Monday, July 24, 2017

Jual Batu Panggang, Batu Bakar

Jual Batu Panggang, Batu Bakar

Fungsi :
Memasak segala macam masakan berbasis bakaran, panggangan
- Sate
- Ikan Bakar
- Ayam Bakar
- Ayam Panggang
- Nasi Bakar
- Sosis Bakar
dan lain sebagainya.

Terbuat dari batu lava merapi yang kuat, tahan lama.

Tersedia berbagai ukuran mulai dari 30 x 20 cm dengan harga Rp. 50,000,-
Ukuran lain silakan menghubungi WA 08883941762.

Kelebihan :
- Mudah digunakan, praktis
- Sehat
- Tanpa asap
- Tanpa arang

Siap kirim-kirim
Bisa COD area Ungaran, Ambarawa, Semarang, Salatiga dan Sekitarnya.
Tanya-tanya WA 08883941762

Read More..

Friday, July 7, 2017

Tol Soker (Solo - Kertosono) : Perjalanan Singkat


Peta Tol Soker Ruas Solo - Ngawi (manteb.com)

Dayu sudah terlelap saat Corolla tua masuk ke tol darurat Ngawi – Boyolali yang merupakan tol sementara yang dioperasikan untuk mudik dan arus balik tahun 2017 ini, beberapa waktu lalu. Sementara itu Tika tampaknya sangat antusias atas perjalanan ini. Ia sebagai anak gaul Ngawi tentunya sangat beruntung karena kota kelahiran dan kota perantauannya merupakan jalur strategis yang dilalui tol Trans Jawa.

Mudik tahun ini, kami pergi ke simbah Magelang terlebih dahulu sehingga belum sempat mencoba tol darurat pada arus mudik lalu. Alhamdulillah setelah lima hari kami berada di Ngawi kami dapat pulang ke Semarang sekaligus menjajal tol yang kedepannya akan menjadi ruas tol terpanjang di Pulau Jawa ini.

Jalan raya Solo – Ngawi terutama didaerah Mantingan hingga Ngawi memang terkenal sebagai jalur tengkorak karena medannya yang berkelok kelok menembus perkebunan jati, juga karena treknya yang sangat sempit. Hanya dua lajur saja. Ditambah kebiasaan bus Jawa Timuran yang suka kebut-kebutan, tambah tengkorak-lah jalur ini.

Kami membelok ke kiri mengikuti arahan petugas Polisi Lalu Lintas di Gendingan. Setelah itu sekitar satu kilometer jauhnya, kami telah sampai di jalan masuk sementara Tol Soker, Solo – Kertosono. Tol dengan konstruksi beton dengan empat lajur dengan median di tengahnya.

Kilometer awal, tampaklah bahwa tol ini menembus tengah – tengah perkebunan jati. Sebagian merupakan perkampungan dan juga persawahan warga dengan kegiatan yang lumayan ramai, pagi itu sekitar pukul 7,00. Beberapa bagian tol seperti overpass maupun underpass belum dikerjakan. Rata-rata penyeberangan overpass malah belum tersambung dikedua sisinya.

Kami melaju dengan suasana lalu lintas yang relatif sepi menembus kabut entah debu yang membuat pemandangan sedikit buram. Beberapa menit melaju, Tika mencoba melihat GPS dan ternyata kami sudah masuk wilayah Sragen, Jawa Tengah dan sesaat setelah itu kami pun menaiki jembatan yang memotong jalan nasional Sragen-Ngawi.

Dari Exit Toll Pungkruk, Sragen kondisi tol jauh sudah lebih baik. Tahun lalu ruas tol hingga Pungkrik ini memang sudah difungsikan darurat sebagai mudik juga.
Di sepanjang jalan ini, ada beberapa rest area sementara yang didirikan oleh operator kontraktor jalan tol maupun oleh kepolisian setempat. Di Masaran, misalnya, kami rehat sejenak untuk sarapan nasi pecel yang telah kami beli sejak di Ngawi tadi. Belum sarapan, soalnya. Selain itu, Dayu juga butuh diajak jalan-jalan atau lari-lari sebentar supaya tidak bosan.
Interchange Ngasem via Wikimapia

Baru sekira satu jam ditambah istirahat tiga puluh menit rupanya kami sudah sampai di Interchange Ngasem, Boyolali yang merupakan pertemuan Tol Semarang – Solo dan Tol Soker. Tampak pengerjaan flyover yang melintang-lintang dalam progres konstruksi. Dibandingkan melewati jalur nasional Ngawi – Solo, adanya tol Soker ini memangkas perjalanan kami lebih cepat satu jam. Sementara jika nanti kami lurus beberapa tahun ke depan kami akan dapat langsung melewati tol hingga ke Semarang, bahkan ke Jakarta, Merak sana.




Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...