Tuesday, June 23, 2015

Review : SPY (2015)




www.google.com
Gelaran film spionase Kingsman : The Secret Service beberapa waktu lalu ternyata meninggalkan kesan yang mendalam terhadap pecinta film-film sejenis. Kalau kamu merupakan salah satu penggemar film mata-mata dan belum menonton Kingsman, buruan menonton. 

Tidak butuh waktu lama, sembari menunggu James Bond dengan Spectrenya di November nanti, Paul Feig sang sutradara Kick Ass membuat kehebohan dengan membuat film Spy. Melihat poster film ini terkesan biasa saja, bahkan sedikit norak menurut saya. Toh kelarisannya juga nampaknya biasa-biasa saja. Tapi tunggu dulu. Setelah membaca review film ini dari blog http://cinetariz.blogspot.com, hanya satu kata. Berangkat!

Film ini benar benar dibuka ala film James Bond yakni dengan pre opening yang menegangkan dilanjutkan dengan grafis dan OST pembuka yang memparodikan franchise James Bond. Susan Cooper (Mellisa McCarthy) yang bekerja dikantoran CIA merasa sangat kehilangan ketika salah satu rekannya, agen Bradley Fine (Jude Law) terbunuh saat melaksanakan misi untuk memutus mata rantai bom nuklir.

Untuk penyamaran yang maksimal, Cooper yang selama ini tidak pernah keluar kantor, tertantang untuk menjadi agen. Kemampuannya bisa dibilang masih nol. Proporsi tubuhnya jelas menjadi tantangan tersendiri untuk menjadi mata-mata. Kalau kamu membaca review saya hingga kalimat ini dan terlihat membosankan, jangan salah dulu. Sebenarnya dari awal film ini jelas-jelas melelahkan. Bukan, bukan membosankan. Tapi justru film ini melelahkan saya karena kebanyakan tertawa dengan humor yang luar biasa banyol dari awal hingga akhir film.

Satu lagi yang mencengangkan adalah agen Rick Ford yang diperankan oleh aktor Jasom Statham. Aktor yang biasanya selalu tampil menang dan gemilang, serta serius. Disini dia menjadi seorang yang sangat menjengkelkan. Dan penuh kelemahan. 

Meski porsi humor yang sengaja digelontor oleh sang Sutradara, film ini menyuguhkan jalinan cerita yang unik. Sesekali kita harus ekstra berfikir untuk memecahkan teka-teki di dalam film. Alur ceritanya sulit ditebak. Dan dalam ketegangan itu, maka tiba-tiba kita akan terbahak-bahak melihat tingkah para lakonnya.
Jadi, film Spy ini sangat layak tonton. Coba kunjungi www.imdb.com untuk melihat ratingnya. :)
Read More..

Saturday, June 6, 2015

Yuk, Kita Keliling Jawa Tengah!



Sore hari di Pantai Alam Indah Tegal, 2012
“Oh, suka jalan-jalan, ya? Udah pernah kemana aja?”

Iya, saya memang suka jalan-jalan. Dan bila menjawab pertanyaan itu, tentu pengalaman saya belum banyak. Tapi bagi saya, merupakan kebanggaan tersendiri kala saya bisa bercerita banyak hal tentang tempat-tempat menarik yang pernah saya kunjungi di Jawa Tengah. Yaa.. Saya juga pengen sih untuk sesekali berlibur ke tempat yang lebih jauh. Misalnya Palembang. Bukan, bukan karena belum ada waktu. Tapi lebih tepatnya karena belum cukup uangnya.

Sebagai pegawai rendahan, tentu saja gaji saya tidak cukup apabila harus menyisihkan banyak rupiah ‘hanya’ untuk jalan-jalan semata. Boro-boro untuk traveling, untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga saja, pas-pasan. Tapi sebenarnya hal itu tidak jadi soal. Sekali lagi, bagi saya, bukan tentang seberapa jauh kita bepergian. Tapi seberapa berkesan cerita yang akan kita dapatkan nantinya. Teringat saat itu, berbekal sepeda motor dan menabung selama tiga bulan, saya baru bisa jalan-jalan ke Kudus. 4 jam perjalanan dari Magelang.

Pagi hari, di pertengahan bulan Tahun 2010 saya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekeliling hotel hingga Simpang Tujuh untuk menikmati suasana pagi kota kretek. Jam enam pagi, saya menjumpai acara car free day yang diselenggarakan PT. Djarum dan Pemkab. Suasana Minggu itu ramai sekali. Di sepanjang Jl. Ahmad Dahlan beberapa komunitas unjuk kebolehannya bermain sepeda BMX dan Skateboard. Kudus memang lengkap, men! Ada wisata religi, alam dan kuliner yang patut kita coba. Hari sebelumnya,  saya menikmati sore dan malam hari dengan mengunjungi Colo, Montel dan berkuliner ria di Taman Bodjana. Hingga akhirnya shalat dhuhur di Masjid Menara, menjadi akhir dari perjalanan saya.
Kudus, Suatu Pagi 2010

Saya traveler pemula. Kalau boleh terus terang, saya tidak begitu tertarik dengan kegiatan adventure alam. Meskipun tetap, ada satu-dua lokasi wisata alam yang memang ingin saya kunjungi. Sebagai gantinya, saya lebih suka mengunjungi sebuah kota, menikmati pagi dengan berjalan-jalan disudut kota, mencari tempat-tempat menarik di dalam kota, mencoba kuliner khas, dan menikmati malam dipusat kota. That’s it.
Curug Sewu Kendal 2010
Grojogan Sewu Karanganyar 2011
Guci Tegal, 2012

Dari dulu saya punya keinginan untuk mengunjungi semua kota di Jawa ini. Pelan tapi pasti, semua kota di Jawa Tengah ini pernah saya singgahi kecuali Cilacap, Brebes  dan Blora. Selain itu, beberapa kota di Jawa Timur juga sedikit-demi sedikit sudah mulai ter-unlocked.

Sebagai penggemar jalan-jalan ala city tour, di jaman yang serba digital ini sudah barang tentu saya selalu mempersiapkan perencanaan baik berupa rencana kunjungan, maupun rencana keuangan yang akan timbul. Hal itu untuk mengantisipasi agar pengeluaran terkontrol. Paling penting bagi saya adalah untuk memastikan akomodasi ditempat tujuan seperti penginapan, persewaan kendaraan, hingga oleh-oleh yang wajib saya bawa pulang nantinya.
** 

Waterpark dan Bioskop
Terhitung mulai tahun 2011, saya getol untuk mengunjungi bioskop-bioskop lawas di Jawa Tengah. Berawal dari Magelang Theater, saya berangkat ke Purwokerto di awal tahun 2012. Bermodal tiket bis patas dari Semarang, saya singgah di Purbalingga. Dari sana, saya bermotor menuju Purwokerto untuk mencoba sensasi Bioskop Rajawali Theatre21 (saat ini sudah berganti nama menjadi Rajawali Cinema). Belum lengkap rasanya jika ke Purwokerto dan belum membeli mendoan. Ya, deretan penjual tempe plung-tas alias nyemplung langsung dintas itu bertebaran di sepanjang Jalan Veteran. Berhubung masih lapar, saya pun mengisi perut di Soto Bancar, Purbalingga. Soto Bancar tersebut merupakan salah satu soto yang mengusung ciri khas soto daerah Banyumas, yang lebih terkenal dengan nama Soto Sokaraja.

Mumpung berada di eks. Karesidenan Banyumas, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Owabong. Owabong yang merupakan akronim dari Obyek Wisata Air Bojongsari itu terletak di Kabupaten Purbalingga. Merupakan sebuah waterboom/waterpark dengan beberapa fasilitas seperti flying fox, wahana edukasi pesawat penumpang, kolam renang standar, kolam arus dan seluncuran. Yang saya sebut terakhir ini merupakan seluncuran non ban yang paling ekstrim yang pernah saya coba.
Owabong, 2012

Di tahun yang sama, pada pagi hari menjelang siang itu saya mengunjungi Pikatan Waterpark di bilangan Kota Temanggung. Seperti di Owabong, mata air yang digunakan adalah mata air alami yang terjamin kesegarannya. Mantap! Selepas shalat Jumat di Masjid Agung Temanggung, saya meluncur ke Wonosobo. Seperti kebiasaan saya, bila melewati perbatasan Temanggung-Wonosobo, saya selalu mampir di sebuah warung kopi di Kledung. Namanya Sindoro Coffee House and Trading. 
Pikatan Waterpark, 2012

Warung dengan dominasi kaca itu menjual aneka kopi, makanan ringan seperti mendoan atau bakwan, sampai nasi/mie goreng. Suasana diperbatasan dua Kabupaten dan dua Gunung, Sumbing dan Sindoro itu terlampau dingin. Menikmati hangatnya seruputan kopi dan mencicip mendoan panas, jelas pilihan yang sangat tepat. Ditambah lagi, panorama disekitarnya terhampar seperti di Pegunungan Alpen.

Berbekal informasi dari salah satu teman, saya mengunjungi bioskop Dieng Theatre (sekarang berganti nama menjadi Dieng Cinema). Bioskop itu dari Tahun 2012-2013 mengalami perombakan. Dua kali saya berkunjung dari mulai bioskop terletak pada titik nadhir, yaitu dengan kondisi yang sangat buruk menjadi bioskop baru yang dikelola manajemen baru. “Lumayan mas, sekarang mulai ramai. Meskipun proyektornya masih analog, pengunjung banyak. Selain dari Wonosobo, sebagian besar berasal dari wilayah Parakan dan Banjarnegara. Sebentar lagi proyektor akan diganti menjadi digital” ujar Mas Wahyu belum lama sejak renovasi besar-besaran satu-satunya bioskop di Wonosobo itu.
Dieng, 2013
Selanjutnya, pada akhir tahun 2012 saya kembali melajukan motor menuju ke Pekalongan. Selain bermotor mengenal daerah Kajen hingga obyek wisata Linggoasri, saya juga menyempatkan waktu untuk mencoba bioskop Borobudur Cinema di Kota Pekalongan. Bila siangnya saya bisa mencari Nasi Megono atau Soto Tauco, pada malam harinya saya menjajal kuliner khas di pinggiran jalan Sultan Agung. Namanya Pindang Tetel. Makanan berkuah khas Pekalongan. Satu Mangkuk Pindang Tetel merupakan paduan dari daging yang dimasak bersama kuah hitam kental, dengan taburan kerupuk mengambang.
Salah satu sudut Linggoasri, Pekalongan 2012
Merasa belum cukup, saya kembali melanjutkan perjalanan ke Pemalang. Satu jam dari Pekalongan. Pagi hari di Pemalang, saya disambut dengan angin ribut dan alhamdulillah saya masih sempat menikmati semangkuk nasi grombyang disana sebelum menuju ke Widuri Waterpark. Nasi Grobyang yang legendaris dapat dijumpai di sebelah utara Alun-alun Pemalang (Jalan menuju Pantai Widuri). Widuri Waterpark, bagi saya merupakan wahana air yang cukup besar. Ada patung Zeus didepan pintu gerbang. Fasilitasnya juga lengkap. Mulai dari kolam dan seluncuran anak, seluncuran panjang meliuk-liuk hingga Boomerang. Boomerang sendiri merupakan seluncuran ekstrim yang hanya bisa digunakan dua orang dengan perlengkapan ban. Meski jantung terasa mau copot, toh saya tetep ketagihan mencobanya berulang kali. Wuzz!
Widuri Waterpark, 2012

Malam hari di Pemalang, saya memiliki sedikit waktu senggang yang saya gunakan utuk mengunjungi Wijaya Sinepleks. Ya, bioskop tua itu nampak seperti rumah biasa. Konsepnya sudah modern dengan dua sinepleks, juga dengan kursi-kursi dan layarnya. Hanya, proyektornya memang masih manual. (saat ini bioskop sudah tutup)
**

Museum, Bangunan Tua, dan Lain-lainnya
Eks. Kantor Residen Pekalongan, 2010
Sembari berkeliling di kota-kota di Jawa Tengah, saya seringkali menyempatkan browsing untuk mencari museum, atau bangunan tua yang memiliki nilai artistik yang tinggi. Saat di Purbalingga, saya begitu terpesona dengan lengkapnya museum disana. Ada Museum Uang dan juga Museum Reptil. Koleksinya benar-benar lengkap. 
 
Museum Uang Purbalingga, 2012

Sedikit berbeda cerita saat saya berlibur di Tegal. Pagi hari itu saya disambut dengan keramaian suasana gedung DPRD Kota Tegal yang merupakan bangunan tua bekas kantor Walikota Tegal jaman dahulu. Sepagi itu, suasana ramai karena sedang ada pasar pagi. Niat saya mau memotret bangunan tua, sirna sudah. Sebagai gantinya, di Tegal justru ada Monumen Bahari, bangunan tua berupa menara air, bekas kantor Samarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) dan juga Markas Angkatan Laut (LANAL).
Bekas Kantor SCS, 2012
Sebagai salah satu kota kecil penghasil kerajinan ukir, Jepara juga pernah saya kunjungi dalam satu hari saja. Sehari di Jepara 2011 lalu, ternyata saya menemukan banyak spot heritage. Sebut saja Museum Kartini, Benteng VOC dan yang terakhir Benteng Portugis. Benteng Portugis ini lokasinya sangat jauh. Saya bahkan harus khawatir karena waktu keburu sore dan motor saya terasa nggak sampai-sampai di ujung timur laut Jepara itu.
 
Pulau Panjang Jepara, 2011
Perpaduan antara museum dan bangunan tua, bisa kita jumpai di Pekalongan. Tepat di depan Lapangan Jatayu, berdiri bekas kantor walikota jaman Belanda yang kini digunakan sebagai Museum Batik. Bangunan klasik itu mulai dibuka sebagai Museum Batik saat era Presiden SBY. Selain koleksi peralatan batik, juga dipajang macam-macam sampel kain batik.  Bukan hanya itu saja. Disana kita juga bisa belajar membatik. Menarik, bukan?
Di depan Museum Batik 2012
Museum Sangiran, 2011

Loji Papak, Telawa saat berwisata bersama KA. Kalijaga 2014


Museum Benteng Van der Wijck, Gombong 2009
Jelajah Museum dengan Sepeda, Magelang 2014
Itu hanya sedikit dari bebagai macam cerita tentang Jawa Tengah. Saya orang Jawa Tengah dan merasa beruntung karena memiliki passion untuk mengunjungi tempat-tempat menarik di Jawa Tengah. Bagi saya yang belum kesampaian untuk traveling ke tempat-tempat jauh, Jawa Tengah terasa sudah sangat cukup. Aneka wisata dari berbagai minat bisa kita kunjungi. Bila saya tertarik pada city tour di kota-kota di Jawa Tengah, mungkin anda juga bisa berkunjung dan bercerita dengan mengusung tema yang lain yang lebih khas. Misalnya kuliner, percandian, atau wisata alam. Saya jamin, Jawa Tengah tidak akan ada habisnya untuk kita blusuki keindahannya.

Tips :
1) Manfaatkan jasa Rental Motor bila mengunjungi daerah Solo Raya (Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan sekitarnya) Juga jasa rental motor di Purwokerto untuk berkeliling Purwokerto, Banyumas, Purbalingga dan sekitarnya.
2) Carilah hotel berbudget murah, atau homestay untuk meminimalkan pengeluaran. Kecuali bila memang anda punya uang banyak.
3) Manfaatkan moda transportasi umum dan temukan kesan menarik. Contoh, kereta api via Pantura Jateng yang melewati pinggiran laut daerah Batang, atau kereta api Kalijaga, yang melewati stasiun-stasiun tua di daerah Kedungjati - Gundih
4) Manfaatkan informasi paket wisata. Contoh paket wisata Jeep Adventure di Pati, atau wisata jelajah museum dengan sepeda serta jelajah kampung wisata Borobudur di Magelang.
5) Tetap jaga kebersihan dan jangan corat-coret di obyek wisata.
Paket Wisata Jeep Adventure Pati, 2015

Yuk, kita keliling Jawa Tengah!
Postingan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Visit Jawa Tengah (@VisitJawaTengah dan @BlogJateng2015) yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan Tema "Cinta (Wisata) Jawa Tengah". Ikuti lombanya dan menangkan hadiah uang tunai jutaan rupiah, voucher tiket pesawat, serta voucher hotel Atria Magelang. Informasinya dapat dilihat pada gambar berikut dan juga dapat dibaca disini.




Read More..

Monday, June 1, 2015

Beyond The Traveling : Berburu Tegel!

Dua teman saya, Indra Oktora dan C.G. Wisnuwardhana (Mblusukmen!) hobbi sekali berburu tegel kuno. Bahan lantai klasik itu biasanya bisa ditemui pada bangunan-bangunan tua peninggalan era Jawa, Tionghoa, maupun Kolonial. Pertegelan masa lalu sebenarnya sangatlah indah nan mempesona. Tetapi setelah serangan produksi keramik yang bertubi-tubi, pamor tegel lambat laun memudar. Dan kini, sisa-sisa kejayaan tegel hanya bisa kita nikmati seadanya. Padahal, tegel-tegel tersebut biasanya memiliki nilai artistik yang tinggi. Indah dipandang, dan dingin bila diinjak (bener nggak?) Dan here they are. Oleh-oleh pertegelan yang saya temukan selama dua hari di Trip Pati - Rembang, beberapa waktu lalu. Selamat menikmati!

Halaman depan Bekas Rumah Dinas Residen Pati

Halaman Belakang Rumah Dinas Residen Pati

Halaman Belakang Rumah Dinas Residen Pati

Bekas Kantor/Rumah Dinas Bupati Sragen a.k.a Museum Kartini Rembang

Liem Thiam Kwie Lasem

Liem Thiam Kwie Lasem

Liem Thiam Kwie Lasem

Liem Thiam Kwie Lasem

Liem Thiam Kwie Lasem

Liem Thiam Kwie Lasem
Liem Thiam Kwie Lasem

Kelenteng Cu An Kiong  Lasem

Kelenteng Cu An Kiong  Lasem

Tegel Besar di Restoran Hotel Antika, Rembang







Gimana, cantik-cantik, kan? Yuk kita budayakan hunting tegel. *eh :D Read More..

Review : Laras Asri Resort and Spa Salatiga

Jumat (22/5) lalu, saya mengajak Tika untuk jalan-jalan ke Salatiga. Salatiga, bagi kami adalah kota yang biasa kami datangi. Saya bertahun-tahun bolak-balik kesana, dan Tika beberapa bulan pernah bekerja di kota Hatti Beriman itu. Tujuan utama kami, hendak menginap di Laras Asri Resort and Spa.
 
Hotel bintang empat itu berada di Jl. Jenderal Sudirman, dekat dengan bangjo ABC. Hari beranjak sore saat kami masuk ke area hotel dan ditunjukkan lokasi resepsionis oleh petugas. Saya langsung mengkonfirmasi reservasi yang sudah saya buat beberapa hari sebelumnya.

Resort yang juga dikelola oleh manajemen Armada Group ini menawarkan suasana hotel yang memadukan suasana Jawa klasik. Lihat saja model bangunan utamanya yang beratap joglo. Pun dengan dekorasinya yang tampak etnik. Oleh petugas kami diantar menuju kamar. Ternyata, sekarang ini semua kamar kelas standard menempati bangunan baru berlantai lima yang terletak dibagian depan. “iya mas, baru satu tahun sejak launching” jelas petugas ketika saya konfirmasi kalau setahu saya memang bangunan itu masih baru.
  
Kami menempati kamar di lantai dua dengan dua buah bed, televisi 32”, dua botol air mineral, serta beberapa teh dan kopi lengkap dengan peralatan maker-nya. Berhubung kami sudah lelah, kami langsung mandi dan istirahat saja. Malamnya kami berkeliling kota untuk berburu kuliner bersama Cristine dan Freddy.




**

Pagi-pagi, saya sengaja bangun awal karena penasaran dengan suasana sunrise dari Salatiga. Hehe.. Dan here its. Sunrise from Laras Asri!



Sebelum sarapan, saya menjajal fasilitas kolam renang yang lokasinya berada tepat dibelakang main lobby bersebelahan dengan restoran. Kolam renang ini tidak terlalu luas. Darisana, terlihat deretan kamar-kamar dengan model bungalow yang tampak seperti di hamparan hutan. Ternyata, pepohonan disini merupakan pohon-pohon yang mulai langka. Dan semuanya dilengkapi dengan papan nama yang mendeskripsikan nama latin, khasiat, dan lainnya. 
 
Setelah berenang sebentar, saya lalu membilas diri dan kami bersiap untuk sarapan! Tepat sekali. Restorannya berada di sebelah kolam renang dengan view kaca menghadap pemandangan luar. Menu sarapan pagi ini ada bermacam-macam. Ada nasi goreng, bermacam lauk-pauk, atau bagi yang tidak ingin makan nasi, juga disediakan salad sayur dan buah-buahan. Komplit lah. Sementara itu  untuk minum, saya memilih secangkir kopi dan Tika mengambil segelas air apel. Tapi ada satu hal yang patut dikoreksi, karena ketika kami membaca koran dan belum selesai menyantap dessert, petugas keburu mengemasi piring makanan utama. Saya rasa itu hal kurang pas.
 
Selesai sarapan, saya berkeliling sejenak ke bagian belakang. Disana ada satu rumah yang digunakan untuk Spa. Disekelilingnya teduh oleh pepohonan yang rindang dan kamar-kamar berceceraan disana-sini. Untuk kelas deluxe dan superior, model kamarnya berkonsep bungalow dan berbentuk semi joglo karena meskipun atap bertema Jawa, tapi bangunannya berbahan tembok. Di bagian belakang ini, juga dilengkapi sebuah kolam renang kecil yang juga menyediakan water slide alias prosodan kecil untuk anak-anak. 
 
Tidak hanya itu saja, dekat dengan area fitness center, ada beberapa binatang yang sengaja dipelihara. Rasa-rasanya saya seperti berada di Taman Kyai Langgeng Magelang saja. Hehee.. Ada beberapa ekor rusa, burung merak, dan burung elang.

Nah, bagi anda yang ingin berkunjung ke Salatiga baik untuk urusan jalan-jalan, bisnis, atau sekedar meeting hotel ini layak jadi tujuan anda. Nikmati suasana khas Jawa, suasana sejuk dan menghijau dan pelayanan yang memuaskan hanya di Laras Asri Resort and Spa.

Laras Asri Resort and Spa
Jalan Jenderal Sudirman No. 335, Salatiga, Jawa Tengah 50732 
Telepon :(0298) 312222

Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...