Wednesday, June 27, 2012

Forum Discussion Group (FGD) Grand Wahid Hotel Salatiga


Ini adalah sub cerita dari Laporan Empat Hari Empat Kota

Senin siang setelah saya pulang kantor sekitar pukul 2 siang, saya meski segera siap siap untuk menghadiri undangan ke Salatiga. Karena badan yang masih sangat capek, akhirnya saya memutuskan untuk naik public transportation saja.
Setelah berbekal dan bersiap siap, saya pun berjalan sebentar sampai di mulut gang. Ah siang ini cuaca begitu terik. 

"salatiga.. salatiga , tingkir langsung"

begitulah kira kira penawaran dari sang kernet yang akhirnya saya tergiur untuk langsung masuk ke angkot warna merah tersebut. Saya duduk di pojok belakang dan menikmati AC (Angin Cemribit), sesekali saya sms-an dengan pacar saya jauh disana (ahahahaha, lebai)

Perjalanan yang tidak begitu bermakna ini akhirnya sampai juga di kauman, saya harus turun dan tanpa saya duga, saya hanya membayar 3 ribu karena saya kasih uang 20ribu dan dikembalikan 17 ribu. Kata temen saya sih.. memang tarifnya segitu.

Jalan kaki sebentar sambil menunggu angkot, tidak terasa saya sudah hampir sampai di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya pun menyetop angkot warna biru muda dan turun di Mal Tamansari. Dari situ saya masih harus jalan kaki sejenak untuk sampai di hotel paling mewah di Kota Salatiga ini.
Patung Jend. Sudirman dan Jalan Jend. Sudirman @ Sekitar Bundaran Tamansari
Cus... akhirnya saya pun berhasil menerima sambutan hangat di pintu masuk lobi dan segera mendaftar ulang acara yang di adakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,  Nonformal dan Informal (P2PAUDNI) ini.

Setelah pendaftaran selesai, saya segera menuju ke receptionist dan saya mendapatkan satu kartu akses dan saya mendapat kamar nomor 311. Beberapa tahun yang lalu saya pernah kesini jadi saya sudah tahu lokasi liftnya. Saya pun segera menuju lantai 3dan mencari kamar nomor 11. 
Yup, katakanlah saya ndeso atau apalah, yang pasti saya baru kali ini masuk kamar hotel pake kartu magnetic ginian. Ah, coba coba saja lah. Ternyata tinggala masukin, nyala hijau, dan handle pintu sudah bisa dibuka. Wah, kamar yang mewah sekali. Namun ternyata saya masih harus memasukkan kartu itu di power lock sehingga power bisa menyala. Hahaha. what a nice experience!
Acara dimulai pukul 4 sore sehingga saya langsung bersiap siap mandi dan harus mandi di bath tube. Mandi yang menurut saya gimanaaa gitu. Selesai mandi, saya segera menuju ke main ballroom yang ada di sebelah lobi. Terus terang saya tidak bisa begitu menikmati acara inti ini. Saya hanya 'menggugurkan kewajiban' karena badan saya masih pengen istirahat seistirahat istirahatnya.

Pembukaan dan sambutan menjadi acara pada sore hari itu, dilanjutkan dengan istirahat dan makan malam. Pukul 7.30 malam, acara kembali dilanjutkan kali ini adalah pematangan dratf kampung literasi yang kebetulan Kelurahan Bergaslor menjadi salah satu wilayah yang akan digunakan sebagai percontohan.

Acara berlangsung hingga pukul 9.30 malam dan saya segera menuju kamar untuk tidur.

Pagi hari, jam 6 saya baru berhasil bangun dan shalat subuh dalam kondisi telat. 
Setelah sarapan pagi dan mengemasi barang barang, saya pun kembali mengikuti acara diskusi untuk model teknis dan pelaksanaan di lapangan.

Siang ini, saya tidak bisa terlalu lama karena saya harus menghadiri rapat bendahara gaji di Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kab. Semarang. Untuk itu, pukul 9.30 saya berpamit dan mengisi absen pulang untuk segera menuju ke Ungaran.

(tambah lagi capeknya)


more pics :
From kamar
Lantai III
Acara Diskusi
Nb : Tulisan ini mungkin agak acak acakan, karena sedang tidak enak badan ini saya :(


Read More..

Tuesday, June 26, 2012

Borobudur Cineplex Pekalongan

Tulisan ini adalah sub cerita dari Laporan Wisata Empat Hari Empat Kota

Beberapa waktu yang lalu, saat saya browsing browsing, saya menemukan informasi tentang dibukana bioskop di Kota Pekalongan. Yah, sebagai salah satu kota sedang di Jawa Tengah, pada masanya, kota ini pasti memiliki banyak hiburan bioskop, salah satunya yang pernah saya lihat 'bekasnya' adalah eks. Bioskop Rahayu di Jalan Dr. Cipto tepatnya di sebelah utara Plaza Pekalongan. Sampai saat ini gedung tersebut masih terdongkrok tidak terurus.

Ternyata, bulan April 2012 ini, telah dibuka bioskop dengan konsep modern yang menjadi satu dengan pust perbelanjaan Borobudul Mall Pekalongan. Akhir Maret lalu saya tidak sengaja lewat depan mal tersebut dan merasa penasaran dengan tulisan yang terpasang di salah satu tembok muka berbunyi BOROBUDUR CINEPLEX.

Ah, pasti itu sudah ada bioskopnya, pikir saya waktu itu. Namun, ternyata pada bulan April tersebut baru dibuka secara resmi. 

Sebagai penggemar menonton, akhirnya rasa penasaran saya harus diobati. Dan akhirnya saya pun menemukan kesempatan tersebut saat jalan jalan ke Pekalongan sama Nona kemarin Sabtu tanggal 16 Juni 2012. Yuk, kita mulai saja ceritanya :D

 Waktu menunjukkan pukul 18.30, saya dan Nona bergegas untuk menuju bioskop yang kami sendiri belum pernah mendatanginya. Berada di lantai II Borobudur Mal Pekalongan, bioskop ini menawarkan suasana dengan suasana seperti cineplex 21. Namun, bioskop ini 'setau saya' bukan jaringan dari 21. Ini murni bioskop sendiri. Begitu datang, kami disambut dengan gerbang bertuliskan nama bioskop ini dan menemui sebuah ticket box.
Oh ya, film film yang diputer di sini agak telat dari bioskop jaringan 21, karena hanya ada 2 studio yaitu Cinema 1 dan 2, waktu itu yang diputer adalah THE RAID dan NENEK GAYUNG.
Karena THE RAID pernah kami tonton sebelumnya (hahaha, jadi inget saya ketemu Nona pertama kali nonton THE RAID di Citra 21 akhir bulan Maret 2012), akhirnya karena tidak ada pilihan lain, kami pun membeli dua buah tiket @ 15K idr untuk film NENEK GAYUNG yang putar pukul 19.30.
Sebenernya ada larangan membawa makanan dan minuman dari luar, tapi kami keburu bawa pop corn dan air putih beli di Giant. Ah lupakanlah itu anak muda :P. Ternyata antusias penonton untuk nonton THE RAID sangat tinggi, kami sih nggak masalah mau film aja kek tetep kami nonton, karena saya sendiri aslinya penasaran dengan suasananya.
"Perhatian perhatian, Cinema 2 sudah dibuka, bagi anda yang sudah memiliki tiket dimohon segera masuk karena pertunjukan akan segera dimulai"
 
Yup, akhirnya kami masuk dengan penyobekan tiket sama persis seperti di 21, dan memasuki ruangan ini, saya rasa ukuran layarnya sama kayak di 21, namun untuk kursinya terasa lebih nyaman dan sandarannya lebih tinggi. 

Finally, film pun di mulai. Film horor 'saru' ini justru bukan film horor namun film komedi. Lucu sih, namun sangat tidak mendidik. Dan film yang menurut saya kurang greget. Whatever, saya merasa sound systemnya kurang mantep. Malah lebih mantep di Rajawali Purwokerto yang pernah saya tulis disini. Tapi secara umum, bioskop ini lumayan lah. HTM masuk akal, tempat nyaman, AC dingin, ya yang kurang cuma itu tadi, sound systemnya.

1,5 jam kemudian, film pun berakhir dan kami harus keluar melalui exit stairway yang terhubung dengan Pasar Banjarsari karena gerbang bioskop sudah tutup karena sudah sekitar jam 9 malam.

Oya, beberapa kali saya nguprek google, sepertinya Borobudur Cineplex ini belum punya situs resmi, jadi kalo anda penasaran tentang jadwal film, sementara bisa klik fb nya di sini
Back to Empat Hari Empat Kota Read More..

Linggoasri, Kabupaten Pekalongan

Tulisan ini adalah sub cerita dari Laporan Wisata : Empat Hari Empat Kota

Yah, beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 16 Juni 2012, saya berkesempatan untuk mengunjungi obyek wisata andalan Kabupaten Pekalongan, namanya Linggoasri. Menurut beberapa referensi, di tempat ini dahulu ditemukan sebuah lingga. Dan mungkin karena lokasinya yang sejuk dan damai, maka di namai dengan Linggoasri.

Entah bagaimana cerita tentang obyek wisata ini, yang pasti saya sudah berhasil mencapai tempat tersebut. Yuk, mari kita langsung saja menuju TKP!

Perjalanan kami dimulai dari Kota Pekalongan. Sekitar pukul 2 siang, saya dan Nona berangkat mengendarai smash, melewati arah ke Wiradesa dan belok kiri di pertigaan Wiradesa, disitu tertulis SELAMAT DATANG DI KOTA KAJEN IBUKOTA KABUPATEN PEKALONGAN.

Perjalanan ini menyenangkan sekali, ya karena saya belum pernah lewat. Hehehe.. Sepanjang perjalanan ini saya begitu menikmati suasana dan benar benar menikmati kebersamaan saya bersama Nona. Yah, menyenangkan sekali :)

Akhirnya setelah sekitar setengah jam, kami tiba juga di Kota Kajen. Sebuah kota yang masih agak sepi, dengan sentuhan jalan jalan yang lebar, rasanya damai sekali berada di kota ini, kami juga menjumpai Pasar Induk Kajen dan Terminal Kajen.

Sesaat setelah melewati Kota Kajen, akhirnya kami sampai di kawasan wisata Linggoasri.
 
Eits, tunggu dulu, kami masih harus mengendarai motor dengan medan yang menanjak. Tapi tenang saja, ini terasa menyenangkan karena kami bisa melihat pemandangan perkebunan karet yang menurut Nona katanya enggak pernah di ambil getahnya, walaupun di penampung nya sudah penuh. Hehehe..
Di bawah sana, terhampar dataran yang maha luas dan indah. Subhanalloh ya.. :D

Dan finally, we arrive @ Linggoasri,
 
sebuah papan nama besar menyambut kedatangan kami dan kami sempat bingung mau masuk area Outbond atau tempat wisata utamanya dan akhirnya kami putuskan untuk masuk ke tempat wisata utamanya. Kamipun masuk di loket dan membayar 7K idr untuk dua tiket masuk. Saya tanya dengan bapak penjaga tiketnya dan menurut penjelasannya, kami bisa menikmati pemandangan, kolam renang, kebun binatang mini, dan gardu pandang.

Oke, tanpa menunggu lama kami segera menanjak. Saya masih agak gimana gitu melihat tempat wisata yang sepi ini. Tidak lama kemudian, hamparan rumput hijau dengan batu batu yang menonjol menyapa kami dengan ramahnya. Hahaha.. ini sangatlah indah! 
 
Eh, ternyata disitu kami jumpai beberapa orang pacaran. Dan sepertinya gaya pacaran yang melebihi batas. Astaga!! Kami hanya jeprat jepret saja sambil ngobrol sembari menikmati suasana. Sebenernya ditempat ini ada wahana kolam renang yang sepertinya masih bisa dipakai, lalu ada flying fox yang tidak ada operatornya, dan ada beberapa bangunan pendukung lain yang kelihatannya masih baru dan belum optimal penggunaannya.
 
Puas berada di tanah lapang ini kami mengikuti rute jalur aspal yang rusak menuju ke Kebun Binatang mini. Eh alangkah terkejut melihat suasana kebun binatang yang nggak ada binatangnya sama sekali. Hanya ada kuda! Hahahaha. .
Ah, mending kami main ayunan saja lah.. Sambil istirahat. Kami juga tidak bisa muter balik dan harus kembali melewati medan aspal yang rusak tadi. Sampai sampai saya harus menuntun smash dan di dorong sama Nona.

Weslah nggak papa..

Kira kira pukul 3.30 sore, setelah beristirahat sejenak dan menonton anak anak kecil main sepakbola, kami putuskan untuk cabut dari Linggoasri.
Salah satu sudut (jepreted by Nona)
What a beautiful day with Nona :)

Back to Empat Hari Empat Kota Read More..

Empat Hari Empat Kota (Ungaran, Pekalongan, Magelang, Salatiga)


# Sabtu, 16 Juni 2012
Hari sabtu pagi ini cerah sekali. Pagi ini meski berat, saya harus tetap semangat untuk merentangkan badan. Ya, seperti rencana saya yang telah lalu, weekend ini saya hendak pergi ke Pekalongan bersama Nona. 

Setelah sarapan yang seadanya, sayapun meluncur dengan smash dari kost pukul 06.15, perjalanan pagi ini sudah agak padat karena saya kesiangan berangkatnya. Namun tak mengapa lah. Melewati Unnes, Sampangan, Kalipancur dan Krapyak, yah itulah rute yang menjadi sering saya lewati semenjak saya mengenal Nona. (ahahahaha)

Dari Krapyak, perjalanan melewati jalur pantura yang bisa saya simpulkan lancar. Dan sampai di Kaliwungu saya kena jatah nunggu kereta lewat, namun saya heran, ternyata beberapa saat setelah palang pintu ditutup, masih ada beberapa kendaraan yang nekat nyelonong. Hal ini mungkin biasa bagi mereka, namun itu sungguh perbuatan yang tidak berpendidikan menurut saya.
Betonisasi Jalan Lingkar Kota Kendal
Anyway perjalanan yang lancar jaya pun akhirnya harus terhenti di Weleri. Kenapa harus terhenti? Ya karena ini adalah tujuan saya, penitipan motor di samping pasar Weleri. Sambil menunggu Nona, sayapun memilih untuk duduk duduk di dekat kantor Weleri Valasindo. Dan beberapa saat kemudian, Nona datang dengan motor Satria F dan itu terlihat menarik bagi saya. >.<
Akhirnya kami putuskan untuk berangkat ke Pekalongan menggunakan smash karena beberapa pertimbangan. Kami pun meluncur ke rumah Nona dan saya menunggunya sarapan sementara saya melahap beberapa potong bakwan dan teh manis yang dihidangkan ibunya.

Jam 10.00, kamipun pamit. Yaaaa! Inilah perjalanan kami yang sesungguhnya! Perjalanan yang menyenangkan bersama pacar baru (:P) perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu spesial untuk saya karena saya sudah agak bosen mengendarai motor melewati kawasan pantura ini. Apalagi Nona, dia sudah sering banget pasti lewat sini. Heheheh..

Akhirnya kamipun berhasil masuk Kota Batang dan mengisi BBM smash 10K idr. Saya penasaran dengan seluk beluk Kota Batang, dan akhirnya kami memutuskan untuk memutar mutar sebentar. Tujuan pertama kami adalah ke SMA N 1 Batang, ini adalah tempat Nona SMA dulu dan dia berhasil meraih nilai 10 untuk Ujian Akhir pelajaran Matematika. Ternyata kawasan itu bernama Dracik yang (mungkin) diperuntukkan untuk kawasan sekolah sekolah, dengan sebuah lapangan yang mirip dengan sebuah Alon Alon. SMA 1 Batang juga sudah di renovasi dan Nona bilang dia kangen dengan masa masa SMA nya. Ahahahaha..
 
Sudah cukup, kami lalu melewati Polres Batang dan mampir sebentar di Kantor Bupati Batang untuk berfoto. (penting!!!) 
Akhirnya kami harus melanjutkan perjalanan menuju Kota Pekalongan yang tinggal beberapa jengkal lagi. Tanpa terasa, kamipun memasuki Kota Pekalongan dan seperti kunjungan saya terdahulu (jadi sedih :( ), kami melewati Jalan A. Yani dan disepanjang jalan tersebut suasananya segar karena tercium bau teh yang mantaaap!!

Memasuki Kota Pekalongan ini rasanya saya sedih.. Hahhh, disatu sisi saya tidak ingin mengingat ingat masa lalu saya di Kota Batik ini, aaahhhh.. sudahlah.. sing uwis yo uwis sing durung yo durung.. 
 
Selama perjalanan, Nona menceritakan saya tentang tempat tempat dia turun angkot, les, dan sebagainya.. Dan akhirnya kamipun  sampai di tempat tinggal Mbak nya Nona. Sebuah rumah bekas gereja yang berada di pinggiran kompleks, dengan penjagaan seekor anjing. Ya inilah tempatnya.. Kami langsung menuju ke lantai dua dengan tangga putar dan bertemu dengan Tante Titin. Kami juga bertemu dengan adik adiknya Nona, Boyke dan Kalvin. 

Saya masih kikuk dengan keadaan dan suasana disini yang terkesan cuek. Ah, lupakanlah, sayapun memilih untuk tiduran dan kipasan karena panas banget dan minum air putih.

Tidak lama kemudian, mbak e Nona dateng. Saya pun bersalaman dan menyapanya. Istirahat siang ini terasa begitu panas dan lelah..

Pukul 1.15, setelah makan siang, kami segera shalat dan bersiap untuk melakukan wisata kami. Siang ini, kami hendak pergi ke Linggoasri, yang berada di Kajen, Ibukota Kabupaten Pekalongan. Untuk catatan wisata Linggoasri ini saya sajikan tersendiri di sini 
Suasana Kota Kajen
Hari semakin sore, dan kami harus segera menuju ke Mal Borobudur. Namun, kami juga harus shalat asar dan akhirnya sampailah kami di Masjid Agung Kajen. 
 
Masjid dengan desain modern ini cukup sepi dan tempat parkir yang tidak begitu luas. Setelah shalat, saya mengamati ada sebuah Alquran raksasa yang dibuat dengan pahatan di batu marmer. Disitu terpampang tulisan kurang lebih sebagai berikut
“Kepada para pengunjung, Alquran marmer ini dibuat oleh …. , mohon untuk tidak menyentuh kecuali dalam keadaan suci. Apabila anda tertarik untuk membantu menyelesaikan pengerjaan Alquran ini sampai 30 Juz, anda dapat menghubungi…. Dengan infak sebesar 1,500,000 per halaman atau 30,000,000 per Juz”

Weh mantep juga ya …

Selesai shalat, kami tidak lupa berfoto (lagi) di depan Kantor Bupati Pekalongan.
 
Puas bermain di Kajen, kamipun meninggalkan kota Kajen ini melewati rute yang berbeda. Dimana sepanjang perjalanan ini saya jumpai banyak sekali bangunan bangunan peninggalan Belanda terutama di daerah Kedungwuni dan perbatasan hingga masuk Kota Pekalongan. 

Wus wus wus.. akhirnya dengan gesit, smash mengantar kami ke Borobudur Mal. Sore ini jadwal kami adalah nonton di Borobudur Cineplex. Namun, mbak Lia (mbake Nona) mengajak kami untuk berkaraokean. Tempatnya di Family and Fun lantai teratas. Langsung saja kami masuk dan menemui mbak Lia dan beberapa temennya sedang menyanyi lagu lagu Agnes Monica. Saya capek sekali dan merasa kurang cocok dengan suasana seperti ini. Namun saya berusaha menikmati saja lah. Saya juga sempat menyanyi lagu Bon Jovi dan Guns N Roses. 

Pukul 18.30, kami cabut ke Bioskop yang ada di Lantai II, .. untuk cerita tentang Bioskop ini saya tulis  dalam laporan saya disini.

Saya lapaaar . Dan kami harus makaaan secepatnya! Eh, ternyata ban motor depan saya bocor. Ya sudahlah, saya memilih untuk membiarkan dan mencarai tempat untuk makan malam. Ke Alon Alon, namun tidak ada yang cocok ya sudah akhirnya kami makan di Jl. Sultan Agung, menunya adalah megono yang dibungkusi seperti nasi kucing, lalu gorengan dan saya ditanyai seperti ini sama ibuk penjualnya

I : Pindang Tetel mboten?
S : ???? (nggak mudeng)
I : Pindang tetel?
S : tetel???
N : Hoo buk satu aja.. itu nama makanan, entar kamu coba, satu aja kok daripada nggak habis.
S : oalah, apaan sih itu??
N : makanan khas sini
Saya mengambil satu bungkus megono dan dua biji gorengan sementara pindang tetel pun tersaji. Mangkuk dengan kuah dan kerupuk yang mengambang, seperti itulah tampilannya, di dalemnya ada potongan potongan jerohan. Ah.. makanan yang aneh saya pikir. Saya pun mencoba rasanya dan ternyata saya merasa tidak cocok dengan makanan ini…
Ini dia Pindang Tetel
Selesai makan, 19K idr harus keluar dari kantong saya..

Saatnya tambal ban! Saya menuju tempat tambal ban yang ada di seberang Apotek Asli. Disana kami harus menunggu sekitar 30 menit sampai selesai. 

Hhhhh.. waktu menunjukkan pukul 10.30 ketika kami sampai lagi dirumah dan naasnya, air mati sehingga kami jadi matigaya karena nggak bias mandi. Untung kami bisa nunut mandi di tempat sodaranya Nona yang harus kami capai dengan berulang kali tersasar di perkampungan padat penduduk yang mana di beberapa tempat tergenang rob. 

Sodaranya Nona ini baik sekali, saya masuk sementara Nona mandi saya ngobrol dengan Om nya itu. Sesekali sambil menyedot Teh Bandulan, minuman khas Pekalongan. Setelah kami berdua selesai mandi, kami berbincang bincang sejenak dan pukul 11.30 kami berpamitan untuk pulang. Sialnya, kami masih aja kesasar di tempat yang sama kayak tadi berangkat. Huah edan!
# Minggu, 17 Juni 2012
Ahhh.. sudah pukul 12.00, kami harus segera tidur namun karena terganggu dengan nyamuk dan suara lolongan anjing, Nona akhirnya mengajak saya tidur bareng berlima dengan adik adiknya. Si Boyke semalaman nggak tidur malah nguprek game online terus. Gila , sampe subuh nggak tidur. Sampai habis subuh pun enggak tidur juga. Sampai jam 5.30, akhirnya saya dan Nona menunaikan shalat subuh. 

Habis shalat, ngantuk masih begitu mendera karena semalaman kami tidak bisa tidur nyenyak. Ya sudah lanjutkan tidur. Jadwal jalan jalan di pagi hari terpaksa di batalkan.

Pukul 9 Pagi, sebelum pulang, kami membeli 4 bungkus bubur ayam di Alon Alon Pekalongan untuk kami makan bareng bareng di rumah. 
 
Setelah makan selesai, kami pun tiba saatnya untuk pulang. Eh, ternyata saya masih harus mengantar Nona mengisi parfum di Pasar Banjarsari. Parfum yang segeeer menurut saya. Hehehehe

Hah, sudah.. saatnya pulang.. kami melaju dengan kecepatan rata rata dan saya merasa sangat mengantuk. Beberapa kilometer sebelum sampai di rumah Nona, kami mampir beli es buah. Minuman yang menyegarkan jiwa dan raga. 

Sampai dirumah Nona pukul 12 siang dan saya segera menuju kamarnya untuk tidur. Iya, saya merasa butuh tidur. Hingga pukul 13.30 dan saya terbangun untuk shalat dan berpamitan hendak pulang ke Magelang. 

Perjalanan yang awalnya selalu bikin males.. dari Weleri sampai Sukorejo dengan belak belok naik turun bukit. Yaaa.. ini memang harus di jalani. Saya sudah sedikit hafal dengan medannya kok. Sampai di Ngadirejo, saya mampir tempat mbak Tin. Mbak Tin ini adalah teman saya waktu Prajabatan di Srondol beberapa bulan lalu. Saya dan dia adalah salah dua peserta yang aktif bertanya. Hehehehe..

Tidak susah untuk mencapai rumahnya dan kami pun ngobrol ringan. Sudah sore, saya pun minta pamit namun ternyata saya disuruh makan dulu. Nasi buntil dan telur dadar adalah menu yang sangat enak di sore ini, saya bahkan tambah nasi .. hehe (thank you mba Tin)

Huhhh.. berpamitan pulang dan saya menemui keadaan yang bikin bête. Karena saya merasa masih jauh banget untuk sampai rumah di Pabelan. Sabar .. sabar.. hingga sebelum maghrib saya telah sampai dirumah dengan kondisi badan yang sangat capek.

Malam itu saya tidak bisa tidur nyaman karena sedang ada Pensi di depan rumah , ya itu memang acara tahunan yang diadakan oleh Santri di Ponpes Pabelan.

*
# Senin, 18 Juni 2012
Salah satu tugas saya hari senin pagi ini adalah legalisir Ijazah di SMK N 1 Magelang. Untung saya harus legalisir. Coba kalau tidak, saya pasti harus bangun pagi dan merasa malas.. namun karena legalisir ini saya jadi bisa bangun jam setengah tujuh pagi. Hehehe.. hore!

Sampai di SMK N 1 Magelang, pukul 8 pagi. Sedang ada acara semacam persiapan anak didik baru. Bu Mus TU tempat legalisir ternyata masih ingat dengan saya, dan tanpa diduga, guru saya dulu Pak Supriyatna ternyata sekarang jadi Kepala Sekolah. Wah, kereeeeeen!!!!! Selamat ya pak!!! Dia adalah salah satu guru favorit saya tempo hari. Hehehe

Legalisir pun selesai dan saya dengan badan yang masih lemes ini harus langsung menuju ke Kantor di Bergas. Saya ngantor hingga pukul 14.00 dan sepulang kantor saya harus bersiap untuk menuju Salatiga. Gila, padet banget jadwal saya.. nggak ngira bakalan seperti ini.

Saya memilih untuk naik angkutan saja ketimbang naik motor karena ya itu,, capek itu.. Huhh.. Akhirnya sampai juga saya di Salatiga dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang saya rangkum liputannya di sini.

Akhirnya, Empat Hari Empat Kota ini selesai juga. Sebuah cerita perjalanan yang mencampur cerita pribadi dan cerita dinas. Hahahahahaha..

Sekian dan terimakasih!!!
Read More..

Wednesday, June 13, 2012

Super Macro Shot with Canon PS A480


 Kali ini saya akan 'memamerkan' beberapa foto yang sebenarnya masih belum pantas untuk di pamerkan di ajang internasigoreng, Namun, dengan kemampuannya, ternyata pocket camera saya yang biasa saya andalkan (karena tidak punya yang lainnya) yaitu Canon Power Shot A480 dapat menghasilkan foto yang kualitasnya bisa dikategorikan lumayan.. Dan akhir kata, saya tidak akan perlu panjang lebar karena panjang kali lebar adalah rumus untuk menghitung luas daripada persegi panjang. Dan karena perseginya sudah terlalu panjang, alangkah baiknya jika kita segera melaksanakan tontonan yang setelah saya bertapa, akhirnya saya beri judul SUPER MACRO SHOT WITH CANON PS A480. Have a good time ev'rybody! :)

click on image to see larger
Breakfast @ Prawirotaman, Yogyakarta

An Empty Glass of coffee

Tahu Pong from Magelang

Red flower @ Bendung Badran, Temanggung

Semut dan cipratan Kopi I

Berbagi tak pernah rugi

Coffee for my breakfast

Wormgear works @ Bendung Badran, Temanggung

Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...