Sebuah papan besar nampak dengan
suasana klasik. Papan dari susunan besi itu bertuliskan Golden Theatre dan
informasi jadwal film yang dipadu huruf dengan warna lampu neon warna-warni.
Dari sini saya langsung exciting! Saya bahkan sempat diomeli satpam gara-gara
saking berniatnya memotret tulisan itu dari jalan parkiran mobil. Sambil
menahan malu, akhirnya saya parkirkan nex di parkiran yang seharusnya dan baru
kemudian memotret.
Papan informasi film di pintu masuk |
Poster-poster film di lorong tangga naik ke Theatre |
Pintu masuk ke bioskop rupanya melewati
pintu samping. Sebuah papan informasi film terpampang di depan eskalator.
Eskalatornya saya lihat cukup tua dengan bunyi “kriiit.. kriit” saat
beroperasi. Sepanjang lorong eskalator dan tangga, kami jumpai juga beberapa poster film.
Tulisan Theatre 1,2 menyambut kami memasuki main
lobby. Ada beberapa tempat duduk yang dikonsep memutari tiang, dan sebuah
kafe/consessions di sebuah sudutnya.
Papan informasi film dan trailer
diputar di televisi layar datar di atas loket. Bentuk loketnya, terasa oldies.
Dengan sekat kaca yang berlubang, kami bisa membeli tiket dengan memilih tempat
duduk lewat sebuah monitor. Dua tiket untuk pertunjukan di Theater 4 akhirnya
kami dapatkan. Film yang mulai sekitar setengah jam lagi, kami tunggu sembari
saya motret-motret suasana lobi.
Ternyata lokasi theatre 3-5 ada di
ruangan lain yang agak terpisah. Kami harus berjalan kaki sejenak untuk sampai ke ruang tunggunya.
Sayangnya, ruang tunggu masih di sterilkan dan menunggu hingga para penonton
keluar dan studio dibersihkan sejenak.
Saya berhasil bertemu dengan Pak Totok
setelah dikenalkan oleh Mbak Ririn, salah seorang petugas disitu. Pak Totok ini
sudah bekerja sedari bioskop Golden dibuka. “Bioskop ini buka pada tahun 1988,
tepatnya bulan sepuluh tanggal dua” paparnya. Pertama dibuka, bioskop ini hanya
memiliki dua studio yang kesemua pintu masuknya ada di lobi. Baru lima enam
tahun belakangan ditambah menjadi lima studio.
“Kapan pak bioskop ini merubah diri
dari proyektor analog ke digital?” tanya saya kemudian.
“yaa bersamaan dengan dibangunnya 3
studio baru itu mas. Sekitar 5-6 tahun belakangan ini”
Beliau lalu juga menceritakan bahwa
manajemen distribusi film mengikuti dari Surabaya. Ini artinya, setiap update
penayangan film premier, bila di Surabaya diputar, dipastikan di Kediri juga diputar.
“animo masyarakat juga bagus mas. Kebetulan ini pas weekend jadi ramai sekali.
Kalau hari biasa juga cukup ramai” sambungya. Golden sendiri kini juga memiliki
cabang di Tulungagung. Pembukaannya bersamaan dengan pembukaan 3 studio baru di
Golden Kediri. Yang di Tulungagung ada dua studio.
Akhirnya kami harus segera menutup
perbincangan karena theater kami sudah dibuka. Seingat saya, tidak ada
pemberitahuan “pintu theater satuu telah dibuka, para penonton yang telah
memiliki karciiis… dst” tiba tiba saja suasana sudah ramai. Dan penyobekan
karcis untuk theater 3-5 dilakukan di pintu utama ketiga studio tersebut.
Pak Totok, dan Saya |
Beruntung sekali saya bertemu dengan
Pak Totok dan Mbak Ririn. Saya juga dipersilahkan untuk sekedar melihat
interior theater lima dengan jumlah kursi paling sedikit. Hanya sekitar 150
kursi. Pintu masuk ke dalam theater 1-2 dan 4, berada di sebelah tengah, saya
rasa kursi paling istimewa adalah berada di sebelah atas pintu masuk :D
sayangnya waktu itu sudah terisi sehingga kami ada di seat agak ke kiri. Di
theater empat ini, berdasarkan informasi dari Mbak Ririn, kapasitasnya ada 206
penonton.
Sebelum film mulai, diputar beberapa
trailer film dan trailer Dolby 7.1. Suara bass-nya di telinga saya terasa
sedikit bocor sehingga mengurangi kemantepan sound. Adapun ukuran layarnya saya
kira sama dengan ukuran standar di bioskop 21. Sayangnya, jenis proyektornya
saya tidak bisa mengetahui pasti.
Suasana inside Theatre 4 |
Deretan kursi merah ini modelnya
standar bioskop 21. Namun, kelihatannya ada sedikit kebebasan untuk membawa
makan/minum dari luar. Selain saya tidak melihat adanya larangan “no food and
drink from outside” disamping saya terlihat asik memakan jagung rebus. Apa
apaan -__-. Semoga lain kali lebih diseleksi sehingga kebersihan tempat bisa
lebih terjaga :). Kali ini, kami nonton film The Edge of Tomorrow yang
dibintangi mas ganteng Tom Cruise yang berakting terlihat cupu dan mudah
dikalahkan musuh. Filmnya bagi saya sangat menarik dengan inti konflik yang
tidak mudah ditebak dan bikin gemes. Hehehe..
Selesai film diputar, saya melihat
bahwa tirai penutup layar terlihat bergerak menutup dari kanan kiri dan tampak sangat
klasik. Dengan warna keemasan dan model lipat-lipat. Amazing!
Selanjutnya kami
keluar melalui pintu masuk yang sama. Saya minta ijin ke Mbak Ririn untuk masuk
ke ruangan studio 1/2. Berdasarkan informasinya, studio 1 dan 2 adalah studio
asli dengan kapasitas kursi paling banyak. Mencapi 425 kursi. Begitu masuk,
minta ijin ke petugas dan mendapati bagian kanan dari pintu masuk merupakan
toilet. Wow! Berarti toilet ada di dalam studio. Bagi saya ini terlihat sangat
menarik karena baru ini saya temui. Begitu masuk, suasana mendadak klasik.
Temaram lampu warna kuning, dengan deretan kursi warna merah, menatap layar
yang terbungkus tirai keemasan. Rasanya saya betah sekali didalam situ. Dalam
hati saya berkata “lain kali saya harus mencoba nonton di theater 1 atau 2 ini”
sembari melangkahkan kaki keluar.
Inside Theatre 2 |
Sebelum pulang, tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih ke Mbak Ririn atas bantuannya :)
More pictures :
Pintu masuk Studio/Theatre 1 |
Lobby |
The Ticket |
Lobby |
Toilet di Lobby |
Main Lobby |
Ruang tunggu Theater 3,4,5 |
Ruang tunggu Theatre 3,4,5 |
Cafe/consessions |
Ticket Box (latar belakang) |
Inside Theatre 5 |
Akhir kata saya berharap Golden Theatre yang merupakan kebanggan warga Kediri dan sekitarnya ini akan bertahan dan semakin baik di masa mendatang. Saya sangat salut atas perkembangannya. :)
Credit :
GOLDEN THEATRE
Jl. Hayam Wuruk 121-125 (Golden Swalayan)
Kota Kediri
Aku iri! Keren banget!
ReplyDeleteKeren banget!
Kamu motret pake kamera apa mas? Bagus banget hasilnya!
Wah, asyiknya. Semoga lain kali saat berkunjung ke Kediri berkesempatan buat nonton di sana. Dulu kemaleman sih jadi batal :'(
ReplyDeleteOia, sedikit ralat. Bioskop Golden Tulungagung sekarang memiliki 3 studio. Baru saja dibuka beberapa bulan lalu.
Kalau toilet di dalam studio, saya pernah menjumpainya di Srikandi Pandaan dan Fortuna Surbaya. Sayang, kedua bioskop tersebut sudah almarhum.
@Dimas Daniel : Hehe.. kemarin sih pake ke Jakarta. Nggak jadi ikut kan? :D
ReplyDeletePake Canon pocket doang mas, Seri PS A480.
@CineTariz :
Harus mas. Hukumnya wajib berkunjung. :D
Terimakasih atas informasinya. Anda pernah ke Tulungagung juga mas?
Berarti toilet di dalam studio itu dahulu merupakan wajar ya? Baru tau saya.. hehe
Salam
ho oh eg mas... foto nya kok iso apik-apik timen ki piye ????? di edit ato asli ? trus lak asli setting e piye ???
ReplyDeletesoal e wingi nyang Golden , mpane ga seapik potone iki hehehheeh
@ Nanang Irfansyah :
DeleteItu foto udah masuk bengkel edit saya mas. Saya edit pakai corel photo paint. Yang dimainkan cuma brightness contrast, shadow. ;)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)
wah, terima kasih tulisan & foto2nya mas...bisa bernostalgia nih..hehe..
ReplyDeletesaya asli kediri..dulu jaman sekolah sering nonton di golden..harga tiket masih 3000 waktu itu..hehe..kondisi ruang tunggu teater 1 & 2 bener2 gak berubah lho dr jaman dulu..pun tirai yg kuning itu rasa2nya dulu jg kyk gitu
sekarang merantau di kampung orang & jarang bgt bisa pulang kediri
@ Fajar : Wah senang sekali kalau tulisan saya bisa dibuat nostalgia orang lain :D hehehe..
ReplyDeleteTiketnya murah sekali dong waktu itu,..
Oke kalau pulang kampung harus nonton lagi mas. Skrg proyektornya digital. Dijamin njosss
saya sendiri jarang banget nonton di golden, dulu di papan besinya ada spanduk judul2 film yg dimainkan, sekarang cuma papan teks biasa, jadi agak susah kalo liat sekilas sambil jalan.
ReplyDelete@eferde : kalau nonton selain di Golden di mana mas?
ReplyDeletedi 21/xxi dulu waktu masih kuliah di sby, tapi seringnya download, haha... kalo di kediri adanya memang cuma Golden.
Delete@Eferde :
ReplyDeleteHehehe.. download itu nggak mantep je. :D
Ok terimakasih kunjungannyaa
paling berkesan disana tuh kl pas gak lagi hari libur, beli tiket, yak mas tempat duduknya silahkan dipilih sendiri nanti hahaha, kan kaget, pengalaman tak terlupakan
ReplyDeleteWah seru juga itu :D hehehe
Deletedi fajar theater, ura Patria sm regent theater semua toiletnya didlm gedung bioskop jg mas. aku masih inget bgt pas dulu bpk ngajak nonton film-film nya Warkop pas aku masih kecil. sayang di solo semua bioskop itu sdh tinggal kenangan
ReplyDeleteIni gedung bioskop sudah akses difabel gak mas?
ReplyDeleteMulai dari pintu masuk sampai di dalam gedung teaternya.
Aku dulu terakhir kesini tahun 2006, dulu masuknya lewat tangga ke lantai atas.
Sekarang aku difabel belum berkunjung kesini lagi.
Kalo gedung bioskop di malang dan surabaya hampir semuanya sudah akses difabel.
pertama dan terakhir ke sana tahun 2014 setahu saya belum ada fasilitas khusus difabel, mas
Delete