Wednesday, August 29, 2012

Dieng Theatre Wonosobo

Dieng Theatre Wonosobo adalah salah satu bioskop jaman dulu yang masih tersisa di Jawa Tengah. Keinginan saya untuk mendatangi bioskop ini akhirnya kesampaian juga dalam salah satu rangkaian kegiatan saya di Temanggung - Wonosobo beberapa waktu lalu.. Oke, langsung saja kita mulai ceritanya..

tulisan ini adalah sub dari cerita Tour Temanggung Wonosobo

Dieng Theater

Akhirnya sampai juga kami di kota Wonosobo. Tujuan kami pertama ini adalah mencari Bioskop Dieng Theater. Salah satu bioskop tua yang masih tersisa di Jawa Tengah ini berdasarkan referensi ada di Jl. Seruni Kelurahan Jaraksari. Saya melewati Jalan Kyai Muntang mengikuti peta yang sudah saya siapkan sebelumnya. Dan Nona menemukan sebuah papan iklan film disebuah mulut gang. Karena kami kebablasan, kami lalu muter melewati gang gang sempit dan akhirnya kami sampai juga di Dieng Theater.

Saya terus terang masih ragu apakah bioskop ini masih buka apa sudah tutup. Berada di depan bioskop ini, saya sempat ragu karena tidak seperti pada foto yang saya lihat di internet. Seorang bapak melambaikan tangan ke arah kami mengajak kami supaya kami langsung masuk ke kompleks bioskop saat kami berhenti dan kelihatan kebingungan.
Dieng Theater beberapa tahun lalu (dapat dari google)
Suasana Depan Bioskop
Kami pun memarkir motor di luar, dan berbincang dengan Bapak Prapto, saya tidak begitu jelas mendengarnya. Dia adalah salah satu dari empat pegawai yang masih setia melayani penonton bioskop ini. Harapan untuk menonton film bagus akhirnya harus saya kubur dalam dalam karena Dieng Theater ini hanya punya satu studio dan filmnya adalah Nenek Gayung. Film yang pernah terpaksa kami tonton di Borobudur Cineplex Pekalongan tengah bulan Juni lalu yang sudah saya ceritakan disini.
 
Berdasarkan bincang bincang kami dengan pak Prapto, bahwa bioskop ini sekarang masih dapat beroperasi dengan empat orang pegawai. Pak Parto sendiri mengurusi bagian tiket. Halaman depan bioskop ini sekarang sedang dibangun sebuah tempat futsal. Pantesan, halaman depan bioskop tidak sama dengan foto yang pernah saya lihat.
 
Sound system dari dalam bioskop terdengar hingga ruang tunggu yang sekarang sangat tidak terawat. Terus terang saya penasaran dengan bagian dalam bioskop ini, hingga akhirnya saya putuskan untuk tetap menonton film ini hanya sekedar untuk mencoba dalam bioskop ini.
 
Sebuah percakapan yang membuat saya sedikit tertawa adalah saat Pak Prapto bilang bahwa untuk jam tayang sebelumnya penontonnya lumayan banyak. Ada 4 orang. Ha? Yang bener aja, 4 orang dikatain banyak. Hehehe.. Kata beliau, kalau weekend baru bioskop ramai dikunjungi.
Ruang Tunggu yang dijadikan gudang material. Hehhe
Akhirnya waktu menunjukkan pukul 2.40, kami dipersilahkan masuk melalui pintu samping setelah sebelumnya saya menitipkan tas saya di ruang kerja Pak Parto. Tiket masuk untuk nonton disini per orang hanya 10 K idr . Melalui penjaga tiket yaitu seorang bapak bapak, kami pun masuk bioskop dan memilih untuk duduk di tengah saja. Rupanya, bioskop ini sepertinya menjadi tempat pacaran bagi sebagian muda mudi. Mereka memilih duduk di pojok pojok kegelapan. Hahaha, edan edan. Layar besar ini ukurannya sama seperti di Rajawali Theater 21 Purwokerto. Tempat duduknya sama seperti di Magelang Theater. Untuk interiornya hampir mirip dengan Magelang Theater dengan sekitar 300-400 kapasitas tempat duduk. Dan saat kami nonton ini, jumlah penontonnya ada sekitar 10 orang termasuk kami. Hahahaha. 
 
Di depan layar, ada tumpukan karung yang sepertinya berisi pasir atau semen. Saya pikir, itu material untuk pembuatan lapangan futsal yang asal ditaruh situ. Beberapa saat sebelum film di mulai, Nona mengajak saya untuk ke toilet. Pemandangan yang sangat tidak layak. Saya rasa, bioskop ini sangat sangat kekurangan pemasukan sehingga tidak mampu merawat diri sendiri.
 
Pukul 3 lebih sedikit, film dimulai. Sound System sepertinya sudah memakai Dolby, namun kualitasnya kurang maksimal. Ditambah lagi beberapa bagian atap yang bolong sehingga suara dapat keluar. Film ini sangat membosankan meski sempat membuat saya sedikit tertawa. Tertawa untuk film yang sudah ditonton dua kali. 

Setengah jam kemdian, kami putuskan untuk cabut. Kami keluar melalui pintu masuk dan berpamitan dengan Pak Parto. Pak Parto pun mengucapkan terimakasih kepada kami atas kunjungan kami. Hehehe.

kembali ke Tour Temanggung Wonosobo

ini adalah update berita bioskop Dieng Cinema per Februari 2013 klik disini 

4 comments:

  1. sebentar lagi nasibnya seperti Magelang Theatre :)

    ReplyDelete
  2. Betul mas Ikhsan . Hehehe, namun semoga saja tidak begitu ya...

    ReplyDelete
  3. just share : sekarang udah bagus, namanya ganti dieng cinema dan ada tempat futsal juga... udah bagus lah!! lebih modern #orgWOnosobo

    ReplyDelete
  4. @ahmad fitriyan : terimakasih mas, Info anda sangat membantu. lain kali saya akan mengunjungi dieng cinema dan kalo sempet nyobain futsal juga deh...

    thanks :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...