Sebenarnya,
saya sudah lama ingin memiliki kendaraan roda empat. Bukan untuk gaya-gayaan,
tetapi untuk menunjang transportasi jika saya sudah memiliki anak. Dan karena
Dayu sudah lahir dan kini sudah tumbuh kembang, akhirnya saya mantapkan hati
untuk mencari mobil bekas. Pilihan saya jatuh kepada mobil bekas dengan harga
yang masih dapat dijangkau, dan tanpa memikirkan lagi angsurannya. Boro-boro
mengangsur, lha wong uang untuk beli mobil itu aja hasil memanfaatkan kemudahan
mengkredit ala PNS, je.
Singkat
cerita, saya memutuskan membeli mobil bekas dengan kisaran harga 25=27 juta.
Berdasarkan observasi kecil-kecilan saya di OLX, akhirnya ditemukan beberapa
pilihan antara lain ; Daihatsu Charade CX, Charade Classy, Toyota Corolla
GL-SE, Starlet kotak, atau Honda Civic Wonder. Semua mobil diatas berada di
kisaran tahun 1984 – 1990-an. Ya.. Namanya juga mobil bekas yang murah, makanya
tua-tua.
Dan
sebagai orang yang sangat awam dengan dunia permobil-an (bahkan nyetir belum
bisa), saya akhirnya meminta tolong kepada salah seorang teman bernama Mas
Pongky. Istri saya, Tika ternyata ingin memiliki mobil model sedan dengan ekor,
bukan hatchback. Dan setelah berdiskusi tentang mesin dengan Mas Pongky,
akhirnya dikerucutkan pilihan menjadi dua saja. Antara Toyota Corolla SE, atau
Honda Civic Wonder.
Pencarian
Setelah
menginventarisir beberapa mobil yang cocok lewat situs OLX, pertengahan Januari
2016 lalu saya bersama Mas Pongky mulai bergerak ke arah Semarang bawah. Kami
janjian dengan seorang yang menjual Corolla SE warna krem keabu-abuan. Malam
itu cuaca hujan sehingga kami janjian di parkiran Superindo Undip, Tembalang.
Setelah dicoba sekilas, bodi mobil termasuk baik, hanya mobil sedikit ‘pincang’
mesinnya. Malam itu kami juga belum bisa melihat lebih detail mesinnya karena
gelap dan basah air hujan.
Malam
itu juga kami janjian dengan penjual Corolla SE warna merah di Pudakpayung dan
penjual Civic Wonder di belakang ADA Srondol. Tetapi karena hujan yang nggak
reda-reda dan kondisi tidak memungkinkan akhirnya kami pun tidak jadi kembali
mensurvey mobil.
Minggu,
31 Januari 2016, saya bersama Mas Pongky mumpung sama-sama senggang, memutuskan
untuk mensurvey beberapa mobil incaran. Yang pertama, kami ke Mijen, Semarang.
Disana ada penjual Corolla SE warna silver. Setelah disurvey, mobil tersebut
kondisi bodynya sudah banyak lecet, lantai banyak keropos, dan ada oli rembes
di mesin. Waktu dicoba, kondisi mesin sangat enak kata Mas Pongky. Maklum,
pemiliknya adalah anggota komunitas Corolla GL-SE. Orangnya sangat santai. Dia
bahkan mempersilakan kami mencoba mobil tanpa ia dampingi. Dan di akhir, ia
blak-blakan bilang ; masnya mending cari yang lain dulu saja. Nanti kalau
dapat, langsung hubungi saya. Nanti tak ajak touring komunitas GL – SE ke
Purworejo tanggal 7. Wkwkwk.. (agak nggak niat njual).
Lokasi
kedua, kami mensurvey Civic Wonder tahun 86 di daerah Gunung Pati. Saking
baiknya pemiliknya, kami bahkan disuruh duduk-duduk dan dibuatkan teh manis.
Hehehe. Si Wonder ini kondisinya bagus. Body kinclong, pajak jalan, hanya saja
setelah di test drive, terasa glok-glok di bagian roda kanan depan. Selain itu
setelah dicek, ternyata roda depan bagian dalam sudah jelek (makan separo)
pertanda harus di spooring balancing.
Mobil ini pun akhirnya kita tinggal dulu.
Civic 86 silver ilustrasi sumber OLX |
Tujuan
ketiga, kami kembali melihat Corolla SE yang pernah kami lihat malam-malam di
Undip. Sepertinya penjualnya sudah sangat butuh uang sehingga bolak balik
menghubungi saya. Dan sadisnya, harga penawarannya juga turun sangat drastis
dari 28 Juta ke 22,5 Juta. Nah, kami pun penasaran, ada apa kok harganya turun
segitu banyaknya. Setelah kami pantau, ternyata selain masalah pajak telat dan
hampir ganti plat, kondisi lantainya keropos sebagian. Tidak banyak sih. Dan
kondisi mesin juga tetap harus di tune up. Karena siang itu kami belum bisa
memberi keputusan, akhirnya kami tinggal dulu dan berjanji mengabari sore
harinya.
Tujuan
selanjutnya adalah Civic Wonder 1987 milik Agung Sedayu yang berada di belakang
ADA Srondol. Di foto facebook, (ohya, saya akhirnya juga gabung dengan beberapa
grup facebook jual beli mobil bekas area Semarang dan sekitarnya), mobil civic
ini kinclong. Tapi penasaran saja karena penawarannya terhitung murah. 23,5
juta. Dan akhirnya setelah dipantau, mobil tersebut catnya sudah kurang layak,
kerapian interiornya pun apa adanya. Jadi kami terpaksa tidak ngenyang mobil
ini.
Tujuan
terakhir sebelum pulang, adalah survey Corolla SE merah di Pudakpayung. Untuk
informasi, kami sudah beberapa kali janjian dan selalu gagal ketemu. Yang terakhir
kami langsung pantau rumahnya dan mobilnya sedang pergi. Tapi disana ada
beberapa sticker kegiatan komunitas Corolla GL-SE dan di garasinya banyak
peralatan bengkel. Menandakan si Corolla merah ini pasti sering dirawat
pemiliknya. Tapi sayang, hingga terakhir kami janjian, kami tetap tidak bisa
bertemu orangnya untuk lihat barangnya. Mungkin si empunya masih galau antara
mau dijual atau tidak.
Daan
setelah sampai markas Mas Pongky, pilihan saya mengerucut pada Corolla SE dan
Honda Civic Wonder. Dan setelah diskusi perhitungan harga beli + perbaikan
(biasa diistilahkan dengan PR), akhirnya saya mantep untuk mengambil Corolla SE
krem keabu-abuan itu dengan menerima segala kekurangannya. Nego pun dilakukan
dan gilanya, harga jatuh di angka 20 juta lebih lima ratus ribu. Saat itu juga
nego sukses dan deal. Si penjual ternyata sangat sibuk sehingga hari itu juga
ia mengantar Corolla SE dari Semarang ke Ungaran, dan setelah cek cek
kelengkapan, saya segera membayarnya via transfer bank.
Benar-benar
sesingkat itu. Saya pun masih shock tidak menyangka kalau akan dapat mobil sore
gerimis itu. Setelah menyeruput kopi barang sesaat, mas penjual pamit pulang
dan saya langsung bingung “gimana mbawa mobil ini ke rumah..” dan akhirnya
berkat kebaikan hati Mas Pongky, si Corolla akan menginap satu dua malam dulu
disana.
Awal-awal
Pemakaian
Dua
hari kemudian, saya dengan didampingi Mas Pongky melajukan mobil menuju rumah
saya. Satu yang saya takutkan adalah saat masuk perumahan dengan gang-gang
sempit dan banyak mobil parkir memakan bahu jalan. Dengan kaku-kaku, saya
akhirnya sampai depan rumah dan masih belum bisa memarkir dengan baik. Akhirnya
untuk parkir pertama ini masih diparkirkan sama Mas Pongky.
Selama
seminggu, si Corolla saya tutupi cover mobil (rumah saya belum ada garasi) dan
lupa tidak dipanaskan. Kebetulan juga ada tetangga yang meninggal jadi otomatis
mobil tidak bisa lewat karena ada tratak dan kursi. Dan kebetulan lagi, saya
ada libur panjang Sabtu – Senin saat Imlek lalu. Hasilnya aki mobil tekor. Hadehhh..
Saya
yang buta tentang permobilan, dengan dukungan sms dan BBM dari Mas Pongky
akhirnya berhasil melepas aki dan membawanya ke tukang strom aki. Dan sorenya
saat saya coba memasangnya kembali, saya lupa konfigurasi kabelnya. Di aki
mobil saya pada kutub positif ada lima kabel dan di kutub negative ada tiga
kabel. Saya lupa. Dan karena ada yang salah, timbullah percikan api.
Ahhh..mental saya langsung down.
Akhirnya
malamnya Mas Pongky datang dan memberi saya pengetahuan sehingga aki dapat
dipasang kembali. Dan starter “jreeeengggg”. Alhamdulillah.. Selanjutnya saya
diajak Mas Pongky untuk membiasakan membelok-belokkan mobil di gang-gang
perumahan. Sekitar tiga puluh menit. Dan selanjutnya saya diajak Mas Pongky
untuk PCB melihat rumah di daerah Genuk. Dari rumah hingga Genuk saya kendarai
sendiri, dan sesampainya di TKP, medan ekstrim. Sempit dan turun naik belak
belok. Akhirnya saya pasrah dan dihandle oleh Mas Pongky.
Setelah
berfikir, saya lalu memutuskan untuk mengantar Mas Pongky pulang dan saya akan
membawa mobil sendiri pulang ke rumah. Mas Pongky awalnya sedikit ragu, apa iya
saya bisa sampai rumah dengan lancar.. Tapi setelah saya yakinkan, akhirnya
saya pun untuk pertama kali, membawa si Corolla SE pulang dari Ungaran ke
rumah. Melewati jalan lingkar belakang yang cukup sepi, Alhamdulillah saya bisa
lancar. Dan begitu masuk perumahan, saya ekstra hati-hati sekali. Takut
menyenggol apa-apa di kanan kiri jalan. Ada pot, tempat sampah, mobil tetangga,
dan lain lain. Alhamdulillah saya berhasil membawa si Corolla SE sampai depan
rumah.
Masalah
timbul. Saya belum bisa memarkir dengan baik. Hasilnya, selama lima belas menit
saya maju mundur belak belok meluruskan parkir hingga keringetan. Dan setelah
saya cek, mobil saya terlalu maju sehingga pintu rumah saya tertutup. Untungnya
ada tetangga lewat, saya mintai tolong mengabani saya agar saya bisa
memundurkan dengan tetap meluruskan mobil. Dan fyuuuhhhh… Selesai juga.
Bereees.. Alhamdulillah..
Besok-besok,
sico (si Corolla SE) akan melalui tahap-tahap menjadi prima antara lain ; ganti
aki, tune up mesin, dan ngelas lantai secara bertahap. Dan si empunya ini akan
membuat SIM A juga mengurus mutasi surat-surat sico. Disamping membiasakan diri
mengendarai mobil sendiri :D.
Oke
semoga kamu sehat selalu ya sico.. ;)
Sico, hasil parkir penuh keringat semalam |
Wah, keren sudah punya mobil mas :)
ReplyDeleteMasih bagus tuh tampilane.. selamat! Kalo nanti sdh lancar 1/2 kopling di tanjakan, dah! lulus bisa nyopir..
ReplyDeleteSenasib punya motuba msh blajar nyetir hehee..
kelihatannya aja keren mas. Tapi dibaliknya nangis ngurusin mobil tua berarti harus ekstra pengeluaran sewaktu waktu :v
ReplyDelete@Hanafi : tadi pagi nanjak setengah koplinge gagal. mlorot ke bawah. Di klaksonin belakang. Untung ga nabrak. :v sampean pake apa mas..
ReplyDeletemantab mas bro...
ReplyDeleteSip bro Ian Gillan
ReplyDelete