Sunday, August 30, 2015

Permainan Masa Kecil 90-an (Bagian Dua)


Senapan Pelepah Pisang - Kaskus
Setelah kemarin saya sukses meluncurkan postingan dengan tema Permainan Masa Kecil90-an­ yang masuk ke kategori berat, maka kali ini sesuai dengan janji saya, saya akan mengupas apa saja sih permainan masa kecil 90-an yang bisa dianggap merupakan permainan ringan. Simak sampai selesai, ya :)
Oke pada kesempatan ini saya akan khusus membahas permainan ringan dimana permainan tersebut biasa kami bikin sendiri. Alias bukan beli. Nah, lagi-lagi permainan ini trend pada kisaran tahun 1995-2000an di daerah saya, Pabelan Magelang.

1)    Berbahan pohon pisang
Permainan pertama yang sangat populer dengan berbahan pohon pisang adalah membuat gethek alias perahu rakit. Pada waktu itu, kami yang sering main ke sawah akan kegirangan jika melihat gedebog pisang nganggur. Langsung saja kami bikin rakit minimal dengan dua atau tiga pohon disatukan dengan kayu. Habis itu langsung deh itu gethek kami buat mandi di sungai Pabelan. Yaitu membiarkan diri hanyut yang diistilahkan dengan ‘ngeli’ dari jembatan bambu utara hingga selatan. Karena pakaian kami biasa ditaruh di selatan, maka dari sana menuju ke jembatan kami lari-lari telanjang. Wekekek ..
Gethek Debog Pisang - vivanews

Selain itu, ada mainan murah meriah yang biasa kami buat dengan pelepah pisang. Namanya bedil-bedilan. Bedil tersebut biasa kami buat sedemikian rupa mirip dengan machine gun. Caranya mudah saja. Tinggal dirangkai menggunakan karet dan batang lidi. Akan sangat membanggakan jika membuat salah satu handle senapan tersebut pada posisi samping :D untuk memainkannya, mulut kami yang harus dar der dor. Dan usukusukusukusuk...
Bedil pelepah pisang - bikin sendiri Corel Draw

Tidak hanya senapan yang bisa kami bikin dari pelepah pisang. Tetapi, juga pecut alias cemeti. Biasanya jika ada tetangga yang mencari daun pisang maka pelepah-pelepahnya dibiarkan begitu saja di pekarangan rumah. Kami pasti langsung senang karena mendapat bahan untuk membuat pecut. Caranya gampang. Satu pelepah dibagi menjadi dua dari ujung dan jangan sampai pangkalnya. Dari situ, kedua pecahan pelepah tadi di plintir sekaligus hingga menjadi bentuk memuntir-muntir. Cara mlintirnya yaitu dengan ditaruh di paha :D nah, supaya cemetinya bisa bunyi, maka diujungnya harus dilengkapi dengan plintiran rafia. Kalau sudah jadi, maka akan bunyi kencang jika dimainkan. Ceter ceter! Semakin lama dimainkan, ujung rafia nya akan menjadi njrawut-njrawut. Mainan ini biasa kami mainkan meniru dengan acara ndayakan atau pecutnya Sembara yang bernama Cemeti Amar Rasuli untuk melawan Mak Lampir. Wkwkwk. Tapi mainan ini jika sudah disimpan kira-kira dua/tiga hari akan mulai layu sehingga tidak bagus lagi dimainkan. Salah satu alternatifnya adalah dengan membuat pecut berbahan batang pohon waru dengan plintiran kulitnya. Yang pernah membuat adalah fandi dan terbukti awet :D
Pecut Pelepah Pisang - bikin sendiri corel draw

Yang terakhir dan menurut saya tidak mutu adalah prok prokan dan kaki kuda. Prok prokan ini dibuat dengan cara pelepah pisang dikupas samping seperti pada gambar. Cara mainnya, setelah kupasan itu jadi dibuka semua, lalu dengan tangan dari bawah tangan langsung dinaikkan ke atas atau depan sehingga kupasan itu akan menutup berurutan sembari berbunyi. Prok prok prok. Hehehe.. Adapun permainan kaki kuda ini membutuhkan pelepah pisang yang besar. Caranya ambil pelepah pisang kemudian di bagian pangkalnya dibentuk sedemikian rupa hingga merupai kaki kuda. Lalu jalankan di tanah pasti pelepah tersebut akan membuka menutup dan berbunyi brog brog brog seperti kaki kuda. Wakakak..
Prok prokan - kaskusdan kaki kuda - gambar sendiri corel draw

2)    Bebahan karton/kardus
Ngomong ngomong soal kardus, yang paling familiar adalah permainan mobil-mobilan berbahan bungkus rokok alias wadah rokok. Mainan ini sangat populer karena sering dibuat anak-anak SD jika pelajaran Prakarya. Saya sendiri juga sering loh bikin mainan ini. Kami sendiri biasanya mencari bungkus rokok ditempat-tempat sampah. Hahaha.. kemudian bungkus rokok tersebut minimal dua, tinggal digabung. Dari situ bentuknya langsung seperti mobil Formula 1. Untuk membuat rodanya adalah dengan sandal karet bekas. Dibuat membentuk lingkaran. Pekerjaan inilah yang sangat sulit. Saya saja kalau bikin rodanya, untuk mengirisnya supaya berbentuk bundar harus minta bantuan mae. Lain cerita kalau Opek bikin roda ginian maka dia akan membawa kunir/kunyit dari rumah. Sampai di sekolahan kunyit tersebut dipotong dan langsung dijadikan roda. Lebih gampang sih. Tapi ya gimana yaa... piye, Pek? Wkwkwk. Jika roda sudah terpasang maka selanjutnya mobil-mobilan harus dilengkapi dengan warna-warna atau tempelan aksesoris lain. Sebagai pelengkap, kaitkan benang pendek disambung dengan lidi. Mengapa benang pendek? Mengapa lidi? Alasannnya supaya mudah diajak bermanuver. Hihihi..
Mobil bungkus rokok - gambar sendiri corel draw

Permainan kedua yang bisa dibuat dengan kardus adalah membuat kuluk. What is kuluk sodara-sodara? Pernah nonton dayakan? (tentang dayakan dan segala macam akan saya tulis postingan tersendiri) nah kami biasa memanfaatkan kardus bekas untuk membuat kuluk. Kardus itu kan ada lobang-lobangnya, tinggal dipotong aja persegi panjang, kemudian diatasnya tinggal ditancap-tancap bulu ayam atau bulu mentog. Setelah itu langsung dipakai dikepala setelah dilengkapi dengan karet. Kemudian langsung deh jogat joget bergembira.. Seingat saya kami biasa main ini di dekat rumahnya Opek. Atau didepan rumahnya Nuryanto. Yang ada rumah belum jadi. Hahaha..

Satu lagi yang saya ingat tentang kardus ini adalah membuat kepala barongan. Ha? Apa bisa? Bisa dong. Yang pertama mengajari kami untuk membuat kepala barongan ini adalah Aan Kulon. Dia mengajari kami membuat kepala barongan dari kardus besar bekas tempat mie instan atau air mineral gelas. Caranya silakan lihat gambar berikut, ya :D
Barongan dan cara membuatnya - gambar sendiri corel draw

Setelah jadi kami biasa memainkannya di area bekas kandang pitik milik Arvis. Sambil mulutnya nyanyi, main musik, dan joget. Wkwkwk..

3)    Berbahan bambu
Kalau mainan berbahan bambu ini cara bikinnya sedikit repot. Harus meminta bantuan orang dewasa atau orang tua. Kalau yang pasti sih, layang-layang ya.. tapi kalau layang-layang sih biasa. Yang unik adalah kami biasa bikin bedilan. Hehehe.. ada dua model bedilan. Yang pertama adalah dengan gagang bilah bambu, yang kedua adalah dengan gagang potongan bambu yang dimasukkan di potongan bambunya. (bingung, kan?) cara mainnya jika sudah jadi adalah dengan amunisi yang bisa berupa macam-macam. Amunisi yang paling umum adalah dengan kertas basah. Kertas basah dimasukkan, didorong, kemudian masukkan lagi kertas basah. Kompisisinya harus pas. Kira-kira mampat. Setelah itu, dorong dengan tenaga kuat. Maka peluru yang didepan akan terlempar dan mengeluarkan bunyi yang bagus. Dorr! Nah, untuk membuat suara makin bagus, di ujung bedilan ini biasanya dilengkapi dengan bekas botol hand and body yang sudah dipotong. Amunisi yang paling favorit tapi jarang ditemukan adalah dengan biji lempeni. Kualitasnya nomor wahid lah. Suara kencang, dan tidak repot memasukkannya. Tapi juga ada biji kehijauan dekat rumah Maman, namanya biji tejo. Tapi biji tejo ini sifatnya keras sehingga bedil lebih cepat pecah.
Bedil bambu - hotcopas.com

4)    Berbahan kayu
Yang pertama dan yang paling utama tentu saja plintengan alias ketapel. Tapi kalau ketapel besar kami sering kesulitan membuatnya. Disamping itu juga butuh Jubug yang sulit dicari. Selain itu juga berbahaya. Nah, plintengan yang biasa kami mainkan adalah plintengan kecil dari bahan pohon tehtehan. Pohon ini ada di sebelah timur rumah Zazin. Yang lucu adalah, jika melihat ranting yang sempurna membentuk huruf Y, maka si penemu akan menggebet ranting tersebut. Namanya di ‘dedeki’ supaya tidak ada orang lain yang mengambil. Atau di ‘mbung-mbung’. Mantranya adalah ‘mbung-mbung-mbung sing njikuk iki wetenge mlembung!’ dengan harapan jika ada yang mengambil maka perutnya akan melembung. Cara membuat ketapel adalah dengan memotong ranting Y tersebut kemudian dikupas kulitnya. Setelah itu tinggal dilengkapi dengan karet pentil. Amunisinya cukup dengan gagang daun singkong. Targetnya adalah cicak-cicak. Tapi berhubung saya sering kasihan memlinteng cicak, saya lebih suka mlinteng temen saya. Hahaha..

Mainan kedua yang bisa dibuat dari kayu adalah bentik. Bentik ini membutuhkan dua batang kayu dengan panjang kira-kira 1:5. Yang kecil ditaruh disebuah kowakan tanah (tanah yang dilubangi sedikit memanjang) dan dengan kayu yang panjang untuk memukul salah satu ujung kayu pendek hingga si kayu pendek terlempar ke atas. Sampai diatas pukul lah kayu itu dengan kayu panjang.  Untuk mengukur seberapa jauh yaitu dengan mengukur per panjang kayu. Seru, ya :D
Permainan Bentik - wisnujadmika.wordpress.com

Permainan terakhir berbahan kayu ini di populerkan oleh Arsy yang berasal dari Temanggung. Namanya Ski. Weh, namanya kok gaul gitu ya.. nah caranya adalah dengan mencari ranting kayu kira – kira panjang 30 cm. Pada kedua ujungnya ditali menggunakan satu lembar rafia yang panjang. Sehingga dari ujung kayu yang satu ke ujung lainnya tersambung dengan satu rafia. Nah, cara main ski gimana bos?  Caranya datang ke sungai, kemudian duduk di jembatan. Lempar kayu tersebut dan talinya masih kita pegang. Begitu rafia mentok, maka si kayu bisa kita gerakkan ke kanan dan kekiri seperti mengendarai kuda. :D hehehe. Sumpah kayak gitu dulu udah seneng banget, lho.. wkwkwk. Tempat favorit bermain Ski adalah di jembatan Pandanan belakang rumah Eka, atau Jembatan bambu dekat rumah Olin. Wekekek..

5)    Berbahan kertas
Kalau ini mungkin cukup populer ya. Karena memang dengan mainframe sebuah origami alias melipat kertas. Tentu saja yang pertama adalah doro-doronan. Hahaha.. namanya aja udah lucu. Cara buatnya saya yakin semua bisa. Tapi ada beberapa trik yang sepertinya cukup unik akan saya share. Ketika si doro tidak terbang dengan baik, maka cara pertama adalah dengan meniupkan abab (karbondioksida) kedalam lipatan. Setelah itu terbangkan.. dijamin terbangnya semakin bagus. Mungkin udara panas membuat dia terbang lebih baik kali ya.. Eh tapi belum terbang bagus juga? Cara kedua adalah dengan membuat lipatan dari sobekan ujung belakang dibengkokkan ke atas. Jika tidak salah istilahnya diberi sawang. Trik kedua ini 90 persen berhasil menerbangkan doro dengan lebih ciamik. Nah satu lagi adalah dengan melipat ujung depan sedikit saja ke arah bawah dalam. Trik terakhir ini kalau tidak beruntung justru membuat doro menjadi cepat terjun ke bawah. Dan tempat favorit kami untuk main doro-doronan adalah di Tingkat Pondok Pabelan. Dekat gedung Alamsyah yang dibawahnya merupakan deretan kamar mandi. Asyik loh main doro-doronan dari ketinggian. Hehehe.. Kertasnya? Nyari kertas bekas di Pondok banyak..
Doro doronan alias pesawat kertas - tololpedia

Mainan kedua yang saya sukai adalah membuat topeng Winspektur/Jiban dengan kertas. Barang siapa bisa membuat topeng ini maka akan dianggap jos oleh kawan-kawan sebayanya. Tapi akan lebih lengkap jika membuat buku pasal seperti pada tontonan jiban. Hahaha.. Pasal satu!
Topeng Jiban - ihsan-ask.blogspot.com

Meskipun lumayan banyak permainan dari kertas yang lain, tapi untuk terakhir ini akan saya ambil yang menurut saya paling pekok. Yaitu adalah membuat semacam trek balap/sirkuit, kemudian menggambar titik hitam di kertas yang lain, lalu menjalankan trek tersebut diatas titik hitam. Jadi seakan-akan titik hitam tadi sedang melintas diatas trek. Padahal hanya ilusi semata. Tapi permainan ini sukses membuat kami senang waktu itu. Hayoo pada inget nggak? Hehehe..

6)    Lain lain
Saat saya mengetik ini, entah mengapa saya rasanya jadi banyak sekali yang mau saya tulis. Oke, supaya tidak terlalu banyak, maka sebagai penutup akan saya ulas tiga permainan ringan dengan bahan lain-lain. Yang pertama adalah long busi atau mercon busi. Yap betul. Bahan utamanya adalah busi bekas. Pada bagian tengah lobang businya harus dihilangkan. Saya sendiri tidak bisa menghilangkan harus minta tolong teman di Pabelan 1 dengan ongkos jasa seratus rupiah. Hehehe.. setelah jadi, busi harus dilengkapi dengan gambyok rafia. Rafia kita tempel menggunakan kawat, kemudian di sliwir-sliwir. Nah kalau sudah jadi cara mainnya adalah pertama menyiapkan bubuk mesiu. Jika tidak ada, bubuk mesiunya bisa kita ganti dengan bagian cokelat dari korek api. Di gosok-gosok supaya bagian cokelatnya masuk ke lobang busi. Kemudian lobang tersebut harus ditutup dengan baut yang besarnya kira-kira bisa masuk ke lobang. Ingat, baut tersebut harus dikaitkan dengan busi menggunakan kawat. Nah, antara baut dengan lobang busi harus dialasi dengan bagian cokelat dari bungkus korek api. Istilahnya agak menjijikkan. Yaitu tetel koreng. Hiiiih. Nah, kalau sudah, tinggal lempar ke atas dan pastikan jatuhnya berada di aspal/semen/lantai. Maka akan dor! Tempat favorit bermain long busi adalah di depan rumah saya di terundakan masuk pondok. Bahkan kadang-kadang kami nekat memainkan di dalam kelas pondok saat sepi. Alasannya, suaranya menggema sehingga lebih bagus. Hahaha..
Long busi - kaskus

Yang selanjutnya namanya obar abir. Hah? Namanya kok lucu.. Iya, yang pertama mengajari kami membuat maninan ini adalah Opek. Caranya mudah saja. Cari bekas kaleng susu, kemudian di lepas kertasnya. Lalu lepas tutup atas, kemudian buat lubang pakai paku di tutup bawah. Untuk handle, pasang kawat di sisi atas kaleng. Setelah itu, tinggal pergi ke pekarangan rumah cari ranting-ranting kering dipotong potong. Masukkan ke kaleng sekitar sepertiga saja lantas dibakar. Kalau sudah terbakar, masukkan lagi ranting hingga penuh satu kaleng. Maka akan membuat asap yang mengebul. Kalau sudah, pegang kawatnya lantas kaleng tersebut di putar putar menggunakan tangan. Istilahnya di obar abirke. Hahaha.. semakin pekat asap yang dihasilkan maka dianggap semakin keren dan bangga. Tempat bermain obar abir yang kami sukai adalah di sebelah selatan rumah Zazin.
Obar abir - gambar sendiri corel draw




Nah, mainan yang ketiga yang tidak kalah pekok adalah tesi-tesi. Permainan macam mana pula ini? Tesi-tesi adalah mainan menggunakan bekas hanger pakaian. Mencari hanger bekas itu mudah loh. Tinggal dolan ke asrama Pondok Pabelan (dahulu belum diberi pagar keliling sehingga banyak anak kampung dolan ke lingkungan Pondok) Hanger pakaian ini kami bakar ujungnya kemudian membiarkan ia meleleh dan lelehannya jatuh ke selokan depan rumah saya. Nah, suara saat lelehan itu terjun dan menyentuh air itu sangat merdu. Tes... tess. Tess... ciuww. Ciueeeww.. ciuwww.. sehingga kami menyebutnya Tesi Tesi.
Hanger untuk Hanger games. Eh tesi tesi - google

Oke itu saja kawan permainan ringan kami waktu kecil. Masih ada beberapa permainan lain yang bahannya harus beli. Maka permainan klasik itu akan saya posting di posting selanjutnya dengan tema : Jajanan Masa Kecil. Makanan + Mainan..

Itu permainanku, apa permainanmu kawan?

Postingan ini saya persembahkan untuk kawan-kawan. Arvis, Zaki, Fandi, Opek, Nafan Kulon, Arsy dan lain-lain :D selamat bernostalgia
Read More..

Monday, August 24, 2015

Permainan Masa Kecil 90an


Ilustrasi, sumber : antaranews.com
Masa kanak-kanak saya berlangsung dari sekitar 1995 hingga 2000an. Tepatnya sebelum era millenium saat Panji Manusia Millenium belum memasuki layar kaca. Baru ada Saras 008 yang panggilnya harus telepon Sambungan Langsung Internasional (SLI)-008 :D

Saat itu teknologi belum canggih. Belum mengenal HP, apalagi internet. Paling canggih ya bermain Gameboy alias Gembot. Atau main ding-dong, ataupun Nintendo dengan Supermarionya. Itupun di tetangga yang kaya :D Saya dan beberapa teman seumuran saja kalau nonton tivi harus ‘nonggo’ alias nonton di tetangga. Tapi kondisinya jauh berbeda dengan saat ini dimana pada waktu itu ketika minggu pagi, maka anak-anak seumuran saya akan dengan setia menonton kartun-kartun dari pukul 7 hingga sekitar pukul 10 :D. Begitu juga pada waktu malam, di tentangga saya itu juga digunakan sebagai tempat nonton tivi oleh warga secara umum. Padahal tivinya hanya tivi warna 14 inch :D tetapi ditonton ramai-ramai. Wkwkwk..

Ngomong-ngomong saat ini saya sedang senggang dan ingin membuka kembali ingatan-ingatan masa lalu tentang permainan-permainan saat kecil saya dulu. Yang mungkin permainan itu berkembang di daerah Muntilan, Magelang dan sekitarnya. Beberapa permainan tersebut akan saya bagi menjadi dua kategori. Berat, dan ringan. Ok langsung saja kita ulas satu per-satu permainan kategori berat!

1)    Ingkling/ Engkleng
Ingkling merupakan salah satu permainan favorit kami saat itu. Tidak hanya didominasi anak laki-laki tetapi anak anak perempuan juga akan ikut jika ada permainan ini. Permainan ini oleh sebagian orang disebut dengan sebutan engklek. Beberapa model ingkling yang sering saya mainkan adalah. Ingkling tangga alias paling sederhana. Model arenanya hanya dengan menggambar kotak-kotak sekitar 4-7 kotak. Cara mainnya mudah saja. Lempar pecahan genteng/batu yang diistilahkan dengan gacuk, mengikuti kotak-kotak yang tersedia. Misal kotak pertama berarti kita harus melompat dengan satu kaki melewati kotak tersebut dan mengambil kembali gacuknya. Semakin lama, gacuk dilempar semakin jauh hingga kotak paling ujung. 

Selain itu, ada ingkling kitiran. Pada model ini cara mainnya agak sedikit berbeda. Cara melempar gacuknya masih sama, tetapi cara melompatnya dengan kombinasi satu kaki, dua kaki dan arahnya memutar.




Kemudian ingkling yang paling saya sukai adalah ingkling setrip. Pada ingkling setrip ini arenanya dibuat seperti kasur. Pada kotak 1-6 peserta harus pelan pelan sambil ingkling mendorong gacuk maju satu kotak-satu kotak.  Jika dalam perjalanannya gacuk tidak terlempar sesuai kotak, maka akan gantian dengan peserta lainnya. Nah, jika gacuk sudah pada kotak 6, tugas selanjutnya adalah mendorong gacuk dengan satu kaki supaya gacuk meluncur mendapatkan angka 100. Jika masih belum dapat 100, maka berlaku akumulasi.

Para peserta ingkling akan berlomba-lomba untuk terlebih dulu mendapatkan angka 100 dan jika sudah ada yang mendapatkannya, maka dia berhak istirahat dan menaruh gacuk pada titik A. Begitu seterusnya sampai gacuk-gacuk menumpuk dan hingga tinggal satu peserta yang belum mendapatkan point 100.


Arena engkleng setrip

Ingkling setrip belum berakhir. Pada tahap ini, peserta terakhir harus rela menjadi penjaga gawang/si gasang sementara anak-anak yang lain akan lari untuk bersembunyi. Adapun cara mengawalinya adalah salah satu pemenang tadi menendang tumpukan gacuk hingga berserakan. Nah, sembari anak-anak berhamburan bersembunyi, si gasang harus menumpuk kembali gacuk-gacuk tadi. Setelah gacuk-gacuk tertumpuk, dia harus mencari teman-temannya tetapi disatu sisi tetap harus menjaga tumpukan gacuk. Sebab, bila tidak dijaga maka tumpukan gacuk tersebut akan ditendang lagi oleh peserta sembunyi yang diam-diam keluar dari persembunyiannya. Jika si gasang menemukan peserta yang bersembunyi maka harus bilang ‘dul! (nama)’ misal ‘Dul, hamid!’ lalu lari dan menginjak tumpukan gacuk tanpa sampai runtuh. Jika runtuh, maka si Hamid berhak bersembunyi lagi. 

Hahaha.. begitu seterusnya hingga terkadang permainan ini tidak selesai-selesai dan tidak jarang berakhir dengan tangisan si gasang yang putus asa atau ditinggal pulang. Wkwkwk..

2)    Jek-jek an
Permainan ini adalah permainan favorit saya di waktu senggang sekolah SD. Permainan ini selain memiliki unsur olahraga lari, juga memiliki unsur ketelitian berstrategi. Kelihatannya berat ya. :D sebenarnya tidak kok! Jadi begini. Sekumpulan anak dibagi menjadi dua tim yang masing-masing tim akan menempati satu pos. Kalau saya dulu, posnya tiang bendera dengan ujung pagar depan SD, dan jika bermain di belakang sekolah, maka posnya adalah pohon mangga dengan pojokan kantor guru SD Pabelan 3. Wkwkwk..
Ilustrasi Jek-jekan, sumber : pring-bamboe.blogspot.com

Cara mainnya, masing-masing anggota tim harus merebut pos lawan dengan menyentuh pos lawan tetapi dengan syarat, tidak tersentuh oleh lawan yang lebih muda menyentuh posnya sendiri. Aduh, bingung ya bahasanya :D. Misal A di pos 1 dan B di pos 2, jika A meninggalkan pos 1 dan menuju pos 2, beberapa saat kemudian B meninggalkan posnya dan menyentuh A, maka si A akan menjadi tawanan pos 2. Tetapi jika si A sanggup menghindari sentuhan si B dan kawan-kawannya dan berhasil menyentuh pos lawan maka timnya dianggap sebagai pemenang. 

Tetapi permainan ini tidak pernah berjalan mulus. Butuh strategi yang kuat untuk dapat merebut pos lawan. Ya itu saya bilang tadi, jika A meninggalkan pos 1 dan ketika sampai di pertengahan, B meninggalkan pos 2 untuk mengejar A, dan pada saat itu si A lari kencang untuk menyentuh posnya sendiri dan berbalik mengejar B dan dapat, maka si B akan jadi tawanan tim A. 

Ketoke kok ruwet ya? :D. Anggota tim B jika ingin membebaskan B maka harus lari dari pos dan menyentuh si B sebelum disentuh oleh tim A. Begitu seterusnya.. Tetapi seingat saya permainan ini selalu seru karena ada dua  strategi yang sering digunakan. Yang pertama adalah ‘ngencek’. Ngencek adalah memancing pemain lawan supaya keluar dari posnya. Begitu dia keluar, maka si pengencek akan lari ke posnya sendiri, lalu teman si pengencek keluar dari pos dan mengejar pemain lawan sebelum pemain lawan itu menyentuh posnya sendiri. :D
Strategi ngencek, dari kompasiana

Kemudian yang kedua adalah ‘ngalang’. Ngalang digunakan saat seorang anggota tim mencari jalan belakang (kadang harus muter sampai belakang sekolah) dan sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan anggota tim lawan, dan pelan-pelan menyentuh pos lawan sambil teriak “JEK!” nah.. yang begini ini dinyatakan menang. 

    3) Hong Jirolu (123)

Hong jirolu ini merupakan sebuah permainan petak umpet yang seringkali kami mainkan saat pulang dari Ngaji habis maghrib. Adapun pos untuk hong jirolu yang paling terkenal adalah teng-tengan alias tiang listrik di dekat rumah Nova. :D Untuk mengawali permainan ini adalah dengan menentukan si gasang dengan cara hompimpah. Nyanyi hompimpahnya adalah : hompimpah seje dewe megasang! Atau, hompimpah bedo dewe menang!
Hong-hongan alias Hong Jirolu, sumber : youtube

Si megasang/si gasang harus menutup mata di tiang listrik sembari menghitung satu sampai sepuluh dan teman-temannya bersembunyi. Macam-macam tempat sembunyi mulai dari semak belukar, rumah tetangga, hingga panjat pohon. Wakakak.. setelah itu si gasang harus mencari keberadaan temannya sekali lagi dengan bilang “dul! (nama)!” lalu lari ke tiang listrik terus menyentuhnya. Tetapi jika seorang peserta tanpa sepengetahuan si gasang berhasil mendekati tiang listrik dan menyentuhnya, maka peserta itu dianggap menang. Tetapi saat menyentuh tiang listriknya harus bilang “hong jirolu!”

Nah, setelah semua peserta terbagi dua, ada yang menang dan ada yang ‘ke-dul’, maka barisan yang ‘kedul’ harus berbaris dibelakang si gasang, dan si gasang dengan menutup mata sambil menghadap ke tiang listrik harus memilih nomor berapa yang harus gasang selanjutnya. Tinggal pilih aja. Nomor satu, atau nomor dua, nomor tiga, dan seterusnya. Permainan hong jirolu ini biasanya berlangsung hingga setelah isak.

4)    Tok Kik
Tok kik merupakan salah satu cabang dalam permainan petak umpet yang seingat saya dikembangkan oleh senior kami waktu itu. Muhroni dan Anton. Pada permainan ini biasanya dimainkan pada waktu malam hari. Sekelompok anak dibagi menjadi dua tim dimana salah satu tim akan terlebih dahulu berlari untuk sembunyi menyebar. Persebarannya minta ampun jauhnya! Bisa sampai satu kampung. 

Setelah para anggota tim bersembunyi, kemudian mereka akan berteriak “Tooook” jika tempat sembunyinya jauh. Berdasar teriakan tersebut, anggota tim satunya harus mencari anggota tim musuh. Jika kurang jelas, maka si pencari akan meminta yang bersembunyi untuk bilang “took” lagi. “muni toook” Tetapi jika si yang bersembunyi berada tidak jauh dari si pencari, dia akan bilang “kik” dengan nada yang pelan. 

Seingat saya permainan ini hanya bertahan sekitar 3-4 kali permainan saja karena area yang terlalu luas dan dalam mencari biasanya terlalu kesulitan. Beberapa hal ekstrim yang pernah saya alami adalah menemukan Muhroni bersembunyi di kuda-kuda atas kandang kambing, kemudian si Anton yang bersembunyi di tengah belukar. Saya sendiri pun, pernah bersembunyi di tengah ‘dapuran’ bambu sehingga tidak bisa ditemukan. Hahaha..

5)    Mlembang 
Penampakan pohon resede alias gamal, sumber bandungkambingetawa.com

Jujur ini bukan permainan. Tetapi waktu itu saya sempat – kelihatannya dua kali melakukan permainan ini. Tempatnya berada di lereng pinggir sungai daerah Kabongan. Disana ada rimbunan pohon Resede. Pohon-pohon di tebing itu jelas sudah tinggi-tinggi. Nah, berdasarkan si pemrakarsa yaitu Fandi, saat itu kami memanjat pohon dari bagian tebing yang paling tinggi. Setelah itu terus memanjat  naik dan membiarkan pohonnya melengkung bahkan patah supaya kami dapat meraih batang pohon yang lain dibawahnya. Begitu seterusnya hingga kami tiba di pinggir sungai. Haha.. jika saya ingat ini saya benar-benar ingin geleng-geleng kepala. :D

6)    Sepedaan Ekstrim
ilustrasi sumber lintas gayo

Sepedaan, siapa yang tidak suka? Saya juga waktu masih SD sangat suka sepedaan. Sepeda saya waktu itu merk BMX dengan motif jok belakang belalang tempur serta aksesoris gambar macan :D. Sepedaan keliling kampung atau lintas kampung pun sudah biasa. Tetapi ada dua kegiatan sepedaan ekstrim yang saya sukai waktu itu. Yang pertama adalah sepedaan melintasi hutan di daerah Kebonmojo. Di hutan yang masih alami itu memang sudah ada jalan setapak. Jalan setapak dihutan itu sering kami gunakan sebagai trek untuk sepedaan. Ada dua trek, yang pertama trek pendek dengan turunan biasa, dan trek panjang dengan turunan yang curam (bila saya tidak terbalik). Nah, kebanggan kami waktu itu adalah jika melewati turunan dan belokan curam dengan kecepatan tinggi lalu terjatuh. Rasanya, bisa ketawa lepas sambil merasa bangga banget :D.

Waktu itu sedang ada acara di tivi yang menayangkan balap motor trail SGP. Salah satu bintangnya adalah Mark Loram. Terinspirasi dari tayangan tersebut, kami sering bersepeda di lingkungan Pondok Pabelan dengan gaya-gayaan ala SGP. Gaya khasnya adalah membelok ke kiri dengan setir dibelokkan ke kanan. Rasanya udah seneng banget. Apalagi kalau cuaca hujan. Tambah seru, men! :D
SGP, sumber google
 
Kelihatannya itulah beberapa permainan berat yang saya dan teman-teman kampung di Pabelan gandrungi. Lain kali akan saya update dengan permainan kategori ringan. :D Bagaimana dengan permainan masa kecilmu, kawan?

Tulisan ini didedikasikan untuk teman-teman Arvis, Fandi, Zaki, Opick, Maman, Heni, Anton, Muhroni, dan lain-lain.

Tunggu edisi permainan kategori ringan, ya :D


Read More..

Sunday, August 23, 2015

Candi Beran, Wisata di Ngawi yang Tidak Ada Candinya

Ngawi tidak melulu sebagai tempat istirahat bis-bis antar kota. Dan kalau yang ada di benak anda sekalian Ngawi adalah kawasan hutan-hutan, itu benar. Tetapi jika anda sedang melintas dan butuh tempat istirahat yang berbeda, cobalah datang ke Dsn. Candi Desa Beran, Ngawi.

Meskipun mengusung nama Candi, tetapi sama sekali tidak (belum) ditemukan percandian di sekitar sini. Praktis tempat tersebut merupakan sebuah bekas sungai, saya kira sungai purba yang kini sudah tidak mengalir lagi. Sehingga oleh penduduk sekitar dinamakan dengan Kalimati.

Ada apa di Candi?
Beberapa saat lalu saat libur lebaran, saya yang penasaran segera mengarahkan motor ke sana. Lokasinya tidak jauh kok dari Kota Ngawi. Tepatnya, jika dari Jalan Ahmad Yani, dekat dengan Pasar Beran, ada gapura besar Gang Perkutut. Ikuti saja jalan itu masuk perkampungan hingga sekitar 1 kilometer. Setelah melewati pinggiran sungai dan menemukan pertigaan, ambilah rute ke kiri.

Dari situ pengunjung akan disambut oleh sebuah sungai berenceng gondok yang tidak mengalir lengkap dengan perahu-perahu rakit yang bisa disewa. Tarifnya sekitar 10 ribu rupiah saja. Tetapi, tempat wisata utamanya bukan disitu. Kami masih harus lurus sekitar 200 meter.

Tempat tersebut merupakan sebuah tempat lapang yang kini sudah mulai di konsep menjadi sebuah taman. Istilah sekarang, ruang publik. Taman Candi ini menempati sebuah lahan dimana terdapat sekumpulan hutan jati, tanah lapang dengan rerumputan hijau dan taman yang cantik, dan menghadap ke sebuah sungai.

Taman tersebut selain dilengkapi dengan beberapa lampu juga dilengkapi dengan kursi kursi serta beberapa permainan anak. Jika dilihat sekitar, tampak sekali bahwa tempat ini masih dalam tahap pengembangan. Untuk menikmati suasana asri taman ini pengunjung sama sekali tidak dipungut biaya. Bahkan parkir pun gratis! Lumayan kan untuk sekedar menikmati suasana damai, tenang, sejuk dan rekreasi alias piknik :D

Jika lapar, tidak perlu khawatir karena ada beberapa deretan warung yang menjajakan aneka makanan mulai dari makanan ringan, hingga makanan berat seperti pecel. Harga-harganya murah meriah kok :D Saya sendiri mencoba memesan pecel seharga tiga ribu rupiah :D. Rasanya, standar sih :D Hehehe.. Oiya untuk kondisi warung memang masih seadanya. Alias belum dipoles dan ditata oleh pengelola setempat.

Menurut informasi yang saya peroleh, tempat ini ramai beberapa waktu lalu di saat-saat menunggu buka puasa alias ngabuburit, selain itu untuk mengunjungi tempat ini disarankan pada pagi atau sore hari mengingat di Kota Ngawi jika siang hari akan terlalu terik.

Bagaimana, tertarik untuk berkunjung suatu saat nanti?

Berikut ini beberapa foto-fotonya yang diambil dengan kamera BB.









Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...