“Oh, suka jalan-jalan, ya? Udah
pernah kemana aja?”
Iya,
saya memang suka jalan-jalan. Dan bila menjawab pertanyaan itu, tentu
pengalaman saya belum banyak. Tapi bagi saya, merupakan kebanggaan tersendiri
kala saya bisa bercerita banyak hal tentang tempat-tempat menarik yang pernah
saya kunjungi di Jawa Tengah. Yaa.. Saya juga pengen sih untuk sesekali berlibur ke tempat yang lebih jauh. Misalnya
Palembang. Bukan, bukan karena belum ada waktu. Tapi lebih tepatnya karena
belum cukup uangnya.
Sebagai
pegawai rendahan, tentu saja gaji saya tidak cukup apabila harus menyisihkan
banyak rupiah ‘hanya’ untuk jalan-jalan semata. Boro-boro untuk traveling,
untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga saja, pas-pasan. Tapi sebenarnya hal
itu tidak jadi soal. Sekali lagi, bagi saya, bukan tentang seberapa jauh kita
bepergian. Tapi seberapa berkesan cerita yang akan kita dapatkan nantinya. Teringat
saat itu, berbekal sepeda motor dan menabung selama tiga bulan, saya baru bisa
jalan-jalan ke Kudus. 4 jam perjalanan dari Magelang.
Pagi
hari, di pertengahan bulan Tahun 2010 saya memutuskan untuk berjalan-jalan di
sekeliling hotel hingga Simpang Tujuh untuk menikmati suasana pagi kota kretek. Jam enam pagi, saya menjumpai acara car free day yang diselenggarakan
PT. Djarum dan Pemkab. Suasana Minggu itu ramai sekali. Di sepanjang Jl. Ahmad
Dahlan beberapa komunitas unjuk kebolehannya bermain sepeda BMX dan Skateboard. Kudus memang lengkap, men! Ada wisata religi, alam dan kuliner yang patut kita coba. Hari sebelumnya, saya menikmati sore dan malam hari dengan mengunjungi Colo, Montel dan berkuliner ria di Taman Bodjana. Hingga akhirnya shalat dhuhur di Masjid Menara, menjadi akhir dari perjalanan saya.
Kudus, Suatu Pagi 2010 |
Saya
traveler pemula. Kalau boleh terus terang, saya tidak begitu tertarik dengan
kegiatan adventure alam. Meskipun
tetap, ada satu-dua lokasi wisata alam yang memang ingin saya kunjungi. Sebagai
gantinya, saya lebih suka mengunjungi sebuah kota, menikmati pagi dengan
berjalan-jalan disudut kota, mencari tempat-tempat menarik di dalam kota,
mencoba kuliner khas, dan menikmati malam dipusat kota. That’s it.
Curug Sewu Kendal 2010 |
Grojogan Sewu Karanganyar 2011 |
Guci Tegal, 2012 |
Dari
dulu saya punya keinginan untuk mengunjungi semua kota di Jawa ini. Pelan tapi
pasti, semua kota di Jawa Tengah ini pernah saya singgahi kecuali Cilacap,
Brebes dan Blora. Selain itu, beberapa
kota di Jawa Timur juga sedikit-demi sedikit sudah mulai ter-unlocked.
Sebagai
penggemar jalan-jalan ala city tour, di jaman
yang serba digital ini sudah barang
tentu saya selalu mempersiapkan perencanaan baik berupa rencana kunjungan,
maupun rencana keuangan yang akan timbul. Hal itu untuk mengantisipasi agar
pengeluaran terkontrol. Paling penting bagi saya adalah untuk memastikan
akomodasi ditempat tujuan seperti penginapan, persewaan kendaraan, hingga
oleh-oleh yang wajib saya bawa pulang nantinya.
**
Waterpark dan Bioskop
Terhitung
mulai tahun 2011, saya getol untuk mengunjungi bioskop-bioskop lawas di Jawa
Tengah. Berawal dari Magelang Theater, saya berangkat ke Purwokerto di awal
tahun 2012. Bermodal tiket bis patas dari Semarang, saya singgah di
Purbalingga. Dari sana, saya bermotor menuju Purwokerto untuk mencoba sensasi
Bioskop Rajawali Theatre21 (saat ini sudah berganti nama menjadi Rajawali
Cinema). Belum lengkap rasanya jika ke Purwokerto dan belum membeli mendoan.
Ya, deretan penjual tempe plung-tas alias
nyemplung langsung dintas itu bertebaran
di sepanjang Jalan Veteran. Berhubung masih lapar, saya pun mengisi perut di Soto Bancar, Purbalingga. Soto Bancar tersebut merupakan salah satu soto yang mengusung ciri khas soto daerah Banyumas, yang lebih terkenal dengan nama Soto Sokaraja.
Mumpung
berada di eks. Karesidenan Banyumas, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi
Owabong. Owabong yang merupakan akronim dari Obyek Wisata Air Bojongsari itu
terletak di Kabupaten Purbalingga. Merupakan sebuah waterboom/waterpark dengan beberapa fasilitas seperti flying fox, wahana edukasi pesawat
penumpang, kolam renang standar, kolam arus dan seluncuran. Yang saya sebut
terakhir ini merupakan seluncuran non ban yang paling ekstrim yang pernah saya
coba.
Owabong, 2012 |
Di tahun
yang sama, pada pagi hari menjelang siang itu saya mengunjungi Pikatan
Waterpark di bilangan Kota Temanggung. Seperti di Owabong, mata air yang
digunakan adalah mata air alami yang terjamin kesegarannya. Mantap! Selepas
shalat Jumat di Masjid Agung Temanggung, saya meluncur ke Wonosobo. Seperti
kebiasaan saya, bila melewati perbatasan Temanggung-Wonosobo, saya selalu mampir
di sebuah warung kopi di Kledung. Namanya Sindoro Coffee House and Trading.
Pikatan Waterpark, 2012 |
Warung
dengan dominasi kaca itu menjual aneka kopi, makanan ringan seperti mendoan
atau bakwan, sampai nasi/mie goreng. Suasana diperbatasan dua Kabupaten dan dua
Gunung, Sumbing dan Sindoro itu terlampau dingin. Menikmati hangatnya seruputan
kopi dan mencicip mendoan panas, jelas pilihan yang sangat tepat. Ditambah
lagi, panorama disekitarnya terhampar seperti di Pegunungan Alpen.
Berbekal
informasi dari salah satu teman, saya mengunjungi bioskop Dieng Theatre
(sekarang berganti nama menjadi Dieng Cinema). Bioskop itu dari Tahun 2012-2013
mengalami perombakan. Dua kali saya berkunjung dari mulai bioskop terletak pada
titik nadhir, yaitu dengan kondisi yang sangat buruk menjadi bioskop baru yang
dikelola manajemen baru. “Lumayan mas, sekarang mulai ramai. Meskipun
proyektornya masih analog, pengunjung banyak. Selain dari Wonosobo, sebagian
besar berasal dari wilayah Parakan dan Banjarnegara. Sebentar lagi proyektor
akan diganti menjadi digital” ujar Mas Wahyu belum lama sejak renovasi
besar-besaran satu-satunya bioskop di Wonosobo itu.
Dieng, 2013 |
Selanjutnya,
pada akhir tahun 2012 saya kembali melajukan motor menuju ke Pekalongan. Selain bermotor mengenal daerah Kajen hingga
obyek wisata Linggoasri, saya juga menyempatkan waktu untuk mencoba bioskop
Borobudur Cinema di Kota Pekalongan. Bila siangnya saya bisa mencari Nasi
Megono atau Soto Tauco, pada malam harinya saya menjajal kuliner khas di
pinggiran jalan Sultan Agung. Namanya Pindang Tetel. Makanan berkuah khas
Pekalongan. Satu Mangkuk Pindang Tetel merupakan paduan dari daging yang dimasak bersama kuah hitam kental, dengan taburan kerupuk mengambang.
Salah satu sudut Linggoasri, Pekalongan 2012 |
Merasa
belum cukup, saya kembali melanjutkan perjalanan ke Pemalang. Satu jam dari
Pekalongan. Pagi hari di Pemalang, saya disambut dengan angin ribut dan alhamdulillah saya masih sempat
menikmati semangkuk nasi grombyang disana sebelum menuju ke Widuri Waterpark. Nasi Grobyang yang legendaris dapat dijumpai di sebelah utara Alun-alun Pemalang (Jalan menuju Pantai Widuri). Widuri
Waterpark, bagi saya merupakan wahana air yang cukup besar. Ada patung Zeus didepan
pintu gerbang. Fasilitasnya juga lengkap. Mulai dari kolam dan seluncuran anak,
seluncuran panjang meliuk-liuk hingga Boomerang. Boomerang sendiri merupakan
seluncuran ekstrim yang hanya bisa digunakan dua orang dengan perlengkapan ban.
Meski jantung terasa mau copot, toh saya tetep ketagihan mencobanya berulang
kali. Wuzz!
Widuri Waterpark, 2012 |
Malam
hari di Pemalang, saya memiliki sedikit waktu senggang yang saya gunakan utuk
mengunjungi Wijaya Sinepleks. Ya, bioskop tua itu nampak seperti rumah biasa.
Konsepnya sudah modern dengan dua sinepleks, juga dengan kursi-kursi dan
layarnya. Hanya, proyektornya memang masih manual. (saat ini bioskop sudah
tutup)
**
Museum, Bangunan Tua, dan
Lain-lainnya
Eks. Kantor Residen Pekalongan, 2010 |
Sembari
berkeliling di kota-kota di Jawa Tengah, saya seringkali menyempatkan browsing untuk mencari museum, atau
bangunan tua yang memiliki nilai artistik yang tinggi. Saat di Purbalingga,
saya begitu terpesona dengan lengkapnya museum disana. Ada Museum Uang dan juga
Museum Reptil. Koleksinya benar-benar lengkap.
Sedikit
berbeda cerita saat saya berlibur di Tegal. Pagi hari itu saya disambut dengan
keramaian suasana gedung DPRD Kota Tegal yang merupakan bangunan tua bekas
kantor Walikota Tegal jaman dahulu. Sepagi itu, suasana ramai karena sedang ada
pasar pagi. Niat saya mau memotret bangunan tua, sirna sudah. Sebagai gantinya,
di Tegal justru ada Monumen Bahari, bangunan tua berupa menara air, bekas
kantor Samarang Cheribon Stoomtram
Maatschappij (SCS) dan juga Markas Angkatan Laut (LANAL).
Bekas Kantor SCS, 2012 |
Sebagai salah satu kota kecil penghasil kerajinan ukir, Jepara juga pernah saya kunjungi dalam satu hari saja. Sehari di Jepara 2011 lalu, ternyata saya menemukan banyak spot heritage. Sebut saja Museum Kartini, Benteng VOC dan yang terakhir Benteng Portugis. Benteng Portugis ini lokasinya sangat jauh. Saya bahkan harus khawatir karena waktu keburu sore dan motor saya terasa nggak sampai-sampai di ujung timur laut Jepara itu.
Perpaduan antara museum dan bangunan tua, bisa kita jumpai di Pekalongan. Tepat di depan Lapangan Jatayu, berdiri bekas kantor walikota jaman Belanda yang kini digunakan sebagai Museum Batik. Bangunan klasik itu mulai dibuka sebagai Museum Batik saat era Presiden SBY. Selain koleksi peralatan batik, juga dipajang macam-macam sampel kain batik. Bukan hanya itu saja. Disana kita juga bisa belajar membatik. Menarik, bukan?
Perpaduan antara museum dan bangunan tua, bisa kita jumpai di Pekalongan. Tepat di depan Lapangan Jatayu, berdiri bekas kantor walikota jaman Belanda yang kini digunakan sebagai Museum Batik. Bangunan klasik itu mulai dibuka sebagai Museum Batik saat era Presiden SBY. Selain koleksi peralatan batik, juga dipajang macam-macam sampel kain batik. Bukan hanya itu saja. Disana kita juga bisa belajar membatik. Menarik, bukan?
Di depan Museum Batik 2012 |
Museum Sangiran, 2011 |
Loji Papak, Telawa saat berwisata bersama KA. Kalijaga 2014 |
Museum Benteng Van der Wijck, Gombong 2009 |
Jelajah Museum dengan Sepeda, Magelang 2014 |
Itu
hanya sedikit dari bebagai macam cerita tentang Jawa Tengah. Saya orang Jawa
Tengah dan merasa beruntung karena memiliki passion
untuk mengunjungi tempat-tempat menarik di Jawa Tengah. Bagi saya yang
belum kesampaian untuk traveling ke tempat-tempat jauh, Jawa Tengah terasa
sudah sangat cukup. Aneka wisata dari berbagai minat bisa kita kunjungi. Bila
saya tertarik pada city tour di
kota-kota di Jawa Tengah, mungkin anda juga bisa berkunjung dan bercerita
dengan mengusung tema yang lain yang lebih khas. Misalnya kuliner, percandian, atau
wisata alam. Saya jamin, Jawa Tengah tidak akan ada habisnya untuk kita blusuki keindahannya.
Tips :
1) Manfaatkan jasa Rental Motor bila mengunjungi daerah Solo Raya (Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan sekitarnya) Juga jasa rental motor di Purwokerto untuk berkeliling Purwokerto, Banyumas, Purbalingga dan sekitarnya.
2) Carilah hotel berbudget murah, atau homestay untuk meminimalkan pengeluaran. Kecuali bila memang anda punya uang banyak.
3) Manfaatkan moda transportasi umum dan temukan kesan menarik. Contoh, kereta api via Pantura Jateng yang melewati pinggiran laut daerah Batang, atau kereta api Kalijaga, yang melewati stasiun-stasiun tua di daerah Kedungjati - Gundih
4) Manfaatkan informasi paket wisata. Contoh paket wisata Jeep Adventure di Pati, atau wisata jelajah museum dengan sepeda serta jelajah kampung wisata Borobudur di Magelang.
5) Tetap jaga kebersihan dan jangan corat-coret di obyek wisata.
Tips :
1) Manfaatkan jasa Rental Motor bila mengunjungi daerah Solo Raya (Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan sekitarnya) Juga jasa rental motor di Purwokerto untuk berkeliling Purwokerto, Banyumas, Purbalingga dan sekitarnya.
2) Carilah hotel berbudget murah, atau homestay untuk meminimalkan pengeluaran. Kecuali bila memang anda punya uang banyak.
3) Manfaatkan moda transportasi umum dan temukan kesan menarik. Contoh, kereta api via Pantura Jateng yang melewati pinggiran laut daerah Batang, atau kereta api Kalijaga, yang melewati stasiun-stasiun tua di daerah Kedungjati - Gundih
4) Manfaatkan informasi paket wisata. Contoh paket wisata Jeep Adventure di Pati, atau wisata jelajah museum dengan sepeda serta jelajah kampung wisata Borobudur di Magelang.
5) Tetap jaga kebersihan dan jangan corat-coret di obyek wisata.
Paket Wisata Jeep Adventure Pati, 2015 |
Yuk, kita keliling Jawa Tengah! |
Postingan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Visit Jawa Tengah (@VisitJawaTengah dan @BlogJateng2015) yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
dengan Tema "Cinta (Wisata) Jawa Tengah". Ikuti lombanya dan menangkan hadiah uang tunai jutaan rupiah, voucher tiket pesawat, serta voucher hotel Atria Magelang. Informasinya dapat dilihat pada gambar berikut dan juga dapat dibaca disini.
Fotomu dari masa ke masa unik banget bro... Kurus ke berisi, rambut gondrong ke cepak hehehe. Akehh pengalaman jalan, wes saatnya jadi blogger ngehits en menangin lomba Visit Jawa Tengah :-D
ReplyDelete@Halim_san : wkwkwk. Komenmu mengingatkan aku pada masa lalu ~ Hehehe.. Iya nih.. Skrg jarang rambut gondrong. Jarang juga punya badan kurus. Gara2 traveling ki.. Aku nggak menang nggak papa. Sing penting wes cinta Jawa Tengah. haissh :D
ReplyDeleteperjalanannya sudah banyak mas, saya yg deket Tegal malah blm pernah ke Pantai Alam Indah
ReplyDelete@rumputilalang : Iya mas.. Sejak 2010 soalnya jadi sudah 5 tahun :D itu aja kalo punya uang baru jalan2 :D
ReplyDeleteWis lah. Cocok lah ber-KTP Jawa Tengah. Minimal sebagian kabupaten + kota di Jawa Tengah sudah pernah disinggahi. :D
ReplyDelete@Wihikan : Wis cocok lah kiye :D makasih :))
ReplyDeletekalau mau keliling jateng dengan cepat, muter aja puri maerokoco semarang..... :-)
ReplyDelete@atas : Iya mas. sekarang kondisi memprihatinkan.. Di blog ini juga ada loh liputan maerokoco. Search aja di kanan atas.. :)
ReplyDelete