Friday, January 15, 2016

Mencecap Pesona Kopi Ngrancah

Gerbang Desa Ngrancah
 Hari sudah siang saat kami masuk ke wilayah Desa Ngrancah. Siang ini, diantara rerimbunan pohon kopi dan kakao yang menyapa di sekeliling ruas jalan masuk, gerimis hujan turun. Hari ini kami hendak mengunjungi Desa Ngrancah dengan latar belakang yang sederhana. Hanya berdasarkan referensi dari media-kitlv.nl yang pada salah satunya menampilkan foto tentang rumah pengolahan/kantor administrasi pengolahan kopi tua di Ngrancah, Magelang.

Perjalanan mencari Desa Ngrancah melewati Mesastila


Setelah sempat menyasar dan bertanya kepada penduduk setempat, kami pun sampai di rumah  Hari (34 Tahun). Pria beranak satu tersebut merupakan ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) pengelolaan kopi. Ngrancah, sebagai salah satu kawasan yang diperhitungkan kualitas kopinya, selama ini masyarakatnya hanya mengandalkan komoditas kopi yang panen setahun sekali tersebut untuk konsumsi rumahan. Berbeda dengan daerah sekitar, sebut saja Banaran yang sudah tersohor akan kepopulerannya di dunia perkopian, Ngrancah nyaris belum tersentuh potensi kepopuleran kopi tersebut.

Hari dan kawan-kawannya dalam kelompok karang taruna, setahun belakangan terbersit untuk menggali lebih dalam potensi di desanya. Beberapa waktu lalu, Mas Yoga memberitahu saya tentang adanya sebuah blog yang membahas tentang desa wisata Ngrancah. Setelah ditelusur, memang promosi wisata di desa Ngrancah yang digawangi Hari tersebut saat ini dalam proses pengemasan untuk menjadikan Ngrancah sebagai desa wisata.

Siang ini, dirumahnya, kami disuguh minuman kopi panas yang rasanya mantap. Kopi buatan sendiri. Menurut Ryan sang ahli perkopian, citarasa kopi Ngrancah ini unik. Ada sedikit rasa cokelat yang menjadi satu. Unik dan enak katanya. Selain itu juga ada ampyang aren yang manisnya khas juga beberapa nangka tepung goreng. Sembari menikmati hidangan yang ada, kami mengobrol tentang Ngrancah..

Kiri ke kanan : Agam, Adhi, Hari, Yoga, Ryan
Lalu, apa yang hendak dijual dari Desa Wisata Ngrancah?

1)    Yang pertama tentu saja Kopi
Menilik sejarah yang ada, perkebunan kopi di Ngrancah telah ada jauh saat kompeni Belanda berkuasa. Perkebunan itu, menurut foto yang kami punya memiliki kantor administrasi atau pusat pengolahan kopi yang mutakhir pada masanya. Kini, perkebunan kopi di Ngrancah dibagi menjadi dua. Yaitu sebagian milik PT Perhutani, dan sebagian milik masyarakat sekitar.

Sebelum terpikirkan untuk menjadikan kampung wisata, Hari dan masyarakat sekitar hanya memanfaatkan hasil panen kopi untuk dikonsumsi sendiri. Namun terhitung mulai tahun 2015, mereka mulai melihat potensi untuk menjual sendiri kopinya dengan pengemasan bermodel desa wisata.
Kopi Ngrancah dan Ampyang aren

2)    Wisata Perkebunan/Hutan
Ngrancah yang berada di kaki bukit Kelir, memiliki pesona alam yang indah. Barisan bukit memanjang menjadi background alami pemandangan desa. Perkebunan kopi yang elok di lereng bukit juga siap untuk ditelusuri. Belum lagi, menyusur hutan vegetatif yang tentu akan menyenangkan.
Salah satu pemandangan di sekitar Ngrancah

Hari saat ini sedang menggodok promosi pembuka dimana pada bulan Februari nanti, ia akan membuat event berupa Jelajah Hutan Wisata Ngrancah. Dalam selebaran yang saya terima, peserta akan diajak melakukan berbagai aktivitas di Ngrancah. Mulai dari senam pagi, trekking kebun kopi dan hutan, serta mendaki bukit kecil bernama Wiropati. Selain itu, peserta juga akan disuguhi demo pengolahan kopi rumahan ala desa Ngrancah, dan tentu saja peserta akan disuguhi minuman kopi secara gratis.

3)    Wisata Alam dan Edukasi
Boleh jadi kedepan, Ngrancah akan dikonsep menjadi desa wisata alam agroforestry dan edukasi, dimana akan ada beberapa minat yang bisa diakomodasi. Pemandangan desa Ngrancah ini cukup indah. Dari sana, kita bisa melihat Gunung Ungaran, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Dan sebagai latar belakang adalah perbukitan Kelir yang kokoh memanjang dari utara ke selatan. Untuk bidang edukasi sendiri misalnya, edukasi tentang pengolahan kopi, edukasi tentang sejarah perkebunan kopi, dan pengetahuan tentang hutan vegetasi. Bahkan satu lagi yang dalam proses pengembangan, disana juga sedang dikembangkan budidaya madu lanceng. Semua bisa ditemukan di Ngrancah.

Sebelum pamit, kami juga menanyakan tentang foto lawas Ngrancah yang bertarikh di akhir 1800an tersebut. Rupanya ia tidak mengenali bangunan itu. Yang pasti, foto bukit Kelir itu serupa dengan view yang ada di Ngrancah. Besar kemungkinan, kantor administrasi dan pengolahan kopi tersebut kini sudah tidak ada bekasnya lagi.

Tidak disangka, Ngrancah, Kecamatan Grabag yang dekat dengan Kabupaten Semarang dan Temanggung itu memiliki potensi wisata dan potensi alam yang pantas untuk dikembangkan. Tujuan kami untuk memastikan adanya desa wisata itu tercapai. Dan sebagai pelengkap sebelum kami pulang, kami membeli Kopi bubuk Tri Tunggal yang merupakan hasil unggulan dari desa wisata Ngrancah. Sedangkan Adhi Okta justru memborong ampyang aren yang memang enak rasanya.
Kopi bubuk Tri Tunggal olahan warga Ngrancah

Jika anda tertarik untuk mengunjungi Ngrancah untuk melakukan kegiatan wisata edukasi, atau tertarik dengan kopi setempat, anda bisa menghubungi Pak Soim ketua Karang Taruna setempat dengan nomor 085641938460.

Tulisan Ryan : Tamasya Kebun Kopi 
Tulisan Mas Yoga : Ngrancah Desa Wisata Perkebunan Kopi
  

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...