“Mau piknik nggak kita hari ini?”
Tanya saya ke Tika selagi ia masak pagi
kemarin Minggu 9 Oktober 2016
“ke tempat yang adem-adem boleh”
“sambil bawa nasi telor dibungkus sama tiker
kita makan ditempatnya aja? :D Ke hutan penggaron po?”
“Tempate apik ra, tapi nggo bayi e. Kurang
pas kayaknya”
“Aku pernah kesana. Sepi sih” jawab saya
sambil browsing browsing.
Dan akhirnya ia menyetujui ajakan saya untuk
piknik ke Taman Djamoe Indonesia.
Siang jam 10 pagi, Sico menepi parkir
seorang diri. Sementara beberapa pegawai di satu-satunya taman jamu itu sedang
sibuk bersiap diri. Ada yang bersih bersih, ada yang masih mondar mandir.
Hari itu seperti biasanya, tempat wisata
edukasi ini sepi pengunjung. Boleh dibilang kami adalah pengunjung pertama hari
itu. Membayar tiket dan mengisi buku tamu, kami disambut dengan aneka koleksi
baik itu berupa koleksi bahan-bahan jamu kering, maupun peralatan pengolahan
jamu yang pernah dimiliki oleh Njonja Meneer. Mereka tertata cantik pada
display display berbahan kayu.
Tidak lama kemudian, terlihat tiga bis besar
menepi. Tampaknya hari ini ada kunjungan lapangan dari anak-anak SMP. Saya pun
mengajak Tika untuk segera menuju ke taman yang ada di belakang mini museum
itu. Samar nanti terlalu ramai sehingga kami tidak bisa foto foto cantik. :D
Kebun itu luasnya sekitar 3 hektar. Ditanami
aneka macam tanaman jamu. Dari yang kita tahu maupun belum tahu. Di setiap
pohon atau taman, ada penjelasan yang dapat kita baca nama dan manfaatnya.
Contohnya adalah tanaman soka berikut ini
yang dapat mengobati luka baru. Jadi kalau ada orang orang yang habis putus
atau habis dicampakkan pacarnya, tanaman ini bisa jadi alternatif camilan.
Di salah satu sudut di taman ini juga
tersedia sebuah rumah spa. Tetapi waktu kami datang kesana, tempat itu tertutup.
Wah padahal kami ingin spa. Tapi karena tutup ya nggak jadi deh :D
Dayu sendiri sekarang sudah bisa jalan lho.
Ia tertarik dengan bunga-bungaan dan ingin memetiknya. Persis kelakuannya
seperti saya waktu berusia satu tahun. Waktu itu saya diajak ke Bonbin
Gembiraloka dan saya berlari lari kecil mencabuti bunga bungaan di taman. (ini
cerita dari mae saya)
Selain spa, di taman jamu ini juga ada
beberapa fasilitas seperti menara pandang, beberapa gasebo dan bursa tanaman
obat. Semuanya sepi. Mungkin pengunjungnya memang sehari-hari tidak terlalu
banyak sih, ya. Padahal sebenarnya tempatnya keren, lho.
Ada juga tanaman yang bernama Prasman.
Dugaan saya tanaman ini bisa disayur dan disajikan secara prasmanan untuk
mengobati kelaparan. Selain itu ada juga tanaman pacar tembok. Tanaman ini
adalah obat untuk para jomblo yang susah dapat pacar. Ya caranya, pacarin aja
tembok supaya tetap bisa punya pacar.
Dekat dengan pacar tembok juga ada tanaman
lidah mertua. Kita harus berhati hati dengan tanaman ini. Karena jika kita
sampai menyakitinya, ia bisa teriak-teriak seperti kalau mertua sedang marah.
Hehehe bercanda :D
Dayu kelihatannya mulai capek. Dia tertarik
untuk bermain air di air mancur. Setiap kita bawa ia pergi, selalu ia ingin
kembali ke tempat itu. Dan akhirnya setelah minum susu, Dayu terlelap tidur.
Capek kali ya jalan jalan.
Puas berjalan-jalan, maka kami singgah ke
sebuah kafetarianya. Seingat saya dulu menyediakan aneka macam es krim jamu.
Sayangnya hari kemarin kosong. Hanya ada beberapa jamu botolan yang didisplay
di show case, dan beberapa yoghurt buah buahan. Yasudah deh akhirnya kita beli
itu yoghurt untuk pengobat dahaga.
Bermain ke Taman Djamoe Indonesia,
sebenarnya akan membuka mata kita terhadap aneka macam tanaman obat yang ada disekeliling
kita. Banyak manfaat yang terkandung. Selain itu, tempatnya juga tertata cantik
dan cocok untuk foto-foto. Beberapa tips jika kalian ingin berkunjung ke tempat
ini adalah berangkat pagi atau sore. Jangan di siang hari karena terik. Juga
siapkan lotion anti nyamuk karena nyamuk di taman itu nakal-nakal sekali.
Mungkin karena jarang minum darah jadi mereka menyerang kami secara membabi
buta.
Taman Djamoe Indonesia
Bergas, Kabupaten Semarang
HTM 7,5 K / 10 K . Weekday / Weekend
Disclaimer : postingan ini hanya sebagai guyonan
Bayar Tiket |
Kemloko, sebagai obat orang Kemlakaren :D |
Aneka koleksi jamu jamuan kering |
Piring porselen era jaman Walondo |
Kayu wedok, dipakai untuk wong wedok |
Taiwan Beauty, jika kalian makan tanaman ini maka akan menjadi cantik bak orang Taiwan |
Beluntas, sebagai obat jika kalian ke toilet dan tidak pernah tuntas. |
Pacar cina, sebagai obat jika ingin punya pacar orang cina |
buah yang bisa meningkatkan gairah seks laki laki. Belum coba di makan sih. |
No comments:
Post a Comment