Peta Tol Soker Ruas Solo - Ngawi (manteb.com) |
Dayu
sudah terlelap saat Corolla tua masuk ke tol darurat Ngawi – Boyolali yang
merupakan tol sementara yang dioperasikan untuk mudik dan arus balik tahun 2017
ini, beberapa waktu lalu. Sementara itu Tika tampaknya sangat antusias atas
perjalanan ini. Ia sebagai anak gaul Ngawi tentunya sangat beruntung karena
kota kelahiran dan kota perantauannya merupakan jalur strategis yang dilalui
tol Trans Jawa.
Mudik
tahun ini, kami pergi ke simbah Magelang terlebih dahulu sehingga belum sempat
mencoba tol darurat pada arus mudik lalu. Alhamdulillah setelah lima hari kami
berada di Ngawi kami dapat pulang ke Semarang sekaligus menjajal tol yang
kedepannya akan menjadi ruas tol terpanjang di Pulau Jawa ini.
Jalan
raya Solo – Ngawi terutama didaerah Mantingan hingga Ngawi memang terkenal
sebagai jalur tengkorak karena medannya yang berkelok kelok menembus perkebunan
jati, juga karena treknya yang sangat sempit. Hanya dua lajur saja. Ditambah
kebiasaan bus Jawa Timuran yang suka kebut-kebutan, tambah tengkorak-lah jalur
ini.
Kami
membelok ke kiri mengikuti arahan petugas Polisi Lalu Lintas di Gendingan.
Setelah itu sekitar satu kilometer jauhnya, kami telah sampai di jalan masuk
sementara Tol Soker, Solo – Kertosono. Tol dengan konstruksi beton dengan empat
lajur dengan median di tengahnya.
Kilometer
awal, tampaklah bahwa tol ini menembus tengah – tengah perkebunan jati.
Sebagian merupakan perkampungan dan juga persawahan warga dengan kegiatan yang
lumayan ramai, pagi itu sekitar pukul 7,00. Beberapa bagian tol seperti
overpass maupun underpass belum dikerjakan. Rata-rata penyeberangan overpass
malah belum tersambung dikedua sisinya.
Kami
melaju dengan suasana lalu lintas yang relatif sepi menembus kabut entah debu
yang membuat pemandangan sedikit buram. Beberapa menit melaju, Tika mencoba
melihat GPS dan ternyata kami sudah masuk wilayah Sragen, Jawa Tengah dan
sesaat setelah itu kami pun menaiki jembatan yang memotong jalan nasional
Sragen-Ngawi.
Dari
Exit Toll Pungkruk, Sragen kondisi tol jauh sudah lebih baik. Tahun lalu ruas
tol hingga Pungkrik ini memang sudah difungsikan darurat sebagai mudik juga.
Di
sepanjang jalan ini, ada beberapa rest area sementara yang didirikan oleh
operator kontraktor jalan tol maupun oleh kepolisian setempat. Di Masaran,
misalnya, kami rehat sejenak untuk sarapan nasi pecel yang telah kami beli
sejak di Ngawi tadi. Belum sarapan, soalnya. Selain itu, Dayu juga butuh diajak
jalan-jalan atau lari-lari sebentar supaya tidak bosan.
Interchange Ngasem via Wikimapia |
Baru
sekira satu jam ditambah istirahat tiga puluh menit rupanya kami sudah sampai
di Interchange Ngasem, Boyolali yang
merupakan pertemuan Tol Semarang – Solo dan Tol Soker. Tampak pengerjaan
flyover yang melintang-lintang dalam progres konstruksi. Dibandingkan melewati
jalur nasional Ngawi – Solo, adanya tol Soker ini memangkas perjalanan kami
lebih cepat satu jam. Sementara jika nanti kami lurus beberapa tahun ke depan
kami akan dapat langsung melewati tol hingga ke Semarang, bahkan ke Jakarta,
Merak sana.
No comments:
Post a Comment