Sumber dari sini |
Wisata
di sekitaran Ambarawa dimana, ya? Kampung Rawa, wah mahaal.. beli duren di
Jambu, ah masih mahaal.. Atau beli serabi Ngampin, em udah pernah. Beli pecel
keong ke Banyubiru juga pernah. Atau ke Museum KA, wah sudah sering kesana. OK
google, pernah dengar orang bilang banyu bening Ambarawa, eh si google malah
mengarahkan kami ke Eling Bening.
Setelah
browsing barang sebentar, didapat informasi jika wisata tersebut baru dibuka
Maret 2016 lalu. Di google juga belum banyak orang posting tulisan. Dan lewat foto yang
saya lihat, saya jadi ngeh kalau tempat ini merupakan bangunan megah di puncak
bukit yang terlihat dari ruas Jalan Lingkar Ambarawa.
Akhirnya
kami memutuskan untuk kesana deh. Sebenarnya Sico sedang agak pincang mesinnya.
Mungkin ada busi mati atau gimana. Saya belum mudeng. Tapi ndak papa deh kita
pakai jalan jalan dulu sebentar. Berangkat pukul setengah sepuluh pagi, sampai
TKP ternyata ada spanduk bertuliskan “MAAF BELUM DIBUKA UNTUK UMUM” saya pun
bablas. Eh tapi kok banyak motor mobil parkir dan antri masuk, ya?
Akhirnya
Sico pun muter dulu dan balik lagi.
“Per
orang lima belas ribu, parkir dua ribu jadi tiga tujuh. Kupon bisa ditukar
minum didalam, parkir lurus saja ada petugas disana” akhirnya saya pun menutup
jendela dan melintasi jalanan yang masih berupa krokos. Kasian sico mobil tua
harus offroad. Dan karena sepagi itu sudah sangat ramai, terpaksa saya parkir
paralel di sebuah turunan. Parkirnya gampang karena didepan sendiri. Mundurnya
yang agak susah, mesin sedang kurang fit, pula.
Untung
sico membawa payung. Dayu yang sedang terlelap akhirnya bisa terhindar dari
sinar UV yang membuatnya tambah hitam. Kami pun memutuskan untuk melihat lihat
dulu. Beeeuuuhh.. apakah ini efek media sosial dan internet? Disana semua orang
pegang tongsis, semua orang berfoto selfie, dan semuanya nguprek nguprek
smartphone. Betapa ngerinya dunia ini. :-
Kami
naik keatas dan dari sana tampak gunung Telomoyo dan perbukitan Bedono yang
anggun. Lansekap menjadi semakin indah dengan hamparan Rawa Pening yang
legendaris itu. Jalan lingkar tampak berkelok di bawah sana dengan kombinasi
rel sepur wisata Ambarawa Tuntang. Dan hijaunya persawahan menambah damai,
meski cuaca panas menyengat.
Tempat
ini dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya, playground yang dilengkapi
dengan permainan anak, tanah lapang, kemudian beberapa gasebo gardu pandang,
resto yang makanannya bisa dinikmati indoor maupun outdoor, dan sebuah kolam
renang kecil. Dayu rupanya sangat senang melihat riak riak air kebiruan itu.
Dia juga nggak rewel saat kami berjalan mondar mandir mencari tempat duduk yang
kosong.
Ramai
sekali, hingga saya merasa sedikit stres melihat suasana seperti ini. Terutama
di bagian restonya, terlihat tidak teratur. Mungkin imbas dari pengunjung yang
terlalu banyak di hari libur dan karena tempatnya yang sedang ngehits-ngehitsnya.
Akhirnya, kami tukarkan kupon masuk yang rupanya bisa dibarter dengan coca
cola, fanta, jus jambu, atau es burjo. Dan sejurus kemudian kami mendapatkan
tempat duduk disamping kolam ikan, dekat dengan music perform duet kibord dan
saxofon.
Dayu
duduk di meja, dia terlihat ceria. Tidak cemberut. Bahkan ketawa ketawa sambil
bermain botol coca cola. Ketika mbak pelayan lewat, kami sempatkan lihat buku
menu yang menunya lumayan mahal-mahal. Kami pun memesan seporsi mendoan yang
berisi lima biji berharga dua puluh ribu rupiah.
Sembari
menikmati mendoan, kita bisa melihat hamparan pemandangan di sekitar. Suasana
juga sejuk sejuk gimanaa gitu. Setelah dirasa cukup, kami pun kemudian
mengakhiri wisata. Berjalan kaki ke bawah parkiran sembari membawa payung dan
kemudian kesulitan mengeluarkan sico dari parkir paralel. Apalagi medannya
menurun cukup tajam. Apalagi mesinnya pincang. Untunglah bisa keluar dengan
selamat. :D
Hahaha obyek baru yang kekinian plus mahal ya. Mending naik gethek dari Bukit Cinta buat keliling Rawa Pening ya? Hihihi
ReplyDeletebelum pernah naik getek Lim :D situ pernah?
DeletePdhl belum sepenuhnya jadi, ya Mas tp udh hits bgt ni tmpt :3
ReplyDeleteiya.. ekspektasi bagus, realita sesak wkwkwk
Deletewah tempat iki q dikandani sedulur seng omahe ambarawa...neng yo rung tau rono, malah wes mbok ulas Mas Hamid...Lumayan iso ndelok seko potomu disik...neng mbayangke nek kebak, males meh rono...o iya, tempe mendoan 20.000/5biji...muahallle rekk...nggo tuku neng bpk e bangjo ABC iso entuk pirang kresek wi..(@500-an) hahahaha
ReplyDeletehahahaa.. dolan mrono sangu rantang karo kloso dewe wae mbak :p
ReplyDeleteada spot foto yg sekiranya romantis nggak gan di sana?
ReplyDeleteLumayan banyak dong. Asal timingnya tepat
Delete