Monday, September 7, 2015

Selamat Jalan Pak Paul..

Sekitar akhir tahun 2007 saya mengenal Pak Paulus  Ari Yuono (Paul) saat ia bekerja di Apotek PMI. Saat itu saya diminta Pak Hosanna – bos saya, untuk mengantar LCD Proyektor ke Pak Paul. Saat itu saya menjumpai seorang apoteker berkacamata, berperawakan ramah, dengan kruk untuk menyangga tubuhnya. Ia begitu baik. Hari-hari setelahnya, saya sempat beberapakali bertemu sekedar untuk urusan pinjam meminjam proyektor dan saya kerap dimintai tolong untuk mengoperasikannya di beberapa acaranya.

Pada awal tahun 2009, saya resmi bergabung dengan Robotik Sains Club Magelang. Pak Paul sendiri, yang berprofesi sebagai apoteker, rupanya menjadi senior instruktur disana. Ya, selain sebagai apoteker – ia juga menguasai ilmu elektronika. Bergabung kembali dengan Pak Paul rasanya seperti berjumpa kawan lama. Sontak, kami langsung segera akrab.

Kantor kami berada di lantai 2 Apotek Menowo, Magelang. Tiap hari Pak Paul harus naik turun tangga dengan kerepotan. Setiap turun tangga, dengan senang hati, saya selalu membantunya menjaga dari bawah, menjaga supaya ia tidak terpeleset. Pak Paul, saya dan Mbak Herlin bekerja di Robotik selama lebih kurang dua tahun. Selama itu pula, saya mengenal sosok Pak Paul lebih dekat.

Selepas SMA, Pak Paul mengaku melanjutkan pendidikannya di Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Ia diantar jemput oleh bapaknya di Terminal Tidar. Tapi rupanya ia tidak krasan hingga tiga semester saja. Selanjutnya ia berganti haluan dengan masuk di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Jogja. Bekal ilmu elektronika yang ia miliki ternyata menjadikan ia menggeluti bidang robotika. Sedangkan sebagai seorang sarjana farmasi, profesi apoteker menjadi sandaran hidupnya yang saat itu bertanggungjawab untuk Apotek Pemuda.

Pak Paul dimata saya merupakan orang yang sangat baik. Selama saya bekerja sama dengannya, ia adalah sosok yang selalu optimis, semangat, dan boleh dibilang seorang workaholic. Kerap kali saya yang terbiasa kerja santai, bahkan terpaksa mengikuti irama kerjanya. Harusnya saya malu saat itu. Ia mengajari saya pemograman model robotik dari Fischertechnik. Ia juga yang memberi saya ilmu tentang mekatronika dengan rangkaian-rangkaian robotnya.

Disaat-saat senggang, Pak Paul tergolong orang yang murah hati. Seringkali ia memberi kami makanan dari rumahnya. Saat itu sedang diadakan panen lele di depan rumahnya dan kami dibawai nugget lele. Kebersamaan saya, Pak Paul dan Herlin tidak semata hubungan rekan kerja, tetapi lebih tentang persaudaraannya. Acapkali, setelah kantor selesai lembur, kami makan bersama di Warung Mie Goreng AA, atau sate kambing Samban. Tidak hanya itu, setiap lebaran dan natal, Pak Paul yang Nasrani juga selalu memberi kami beberapa toples kue.
Pak Paul, Herlin, dan Saya (2009)

Barangkali, saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pernah dekat dengan Pak Paul. Saya juga yang menemaninya merancang motor roda tiga ‘skydrive’ di sebuah bengkel di bilangan Karet. Sebelumnya saya juga pernah membantunya menaiki motor roda tiga ‘kawasaki’ untuk melaju dari tempat parkir ke pintu gerbang Aula Universitas Tidar. Tentu bukan pekerjaan yang mudah untuk mengoperasikan motor kawasaki dengan tuas perseneleng tersebut.

Dalam hal berbisnis bersama, juga pernah saya lakui bersama Pak Paul diantaranya menerima servis printer dan pesanan notebook. Tidak tanggung-tanggung, meski dengan keterbatasannya, semangat Pak Paul saya acungi jempol. Kami saat itu bolak-balik Magelang – Jogja untuk mengambil pesanan notebook, dan lalu menginstallnya dirumah untuk kemudian diberikan kepada konsumen. Suatu saat sepulang dari Jogja, ia mengajak saya makan di Jejamuran, Sleman. Kami juga pernah kepanasan bermotor dari Magelang untuk muter-muter ke Jogja mencari perlengkapan robot. Selain itu, sekitar satu tahun yang lalu, saya juga sempat membetulkan mesin absen milik PDAM Kota Magelang, yang setelah saya lepas bekerja di Fingertec, Pak Paul – lagi-lagi , berani menghandel pekerjaan tinggalan saya tersebut. Luar biasa..

Selama bekerja di Robotik, begitu banyak tantangan yang kami lewati. Diantaranya kami berbagi tugas untuk mengajar di Perum Bumi Prayudan. Setiap Rabu sore, bergantian saya, atau Pak Paul atau Herlin untuk datang ke Prayudan. Terkadang, saya membonceng Pak Paul dengan motor roda tiganya dengan membawa peralatan seperti notebook dan kit robotik. Lain lagi cerita saat kami harus mengajar ekstra kurikuler di SMPN 1 dan SD Muhammadiyah. Suatu hari, saya bahkan harus mengajar sendiri saat Pak Paul berada diluar kota. Saat mengajar di SD Muhammadiyah, kami begitu kewalahan dengan jumlah murid yang over.

Karir Pak Paul sebagai kepala Robotik Sains Club Magelang, bagi saya tidak bisa diremehkan. Beberapa lomba kompetisi berhasil kami ikuti seperti Lomba Jateng Fair 2010, Kompetisi Robot Pintar dan Roket Air Jogja 2011, dan Imagine Ristek 2011 di Jakarta. Saya dan Pak Paul berkesempatan menjadi orang tua sementara bagi sekitar sepuluhan murid SD-SMP yang kami ikutkan sebagai tim robotik. Setiap pagi di Anjungan Lampung TMII, kami berkewajiban menyiapkan sarapan roti, dan mengingatkan anak-anak untuk minum multivitamin. Lima hari berada di Jakarta, sementara anak-anak pulang, saya dan Pak Paul pulang terakhir dengan naik bis Ramayana Eksekutif. Tidak sia-sia perjuangan kami, akhirnya kami dinyatakan  sebagai juara umum. Pak Paul sebagai instruktur bersama timnya dari SMPN 1 Magelang beberapa bulan kemudian berangkat ke Turki untuk mengikuti kompetisi robot internasional mewakili tim dari Indonesia. Saat itu, saya sudah resign dari Robotik dan hanya bisa ikut bangga melihat Pak Paul dan anak-anak berfoto-foto di Turki.
Awang, Diaz, Pak Paul, Saya, Liwiryon, dan Andrew (2011)

Selain mengikuti lomba-lomba robotik, saya, Herlin dan Pak Paul atas nama Robotik Magelang juga sempat menggelar beberapa perlombaan. Seperti Kompetisi Robot Pejuang (KRP) 2011 di SMPN 1 Magelang, dan Kontes Robot 2012 di Artos, Magelang. Atas nama pribadi, saya bersama Pak Paul juga kerap diundang menjadi juri di event tahunan SMP Tarakanita Magelang bernama Tar-q Science and Art. Pak Paul, Pak Dwi dan Saya sempat dua kali menjadi juri dalam lomba toys from trash innovation pada 2013 dan 2014.
Pak Paul dalam Kontes Robot (2012)
Pak Dwipraja dan Pak Paul (2013)

Kenangan tentang Pak Paul begitu banyak membekas di benak saya. Selain bergelut dalam dunia robotik, sebagai ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesisa (PC IAI) Kota Magelang (dulu ISFI), kesibukannya juga tidak kalah banyak. Saya semakin hari semakin memposisikan diri sebagai asisten Pak Paul. Dengan bangga, saya membantunya dalam beberapa kegiatan seperti penilaian lomba apotek se Kota Magelang (kami keliling dengan motor), kemudian juga membantu dalam beberapa acara IAI ; Konferensi Cabang di Kebon Tebu Resto, Pendidikan Farmasi Berkelanjutan (PFB) di Borobudur Golf Internatinal Country n Club, dan yang terakhir adalah Seminar PFB di hotel Puri Asri Magelang. Yang terakhir ini, saya sudah lepas dari job di Magelang dan tinggal di Ungaran. Tapi saya masih dengan senang hati menerima ajakan Pak Paul untuk membantu mensukseskan acara tersebut.

Saya menganggap keluarga Pak Paul, isterinya bu Loren, anak-anaknya Mella dan Efra, seperti saudara saya sendiri. Jika saya kesana, saya pasti disambut dengan senang hati. Bahkan saya juga seringkali nunut menginap dirumahnya saat harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lemburan. Semangat bekerjanya tidak bisa saya ragukan lagi. Ia terbiasa mengerjakan pekerjaan deadline hingga pukul 2-3 dini hari. Terakhir kali saya berkunjung ke rumah Pak Paul saat mengembalikan obeng Jackly dan saya tidak sempat bertemu karena ia tidak berada dirumah.

Pak Paul suatu saat juga menyempatkan diri berkunjung ke rumah saya untuk sekedar menengok bapak saya yang saat itu beberapa hari tidak bisa berjalan karena retakan kaki-nya terganggu. Saat ulang tahunnya yang ke 36 pada 2012 lalu, ia juga mengundang saya untuk ikut makan-makan di sebuah kafe di Cawang, Magelang.

**
Diaz, murid kami di Robotik dulu semalam mengabari saya bahwa Pak Paul meninggal dunia. Deg! Innalillahiwainnailaihi rajiun.. Saya kaget bukan kepalang. Pak Paul yang saat ini menginjak usia 39 tahun ternyata harus tutup usia. Seingat saya ia sehat-sehat saja. Saya tengok statusnya di kontak BBM dan terlihat baik-baik saja. Ada dua kontak yang satunya ber-DP foto bersama rekan-rekan apoteknya, dan yang satu ber-DP foto Efra. Seakan tidak percaya, saya mencoba mengkonfirmasi dengan beberapa teman di Magelang. Ternyata kabar itu benar. Ia meninggal karena keracunan makan seafood di Pantai Kawasan Gunungkidul dan tidak tertolong tim medis.. Terbayang kembali Pak Paul yang terakhir kali sekitar dua bulan yang lalu menelepon dan mengirim email kepada saya tentang rencana mengkonsep sebuah acara lomba robotik dasar di Magelang yang akhirnya ditunda.

Awal tahun lalu, ia dan Bu Loren juga hadir ke nikahan saya. Ternyata itu terkahir kali saya bertemu dengan Pak Paul. Salah satu hal yang belum sempat saya lakukan adalah ingin mengajak istri saya ke rumah Pak Paul membawakan Tahu Bakso. Hal itu saya tunda-tunda karena kondisi istri yang tengah hamil sehingga menghindari bepergian terlalu jauh dengan motor. Tapi kini Pak Paul telah tiada..

Pak Paul, kau adalah teman, sahabat, dan keluarga.. Kau telah mengajarkan kami tentang kasih yang tulus, bekerja sepenuh hati, tentang arti persaudaraan, arti persahabatan. Kaulah salah satu inspirasi hidup kami dalam berkarya. Pantang menyerah dalam segala hal... Terimakasih atas semua kebaikanmu yang teramat banyak..

Selamat Jalan Pak Paul..
Bu Loren dan Pak Paul (facebook)

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Almarhum Paulus Ari Yuono, S.Si, Apt. (1 Desember 1976 - 6 September 2015); Ketua Robotik Sains Club Magelang dan Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia Kota Magelang.

1 comment:

  1. Trims Untuk Catatannya mas.... Semoga Belia Damai di sisi-Nya.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...