Hari sabtu pagi ini cerah sekali.
Pagi ini meski berat, saya harus tetap semangat untuk merentangkan badan. Ya,
seperti rencana saya yang telah lalu, weekend ini saya hendak pergi ke
Pekalongan bersama Nona.
Setelah sarapan yang seadanya,
sayapun meluncur dengan smash dari kost pukul 06.15, perjalanan pagi ini sudah
agak padat karena saya kesiangan berangkatnya. Namun tak mengapa lah. Melewati
Unnes, Sampangan, Kalipancur dan Krapyak, yah itulah rute yang menjadi sering
saya lewati semenjak saya mengenal Nona. (ahahahaha)
Dari Krapyak, perjalanan melewati
jalur pantura yang bisa saya simpulkan lancar. Dan sampai di Kaliwungu saya
kena jatah nunggu kereta lewat, namun saya heran, ternyata beberapa saat
setelah palang pintu ditutup, masih ada beberapa kendaraan yang nekat
nyelonong. Hal ini mungkin biasa bagi mereka, namun itu sungguh perbuatan yang
tidak berpendidikan menurut saya.
Betonisasi Jalan Lingkar Kota Kendal |
Anyway perjalanan yang lancar
jaya pun akhirnya harus terhenti di Weleri. Kenapa harus terhenti? Ya karena
ini adalah tujuan saya, penitipan motor di samping pasar Weleri. Sambil
menunggu Nona, sayapun memilih untuk duduk duduk di dekat kantor Weleri
Valasindo. Dan beberapa saat kemudian, Nona datang dengan motor Satria F dan
itu terlihat menarik bagi saya. >.<
Akhirnya kami putuskan untuk
berangkat ke Pekalongan menggunakan smash karena beberapa pertimbangan. Kami
pun meluncur ke rumah Nona dan saya menunggunya sarapan sementara saya melahap
beberapa potong bakwan dan teh manis yang dihidangkan ibunya.
Jam 10.00, kamipun pamit. Yaaaa!
Inilah perjalanan kami yang sesungguhnya! Perjalanan yang menyenangkan bersama
pacar baru (:P) perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu spesial untuk saya
karena saya sudah agak bosen mengendarai motor melewati kawasan pantura ini.
Apalagi Nona, dia sudah sering banget pasti lewat sini. Heheheh..
Akhirnya kamipun berhasil masuk
Kota Batang dan mengisi BBM smash 10K idr. Saya penasaran dengan seluk beluk
Kota Batang, dan akhirnya kami memutuskan untuk memutar mutar sebentar. Tujuan
pertama kami adalah ke SMA N 1 Batang, ini adalah tempat Nona SMA dulu dan dia
berhasil meraih nilai 10 untuk Ujian Akhir pelajaran Matematika. Ternyata
kawasan itu bernama Dracik yang (mungkin) diperuntukkan untuk kawasan sekolah
sekolah, dengan sebuah lapangan yang mirip dengan sebuah Alon Alon. SMA 1
Batang juga sudah di renovasi dan Nona bilang dia kangen dengan masa masa SMA
nya. Ahahahaha..
Sudah cukup, kami lalu melewati
Polres Batang dan mampir sebentar di Kantor Bupati Batang untuk berfoto.
(penting!!!)
Akhirnya kami harus melanjutkan
perjalanan menuju Kota Pekalongan yang tinggal beberapa jengkal lagi. Tanpa
terasa, kamipun memasuki Kota Pekalongan dan seperti kunjungan saya terdahulu
(jadi sedih :( ), kami melewati Jalan A. Yani dan disepanjang jalan tersebut
suasananya segar karena tercium bau teh yang mantaaap!!
Memasuki Kota Pekalongan ini
rasanya saya sedih.. Hahhh, disatu sisi saya tidak ingin mengingat ingat masa
lalu saya di Kota Batik ini, aaahhhh.. sudahlah.. sing uwis yo uwis sing durung
yo durung..
Selama perjalanan, Nona
menceritakan saya tentang tempat tempat dia turun angkot, les, dan sebagainya..
Dan akhirnya kamipun sampai di tempat
tinggal Mbak nya Nona. Sebuah rumah bekas gereja yang berada di pinggiran
kompleks, dengan penjagaan seekor anjing. Ya inilah tempatnya.. Kami langsung
menuju ke lantai dua dengan tangga putar dan bertemu dengan Tante Titin. Kami
juga bertemu dengan adik adiknya Nona, Boyke dan Kalvin.
Saya masih kikuk dengan keadaan
dan suasana disini yang terkesan cuek. Ah, lupakanlah, sayapun memilih untuk
tiduran dan kipasan karena panas banget dan minum air putih.
Tidak lama kemudian, mbak e Nona
dateng. Saya pun bersalaman dan menyapanya. Istirahat siang ini terasa begitu
panas dan lelah..
Pukul 1.15, setelah makan siang,
kami segera shalat dan bersiap untuk melakukan wisata kami. Siang ini, kami
hendak pergi ke Linggoasri, yang berada di Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan.
Untuk catatan wisata Linggoasri ini saya sajikan tersendiri di sini
Suasana Kota Kajen |
Hari semakin sore, dan kami harus
segera menuju ke Mal Borobudur. Namun, kami juga harus shalat asar dan akhirnya
sampailah kami di Masjid Agung Kajen.
Masjid dengan desain modern ini cukup
sepi dan tempat parkir yang tidak begitu luas. Setelah shalat, saya mengamati
ada sebuah Alquran raksasa yang dibuat dengan pahatan di batu marmer. Disitu
terpampang tulisan kurang lebih sebagai berikut
“Kepada para pengunjung, Alquran
marmer ini dibuat oleh …. , mohon untuk tidak menyentuh kecuali dalam keadaan
suci. Apabila anda tertarik untuk membantu menyelesaikan pengerjaan Alquran ini
sampai 30 Juz, anda dapat menghubungi…. Dengan infak sebesar 1,500,000 per
halaman atau 30,000,000 per Juz”
Weh mantep juga ya …
Selesai shalat, kami tidak lupa
berfoto (lagi) di depan Kantor Bupati Pekalongan.
Puas bermain di Kajen, kamipun
meninggalkan kota Kajen ini melewati rute yang berbeda. Dimana sepanjang
perjalanan ini saya jumpai banyak sekali bangunan bangunan peninggalan Belanda
terutama di daerah Kedungwuni dan perbatasan hingga masuk Kota Pekalongan.
Wus wus wus.. akhirnya dengan
gesit, smash mengantar kami ke Borobudur Mal. Sore ini jadwal kami adalah
nonton di Borobudur Cineplex. Namun, mbak Lia (mbake Nona) mengajak kami untuk
berkaraokean. Tempatnya di Family and Fun lantai teratas. Langsung saja kami
masuk dan menemui mbak Lia dan beberapa temennya sedang menyanyi lagu lagu
Agnes Monica. Saya capek sekali dan merasa kurang cocok dengan suasana seperti
ini. Namun saya berusaha menikmati saja lah. Saya juga sempat menyanyi lagu Bon
Jovi dan Guns N Roses.
Pukul 18.30, kami cabut ke
Bioskop yang ada di Lantai II, .. untuk cerita tentang Bioskop ini saya
tulis dalam laporan saya disini.
Saya lapaaar . Dan kami harus
makaaan secepatnya! Eh, ternyata ban motor depan saya bocor. Ya sudahlah, saya
memilih untuk membiarkan dan mencarai tempat untuk makan malam. Ke Alon Alon,
namun tidak ada yang cocok ya sudah akhirnya kami makan di Jl. Sultan Agung,
menunya adalah megono yang dibungkusi seperti nasi kucing, lalu gorengan dan
saya ditanyai seperti ini sama ibuk penjualnya
I : Pindang Tetel mboten?
S : ???? (nggak mudeng)
I : Pindang tetel?
S : tetel???
N : Hoo buk satu aja.. itu nama
makanan, entar kamu coba, satu aja kok daripada nggak habis.
S : oalah, apaan sih itu??
N : makanan khas sini
Saya mengambil satu bungkus
megono dan dua biji gorengan sementara pindang tetel pun tersaji. Mangkuk
dengan kuah dan kerupuk yang mengambang, seperti itulah tampilannya, di
dalemnya ada potongan potongan jerohan. Ah.. makanan yang aneh saya pikir. Saya
pun mencoba rasanya dan ternyata saya merasa tidak cocok dengan makanan ini…
Ini dia Pindang Tetel |
Selesai makan, 19K idr harus
keluar dari kantong saya..
Saatnya tambal ban! Saya menuju
tempat tambal ban yang ada di seberang Apotek Asli. Disana kami harus menunggu
sekitar 30 menit sampai selesai.
Hhhhh.. waktu menunjukkan pukul
10.30 ketika kami sampai lagi dirumah dan naasnya, air mati sehingga kami jadi
matigaya karena nggak bias mandi. Untung kami bisa nunut mandi di tempat
sodaranya Nona yang harus kami capai dengan berulang kali tersasar di
perkampungan padat penduduk yang mana di beberapa tempat tergenang rob.
Sodaranya Nona ini baik sekali,
saya masuk sementara Nona mandi saya ngobrol dengan Om nya itu. Sesekali sambil
menyedot Teh Bandulan, minuman khas Pekalongan. Setelah kami berdua selesai
mandi, kami berbincang bincang sejenak dan pukul 11.30 kami berpamitan untuk
pulang. Sialnya, kami masih aja kesasar di tempat yang sama kayak tadi
berangkat. Huah edan!
# Minggu, 17 Juni 2012
Ahhh.. sudah pukul 12.00, kami
harus segera tidur namun karena terganggu dengan nyamuk dan suara lolongan
anjing, Nona akhirnya mengajak saya tidur bareng berlima dengan adik adiknya.
Si Boyke semalaman nggak tidur malah nguprek game online terus. Gila , sampe
subuh nggak tidur. Sampai habis subuh pun enggak tidur juga. Sampai jam 5.30,
akhirnya saya dan Nona menunaikan shalat subuh.
Habis shalat, ngantuk masih
begitu mendera karena semalaman kami tidak bisa tidur nyenyak. Ya sudah
lanjutkan tidur. Jadwal jalan jalan di pagi hari terpaksa di batalkan.
Pukul 9 Pagi, sebelum pulang,
kami membeli 4 bungkus bubur ayam di Alon Alon Pekalongan untuk kami makan
bareng bareng di rumah.
Setelah makan selesai, kami pun tiba saatnya untuk
pulang. Eh, ternyata saya masih harus mengantar Nona mengisi parfum di Pasar
Banjarsari. Parfum yang segeeer menurut saya. Hehehehe
Hah, sudah.. saatnya pulang..
kami melaju dengan kecepatan rata rata dan saya merasa sangat mengantuk.
Beberapa kilometer sebelum sampai di rumah Nona, kami mampir beli es buah.
Minuman yang menyegarkan jiwa dan raga.
Sampai dirumah Nona pukul 12
siang dan saya segera menuju kamarnya untuk tidur. Iya, saya merasa butuh
tidur. Hingga pukul 13.30 dan saya terbangun untuk shalat dan berpamitan hendak
pulang ke Magelang.
Perjalanan yang awalnya selalu
bikin males.. dari Weleri sampai Sukorejo dengan belak belok naik turun bukit.
Yaaa.. ini memang harus di jalani. Saya sudah sedikit hafal dengan medannya
kok. Sampai di Ngadirejo, saya mampir tempat mbak Tin. Mbak Tin ini adalah
teman saya waktu Prajabatan di Srondol beberapa bulan lalu. Saya dan dia adalah
salah dua peserta yang aktif bertanya. Hehehehe..
Tidak susah untuk mencapai
rumahnya dan kami pun ngobrol ringan. Sudah sore, saya pun minta pamit namun
ternyata saya disuruh makan dulu. Nasi buntil dan telur dadar adalah menu yang
sangat enak di sore ini, saya bahkan tambah nasi .. hehe (thank you mba Tin)
Huhhh.. berpamitan pulang dan
saya menemui keadaan yang bikin bĂȘte. Karena saya merasa masih jauh banget
untuk sampai rumah di Pabelan. Sabar .. sabar.. hingga sebelum maghrib saya
telah sampai dirumah dengan kondisi badan yang sangat capek.
Malam itu saya tidak bisa tidur
nyaman karena sedang ada Pensi di depan rumah , ya itu memang acara tahunan
yang diadakan oleh Santri di Ponpes Pabelan.
*
# Senin, 18 Juni 2012
# Senin, 18 Juni 2012
Salah satu tugas saya hari senin
pagi ini adalah legalisir Ijazah di SMK N 1 Magelang. Untung saya harus
legalisir. Coba kalau tidak, saya pasti harus bangun pagi dan merasa malas..
namun karena legalisir ini saya jadi bisa bangun jam setengah tujuh pagi.
Hehehe.. hore!
Sampai di SMK N 1 Magelang, pukul
8 pagi. Sedang ada acara semacam persiapan anak didik baru. Bu Mus TU tempat
legalisir ternyata masih ingat dengan saya, dan tanpa diduga, guru saya dulu
Pak Supriyatna ternyata sekarang jadi Kepala Sekolah. Wah, kereeeeeen!!!!!
Selamat ya pak!!! Dia adalah salah satu guru favorit saya tempo hari. Hehehe
Legalisir pun selesai dan saya
dengan badan yang masih lemes ini harus langsung menuju ke Kantor di Bergas.
Saya ngantor hingga pukul 14.00 dan sepulang kantor saya harus bersiap untuk
menuju Salatiga. Gila, padet banget jadwal saya.. nggak ngira bakalan seperti
ini.
Saya memilih untuk naik angkutan
saja ketimbang naik motor karena ya itu,, capek itu.. Huhh.. Akhirnya sampai
juga saya di Salatiga dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang saya
rangkum liputannya di sini.
Akhirnya, Empat Hari Empat Kota
ini selesai juga. Sebuah cerita perjalanan yang mencampur cerita pribadi dan
cerita dinas. Hahahahahaha..
Sekian dan terimakasih!!!
No comments:
Post a Comment