Friday, February 18, 2011

Festival Gunungan 2011

Festival Gunungan 2011

Ada yang menarik pada setiap perayaan hari Maulid Nabi Muhammad SAW yang tiap tahunnya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal penanggalan kelender Hijriyah yang diadakan di dusun Gunungbakal, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Kenapa di sebut gunungan? Hal ini karena perayaan ini selalu menghadirkan sebuah ‘gunung’ dari krupuk tepung ketan yang di daerah setempat disebut dengan LENTHENG yang ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai gunung yang ditempatkan di tengah tengah ruangan utama masjid yang ada di Gunungbakal.

Menurut sejarahnya, perayaan ini berangkat dari jaman dulu ketika di dusun tersebut belum tersentuh ajaran agama Islam. Disana para penduduk (kemungkinan) masih beragama Hindu – Budha. Dan dalam setiap perayaan selalu diwarnai hal hal yang berbau sesajian. Sehingga akhirnya datanglah seorang ulama bernama Sayid Abdullah yang konon berasal dari kerajaan Mataram Surakarta. Beliau lah yang mendakwahkan agama Islam ditempat tersebut dan ternyata masyarakat setelah menerima dan memeluk Islam ternyata masih melakukan upacara sesajian yang hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Akhirnya makanan makanan sesajian tersebut diarahkan untuk dikumpulkan di masjid sebelum akhirnya dimakan bersama sama daripada mubadzir untuk sesajian tidak ada manfaatnya. Dan waktu itu, beras ketan adalah hasil bumi yang paling berharga sehingga sampai sekarang, untuk pembuatan gunungan menggunakan makanan yang didominasi dari bahan beras ketan yakni Lentheng dan Rengginan. Kini Sayid Abdullah dimakamkan di belakang masjid.

Bentuk dari gunungan ini adalah satu lenteng, satu rengginan, dan satu buah (potongan semangka / rambutan) yang ditusuk menggunakan satu lidi aren dan dibutuhkan seribu tusuk lalu ditata pada gedebog pisang dan ditata menyerupai gunungan.

Dalam acaranya, selalu diadakan tepat pada hari libur nasional Maulud Nabi, kecuali jika jatuh pada hari jumat maka diundur atau diajukan satu hari. Runtut acara adalah pagi – penataan lentheng, dimulai dari sekitar jam 9 pagi, gunung lentheng sudah bisa dikunjungi, kita dianjurkan untuk mengelilingi gunungan sambil membaca tahlil dan shalawat. Lalu dilanjutkan dengan pengajian dan pelepasan balon raksasa. Para pedagang yang berada di jalur ke masjid sepanjang 500 meter juga sudah sejak berhari hari sebelumnya memesan tempat untuk berjualan. Pengunjung rata rata dari kabupaten tetangga seperti Sleman, Temanggung, Purworejo, dan Salatiga. Animo dari Kabupaten Magelang sendiri termasuk sedang. Mereka pun rela berjejal jejal antre hendak melihat gunung lentheng yang berada dalam ruangan sekitar 5x5 meter.

Setelah itu maka rangkaian acara sudah selesai. Dan pembagian lentheng dari gunungan adalah hal yang ditunggu tunggu bagi sebagian orang. Konon dari seribu tusuk maka tidak akan habis walaupun jumlah pengambil melebihi seribu orang. Benar apa tidaknya saya juga blm pernah kroscek langsung. Menurut sebagian orang, mereka percaya bahwa tusuk lenteng ini akan membawa berkah bila ditempatkan pada warung, atau sawah mereka. Tapi kita sebagai orang beriman sangat tidak menganjurkan untuk melakukan hal tersebut.

Pemaknaan dari tradisi tersebut adalah untuk memelihara tradisi yang diwariskan oleh leluhur dusun Gunungbakal sendiri. Dan dilakukan untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw.


beberapa dokumentasi

ps. Bisa kita jumpai beraneka macam pedagang dengan harga harga murah

ps. suasana masjid

ps. animo melihat gunungan

ps. Request pacar saya :)

4 comments:

  1. Penasaran dengan susunan gunungan yg dari kerupuk itu mas, sampeyan kebagian dan sempat mencicipi tidak?

    ReplyDelete
  2. mas Yudha : kalau yang dari gunungan tidak kebagian mas.. tapi saya makan yang belum / tidak ikut dibentuk jadi gunungan..
    rasanya kayak rengginan, mirip karena bahannya sama dari beras ketan. bedanya kalo lenteng ini lebih renyah dan crispy gitu... tahun depan menghadiri aja mas.. :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...