Tuesday, June 26, 2012

Empat Hari Empat Kota (Ungaran, Pekalongan, Magelang, Salatiga)


# Sabtu, 16 Juni 2012
Hari sabtu pagi ini cerah sekali. Pagi ini meski berat, saya harus tetap semangat untuk merentangkan badan. Ya, seperti rencana saya yang telah lalu, weekend ini saya hendak pergi ke Pekalongan bersama Nona. 

Setelah sarapan yang seadanya, sayapun meluncur dengan smash dari kost pukul 06.15, perjalanan pagi ini sudah agak padat karena saya kesiangan berangkatnya. Namun tak mengapa lah. Melewati Unnes, Sampangan, Kalipancur dan Krapyak, yah itulah rute yang menjadi sering saya lewati semenjak saya mengenal Nona. (ahahahaha)

Dari Krapyak, perjalanan melewati jalur pantura yang bisa saya simpulkan lancar. Dan sampai di Kaliwungu saya kena jatah nunggu kereta lewat, namun saya heran, ternyata beberapa saat setelah palang pintu ditutup, masih ada beberapa kendaraan yang nekat nyelonong. Hal ini mungkin biasa bagi mereka, namun itu sungguh perbuatan yang tidak berpendidikan menurut saya.
Betonisasi Jalan Lingkar Kota Kendal
Anyway perjalanan yang lancar jaya pun akhirnya harus terhenti di Weleri. Kenapa harus terhenti? Ya karena ini adalah tujuan saya, penitipan motor di samping pasar Weleri. Sambil menunggu Nona, sayapun memilih untuk duduk duduk di dekat kantor Weleri Valasindo. Dan beberapa saat kemudian, Nona datang dengan motor Satria F dan itu terlihat menarik bagi saya. >.<
Akhirnya kami putuskan untuk berangkat ke Pekalongan menggunakan smash karena beberapa pertimbangan. Kami pun meluncur ke rumah Nona dan saya menunggunya sarapan sementara saya melahap beberapa potong bakwan dan teh manis yang dihidangkan ibunya.

Jam 10.00, kamipun pamit. Yaaaa! Inilah perjalanan kami yang sesungguhnya! Perjalanan yang menyenangkan bersama pacar baru (:P) perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu spesial untuk saya karena saya sudah agak bosen mengendarai motor melewati kawasan pantura ini. Apalagi Nona, dia sudah sering banget pasti lewat sini. Heheheh..

Akhirnya kamipun berhasil masuk Kota Batang dan mengisi BBM smash 10K idr. Saya penasaran dengan seluk beluk Kota Batang, dan akhirnya kami memutuskan untuk memutar mutar sebentar. Tujuan pertama kami adalah ke SMA N 1 Batang, ini adalah tempat Nona SMA dulu dan dia berhasil meraih nilai 10 untuk Ujian Akhir pelajaran Matematika. Ternyata kawasan itu bernama Dracik yang (mungkin) diperuntukkan untuk kawasan sekolah sekolah, dengan sebuah lapangan yang mirip dengan sebuah Alon Alon. SMA 1 Batang juga sudah di renovasi dan Nona bilang dia kangen dengan masa masa SMA nya. Ahahahaha..
 
Sudah cukup, kami lalu melewati Polres Batang dan mampir sebentar di Kantor Bupati Batang untuk berfoto. (penting!!!) 
Akhirnya kami harus melanjutkan perjalanan menuju Kota Pekalongan yang tinggal beberapa jengkal lagi. Tanpa terasa, kamipun memasuki Kota Pekalongan dan seperti kunjungan saya terdahulu (jadi sedih :( ), kami melewati Jalan A. Yani dan disepanjang jalan tersebut suasananya segar karena tercium bau teh yang mantaaap!!

Memasuki Kota Pekalongan ini rasanya saya sedih.. Hahhh, disatu sisi saya tidak ingin mengingat ingat masa lalu saya di Kota Batik ini, aaahhhh.. sudahlah.. sing uwis yo uwis sing durung yo durung.. 
 
Selama perjalanan, Nona menceritakan saya tentang tempat tempat dia turun angkot, les, dan sebagainya.. Dan akhirnya kamipun  sampai di tempat tinggal Mbak nya Nona. Sebuah rumah bekas gereja yang berada di pinggiran kompleks, dengan penjagaan seekor anjing. Ya inilah tempatnya.. Kami langsung menuju ke lantai dua dengan tangga putar dan bertemu dengan Tante Titin. Kami juga bertemu dengan adik adiknya Nona, Boyke dan Kalvin. 

Saya masih kikuk dengan keadaan dan suasana disini yang terkesan cuek. Ah, lupakanlah, sayapun memilih untuk tiduran dan kipasan karena panas banget dan minum air putih.

Tidak lama kemudian, mbak e Nona dateng. Saya pun bersalaman dan menyapanya. Istirahat siang ini terasa begitu panas dan lelah..

Pukul 1.15, setelah makan siang, kami segera shalat dan bersiap untuk melakukan wisata kami. Siang ini, kami hendak pergi ke Linggoasri, yang berada di Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan. Untuk catatan wisata Linggoasri ini saya sajikan tersendiri di sini 
Suasana Kota Kajen
Hari semakin sore, dan kami harus segera menuju ke Mal Borobudur. Namun, kami juga harus shalat asar dan akhirnya sampailah kami di Masjid Agung Kajen. 
 
Masjid dengan desain modern ini cukup sepi dan tempat parkir yang tidak begitu luas. Setelah shalat, saya mengamati ada sebuah Alquran raksasa yang dibuat dengan pahatan di batu marmer. Disitu terpampang tulisan kurang lebih sebagai berikut
“Kepada para pengunjung, Alquran marmer ini dibuat oleh …. , mohon untuk tidak menyentuh kecuali dalam keadaan suci. Apabila anda tertarik untuk membantu menyelesaikan pengerjaan Alquran ini sampai 30 Juz, anda dapat menghubungi…. Dengan infak sebesar 1,500,000 per halaman atau 30,000,000 per Juz”

Weh mantep juga ya …

Selesai shalat, kami tidak lupa berfoto (lagi) di depan Kantor Bupati Pekalongan.
 
Puas bermain di Kajen, kamipun meninggalkan kota Kajen ini melewati rute yang berbeda. Dimana sepanjang perjalanan ini saya jumpai banyak sekali bangunan bangunan peninggalan Belanda terutama di daerah Kedungwuni dan perbatasan hingga masuk Kota Pekalongan. 

Wus wus wus.. akhirnya dengan gesit, smash mengantar kami ke Borobudur Mal. Sore ini jadwal kami adalah nonton di Borobudur Cineplex. Namun, mbak Lia (mbake Nona) mengajak kami untuk berkaraokean. Tempatnya di Family and Fun lantai teratas. Langsung saja kami masuk dan menemui mbak Lia dan beberapa temennya sedang menyanyi lagu lagu Agnes Monica. Saya capek sekali dan merasa kurang cocok dengan suasana seperti ini. Namun saya berusaha menikmati saja lah. Saya juga sempat menyanyi lagu Bon Jovi dan Guns N Roses. 

Pukul 18.30, kami cabut ke Bioskop yang ada di Lantai II, .. untuk cerita tentang Bioskop ini saya tulis  dalam laporan saya disini.

Saya lapaaar . Dan kami harus makaaan secepatnya! Eh, ternyata ban motor depan saya bocor. Ya sudahlah, saya memilih untuk membiarkan dan mencarai tempat untuk makan malam. Ke Alon Alon, namun tidak ada yang cocok ya sudah akhirnya kami makan di Jl. Sultan Agung, menunya adalah megono yang dibungkusi seperti nasi kucing, lalu gorengan dan saya ditanyai seperti ini sama ibuk penjualnya

I : Pindang Tetel mboten?
S : ???? (nggak mudeng)
I : Pindang tetel?
S : tetel???
N : Hoo buk satu aja.. itu nama makanan, entar kamu coba, satu aja kok daripada nggak habis.
S : oalah, apaan sih itu??
N : makanan khas sini
Saya mengambil satu bungkus megono dan dua biji gorengan sementara pindang tetel pun tersaji. Mangkuk dengan kuah dan kerupuk yang mengambang, seperti itulah tampilannya, di dalemnya ada potongan potongan jerohan. Ah.. makanan yang aneh saya pikir. Saya pun mencoba rasanya dan ternyata saya merasa tidak cocok dengan makanan ini…
Ini dia Pindang Tetel
Selesai makan, 19K idr harus keluar dari kantong saya..

Saatnya tambal ban! Saya menuju tempat tambal ban yang ada di seberang Apotek Asli. Disana kami harus menunggu sekitar 30 menit sampai selesai. 

Hhhhh.. waktu menunjukkan pukul 10.30 ketika kami sampai lagi dirumah dan naasnya, air mati sehingga kami jadi matigaya karena nggak bias mandi. Untung kami bisa nunut mandi di tempat sodaranya Nona yang harus kami capai dengan berulang kali tersasar di perkampungan padat penduduk yang mana di beberapa tempat tergenang rob. 

Sodaranya Nona ini baik sekali, saya masuk sementara Nona mandi saya ngobrol dengan Om nya itu. Sesekali sambil menyedot Teh Bandulan, minuman khas Pekalongan. Setelah kami berdua selesai mandi, kami berbincang bincang sejenak dan pukul 11.30 kami berpamitan untuk pulang. Sialnya, kami masih aja kesasar di tempat yang sama kayak tadi berangkat. Huah edan!
# Minggu, 17 Juni 2012
Ahhh.. sudah pukul 12.00, kami harus segera tidur namun karena terganggu dengan nyamuk dan suara lolongan anjing, Nona akhirnya mengajak saya tidur bareng berlima dengan adik adiknya. Si Boyke semalaman nggak tidur malah nguprek game online terus. Gila , sampe subuh nggak tidur. Sampai habis subuh pun enggak tidur juga. Sampai jam 5.30, akhirnya saya dan Nona menunaikan shalat subuh. 

Habis shalat, ngantuk masih begitu mendera karena semalaman kami tidak bisa tidur nyenyak. Ya sudah lanjutkan tidur. Jadwal jalan jalan di pagi hari terpaksa di batalkan.

Pukul 9 Pagi, sebelum pulang, kami membeli 4 bungkus bubur ayam di Alon Alon Pekalongan untuk kami makan bareng bareng di rumah. 
 
Setelah makan selesai, kami pun tiba saatnya untuk pulang. Eh, ternyata saya masih harus mengantar Nona mengisi parfum di Pasar Banjarsari. Parfum yang segeeer menurut saya. Hehehehe

Hah, sudah.. saatnya pulang.. kami melaju dengan kecepatan rata rata dan saya merasa sangat mengantuk. Beberapa kilometer sebelum sampai di rumah Nona, kami mampir beli es buah. Minuman yang menyegarkan jiwa dan raga. 

Sampai dirumah Nona pukul 12 siang dan saya segera menuju kamarnya untuk tidur. Iya, saya merasa butuh tidur. Hingga pukul 13.30 dan saya terbangun untuk shalat dan berpamitan hendak pulang ke Magelang. 

Perjalanan yang awalnya selalu bikin males.. dari Weleri sampai Sukorejo dengan belak belok naik turun bukit. Yaaa.. ini memang harus di jalani. Saya sudah sedikit hafal dengan medannya kok. Sampai di Ngadirejo, saya mampir tempat mbak Tin. Mbak Tin ini adalah teman saya waktu Prajabatan di Srondol beberapa bulan lalu. Saya dan dia adalah salah dua peserta yang aktif bertanya. Hehehehe..

Tidak susah untuk mencapai rumahnya dan kami pun ngobrol ringan. Sudah sore, saya pun minta pamit namun ternyata saya disuruh makan dulu. Nasi buntil dan telur dadar adalah menu yang sangat enak di sore ini, saya bahkan tambah nasi .. hehe (thank you mba Tin)

Huhhh.. berpamitan pulang dan saya menemui keadaan yang bikin bĂȘte. Karena saya merasa masih jauh banget untuk sampai rumah di Pabelan. Sabar .. sabar.. hingga sebelum maghrib saya telah sampai dirumah dengan kondisi badan yang sangat capek.

Malam itu saya tidak bisa tidur nyaman karena sedang ada Pensi di depan rumah , ya itu memang acara tahunan yang diadakan oleh Santri di Ponpes Pabelan.

*
# Senin, 18 Juni 2012
Salah satu tugas saya hari senin pagi ini adalah legalisir Ijazah di SMK N 1 Magelang. Untung saya harus legalisir. Coba kalau tidak, saya pasti harus bangun pagi dan merasa malas.. namun karena legalisir ini saya jadi bisa bangun jam setengah tujuh pagi. Hehehe.. hore!

Sampai di SMK N 1 Magelang, pukul 8 pagi. Sedang ada acara semacam persiapan anak didik baru. Bu Mus TU tempat legalisir ternyata masih ingat dengan saya, dan tanpa diduga, guru saya dulu Pak Supriyatna ternyata sekarang jadi Kepala Sekolah. Wah, kereeeeeen!!!!! Selamat ya pak!!! Dia adalah salah satu guru favorit saya tempo hari. Hehehe

Legalisir pun selesai dan saya dengan badan yang masih lemes ini harus langsung menuju ke Kantor di Bergas. Saya ngantor hingga pukul 14.00 dan sepulang kantor saya harus bersiap untuk menuju Salatiga. Gila, padet banget jadwal saya.. nggak ngira bakalan seperti ini.

Saya memilih untuk naik angkutan saja ketimbang naik motor karena ya itu,, capek itu.. Huhh.. Akhirnya sampai juga saya di Salatiga dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang saya rangkum liputannya di sini.

Akhirnya, Empat Hari Empat Kota ini selesai juga. Sebuah cerita perjalanan yang mencampur cerita pribadi dan cerita dinas. Hahahahahaha..

Sekian dan terimakasih!!!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...