een echtpaar te Oengaran 1900an (Kitlv.nl) |
Bekas kweekschool depan SMA 1 Ungaran |
Dugaan sementara saya, bahwa kompleks Kweekschool ini
memanjang mulai dari sebelah SPBU Diponegoro hingga sebelah Gereja Kristus Raja
Ungaran. Sayangnya bangunan ini sekarang mangkrak dan tidak terawat sama
sekali.
Bosopzichtersschool (B.O.S)
Bangunan
ini sangat ikonik dan mewakili salah satu Bangunan Cagar Budaya yang terpelihara.
Bangunan yang kini ditempati oleh SMP Negeri 1 Ungaran tersebut ternyata
memiliki masa lalu yang sama-sama sebagai sekolah. Bosopzichterschool jika
diartikan secara harfiah berarti Bos :
hutan, Opzichter : Pengawas. Sehingga sekolah ini adalah sekolah Calon Pengawas
Kehutanan. Sayangnya saya belum mendapat
bukti yang valid tentang kapan dibangunnnya B.O.S ini. Tetapi jika menilai
bentuknya, perkiraan saya tidak jauh dari akhir 1800 hingga awal 1900an. Menurut
gambar pada peta tahun 1922, B.O.S ini
merupakan kompleks dari empat bangunan. Uraiannya adalah bangunan utama
menghadap jalan raya, bangunan samping sayap kiri-kanan dan bangunan belakang. Bangunan
ini menjadi salah satu BCB di Ungaran yang hingga kini fasadnya masih terlihat
asli. Tidak banyak informasi yang bisa saya jadikan referensi tentang bangunan
ini. Bahkan, saya kira banyak orang Ungaran yang tidak mengetahuinya. Namun,
saya memiliki pandangan jika Ungaran saat itu (sekitar awal 1900) merupakan
kota bagi daerah perkebunan disekitarnya. Tengoklah perkebunan karet di Ngobo
atau Jatirunggo, belum lagi perkebunan Pala di Bandarredja (Bandarjo), juga
perkebunan lain di daerah Kalisidi. Sekolah ini pada masanya, saya duga adalah
untuk membentuk calon-calon pengawas
kehutanan (mungkin sekarang semacam polisi hutan) yang akan ditugaskan untuk
mengawasi perkebunan-perkebunan di sekitar Ungaran. Masuk akal, kan?
B.O.S Oengaran (Kitlv.nl) |
Rumah-rumah sekitar B.O.S
Jika berjalan
di sepanjang Jl. Diponegoro sekitar SMP dan SMA 1 Ungaran, maka akan tercecer
banyak sekali rumah berarsitektur indisch.
Bangunan rumah tinggal bercat putih dan biru disebelah utara SMP 1 Ungaran
tersebut ternyata masih berkaitan dengan B.O.S. Melihat foto dari koleksi KITLV
dibawah ini tercatat jelas bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan rumah
tinggal bagi Direktur Sekolah Calon Pengawas Hutan. Kedua rumah tersebut
kondisi saat ini masih baik, namun pada rumah bercat putih sudah dipugar
sebagian dengan menambah bangunan pendukung yang terlihat kurang selaras.
Woning van de directeur van de B.O.S (kitlv.nl) |
Adapun
bangunan bercat biru masih mempertahankan keasliannya. Hanya saja, pada bagian
bangunan pendukung (pavilion) sudah dirubah atau ditambah (?) dengan bangunan
baru dengan nuansa modern. Tidak cukup sampai situ, masih ada beberapa bangunan
lain yang masih terlihat bagus disepanjang jalan hingga SMA 1 Ungaran.
Sedangkan
bangunan yang ada di lokasi SMA 1 Ungaran, menurut peta merupakan bangunan
besar memanjang menghadap ke jalan. Sayang sekali, saya tidak tahu persis ada
bangunan apa sebelum didirikan SMA 1 Ungaran tersebut. Tetapi, ada salah satu
foto yang mungkin bisa diduga sebagai jawaban. Foto dibawah ini memiliki
keterangan Opleidingschool Voor Inlandsche Ambtenaar – OSVIA (Sekolah
Pamongpraja Untuk Pribumi). Sekali lagi, pada sepanjang Jl. Diponegoro ini
menurut peta merupakan pusat dari keramaian kota Ungaran dan disebut dengan
wilayah Poetatan. Sehingga bukan tidak mungkin, sekolah OSVIA tersebut memang
berada di sekitar SMA 1 Ungaran.
Opleidingschool van indlansche ambtenaar Oengaran (kitlv.nl) |
Gedong Kuning
Satu
lagi bangunan artistik dan besejarah di Ungaran yang membuat banyak orang
penasaran adalah Gedong Kuning. Bangunan ini terletak di ruas Jl. Gatot Subroto
tepatnya didepan asrama TNI Kebonpolo. Jika melihat papan informasi, maka
bangunan tersebut adalah aset PT KAI. Tetapi apa hubungan KAI dengan Ungaran? Bukannya
Ungaran tidak dilalui kereta api?
Hal aneh
lain adalah penghuni rumah bercat kuning tersebut adalah para pensiunan
tentara. Mungkin ini berkaitan dengan pembangunan asrama militer di Kebonpolo. Pada
catatan saya terdahulu, rumah ini diperkirakan merupakan rumah pejabat elit
kolonial. Adanya relief kepala singa dibeberapa sisinya memperlihatkan bahwa
rumah ini sangat bergengsi pada masanya. Selain itu, juga dilengkapi beberapa
balkon yang menghadap langsung ke panorama sekitarnya.
Saat ini
kondisi rumah ini sangat memprihatinkan. Pada bagian mahkota bahkan hampir
rubuh. Pada bagian lantai II, sudah lama sekali tidak ditinggali karena lapuk. Tetapi
untuk lantai I, masih ada beberapa keluarga yang meninggali. Bau kotoran
kelelawar menyeruak diseluruh ruangan. Menurut informasi yang saya gali,
bangunan ini terjadi sengketa kepemilikan antara pihak KAI dan TNI sehingga
upaya pelestariannya selalu terganjal. Padahal bangunan ini selain memiliki
nilai artistik yang tinggi juga sempat digunakan sebagai markas pejuang
kemerdekaan.
Saya
sendiri hingga hari ini belum mendapat bukti sejarah yang jelas tentang rumah
ini. Bahkan foto lawas pun saya belum berhasil menemukan. Tetapi, sedikit yang
mungkin bisa dijadikan pertimbangan kemungkinan adalah ; pertama rumah ini adalah
rumah tinggal untuk pejabat yang berdinas di Kota Semarang. Ungaran sebagai
kota yang sejuk membuat penghuninya merasa nyaman dan damai. Sehingga dibangunlah
sebuah villa disitu. Yang kedua, adalah kemungkinan rumah ini berhubungan
dengan Kebonpolo (Kebun Pala). Bisa jadi, rumah itu sengaja dibangun untuk
kepala kantor untuk mengawasi para pekerja perkebunan. Nah, balkon sengaja
dibuat salah satunya menghadap ke arah Kebon Polo sehingga sang kepala dapat
langsung mengontrol kegiatan di perkebunannya. Bagaimana?
Ayo,
save heritage and history van Oengaran!
Gambar lainnya
Sebelah SMA 1 Ungaran (sering dipakai untuk tempat parkir motor) |
Dekat dengan SMA 1 Ungaran |
Gedung belakang Polsekta Ungaran. Menurut peta tahun 1922, bangunan ini berfungsi sebagai hotel |
Bagian dalam gedung kweekschool (depan SMA 1 Ungaran). Saat ini digunakan oleh pengusaha sebagai gudang Palawija. |
Jl. Diponegoro tahun 1900an. Terlihat rumah direktur B.O.S dan sekolah B.O.S di kejauhan (kitlv.nl) |
Bagian dari kweekschool (sebelah SPBU) |