Hari sudah berangsur siang, jarum jam di tangan kiri saya juga hampir menunjuk angka 11. Namun, warung di bilangan Jalan Agil Kusumadya, Kota Kudus siang itu masih tampak ramai. Memang, berdasarkan pantauan saya dan Tika, di sekitaran kantor DPRD Kabupaten ini sekarang berjajar rapi usaha kuliner. Rupanya, memang sengaja dikonsep sebagai taman kuliner yang rapi.
Kami membelokkan motor dan memarkir tepat disamping warung Lenthog Tanjung. Ini adalah kesempatan kami yang pertama untuk mencoba salah satu masakan khas Kota Kretek ini. Saking ramainya, kami bahkan harus rela menunggu sebentar supaya mendapatkan meja. Ada dua meja panjang dengan beberapa kursi untuk melayani pengunjung. Saya lihat, pengunjungnya dari berbagai kalangan. Menjelang siang ini, ternyata beberapa keluarga menyempatkan singgah setelah pulang dari ibadah merayakan Natal (25/12/2013)
Seorang ibu menghampiri kami begitu kami mendapatkan tempat duduk. Kami pun memesan dua porsi lenthog dengan telor. Untuk minumnya, hanya ada teh botol dingin dan air mineral dalam kemasan gelasan. Tidak ada pilihan lain. Beberapa saat kemudian pesanan pun datang. Lenthog rupanya adalah istilah dari lontong yang disini spesial dengan ukuran super besar. Saya kira diameternya sekitar 12 cm. Potongan potongan miring lenthog disajikan dengan kuah sayur tahu dan tempe, lengkap dengan satu butir semur telor dengan citarasa manis, khas Jawa.
Presentasi hidangannya, mirip dengan nasi gandul, yaitu dengan menaruh racikan tadi diatas selembar daun pisang yang diletakkan diatas piring. Memang, daun pisang selalu menjadi penyedap rasa dan penggugah selera. Ditambah lagi, satu panci besar yang tersedia di meja kami, rupanya adalah sambal berkuah. Kami pun tak sabar untuk segera menyantapnya.
Hmm.. makan lenthog tanjung, belum lengkap rasanya bila tidak ditemani kriuk kiruk krupuk. Ya, di meja kami telah ada satu toples besar kerupuk. Ukuran krupuknya juga besar besar. Seperti kerupuk udang namun bukan. Yang pasti, perpaduan rasa dari kuah kental, telor, dan krupuk ini dijamin memanjakan siapapun yang melahapnya.
Sembari menikmati minum, saya browsing browsing dan menemukan bahwa lenthog ini adalah makanan khas Kudus yang lazimnya dikonsumsi sebagai sarapan. Yaa meski kami menganggap makan ini sebagai makan siang. Hehehe..
Untuk dua porsi lenthog, 2 kerupuk, satu botol teh, dan satu gelas aqua kami cukup membayar Rp. 17,000,-. Brunch yang murah dan kenyang. :) Jadi, bila anda kebetulan sedang berkunjung ke Kota Kudus, saya rekomendasikan untuk mencoba masakan ini. :)
Selanjutnya saya langsung menuju ke Plaza Kudus untuk nonton di New Star Cineplex
No comments:
Post a Comment