Tika secara tidak sengaja browsing dan
masuk ke sebuah halaman yang bercerita soal serunya berwisata ke sebuah museum
unik di Jogja. Belum lama dibuka sih, sepengetahuan saya baru buka di kisaran
2013 lalu. Saya sendiri sebelumnya belum tahu soal keberadaan museum tiga
dimensi itu.
De Mata namanya. Lokasinya ada di XT
Square, Yogyakarta. Minggu lalu (12/10/2014) kami berhasil mendarat dengan
mulus disana bersama smash kesayangan. Sebagai orang yang berulang kali
putar-putar di Jogja, saya merasa gagal paham bahwa sebenarnya nama XT Square
itu berasal dari Eks. Terminal Umbulharjo. Pun saya sendiri, hingga terminal
itu tutup saya juga baru tahu kalau lokasinya berada di sana Jalan Veteran.
Seperti namanya, XT Square ini menempati
lahan eks Terminal Umbulharjo. Lokasi ini sekarang dikonsep sebagai sebuah
pasar seni dengan paduan taman hijau. Ada beberapa gedung dan stan-stan terbuka
yang menjajakan produk-produk lokal. Museum De Mata sendiri berada di basement
gedung paling timur. Mudah dijangkau kok!
Akhir pekan, tiket dibanderol sebesar 35
ribu per orang. Ukuran harga tiket yang menurut saya terbilang mahal. Tapi jika
lihat review dari Mbak Azizah tentang acara/ekshibisi serupa, bisa dibilang ini sangat
lebih murah. Para petugas loket menyapa kami dengan sopan dan begitu masuk,
kami dipandu seorang pegawai untuk menjelaskan cara-cara memotret disitu. Ada
beberapa foto maupun lukisan berukuran besar yang ditempel di dinding-dinding.
Foto itu sedianya bisa kita gunakan sebagai background untuk menghasilkan efek
3D sehingga seakan-akan kita masuk ke dalam scene
itu. Pada gambar pertama, kami diajari sekaligus difotokan oleh petugasnya.
Selanjutnya, kami bisa mengeksplorasi
sendiri dan bernarsis ria dengan foto-foto yang berjumlah 120 buah. Lumayan
banyak kan? Untuk angle dan gaya foto
bisa menyesuaikan dengan sebuah foto kecil yang bisa digunakan sebagai acuan.
Foto kecil ini ditempel disekitaran masing-masing gambar. Berdasarkan pantauan
saya, setidaknya ada tiga model background, peratama adalah background 3D degan
pengambilan foto menggunakan tangga yang disediakan, kemudian foto/lukisan
dengan bingkai untuk menimbulkan efek 3D untuk bagian yang keluar dari bingkai,
dan yang ketiga adalah background biasa. Yang saya sebut terakhir ini bila
motretnya tidak pas, tidak akan berhasil untuk menghasilkan efeknya.
Dengan banyaknya koleksi yang ada,
memang patut diacungi jempol bahwa De Mata ini disebut sebagai koleksi museum
3D terbesar se dunia. (saya sih belum percaya karena baru datang ke lokasi
ginian sekali ini :D). Pengunjung yang datangpun begitu banyak dan ramai. Di
beberapa background kami bahkan harus gantian mengambil foto. Tidak perlu
malu-malu untuk berekspresi supaya tidak menyesal begitu sampai rumah. :D
Sekitar 1 jam kami muter-muter dan
bernarsis ria. Hawa didalam cukup adem karena AC bekerja maksimal. Namun
memang, namanya buatan tentu ada beberapa kekurangan. Diantaranya adalah
beberapa gambar yang mulai kusam dan mengelupas warnanya, terutama di tekukan
tegak lurus antara tembok dan lantai, juga pencahayaan dibeberapa titik yang
berbenturan dengan gambar lain sehingga hasil foto yang dihasilkan kurang
maksimal. Selain itu, bila memotret menggunakan HP pasti tidak sebagus
menggunakan kamera digital karena tidak boleh menyalakan flash. Kabar baiknya, gambar-gambar
background katanya selalu diupdate sehingga gambar yang sudah jelek akan
diganti menggunakan gambar baru yang lebih tajam.
Berikut ini hasil foto-foto kami berdua
:D
Jadi, anda tertarik untuk mengunjungi?
Credit :
De Mata Trick Eye Museum
XT Square
Jl. Veteran Pandean Umbulharjo
Telp (0274) 380809 Reservasi
(0274)7198777
No comments:
Post a Comment