Jumat # 2 November 2012
Jumat siang ini tidak begitu panas.
Cuaca yang agak mendung sedikit membantu karena perjalanan saya jadi tidak
kepanasan. Pulang dari kantor jam 11, saya langsung bersiap untuk segera tancap
gas menuju Weleri. Ya, siang ini saya hendak berangkat berjalan – jalan ke
Pemalang. Perjalanan saya melewati Ungaran – Unnes – Kalipancur – Krapyak dan
berhenti disana untuk menunaikan shalat Jumat karena jam tangan saya sudah
menunjukkan jam 12 kurang sedikit.
Jumatan pun selesai setengah jam
kemudian. Lalu saya segera melanjutkan perjalanan ke arah barat. Sial sekali
waktu di dekat perempatan Krapyak ada truk yang menabrak truk depannya sehingga
menimbulkan kemacetan sekitar satu kilometer. Udah panas, banyak debu, macet.
(kata Nona, marai pengen nangis, wkwkwkw). Ya sudah, akhirnya saya pun lolos
dari kemacetan dan menggeber smash yang beberapa waktu lalu ganti olie sehingga
tarikan serasa naik motor balap gitu. Rata rata 100 Km/Jam.
Pukul 13.15 saya sudah sampai di Weleri
dan saya harus menunggu Nona di Taman kota. Sembari menunggu, saya beli minuman
teh kemasan dingin dan air mineral kemasan sedang. 7K idr. Cring! Sekitar 10
menit kemudian Nona datang dianter temennya. Dia memamerkan kepada saya dek
knalpot nya yang baru dipasang yang kemarin saya belikan. Hahaha.. Oke, setelah
berbincang sejenak, kamipun segera melanjutkan perjalanan ke Pemalang.
Suasana dengan pacar saya akhir akhir
ini menyenangkan sekali. Saya lagi merasa bahagia saat bersamanya (jiaaaah,
malah curhat!). Obrolan ringan menemani kami di sepanjang jalan pantura yang
tentunya sudah tidak asing buat dia. Dan sampai di SPBU Banyuputih, saya
mengefull tanki bensin smash 17K idr. Yuk, perjalanan yang sebenarnya dimulai.
Jalan raya yang mulus ini siang ini tidak begitu ramai sehingga tanpa sadar, saya
merasa jarak yang kami tempuh itu tidak terlalu jauh. Subah – Tulis – Batang –
Pekalongan. Wus wus.. Pekalongan ke barat, melalui Wiradesa, dan akhirnya
selamat jalan Kabupaten Pekalongan.
Masuk juga di Kabupaten Pemalang.
Kecamatan pertama yang dilalui adalah Ulujami. Ini adalah kedua kalinya saya
lewat sini naik smash. Lalu, Ampelgading, Petarukan, dan sampailah di Kota
Pemalang Ikhlas.
Masuk kota Pemalang, kami dihadapkan pada jalan utama yang dilalui truk truk dan bus besar. Karena jalan lingkar yang sedang dalam perbaikan. Sore itu, tujuan pertama kami adalah mencari tempat penginapan. Yeah. Berdasarkan referensi di internet, saya menuju sebelah utara alon alon dan menemukan Wisma Gading di sebuah gang. Habis itu, saya terpaksa balik ke daerah pasar untuk mengambil uang di ATM BCA yang adanya di situ tok (setau saya). Kembali lagi.. dan ternyata tempat yang saya andalkan itu sepi dan berdekatan dengan masjid. Karena kurang cocok, kami menuju Hotel Segoro yang berada tidak jauh dari situ. Dari luar, kelihatan eksterior yang menarik. Begitu masuk, langsung saja saya cek kondisi kamar yang cukup baik. Dan deal 125K idr. Sebuah ruangan dengan dua bed, kamar mandi, tivi 21 inchi, AC. Namun ternyata TV nya tidak begitu sempurna, dan pintu kamar mandi habis di cat sehingga bau cat. Ah, sudahlah.. yang penting kami bisa istirahat..
Masuk kota Pemalang, kami dihadapkan pada jalan utama yang dilalui truk truk dan bus besar. Karena jalan lingkar yang sedang dalam perbaikan. Sore itu, tujuan pertama kami adalah mencari tempat penginapan. Yeah. Berdasarkan referensi di internet, saya menuju sebelah utara alon alon dan menemukan Wisma Gading di sebuah gang. Habis itu, saya terpaksa balik ke daerah pasar untuk mengambil uang di ATM BCA yang adanya di situ tok (setau saya). Kembali lagi.. dan ternyata tempat yang saya andalkan itu sepi dan berdekatan dengan masjid. Karena kurang cocok, kami menuju Hotel Segoro yang berada tidak jauh dari situ. Dari luar, kelihatan eksterior yang menarik. Begitu masuk, langsung saja saya cek kondisi kamar yang cukup baik. Dan deal 125K idr. Sebuah ruangan dengan dua bed, kamar mandi, tivi 21 inchi, AC. Namun ternyata TV nya tidak begitu sempurna, dan pintu kamar mandi habis di cat sehingga bau cat. Ah, sudahlah.. yang penting kami bisa istirahat..
Capek sekali sore ini waktu menunjukkan
pukul 15.30. Perkiraan saya, saya bakal sampai di Pemalang jam 16. Saya mandi
dan menunaikan shalat ashar lalu kami nonton tv. Acara TV sore itu berkisah
tentang pembuatan makanan di daerah Bantul, Yogyakarta yang menggunakan bahan
bahan serba pisang. Ada kripik bonggol pisang, lalu makanan dari jantung
pisang, hingga kulit pisang. Hehehe, kami hanya bisa mengomentari sambil merasa
aneh. Wkwkwk
Dan akhirnya waktu menunjukkan hampir
pukul 17. Setelah Nona mandi, kami segera menuju tujuan utama saya. Ini dia,
Wijaya Cineplex. Yang sudah lama sekali saya idam idamkan untuk saya datangi.
Berbekal peta dari wikimapia.org yang saya print, dan bantuan spekulasi Nona,
akhirnya kami langsung dapat menuju Wijaya Cineplex yang ada di Jalan (aduh
lupa namane). Dekat dengan tempat bilyard. Agak mlingsep sih.
Untuk Wijaya Sinepleks ini saya kupas tersendiri disini
Nona kepengen makan sate kelinci yang
berada tidak jauh dari situ. Akhirnya, 7 tusuk sate kelinci tanpa nasi dan
minum masuk juga di perut kami. Seumur umur baru ini saya makan sate kelinci.
Rasanya menurut saya agak aneh karena mungkin tidak biasa. Untuk porsi tadi,
saya membayar 12K idr.
Habis itu, kami hendak cari makan malam.
Kami pertama muter ke Alon Alon yang sepi itu. Kemudian jalan ke arah utara dan
malah kota ne sudah habis. Lalu balik lagi dan nongkrong sebentar di alon alon.
Disana kami hanya bisa jalan jalan ke tengah yang ada monumennya.
Dan suasananya tidak begitu nyaman karena sepi. Ya sudah, akhirnya kami putuskan untuk mencari makan malam saja. Nasi grombyang yang dikoarkoarkan di internet tidak berhasil saya temui di sebelah utara alon alon. Akhirnya kami terdampar di Rumah Makan Sambel Ijo yang sebenarnya ada di deket tempat kami menginap.
Dan suasananya tidak begitu nyaman karena sepi. Ya sudah, akhirnya kami putuskan untuk mencari makan malam saja. Nasi grombyang yang dikoarkoarkan di internet tidak berhasil saya temui di sebelah utara alon alon. Akhirnya kami terdampar di Rumah Makan Sambel Ijo yang sebenarnya ada di deket tempat kami menginap.
Setengah ekor bebek goreng, sambel,
sayur asem, dua es teh dan nasi yang menurut kami porsinya terlalu banyak.
Makanan disitu menurut kami tidak begitu enak. Rasanya aneh, dan kayak nggak
fresh gitu. Dan udah gitu, mahaal pula. 49K idr. Mahal gila…
Waktu menunjukkan pukul setengah delapan
malam. Dan kami kebingungan hendak pergi kemana. Akhirnya kami muter muter
saja. Dan menemukan sebuah tempat karaoke di Jl. A. Yani. Terbersit pikiran
untuk berkaraokean saja. Tapi, akhirnya kami tunda karena kami lebih memilih
untuk muter muter. Akhirnya kami terus jalan ke selatan dan menemui Mal
Siranda. Entah apa itu tapi semacam ruko dan tempat berbelanja gitu. Nggak gitu
jelas sih. Habis itu balik ke kota lagi. Alon alon Pemalang tidak begitu ramai
malam sabtu itu. Dan akhirnya kami merasa enek mungkin karena makan tadi itu.
Biar netral, kami mesti cari minuman jahe dan Nona kepengen STMJ. Gila.. disitu
jarang sekali ada angkringan yang jualan STMJ. Sepanjang jalan Pemuda, kami
bertanya tanya dan tidak menemukannya. Akhirnya kami muter muter tidak karuan
hanya untuk mencari STMJ. Beberapa kawasan yang sebelumnya tidak kami tahu
menjadi kami datangi deh. Sampai kami akhirnya memutuskan untuk duduk duduk
sebentar di depan Kantor Bupati Pemalang. Dan akhirnyaaa…. Kita tidak menemukan
STMJ. Wkwkwk.. nyerah deh. Mending minum jahe saja di alon alon. Sama satu
tempe yang alot. Heran saya sama Nona, makannya banyak. Saya aja kalah sama
dia. Wahahahaha. 7K idr.
Habis itu, sudah pukul setengah sepuluh
malam dan saatnya kembali untuk tidur. Malam itu, saya merasa badane kotor..
dan mandi lalu tidur.. Malam sekitar pukul 1 dinihari, listrik mati dan angin
kencang serta hujan deras. Ngeri banget deh. Marai kebangun. Dan tidur lagi.
Sabtu # 3 November 2012
Selamat pagi Kota Pemalang. Pagi ini,
seharusnya saya mengajak Nona jalan jalan. Tapi, saya masih agak males. Capek,
ngantuk, dan suasana diluar sepertinya penuh dengan dedaunan dan ranting yang
berserakan. Akhirnya mending nonton tv dan menikmati sarapan pagi dari hotel
yang menurut saya tidak begitu enak. Nggak doyan. Kami berdua nggak doyan. Nasi
goreng yang rasanya aneh. Hingga pukul 8, lalu kami segera bersiap siap untuk
menuju Widuri Waterpark. Yes!
Berdasar peta dan karena Nona pernah
kesana, kami lalu langsung menuju ke TKP. Tapi kami mesti cari sarapan dulu.
Eh, nggak taunya ternyata deket dari alon alon langsung nggeblas ke utara
jangan belok belok. Langsung sampai. Wah, tapi kami belum sarapan. Lalu balik
lagi deh ke kota. Cari sarapan soto, akhirnya di dekat persimpangan kereta saya
menemukan Warung Nasi Grombyang. Nah, ini dia yang saya cari. Waktu itu mas
penjaga sedang menata kursi. Ternyata warung ini baru buka. Akhirnya kami di
persilahkan duduk selama berabad abad sementara para pegawai warung itu menata
peralatan dan menyiapkan makanan dan peralatan peralatan lain. Saya melihat
lihat di sekeliling dan ternyata inilah warung Nasi Grombyang yang direkomendasikan
di internet. Nasi Grombyang Haji Warso.
Oalah, memang lokasinya di sebelah utara alon alon dan tidak persis. Masih jalan agak jauh.
Oalah, memang lokasinya di sebelah utara alon alon dan tidak persis. Masih jalan agak jauh.
Sembari menunggu, akhirnya pesenan dua
gelas es teh datang juga. Meja meja disini terkesan kotor mungkin karena
semalam hujan deras disertai angin kencang. Sekitar 15 menit kami menunggu dan
mengobrol ringan. Dan tralala… Nasi Grombyang tersaji juga di depan mata.
Nasi dengan kuah kental, dengan tiga
potong daging sapi, beberapa sayuran semacam soto, dan satu porsi sate sapi
untuk teman makan. Ukuran mangkoknya seperti soto pringgading/ soto semarangan.
Dan rasanya cenderung manis. Tidak seperti makanan pantura pada umumnya. Sate
nya juga manis. Anyway, saya pikir makanan itu cukup enak dan setelah selesai
saya segera membayar porsi makan kami tadi 30K idr. Harga yang lumayan mahal.
Hehehe
Sebelumnya Nona mengajak saya melihat
sebentar pantai Widuri. Yang nuansanya hampir sama kayak pantai Sikucing
Weleri. Habis itu, kami langsung menuju parkiran dan menuju loket. 8K idr untuk
berdua. Ternyata ini loket lokasi wisata. Bukan loket waterparknya. Pantesan
murah.
Berjalan sebentar dengan kiri kanan pohon pohon besar yang teduh, kemudian saya di sambut oleh patung Poseidon, Penjaga Lautan dalam mitologi Yunani. Yes! Sampai juga di Widuri Waterpark.
Berjalan sebentar dengan kiri kanan pohon pohon besar yang teduh, kemudian saya di sambut oleh patung Poseidon, Penjaga Lautan dalam mitologi Yunani. Yes! Sampai juga di Widuri Waterpark.
Sayangnya, loketnya belum buka. Menunggu
sekitar lima menit sambil kebingungan mencari baterai yang ternyata terselip di
salah satu kantong di tas. Untuk masuk waterpark ini, harga tiketnya 15,5K idr
satu orang. Harga yang nanggung. Hahaha..
Dan akhirnya masuklah kami di kawasan yang sepagi ini masih sepi. Saya lihat tempat loker di sebelah kiri yang masih sepi, kolam arus yang maaf, kotor. Lalu taman taman yang cantik. Saya tidak bisa begitu konsen untuk memotret :( .
Dan akhirnya masuklah kami di kawasan yang sepagi ini masih sepi. Saya lihat tempat loker di sebelah kiri yang masih sepi, kolam arus yang maaf, kotor. Lalu taman taman yang cantik. Saya tidak bisa begitu konsen untuk memotret :( .
Akhirnya kami temukan juga ruang ganti
dan loker. Setelah ganti, kami lalu menyewa ban biru (yang dobel, gede) mahal
banget sewanya 15K idr. Saya tawar 10 nggak boleh. Loker 5K. ealah.. yasudah
tidak apa apa. Yup. Kami siap untuk kekeceh. Hihihi..
Kolam arusnya nggak mengalir. Entah
kenapa? Dan kami hanya bisa pasrah berkeceh dengan air yang kurang bersih ini.
Ah biarlah. Kami muter muter kayak ABG pacaran gitu lah. Wakakakak… dan habis
satu puteran (kolam arusnya lumayan panjang..) kami lalu melihat tempat
plosotan, eh nama kerennya water slide yang paling gede itu lagi dalam
pengerjaan di cat. Haduh, sial banget nggak bisa plosodan disitu :( .
terpaksanya kami plosodan di tempat anak anak. Hahaha.. yang ada ember
tumpahnya itu. Nona nggak bisa mlosot karena kaosnya nggak licin. Hehehe.
Kami lalu menuju ke plosodan paling
ekstrim. Namanya Boomerang. Ini dia penampakannya. Karena belum ada orang sama
sekali, Nona saya tawari untuk nyoba dan sepertinya dia takut. Saya sendiri
sebenernya juga agak takut. Tapi masih berani lah. Karena belum lihat ada yang
nyoba, dan penjaganya juga bilang gini “pikir pikir dulu kalo mau nyoba”. Huh
jadi menciutkan nyali. Hahah. Nanti saja lah.
Dan untuk kedua kalinya kami muter lagi
di kolam arus. Kali ini kami bertemu petugas yang sedang menyedot kotoran di
situ. Hehehe.. saya juga sempat memetik bunga yang saya persembahkan untuk
Nona. Ahahahaha.. dan di tengah perjalanan, kami melihat ada yang sedang naik
Boomerang. Wusssss…. Ngeri banget. Saya jadi merasa tertantang untuk nyoba.
Lihat orang – orang yang nyoba kayaknya seru banget.
Akhirnya, saya mengajak salah satu orang
disitu yang akhirnya saya ketahui bernama Udin dari Tegal. Deg deg an banget
rasane. Untuk naik ini harus pake ban biru tadi dan harus berdua. Wekekek.. saya tanya, lebih ngerian mana, depan sama belakang? Katane
sama saja. Yaudah saya di belakang saja. Instruksi dari lifeguard saya disuruh
telentang, bokong tidak boleh terlalu turun, kaki selonjor dan pegangan yang
kuat. Berkali kali petugasnya bilang pegangan yang kuat menjadikan saya takut
saja. Ahahaha..
Dan wusssssssssssssssss! Melaju dengan
kecepatan melewati terowongan. Sepanjang terowongan, masih normal, hingga
akhirnya sampai pada slide yang menukik itu terbuka. Wess.. jantunge rasane
kayak copot. Nyawane entah kemana.. dan langsung saja terpental naik di tulisan
Boomerang.. selanjutnya dengan kecepatan penuh berbalik ke kolam.. hhhhhhh….
Bener bener ekstrim!
Saya nyoba ini dua kali, yang kedua,
sama orang yang saya tidak sempet kenalan, dan saya di depan, lebih ngeri
sumpah. Paling ngeri yang waktu slide yang menukik turun itu. Sementara Nona
ketawa ketawa melihat saya ketakutan. Wakakaka.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan
pukul setengah 11 siang. Kami lalu segera undur diri, mandi bilas dengan air
yang agak asin yang membuat rambut mbrodol. Ganti baju, lalu pulang. No basa
basi!
Cabut menuju ke penginapan, packing, dan
take off!
Perjalanan pulang biasa saja. Nona
ngantuk dan tidur di jok belakang sementara saya tetap harus konsen menyetir
smash. Sampai di Wiradesa, saya full tank lagi motor saya 16K idr. Terus,
mencari makan di Pekalongan. Yang akhirnya kami makan di SS. Jalan dr. Sutomo
Pekalongan. 25K idr.
Habis makan siang, kami segera meluncur
ke Weleri dan pukul 13.45 kami telah sampai di Weleri di tempat kemarin kami
bertemu. Dia dijemput Slamet dan saya masih harus berkutat dengan jalanan
Weleri – Muntilan. Perjalanan ini alhamdulillah tidak hujan, hujan baru
menyambut saya waktu saya sampai di Harmoni, mertoyudan Magelang. Saya mampir
dan mengobrol sama teman teman saya dulu sambil ngeyup dan akhirna maghrib saya
sampai di rumah dengan selamat.
Alhamdulillah liburan kali ini berjalan
lancar. Meski ada beberapa hal yang patut di evaluasi. Hehehe..dan akhirnya bioskop non 21 yang masih ada di Jawa Tengah sudah berhasil saya kunjungi semua... Sebelumnya, saya ke Rajawali Theater Purwokerto, Borobudur Cineplex Pekalongan dan Dieng Theater Wonosobo :)
Cost review
1.
BBM @ Banyuputih : 17 K
2.
Overstay : 125 K
3.
Wijaya Sinepleks tiket : 20 K
4.
Snack @ Sinepleks : 10 K
5.
Parkir @ Sinepleks : 1 K
6.
Sate Kelinci Wijaya : 12 K
7.
Sambel Ijo dinner : 50 K
8.
Wedang Jahe alon alon : 7 K
9.
Nasi Grombyang : 30 K
1.
Tiket Widuri : 8 K
1.
Tiket Waterpark : 31 K
1.
Sewa ban dan loker : 20 K
1.
Parkir Widuri : 2 K
1.
BBM @ Wiradesa : 16 K
1.
Makan siang SS Pekalongan : 25 K
TOTAL
: 374 K idr
Aw..aw..aw..suka travelling toh??? Sm siapa tuh mid??? Lanjutkan!!! ^_^
ReplyDeleteDoh, lha nek habis segitu ya lumayan banyak juga ya. Tapi nek seko ceritane yang cukup menarik sepertinya cukup lah, gathuk karo regane.
ReplyDelete@ Restu : Hehe. iya dong mba.. lho kok sama siapa? kan itu udah ada penjelasannya.. wkwkwk
ReplyDelete@ mas nahdhi : iya mas.. makanane mahal2 og.. ya nggak papa.. namanya juga piknik. hehe
sementara mitologi penguasa pantai utara pemalang dilupakan. anak cucu kita semakin kehilangan kearifan lokalnya.
ReplyDelete@Abe :
ReplyDeletewaduh.. memang mitologinya apa mas?