Friday, November 30, 2012

Ullen Sentalu Museum Yogyakarta

Me : Hei, I feel wanna go Jogja. I need refresh

Her : Hm, Okay.. when it will be?

Me : Next Sunday

Her : Wow, i am okay

Me : So, will we go Ullen Sentalu?

Her : Of course

Me : Show me your address

Her : xxxxxxxx No. xxx Jogja

Me : I see. See you on sunday :)

[messaging closed]



Damn! My messaging was so extream! Short and mainful!

Sunday morning. It was so clear.. The sky so blue. 7 am, i am ready to go Magelang to meet my friend. Mr. Agung Dragon. I had to bought a book about Djeladjah Sitoes Setjang. And I need to wait until 8 am. And the acara telah dimulai dan saya harus segera take off to Yogyakarta ke kosan mbak Martha.


Finally, I had arrived at Sanata Dharma University. Yes and after a few call, I found her kost. I had to wait her because she was breakfast. Oh no, oh yes. I enjoy my time inside the mintin house. Hehehhe..


15 minutes later, she comes with a wounded knee and legs. Oh, I feel bersalaah banget because last weekend I couldn't knew much bout her. (please forgive me! :( ) She memperkenalkan some her friends to me. Dan she let me enter her room that placed in the corner second floor. What a some berantakan room. But, clean enough although no recycle bin inside. She was preparing and I was laying on her bed with some books.


It was my first time to be closer with her. Hahaha.


11 am


We had to go! It was so kesiangan gitu lah.. She took me to the pom bensin dan fill my smash 10K idr. It was a mbingungke journey that I never thru before. I was enjoying sepanjang perjalanan dengan cerita cerita about the boys that dijadikan dia sebagai bahan materi. Wakakak. Dangerous banget lah cerita itu..


Finally, kami beberapa kali tersasar. Dan what!  Apa apaan ini??? Dan, with my spekulasi, akhirnya kami sampe juga di gate kaliurang. Yes!


Enter the area with 8K idr, I asked to the penjaga to get Ullen Sentalu. It was an easy way. Just straight, Lobster Statue, Straight, turn left. Benar saja.. gampang banget dan ada papan petunjuknya kok.



Akhirnya kami sampai juga di Museum Ullen Sentalu. Sebuah tempat yang hiii agak medeni menurut saya. Dengan kabut dan tanaman tanaman pohon pohon yang sangat rindang, kami kesulitan mencari jalan menuju tempat parkir motor yang ada di lapisan dua. Maksudnya, tempat parkir motor itu harus melewati tangga. Nggak mungkin kan motor lewat tangga? Setelah bertanya, oh ternyata kami mesti muter sejenak. Hahaha.

Saya pun langsung menuju ke loket yang ternyata mahal juga. Satu orang 25ribu. Deng deng deng. Sebenernya sudah tau sih daridulu jadi nggak kaget deh. Setelah itu, berdasar penjaga pintu masuk, kami disuruh nunggu sekitar 10 menit dan kami ditanyai dateng dari mana, terus dapet info tentang museum dari mana? Kayaknya sih buat data disana.
gambar dari sini
Akhirnya, tiba juga giliran kami yang akhirnya ditotal berjumlah sebelas orang dengan digabung dengan rombongan lain. Juga ada wisatawan manca negara juga loh.. Kayaknya dari Jerman. Hm, begitu masuk, ternyata museum ini konsepnya menyatu dengan alam. Sebelum perjalanan dimulai, kami berkenalan dengan guide yang bernama mbak Rini. Selama di dalam museum, kami dilarang mengambil gambar. Memang seperti itu peraturannya.

Ruang pertama yang kami masuki namanya adalah Selo Giri. Di ruangan ini dapat dijumpai koleksi gamelan dan lukisan, serta foto foto yang bercerita tentang sejarah Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta yang dahulunya adalah dinasti Mataram Islam. Juga Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Pakualaman. Saya tidak bisa begitu menghafal materi yang disampaikan karena menyampaikannya cepet banget.. Yang saya inget adalah panggilan keren Sri Sultan HB IX adalah Hengki, lalu panggilan keren Paku Buwono XI adalah Bobi. Hehehe

Kami menelusuri lorong lorong dengan koleksi foto foto ekslusif keraton. Hingga, kami sampai di level dua. Yang bernama Kampung Kambang. Dinamakan kampung kambang karena di pinggir pinggir bangunan ada selokan jadi mirip ngambang gitu deh. Di sini, kami bisa menjumpai tentang puisi puisi yang dibuat oleh kaum keraton waktu itu. Kaum bangsawan, yang dikenal dengan Syair Tineke. Kumpulan puisi dalam bahasa belanda (kebanyakan) dan bertahun sekitar 1930an.

Selain itu, ada juga ruangan tentang koleksi batik juga. Dan akhirnya kami keluar juga dari level dua ini. Kemudian, kami istirahat dan dijamu dengan minuman awet muda. Namanya ramuan Nyi Rengganis. Wah, setelah minum ini, saya bener bener merasa jadi awat muda :D
gambar dari sini
Setelah minum selesai, kami lalu memasuki area ketiga. Namanya RecoLondo. Disini isinya tentang budaya pengantin Jawa. Ada Paes Ageng untuk Jogja dan Basahan untuk Solo. Disitu kami dijelaskan makna makna aksesoris pengantin wanita pada Paes Ageng. Yaitu mentul berjumlah lima artinya rukun Islam, Kalung bertingkat tiga artinya tahapan kehidupan, lahir, hidup, mati. Kemudian gelang yang ada di atas sikut melambangkan ketegaran menghadapi masalah. Sabuk melambangkan istri harus bisa menjaga rahasia rumah tangga. Dan yang terakhir alis yang dibuat seperti tanduk rusa melambangkan kekuatan. Hehehehehehe

Akhirnya kami selesai juga tour di Museum ini. Sekitar 50 menit. 
Gambar dari sini
Disitu juga ada restoran yang berada di bangunan dengan arsitektur Belanda berada di lantai II. Sedangkan lantai satu menjual souvenir. Huhh... Setelah selesai, di pelataran jalan exit kami baru boleh foto foto. Jeprat jepret. Suasananya eksotis banget. Luar biasa.. Saya juga menyempatkan shalat dhuhur baru kemudian keluar dan pulaaaang...


gambar dari sini

gambar dari sini

Cost :
Masuk Kawasan Kaliurang : 8Ribu
Masuk Ullen Sentalu : 25Ribu per orang.

more information : www.ullensentalu.com

What a beautiful museum. Heheheh
Read More..

Monday, November 19, 2012

Wijaya Cineplex / Sinepleks Pemalang


Bioskop ini sepi sekali. Tukang parkirnya ibu ibu yang sudah tua. Dan bertanya kepada kami “mau nonton?” dan saya iyakan. Saya lalu motret bentar di depan bioskop ini. Kemudian langsung masuk. Suasana lobi bisokop ini cukup bersih. Dengan ruang tunggu yang lumayan nyaman, banyak sekali poster poster film yang tertempel di sana sini. Wijaya Sinepleks ini punya dua studio. Menurut artikel yang pernah saya baca, studio 1 untuk film indonesia, dan studio 2 untuk film luar. Sementara kami melihat lihat, saya ditanyai lagi sama penjaga loket yang juga menjaga mini kafetaria.
“mau nonton?”
“iya mbak, tapi mau motret – motret dulu boleh?”
“o ya tentu saja”
“filmnya ada apa mbak?”
“ini ada”
“puter jam berapa?”
“yang jam 17 ini juga ada”
“film apa mba?”
“itu lihat di papan sebelah atas loket”
“perempuan2 liar. berapa tiketnya?”
“sepuluh ribu”
“oke deh, dua mbak”
20 K idr. Whatever lah film apa buat kami nggak penting. Yang penting kami bisa menikmati suasana nonton di bioskop satu satunya yang masih bertahan di Pemalang ini.
“mas, belum pernah kesini apa?”
“iya, saya dateng dari Magelang Cuma karena penasaran sama ini bioskop mbak”
“di Magelang nggak ada bioskop?”
“tinggal satu, dan barusan aja tahun lalu tutup..katanya mau masuk jaringan 21 sih. Tapi belum ada sampe sekarang”



Itulah kira kira percakapan saya dengan mbak mbak penjaga itu. Kemudian, Nona saya tawari untuk membeli beberapa camilan dan minuman. Akhirnya satu kaleng Pocari Sweat dan dua bungkus taro akan menjadi teman kami selama nonton seharga 10 K. Hehehe.. sebelum masuk, tiket hendak di ambil sama penjaga yang merupakan seorang bapak yang sudah tua (kasihan sekali saya sama dia.. ) dan saya minta ijin untuk mengambil tiketnya untuk koleksi. Namun bapak tadi tidak begitu mendengar. Akhirnya, mbak penjaga tadi menawari saya untuk memberi saya satu lembar tiket untuk saya koleksi. Tapi tanda masuk tadi harus tetep masuk di penjaga untuk laporan. Hehehe.. hore, karena pengalaman saya nonton di Rajawali 21 Purwokerto, tiketnya setelah disobek diambil sama penjaganya. Jadi nggak bisa saya koleksi deh.

Begitu masuk, saya merasa seperti masuk studio 21. Deretan kursi empuk berwarna merah, dengan ukuran layar seperti di 21, dan jumlah kursi yang sepertinya sama. Kondisi di dalam tidak begitu buruk. Ada beberapa AC yang saya tidak tahu masih berfungsi apa tidak. Dan sekitar sepuluh kipas angin yang memberi sedikit kesejukan selama menonton. Proyektor film sudah tidak begitu jernih. Di pintu masuk ada stiker DOLBY DIGITAL SOUNDSYSTEM. Tapi di dalem, soundnya tidak mantep. Bahkan sepertinya mono, hanya muncul dari sebelah kiri layar saja. Selain kami, yang nonton hanya ada dua pasang (mungkin) orang pacaran. Jadi total yang nonton ada enam orang termasuk kami. Hehehe. Film itu bercerita tentang perempuan perempuan nakal yang menurut saya sangat mengeksploitasi tubuh perempuan. Film yang tidak begitu penting. Kebetulan sekali kursi kami tidak ada sekat pembatasnya sehingga kami bisa nonton dengan nyaman dan seperti di rumah sendiri. Wakakaka.


Sekitar 1 jam kemudian sebelum film selesai, kami memutuskan untuk keluar karena sudah bosan. Setelah keluar gedung, saya dapati ibu penjaga parkir yang kemudian sedikit saya ajak berbincang bincang
“emang sepi gini ya buk biasanya?”
“enggak, ini emang kalo film puter jam 5 emang biasane sepi. Karena kan nanggung waktu maghrib”
“ramenya pas apa buk? Weekend gitu?”
“ya.. biasanya juga hari hari biasa lumayan kok…”
Dan saya lalu bilang terimakasih untuk segera meninggalkan tempat tersebut. 

kembali ke tour de pemalang
Read More..

Thursday, November 15, 2012

SKYFALL (Film Review)

 Malam kemarin saya frustasi berat. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Paragon XXI dan nonton film Skyfall.

Sudah beberapa hari terakhir diputer di bioskop dan pemberitaan di harian Suara Merdeka itu menghebohkan sekali dimana banyak kritikus film bilang ini film keren abis. Dan saya pun mulai penasaran. Nggak cuma sehari, beberapa hari masih aja di review film ini di koran dan sampe menduduki Box Office nomer satu. 

Saya pikir saya bakal dapat kursi yang lumayan. Tapi ternyata saya harus rela dapet tempat duduk baris nomor dua dari depan. Gimana tidak, baris 3 ke belakang sudah full. Saya sendiri sebenarnya belum pernah nonton seri James Bond sebelumnya. Namun, film ini benar benar membuat saya penasaran. 
Storyline :
Sebuah harddisk yang hilang dicuri milik M16 berisi tentang data data agen M16. Kejar kejaran antara Bond dan Patrice (si pencuri) berlangsung sangat seru. Dengan motor trail mereka kejar kejaran di atap atap rumah kawasan Turki. (ini keren banget boy). Hingga akhirnya mereka terlibat baku hantam di atas kereta. Salah satu rekan Bond, Eve diperintah oleh M, kepala M16 untuk menembak sasaran pada posisi yang sangat sulit. Dan ternyata Bond yang ketembak dan jatuh ke sungai lalu dikabarkan meninggal.
Beberapa bulan kemudian, ternyata Bond masih selamat dan menjalani pelatihan untuk menjadi agen lagi. Kali ini, dia ditugaskan untuk menuju ke Shanghai untuk menangkap Patrice. ... (ceritanya begitu panjang)

Hhhh,

Anyway, opening film ini megah banget dengan sound track Skyfall yang dibawakan Adele dengan sangat mantap. Permainan animasi video juga sayang untuk dilewatkan..
Dan.. menurut saya film 143 menit itu layak untuk ditonton. Ceritanya menarik, dan actionnya keren keren.. Jadi mending anda yang tertarik, cepetan nonton deh :)





Read More..

Friday, November 9, 2012

Tour de Pemalang, 2-3 November 2012

Jumat # 2 November 2012



Jumat siang ini tidak begitu panas. Cuaca yang agak mendung sedikit membantu karena perjalanan saya jadi tidak kepanasan. Pulang dari kantor jam 11, saya langsung bersiap untuk segera tancap gas menuju Weleri. Ya, siang ini saya hendak berangkat berjalan – jalan ke Pemalang. Perjalanan saya melewati Ungaran – Unnes – Kalipancur – Krapyak dan berhenti disana untuk menunaikan shalat Jumat karena jam tangan saya sudah menunjukkan jam 12 kurang sedikit.


Jumatan pun selesai setengah jam kemudian. Lalu saya segera melanjutkan perjalanan ke arah barat. Sial sekali waktu di dekat perempatan Krapyak ada truk yang menabrak truk depannya sehingga menimbulkan kemacetan sekitar satu kilometer. Udah panas, banyak debu, macet. (kata Nona, marai pengen nangis, wkwkwkw). Ya sudah, akhirnya saya pun lolos dari kemacetan dan menggeber smash yang beberapa waktu lalu ganti olie sehingga tarikan serasa naik motor balap gitu. Rata rata 100 Km/Jam.


Pukul 13.15 saya sudah sampai di Weleri dan saya harus menunggu Nona di Taman kota. Sembari menunggu, saya beli minuman teh kemasan dingin dan air mineral kemasan sedang. 7K idr. Cring! Sekitar 10 menit kemudian Nona datang dianter temennya. Dia memamerkan kepada saya dek knalpot nya yang baru dipasang yang kemarin saya belikan. Hahaha.. Oke, setelah berbincang sejenak, kamipun segera melanjutkan perjalanan ke Pemalang.


Suasana dengan pacar saya akhir akhir ini menyenangkan sekali. Saya lagi merasa bahagia saat bersamanya (jiaaaah, malah curhat!). Obrolan ringan menemani kami di sepanjang jalan pantura yang tentunya sudah tidak asing buat dia. Dan sampai di SPBU Banyuputih, saya mengefull tanki bensin smash 17K idr. Yuk, perjalanan yang sebenarnya dimulai. Jalan raya yang mulus ini siang ini tidak begitu ramai sehingga tanpa sadar, saya merasa jarak yang kami tempuh itu tidak terlalu jauh. Subah – Tulis – Batang – Pekalongan. Wus wus.. Pekalongan ke barat, melalui Wiradesa, dan akhirnya selamat jalan Kabupaten Pekalongan.


Masuk juga di Kabupaten Pemalang. Kecamatan pertama yang dilalui adalah Ulujami. Ini adalah kedua kalinya saya lewat sini naik smash. Lalu, Ampelgading, Petarukan, dan sampailah di Kota Pemalang Ikhlas. 
Masuk kota Pemalang, kami dihadapkan pada jalan utama yang dilalui truk truk dan bus besar. Karena jalan lingkar yang sedang dalam perbaikan. Sore itu, tujuan pertama kami adalah mencari tempat penginapan. Yeah. Berdasarkan referensi di internet, saya menuju sebelah utara alon alon dan menemukan Wisma Gading di sebuah gang. Habis itu, saya terpaksa balik ke daerah pasar untuk mengambil uang di ATM BCA yang adanya di situ tok (setau saya). Kembali lagi.. dan ternyata tempat yang saya andalkan itu sepi dan berdekatan dengan masjid. Karena kurang cocok, kami menuju Hotel Segoro yang berada tidak jauh dari situ. Dari luar, kelihatan eksterior yang menarik. Begitu masuk, langsung saja saya cek kondisi kamar yang cukup baik. Dan deal 125K idr. Sebuah ruangan dengan dua bed, kamar mandi, tivi 21 inchi, AC. Namun ternyata TV nya tidak begitu sempurna, dan pintu kamar mandi habis di cat sehingga bau cat. Ah, sudahlah.. yang penting kami bisa istirahat..


Capek sekali sore ini waktu menunjukkan pukul 15.30. Perkiraan saya, saya bakal sampai di Pemalang jam 16. Saya mandi dan menunaikan shalat ashar lalu kami nonton tv. Acara TV sore itu berkisah tentang pembuatan makanan di daerah Bantul, Yogyakarta yang menggunakan bahan bahan serba pisang. Ada kripik bonggol pisang, lalu makanan dari jantung pisang, hingga kulit pisang. Hehehe, kami hanya bisa mengomentari sambil merasa aneh. Wkwkwk


Dan akhirnya waktu menunjukkan hampir pukul 17. Setelah Nona mandi, kami segera menuju tujuan utama saya. Ini dia, Wijaya Cineplex. Yang sudah lama sekali saya idam idamkan untuk saya datangi. Berbekal peta dari wikimapia.org yang saya print, dan bantuan spekulasi Nona, akhirnya kami langsung dapat menuju Wijaya Cineplex yang ada di Jalan (aduh lupa namane). Dekat dengan tempat bilyard. Agak mlingsep sih.

Untuk Wijaya Sinepleks ini saya kupas tersendiri disini


Nona kepengen makan sate kelinci yang berada tidak jauh dari situ. Akhirnya, 7 tusuk sate kelinci tanpa nasi dan minum masuk juga di perut kami. Seumur umur baru ini saya makan sate kelinci. Rasanya menurut saya agak aneh karena mungkin tidak biasa. Untuk porsi tadi, saya membayar 12K idr.

Habis itu, kami hendak cari makan malam. Kami pertama muter ke Alon Alon yang sepi itu. Kemudian jalan ke arah utara dan malah kota ne sudah habis. Lalu balik lagi dan nongkrong sebentar di alon alon. Disana kami hanya bisa jalan jalan ke tengah yang ada monumennya. 
Dan suasananya tidak begitu nyaman karena sepi. Ya sudah, akhirnya kami putuskan untuk mencari makan malam saja. Nasi grombyang yang dikoarkoarkan di internet tidak berhasil saya temui di sebelah utara alon alon. Akhirnya kami terdampar di Rumah Makan Sambel Ijo yang sebenarnya ada di deket tempat kami menginap.


Setengah ekor bebek goreng, sambel, sayur asem, dua es teh dan nasi yang menurut kami porsinya terlalu banyak. Makanan disitu menurut kami tidak begitu enak. Rasanya aneh, dan kayak nggak fresh gitu. Dan udah gitu, mahaal pula. 49K idr. Mahal gila…

Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Dan kami kebingungan hendak pergi kemana. Akhirnya kami muter muter saja. Dan menemukan sebuah tempat karaoke di Jl. A. Yani. Terbersit pikiran untuk berkaraokean saja. Tapi, akhirnya kami tunda karena kami lebih memilih untuk muter muter. Akhirnya kami terus jalan ke selatan dan menemui Mal Siranda. Entah apa itu tapi semacam ruko dan tempat berbelanja gitu. Nggak gitu jelas sih. Habis itu balik ke kota lagi. Alon alon Pemalang tidak begitu ramai malam sabtu itu. Dan akhirnya kami merasa enek mungkin karena makan tadi itu. Biar netral, kami mesti cari minuman jahe dan Nona kepengen STMJ. Gila.. disitu jarang sekali ada angkringan yang jualan STMJ. Sepanjang jalan Pemuda, kami bertanya tanya dan tidak menemukannya. Akhirnya kami muter muter tidak karuan hanya untuk mencari STMJ. Beberapa kawasan yang sebelumnya tidak kami tahu menjadi kami datangi deh. Sampai kami akhirnya memutuskan untuk duduk duduk sebentar di depan Kantor Bupati Pemalang. Dan akhirnyaaa…. Kita tidak menemukan STMJ. Wkwkwk.. nyerah deh. Mending minum jahe saja di alon alon. Sama satu tempe yang alot. Heran saya sama Nona, makannya banyak. Saya aja kalah sama dia. Wahahahaha. 7K idr.


Habis itu, sudah pukul setengah sepuluh malam dan saatnya kembali untuk tidur. Malam itu, saya merasa badane kotor.. dan mandi lalu tidur.. Malam sekitar pukul 1 dinihari, listrik mati dan angin kencang serta hujan deras. Ngeri banget deh. Marai kebangun. Dan tidur lagi.


Sabtu # 3 November 2012


Selamat pagi Kota Pemalang. Pagi ini, seharusnya saya mengajak Nona jalan jalan. Tapi, saya masih agak males. Capek, ngantuk, dan suasana diluar sepertinya penuh dengan dedaunan dan ranting yang berserakan. Akhirnya mending nonton tv dan menikmati sarapan pagi dari hotel yang menurut saya tidak begitu enak. Nggak doyan. Kami berdua nggak doyan. Nasi goreng yang rasanya aneh. Hingga pukul 8, lalu kami segera bersiap siap untuk menuju Widuri Waterpark. Yes!


Berdasar peta dan karena Nona pernah kesana, kami lalu langsung menuju ke TKP. Tapi kami mesti cari sarapan dulu. Eh, nggak taunya ternyata deket dari alon alon langsung nggeblas ke utara jangan belok belok. Langsung sampai. Wah, tapi kami belum sarapan. Lalu balik lagi deh ke kota. Cari sarapan soto, akhirnya di dekat persimpangan kereta saya menemukan Warung Nasi Grombyang. Nah, ini dia yang saya cari. Waktu itu mas penjaga sedang menata kursi. Ternyata warung ini baru buka. Akhirnya kami di persilahkan duduk selama berabad abad sementara para pegawai warung itu menata peralatan dan menyiapkan makanan dan peralatan peralatan lain. Saya melihat lihat di sekeliling dan ternyata inilah warung Nasi Grombyang yang direkomendasikan di internet. Nasi Grombyang Haji Warso. 
Oalah, memang lokasinya di sebelah utara alon alon dan tidak persis. Masih jalan agak jauh.

Sembari menunggu, akhirnya pesenan dua gelas es teh datang juga. Meja meja disini terkesan kotor mungkin karena semalam hujan deras disertai angin kencang. Sekitar 15 menit kami menunggu dan mengobrol ringan. Dan tralala… Nasi Grombyang tersaji juga di depan mata.


Nasi dengan kuah kental, dengan tiga potong daging sapi, beberapa sayuran semacam soto, dan satu porsi sate sapi untuk teman makan. Ukuran mangkoknya seperti soto pringgading/ soto semarangan. Dan rasanya cenderung manis. Tidak seperti makanan pantura pada umumnya. Sate nya juga manis. Anyway, saya pikir makanan itu cukup enak dan setelah selesai saya segera membayar porsi makan kami tadi 30K idr. Harga yang lumayan mahal. Hehehe


Perut sudah siap beraktivitas, kami pun kembali menuju ke Widuri Waterpark.  
Sebelumnya Nona mengajak saya melihat sebentar pantai Widuri. Yang nuansanya hampir sama kayak pantai Sikucing Weleri. Habis itu, kami langsung menuju parkiran dan menuju loket. 8K idr untuk berdua. Ternyata ini loket lokasi wisata. Bukan loket waterparknya. Pantesan murah. 

Berjalan sebentar dengan kiri kanan pohon pohon besar yang teduh, kemudian saya di sambut oleh patung Poseidon, Penjaga Lautan dalam mitologi Yunani. Yes! Sampai juga di Widuri Waterpark.

Sayangnya, loketnya belum buka. Menunggu sekitar lima menit sambil kebingungan mencari baterai yang ternyata terselip di salah satu kantong di tas. Untuk masuk waterpark ini, harga tiketnya 15,5K idr satu orang. Harga yang nanggung. Hahaha.. 

Dan akhirnya masuklah kami di kawasan yang sepagi ini masih sepi. Saya lihat tempat loker di sebelah kiri yang masih sepi, kolam arus yang maaf, kotor. Lalu taman taman yang cantik. Saya tidak bisa begitu konsen untuk memotret :( .

Akhirnya kami temukan juga ruang ganti dan loker. Setelah ganti, kami lalu menyewa ban biru (yang dobel, gede) mahal banget sewanya 15K idr. Saya tawar 10 nggak boleh. Loker 5K. ealah.. yasudah tidak apa apa. Yup. Kami siap untuk kekeceh. Hihihi..

Kolam arusnya nggak mengalir. Entah kenapa? Dan kami hanya bisa pasrah berkeceh dengan air yang kurang bersih ini. Ah biarlah. Kami muter muter kayak ABG pacaran gitu lah. Wakakakak… dan habis satu puteran (kolam arusnya lumayan panjang..) kami lalu melihat tempat plosotan, eh nama kerennya water slide yang paling gede itu lagi dalam pengerjaan di cat. Haduh, sial banget nggak bisa plosodan disitu :( . terpaksanya kami plosodan di tempat anak anak. Hahaha.. yang ada ember tumpahnya itu. Nona nggak bisa mlosot karena kaosnya nggak licin. Hehehe.


Kami lalu menuju ke plosodan paling ekstrim. Namanya Boomerang. Ini dia penampakannya. Karena belum ada orang sama sekali, Nona saya tawari untuk nyoba dan sepertinya dia takut. Saya sendiri sebenernya juga agak takut. Tapi masih berani lah. Karena belum lihat ada yang nyoba, dan penjaganya juga bilang gini “pikir pikir dulu kalo mau nyoba”. Huh jadi menciutkan nyali. Hahah. Nanti saja lah.

Dan untuk kedua kalinya kami muter lagi di kolam arus. Kali ini kami bertemu petugas yang sedang menyedot kotoran di situ. Hehehe.. saya juga sempat memetik bunga yang saya persembahkan untuk Nona. Ahahahaha.. dan di tengah perjalanan, kami melihat ada yang sedang naik Boomerang. Wusssss…. Ngeri banget. Saya jadi merasa tertantang untuk nyoba. Lihat orang – orang yang nyoba kayaknya seru banget.


Akhirnya, saya mengajak salah satu orang disitu yang akhirnya saya ketahui bernama Udin dari Tegal. Deg deg an banget rasane. Untuk naik ini harus pake ban biru tadi dan harus berdua. Wekekek.. saya tanya, lebih ngerian mana, depan sama belakang? Katane sama saja. Yaudah saya di belakang saja. Instruksi dari lifeguard saya disuruh telentang, bokong tidak boleh terlalu turun, kaki selonjor dan pegangan yang kuat. Berkali kali petugasnya bilang pegangan yang kuat menjadikan saya takut saja. Ahahaha..


Dan wusssssssssssssssss! Melaju dengan kecepatan melewati terowongan. Sepanjang terowongan, masih normal, hingga akhirnya sampai pada slide yang menukik itu terbuka. Wess.. jantunge rasane kayak copot. Nyawane entah kemana.. dan langsung saja terpental naik di tulisan Boomerang.. selanjutnya dengan kecepatan penuh berbalik ke kolam.. hhhhhhh…. Bener bener ekstrim!


Saya nyoba ini dua kali, yang kedua, sama orang yang saya tidak sempet kenalan, dan saya di depan, lebih ngeri sumpah. Paling ngeri yang waktu slide yang menukik turun itu. Sementara Nona ketawa ketawa melihat saya ketakutan. Wakakaka.


Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11 siang. Kami lalu segera undur diri, mandi bilas dengan air yang agak asin yang membuat rambut mbrodol. Ganti baju, lalu pulang. No basa basi!

Cabut menuju ke penginapan, packing, dan take off!


Perjalanan pulang biasa saja. Nona ngantuk dan tidur di jok belakang sementara saya tetap harus konsen menyetir smash. Sampai di Wiradesa, saya full tank lagi motor saya 16K idr. Terus, mencari makan di Pekalongan. Yang akhirnya kami makan di SS. Jalan dr. Sutomo Pekalongan. 25K idr.

Habis makan siang, kami segera meluncur ke Weleri dan pukul 13.45 kami telah sampai di Weleri di tempat kemarin kami bertemu. Dia dijemput Slamet dan saya masih harus berkutat dengan jalanan Weleri – Muntilan. Perjalanan ini alhamdulillah tidak hujan, hujan baru menyambut saya waktu saya sampai di Harmoni, mertoyudan Magelang. Saya mampir dan mengobrol sama teman teman saya dulu sambil ngeyup dan akhirna maghrib saya sampai di rumah dengan selamat.


Alhamdulillah liburan kali ini berjalan lancar. Meski ada beberapa hal yang patut di evaluasi. Hehehe..dan akhirnya bioskop non 21 yang masih ada di Jawa Tengah sudah berhasil saya kunjungi semua... Sebelumnya, saya ke Rajawali Theater Purwokerto, Borobudur Cineplex Pekalongan dan Dieng Theater Wonosobo :)



Cost review
1.      BBM @ Banyuputih : 17 K
2.      Overstay : 125 K
3.      Wijaya Sinepleks tiket : 20 K
4.      Snack @ Sinepleks : 10 K
5.      Parkir @ Sinepleks : 1 K
6.      Sate Kelinci Wijaya : 12 K
7.      Sambel Ijo dinner : 50 K
8.      Wedang Jahe alon alon : 7 K
9.      Nasi Grombyang : 30 K
1.    Tiket Widuri : 8 K
1.    Tiket Waterpark : 31 K
1.    Sewa ban dan loker : 20 K
1.    Parkir Widuri : 2 K
1.    BBM @ Wiradesa : 16 K
1.    Makan siang SS Pekalongan : 25 K
TOTAL : 374 K idr
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...