Tuesday, January 10, 2017

Semalam di Jepara




Pukul sembilan pagi, setelah berkemas-kemas kami segera berangkat. Semenjak punya anak, kegiatan berkemas-kemas ini menjadi berkali kali lebih lama, dan lebih repot. Apalagi, Dayu masih bayi satu tahunan.

Berbekal ijin dari atasan untuk keperluan liburan, hari ini Rabu (4/1/17) kami bertiga berangkat ke Jepara. Sebenarnya liburan ini saya konsep untuk dibuat liburan akhir tahun, Desember 2016 lalu. Bahkan saya sudah sempat book hotel juga. Iseng –iseng book online, padahal deket. Hehehe. Namun karena saat itu Tika sedang datang bulan, akhirnya kami sepakat menunda dua minggu keberangkatan kami. Dan ternyata ini malah pas dua tahun tanggal pernikahan kami. :D

Sebagai teman perjalanan kami selalu stay tune di 105,6 FM dan juga memantau perkembangan lalu lintas di media sosial milik Kelana Kota. Dan informasi yang diterima kalau daerah keluar tol Kaligawe terpantau genangan rob dan lalu lintas tersendat. Saya pun memutuskan keluar tol di Gayamsari dan lewat Bangetayu, Genuk.

Begitu masuk jalur pantura, perjalanan terasa lancar jaya. Ada beberapa jalan berlubang, sih. Dayu terlihat senang sekali. Ini adalah kegiatan liburannya pertama kali dengan jarak yang agak jauh. Selain mudik, tentunya.

 
Sesampainya di Demak kota, Sico berbelok sebentar parkir di alun-alun. Waktu menunjukkan hampir pukul sebelas siang. Kami rehat sejenak di Masjid Agung sambil membiarkan Dayu berlari-larian, supaya tidak bosan duduk terus. Ternyata Alun-alun Demak kini sudah tertata sedemikian cantik. Begitu juga dengan penataan kawasan Masjidnya yang lebih bersih dan teratur. Bahkan, sekarang sudah ada museumnya juga. Meski sekarang terasa lebih panas, sih karena seluruh lantai pelataran ditutup menggunakan batu alam. Bukan dengan konblok bolong yang bisa ditumbuhi rerumputan.
 
Lepas kota Demak, kami melaju melalui alternatif Trengguli – Welahan. Sambil melihat lihat barangkali ada tempat makan yang cocok untuk istirahat. Sebentar-sebentar kok istirahat, ya :D. Beberapa waktu lalu saya sempat browsing dan menemukan beberapa review untuk RM. Madani yang ada di daerah Kalinyamatan. Begitu Tika saya kasih tahu, eh ianya malah sudah beberapa kali lihat spanduk/iklan di tepi jalan.

“Wah berarti lumayan recommended, nih tempatnya” batin saya karena ada bukti konkret. Wkwkwk

Owalah ternyata rumah makan ini berada beberapa ratus meter saja dari pertigaan Gotri – Kalinyamatan. Berada di kiri jalan dengan parkir yang mudah. Bentuknya semacam pendopo dengan pilihan meja kursi, lesehan, dan taman. Menu yang diandalkan disana adalah Nasi Pindul dan Ayam Kremes.
 
Karena sama-sama penisirin, kami pun memesan dua porsi Nasi Pindul. Woalah, ternyata ini semacam nasi gandul Pati, yang disajikan dipiring dengan alas daun pisang. Isinya nasi, irisan daging sapi, irisan daun bawang/loncang, irisan tomat, brambang goreng, dan disiram kuah agak kecokelatan. Rasanya cenderung manis. Saat menu disajikan, saat itu pula teman makan ikut diantar. Ada beberapa potong tempe, tahu, perkedel dan sate usus. Dayu sendiri malah sedang tidak selera makan. Ia hanya mau mencemil beberapa kerupuk. Mencoba makan perkedel eh malah kepedesen merica. Huhuhu..

Hanya saja proses clean up di RM ini kurang baik. Tampak disebelah tempat duduk saya ada piring bekas makan orang yang tidak segera di ambil. Padahal kremesnya masih banyak. Mentolo tak jikuk ae kremesane. :p

Kenyang makan, kami pun segera tancap gas menuju ke Jepara. Wes kakean leran leren. Di bilangan Pecangaan, terpantau hujan cukup lebat. Tapi hanya beberapa saat saja. Karena begitu kami masuk kota Jepara, cuaca berangsur membaik. Alhamdulillah. Jam satu siang, kami menepikan Sico di deretan show room ukir di daerah Tahunan. Yak betul kami mau mipik alias mborong, saudara-saudara. Eh bukan ding. Kami mampir untuk shalat dhuhur. Dayu sejak hujan deras malah tidur pulas. Yasudah, sementara ia tidur kita tinggal shalat saja. Selesai shalat mau lanjut perjalanan kok Dayu masih terlihat damai ngelempusnya. Jadi kasihan kalau mau dipaksa gendong. Jadi deh kita tunggu barang sepuluh lima belas menitan dulu.

Sembari menunggu, buka dulu google map dan cek rekomendasi rute ke Pantai Kartini. Meski saya sudah beberapa kali ke Jepara, saya belum pernah ke Pantai Kartini.

**
“Kuwi koe salah masuk. Mungkin kowe langsung kiri. Kuwi ki Pelabuhan, dudu parkirane mbahmu, dudu parkirane Mbah Sakdan”
Ucap teman saya, Arvis diujung telepon.

Lha iya, kami begitu masuk ke loket Pantai Kartini, terlihat beberapa mobil berjejer. Saya kira itu adalah parkirannya. Eh ternyata setelah didekati, itu adalah pelabuhan Jepara.

“Lha kok pantainya gini doang?” batin saya
“Lha kura-kurane sing gede endi?” tanya saya ke Arvis.
Sembari melihat lihat sekitar, dan melajukan mobil pelan-pelan akhirnya kami pun sampai di Kura-kura Ocean Park yang bisa dibilang adalah salah satu landmarknya wisata Jepara. Lha ini yang saya cari.




Di dekat situ sebenarnya ada sebuah kolam renang dengan beberapa seluncuran. Tapi ternyata sedang kena rob, sehingga terkesan kumuh dan kotor. Ada beberapa anak usia SD yang berenang kesana kemari minta dilempar receh. “Om lempar koin om.. “ “Om, telolet om..”

Dayu pun sudah terbangun dan terkaget melihat laut. Sebenarnya ini kedua kalinya Dayu melihat laut. Tapi mungkin yang pertama dulu ia belum begitu mudeng. Ia tampak senang melihat air yang bergemuruh menerjang bibir pantai.

 
Kemudian, kami arahkan Sico ke parkiran si kura-kura besar. Disana ada beberapa tukang foto langsung jadi dengan harga 10ribuan. Ya.. cukup worth it, pikir saya. Tapi entar dulu, deh. Sekarang jadwalnya Dayu harus segera makan supaya tidak busung lapar. Dia pun habis makan bekal nagasari dan beberapa suap nasi.





Untuk memasuki si kura-kura besar, kami harus bayar tiket per orang 12,500,-. Di dalamnya berisi akuarium-akuarium – beberapa diantaranya raksasa. Ada ikan ikan kecil baik itu air laut maupun air tawar hingga ikan hiu ada disana. Dayu sendiri lebih tertarik melihat akuarium berisi ikan laut warna-warni sambil teriak-teriak kegirangan.

 
**
Menjelang pukul setengah empat sore, kami berhasil sampai di Teluk Awur untuk beristirahat di Jepara Beach Hotel yang sudah saya pesan beberapa waktu sebelumnya. Hotel ini menawarkan view ke laut lepas pantai Teluk Awur dengan fasilitas yang lumayan bagus. Resepsionis menyambut saya dengan ramah dan hangat sambil menjelaskan beberapa fasilitas yang bisa digunakan serta menawarkan menu sarapan pagi apa yang akan kami pesan esok hari.
 
Kamar kami dilengkapi dengan balkon yang bisa melihat langsung ke laut Jawa dari lantai dua. Setelah memandikan Dayu, sebenarnya kami ingin segera beristirahat. Tetapi apa daya karena Dayu masih ngajak bermain berdiri di balkon. Mungkin dia senang kali ya, bisa melihat lautan lepas dengan deru ombaknya.
 
Sore itu, setelah membuat kopi, saya dan Dayu menghabiskan waktu untuk menunggu sunset di balkon. Tetapi cuaca begitu mendung sehingga sunset tidak tampak jelas. Tampak beberapa warga menghabiskan waktu di pantai. Pantai yang cukup kotor, menurut saya.

**
Setelah maghrib, saya berkoar-koar ke Tika untuk mengajaknya mencicipi Pindang Serani. Makanan khas Jepara yang saya sudah jatuh hati, meski harganya menguras kantong. Tika pun manut saja hingga kami sampai di Shopping Center Jepara (SCJ), sebuah tempat kuliner di pusat kota Jepara.

Saya mengajak Arvis dan Andi untuk ikut kumpul bareng. Saya memesan Pindang Serani satu porsi dan dua nasi, sementara teman saya masing masing pesan nasi goreng. Si Dayu sendiri, kami belikan martabak manis supaya ia mau makan.
 
Tak dinyana, citarasa masakan ini tidak cocok di lidah Tika, malah akhirnya porsi tadi dibantu Arvis untuk menghabiskan. Masakan ini adalah ikan yang diolah dengan bumbu rempah dengan citarasa hangat dan pedas namun kuahnya terasa ringan. Bagi saya, rasa ini adalah termasuk rasa yang pernah ada. Eh maksudnya rasa yang cocok di lidah saya.

Selesai makan, saya berbisik ke Arvis
“Nasi gorenge bayar dewe yo vis”
Salahe waktu ulang tahun tidak nraktir sih :p

Sebagai orang tua yang baik, jam 9 malam akhirnya kami pamitan dengan Arvis dan Andi untuk pulang ke hotel. Kasihan Dayu pasti juga sudah capek dan ngantuk.

**
Selamat pagi, Jepara. Semalam, kasur hotel kami turunkan ke lantai, supaya Dayu tidak ngglundung. Hehehe. Pagi jam setengah lima, terdengar suara gemerisik diluar. Wah, ternyata hujan deras.

Harapan saya untuk nyemplung di kolam renang, sirna sudah. Karena hujan berlangsung lama kira kira hingga pukul sembilan pagi. Sarapan yang awalnya saya pesan untuk dimakan ditaman luar menghadap ke pantai, akhirnya saya alihkan untuk diantar ke kamar saja.

Dayu sudah mandi kamipun segera sarapan. Menu sarapan di hotel ini tergolong enak, enak sekali malah. Pukul sembilan pagi, akhirnya kami check out ditengah rintik hujan. Suasana menjadi galau, karena saya tidak jadi mengajak renang Dayu di kolam. Hikz hikz.
 
Ditengah rintik hujan, kami berspekulasi menuju ke Pantai Bandengan. Dengan harapan sesampainya disana cuaca segera membaik. Meski pukul sembilan pagi, tetapi karena cuaca mendung, rasanya masih seperti jam enam saja.
 
Wow, Pantai Bandengan kini sudah banyak berubah. Terakhir saya kesana lima tahun yang lalu dan masih belum begitu tertata. Alhamdulillah, cuaca berangsur membaik. Kami pun muter muter sejenak karena suasana masih sepi. Melihat salah satu warung makan yang viral di media sosial karena berhasil menggerogoti kantong wisatawan. Warung itu tampaknya tutup dan papan namanya sudah dicopot. “modiar cocotmu” batin saya.
 
Setelah memarkir mobil dan ganti baju di mobil pula, kami segera nyemplung ke Pantai. Lumayan, ah sepi. Para penjual jasa sewa pelampung baru mulai menata dagangannya. Sementara Dayu sudah heboh aja menunjuk-nunjuk pelampung berbentuk bebek.

Begitu nyemplung, awalnya Dayu masih takut-takut. Ini pertamanya dia nyemplung ke pantai. Dengan ombak yang tenang dan hamparan pantai yang dangkal, kami pun keciplak keciblung dengan damai. Karena pengunjung lain juga belum banyak. Bisa dihitung dengan jari.
 
Setelah sekitar setengah jam dan jemari si bayi mulai berkeriput, saatnya ia kami angkat untuk mentas. Dengan sepenuh kekuatan, ia meronta minta untuk tetap bermain air. Dan drama berakhir di kamar mandi bilas saat Dayu mungkin merasa kedinginan digebyur pakai air tawar. Setelah itu, dia pun anteng. Alhamdulillah :)

Dari Bandengan, perjalanan kami selanjutnya adalah menuju ke pulau Dewata alias Bali. Bali nang Ungaran. Sambil perjalanan pulang, kami mengisi perut dulu dengan beli makan di daerah Senenan, dekat dengan RSUD RA Kartini.
Alhamdulillah perjalanan pulang tergolong lancar. Mampir shalat dhuhur di daerah Welahan, mampir beli kerupuik di Trengguli, dan beli buah naga di Demak. Pukul empat sore, akhirnya kami berhasil sampai rumah dengan selamat. Alhamdulillah :)



  
Jepara Beach Hotel,
Jl. Undip No. 1 
Teluk Awur JEPARA
Telp 0291-592215

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...