Fort Willem I - 1927 sumber |
Selayang pandang :
Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang ada di
Kabupaten Semarang. Selain dikenal dengan kemacetannya, kota ini juga dikenal
karena memiliki sejarah yang cukup signifikan di Jawa Tengah.
Pada tahun 1840an ketika VOC berkuasa di Jawa Tengah, Ambarawa
merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad
18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang
(sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan
untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp kamp militer juga
dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa.
King Willem I sumber |
Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat
ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834
dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng
Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845.
Fort Willem I - 1927 sumber |
Tidak banyak yang bisa digali tentang sejarah dari Benteng
Willem I ini, dan beberapa sumber mengatakan bahwa benteng ini adalah barak
militer KNIL yang terhubung ke Magelang/ Jogja dan Semarang via kereta api.
Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan
kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai
pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan.
Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang
berbeda. Dengan banyak jendela, pastinya benteng ini bukan di desain untuk
pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik
militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan
tidak ada bekas bekas lobang di puncak puncak dinding seperti halnya pada
benteng benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.
Karena keterbatasan informasi mengenai benteng ini,
sementara ini yang saya ketahui adalah dari pembangunan 1853 sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak
militer KNIL.
Pelatihan parade tentara di Benteng Willem I sumber |
Beberapa catatan yang berhasil saya dapatkan adalah sebagai
berikut :
1865 : Terjadi gempa bumi besar yang mengakibatkan beberapa
bagian bangunan benteng hancur.
1927 : Benteng Willem I disesuaikan dari penjara tawanan
anak anak menjadi penjara tahanan politik dan tahanan dewasa
1942 – 1945 :
Dikuasai Jepang dan dipergunakan sebagai kamp militer
1945 : Markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) 14 Oktober
– 23 November 1945
Fort Willem I - 1947 sumber |
1950 : Sebagai penjara dewasa dan barak militer
1985 : Sebagai penjara anak anak dan barak militer
1991 : Sebagai Penjara kelas IIB dan barak militer
2003 – sekarang : Lapas Kelas II A dan barak militer
Fort Willem I - Google Map sumber |
Dengan sejarah yang masih mengambang tadi, saya sampai
beberapa waktu lalu terus terang masih belum tahu tentang keberadaan benteng
ini. Setelah klak klik di internet, barulah saya tahu akan ke indahan dan ke
eksotisan bangunan ini. Tidak banyak memang ulasan ulasan mengenai benteng ini
karena sekarang letaknya berada di kawasan militer Batalyon Kavaleri 2
Ambarawa.
Berawal dari penasaran yang menggebu gebu, akhirnya saya dan
pacar saya Rina, dan dua teman yang berhasil kami “culik” yaitu Izul dan Heni,
pada kamis sore tepatnya tanggal 15 Desember 2011, kami berempat bersepakat
untuk meninjau secara langsung benteng ini.
Berangkat dari Ungaran sekitar pukul 15.00, kami
sempat bingung untuk memasuki kawasan ini. Di sebelah RSUD Ambarawa ada semacam
tugu selamat datang di BENTENG.
Gapura ke Beteng (versi ke belakang benteng) |
Benteng dari belakang RSUD Ambarawa |
Menurut teman saya di kantor, saya tempo hari disarankan
untuk memasuki kawasan ini dengan minta ijin dahulu di gerbang Batalyon
Kavaleri yang berada di Jalan Ambarawa – Banyubiru. Setelah sedikit memutar,
akhirnya kami sampai juga di gerbang ini. Dengan sedikit memantapkan hati, saya
dan Rina langsung dengan pede menghampiri pos jaga yang kebetulan waktu itu
dijaga oleh seorang tentara muda yang cakep.
Gerbang Yonkav 2/ Tank Ambarawa |
Hamid : Selamat Sore pak
Tentara : Sore mas.. bagaimana?
Hamid : Saya Hamid, kebetulan saya ingin melihat lihat
bangunan benteng yang ada di belakang kawasan ini. Gimana prosedurnya? Apa
meninggalkan KTP atau bagaimana?
Tentara : dari mana ini?
Hamid : saya dari magelang, tapi tinggal di Ungaran.
Tentara : Ok, nggak apa apa kalau mau lihat .. tapi nanti
sampeyan ijin dulu di situ soalnya itu dipake untuk lapas.. dan kaca helmnya
jangan ditutup ya..
Hamid : Baik pak.. tetapi kami berempat.. gimana?
Tentara : Hm…
(berfikir sejenak) iya nggak apa apa.. sudah tahu tempatnya kan?
Hamid : belum ..
Tentara : ini sampeyan lurus saja.. teruuus.. nanti
bentengnya udah kelihatan disitu..
Hamid : OK pak.. makasih ya…
Setelah meminta ijin, kami lalu memberi tanda kepada Izul
dan Heni dan langsung menuju ke tempat yang dimaksud..
Di perjalanan, kami menemukan sebuah SD yang
mempunyai desain indische
SDN Lodoyong 01 |
inilah SDN Lodoyong 2 yang berada di kompleks Yonkav ini..
tidak lama dari situ, sebuah benteng megah dengan kondisi yang sangat buruk
terhampar di depan mata.
Tidak disangka sangka, ternyata sedang ada tiga remaja yang
sedang foto foto di bagian depan benteng ini. Setelah itu, saya masuk ke dalam
dan mencari kantornya. Namun ternyata di kantor itu tidak ada orang. Dan saya
menemui seorang bapak yang merupakan salah satu pegawai yang melaksanakan
renovasi lapas. Menurut beliau, kita boleh memfoto foto sepuasnya. Kalau tidak
ada penjaganya ya tidak usah ijin.. Oiya, benteng ini sekarang dibagi dua,
untuk lapas dan sebagian besar untuk rumah para tentara.
Sejenak kami melihat desain khas dari kantor
dengan pintu pintu dan jendela jendela besar ini yang bertuliskan 1838 - 1845
yang menandakan bahwa benteng ini sudah berusia hampir dua abad. Salah satu bangunan mirip suasana candi hindu (?) |
Sore itu cuaca sedang kurang baik sehingga kami harus rela
berjalan jalan diantara rerumputan dan tanah tanah becek. Tidak terurusnya
benteng ini juga semakin membuat benteng ini cepat rusak. Drainase yang tidak
pernah diperhatikan lagi, semakin menambah kesan angker dan kumuh pada benteng
ini.
Ternyata kami baru sadar bahwa benteng ini ditinggali
beberapa keluarga. Bahkan mungkin sekitar satu RT. Dan herannya lagi, kami
bahkan bisa jajan di sebuah warung. :)
Warung Benteng |
MASJID |
Salah satu sudut tak terawat |
Tangga tidak terawat (kiri) dan tangga mungkin asli kayu jati sejak jaman dulu |
Beberapa bagian benteng disini malah dipergunakan sebagai
kandang ayam dan lagi lagi beberapa kotoran ayam berserakan di tangga yang mau
naik ke lantai 2.
Setelah naik tangga, didapatkan pemandangan seperti ini |
Kami menemui beberapa orang yang tinggal disitu dan
tersenyum kepada mereka untuk memperlihatkan bahwa kami bermaksud baik baik
(hehehe).
Langkah kami dilanjutkan dengan menaiki sebuah tangga yang
(menurut saya) terbuat dari kayu jati dengan konstruksi yang masih kokoh dan
saya mempercayainya itu adalah tangga yang dari jaman dahulu kala. Menaiki anak
tangga yang agak licin, akhirnya kami sampai di lantai 2 salah satu bagian
benteng ini.
Beberapa jendela jendela besar benteng ini malahan di semen
untuk sarang burung walet.
Kondisi yang mengenaskan |
Ternyata tanpa kami duga, barak barak pada benteng ini
sekarang digunakan sebagai tempat tinggal. Bahkan ada plang RT sekian RW sekian
Kelurahan Lodoyong, Kec. Ambarawa. Namun sore itu kami tidak menemui seorangpun
di rumah rumah ini. Kami berfoto foto ala kadarnya dan menjaga ketawa ketiwi
kami karena takut mengganggu ketenangan warga sini.
Setelah beberapa barak kami temui, kami melihat sebuah
jembatan yang menghubungkan sisi pinggir benteng ini dengan sisi tengah benteng
yang terbuat dari kayu. Agak menakutkan memang, namun kami tetap menikmati
suasana ini.
Jembatan Penghubung |
Tangga turun dari lantai II |
begitu sampai bawah, kami menemukan sebuah lorong dengan
beberapa motor yang parkir disitu. Disitu ternyata ada semacam jalur keluar dan
kami duga jalur itu yang menuju ke gang sebelah RSUD Ambarawa.
Lorong Parkiran |
Kami juga
menemui seorang perempuan yang sepertinya tinggal disini. Kami hanya tersenyum
saja tanpa saling sapa.
Harus rela jalan becek.. |
Perjalanan dilanjutkan dengan kondisi rerumputan basah dan
medan yang becek. Tidak jauh darisitu
tampak seorang bapak yang sedang melihat lihat ikan peliharaanya. Bapak bapak
yang namanya tidak mau disebutkan itu mengaku sudah lama tinggal disitu. Dan
dia berujar banyak juga yang tinggal disitu dan semuanya berjalan lancar. Kami langsung
mengetahui bahwa dia adalah tentara yang berasal dari bali karena di depan
barak miliknya kami jumpai sebuah tempat sesajen (aduh lupa namanya) yang
sering ditemui di Bali.
Setelah berbincang bincang sesaat, saya mulai berfikir bahwa
orang orang yang tinggal disini kurang begitu ramah. Entah itu hanya perasaan
saya saja atau bagaimana saya juga kurang tahu. Yang saya pikir waktu itu,
orang orang yang tinggal disini seakan akan memiliki tekanan mental. Dan
pikiran saya larinya ke kondisi tempat tinggal mereka yang juga benteng ini
yang makin hari makin kumuh dan tidak terawat.
Sisi sisi tidak terawat |
Lanjut perjalanan dan kami hanya menjumpai rumput rumput
tinggi dan kawasan yang jarang dipakai untuk jalan kaki. Disebuah sudut
bangunan yang kemungkinan besar adalah bekas kantor, bahkan telah tumbuh sebuah
pohon besar yang menegaskan bahwa bangunan ini luput dari perawatan. Kami terus
melangkah dan menemukan sebuah reruntuhan bangunan dengan pilar pilar besar
yang mana saat memfoto saya harus rela blusukan di semacam kubangan air.
| ||
Kantor utama dan sebelah kantor utama yang tinggal puing puing |
Water toren dan puing kantor |
Keadaan ini sungguh memprihatinkan. Bahkan ketika saya cek
salah satu ruangan di dalam reruntuhan ini ternyata digunakan sebagai kandang
ayam. Menyedihkan..
Jarum jam semakin menunjukkan bahwa mentari hendak segera
tenggelam, akhirnya kami lanjutkan memutar ke pintu lapas yang menghadap ke
bekas kantor benteng ini dengan kemegahan sebuah menara air.
Di dekat pintu masuk lapas, tergantung sebuah lonceng
bertuliskan AMSTERDAM 1843, saya berfikir ini adalah lonceng yang sangat kuno
dan dibuat di AMSTERDAM pada tahun itu.
Lonceng Amsterdam |
Berhubung waktu sudah menunjukkan waktu pukul 5 sore, dan
saya belum shalat ashar, akhirnya kami memutuskan untuk segera mengakhiri jalan
jalan sore ini.
Gambar - gambar lain :
Papan nama Lapas |
Sisa sisa benteng di tengah persawahan (apakah ini awal mula dinamai benteng pendem ya?) karena posisinya mirip terpendam |
Suasana setelah pintu masuk |
Pintu masuk dan salah satu pintu yang telah di semen.. |
Kondisi yang sangat memprihatinkan |
Pembagian makanan.. hehehe |
Pesan dari Lapas II A Ambarawa |
Eksotisme Benteng |
yasudah ya...
jangan lupa kunjungi juga Benteng Pendem/ Fort Van den Bosch Ngawi yang saya kupas disini
Termakasih kepada :
http://mahandisyoanata.multiply.com/photos/album/128/INSIDE_FORT_WILLEM_I_AT_AMBARAWA?&show_interstitial=1&u=%2Fphotos%2Falbum
untuk foto foto jaman dahulu dan referensi materi... :)
Siiippp mas. Reportasenya selalu kumplit dan menarik. Jadi pengen kesana ki...
ReplyDelete@Yudha : Makasih mas... ini juga nyari sana sini biar komplit sejarahnya.. hehehe..
ReplyDeleteAyo dolan ke Ungaran.. tak ajak dolan dolan kota tua ungaran - ambarawa :D
jadi pengen kesana..
ReplyDeletehmm..sama museum kereta apai ambarawa sebelah mana ya???
keren broooo
ReplyDeleteandirestifler wuzz here
@annosmile : betul keren... dari museum KA, ke arah timur ke lapangan Pangsar Sudirman, ambil jalan ke arah banyubiru/ salatiga, habis lapangan ada gerbang Batalyon Kavaleri 2/Tank Ambarawa, disitu lapor saja di Pos penjagaan...
ReplyDeleteterimakasih kunjungan dan komentarnya ya..
@andrie : makasih bos.. ayo dolan ning ungaran!...
ReplyDeletethanks kunjungan dan komentarnya
hai hamid, senang sekali dengan tidak sengaja saya menemukan hasil dokumentasi km, materinya bagus, oia itu benteng berpenghuni ditinggali oleh pegawai lapas, tapi hanya sekitar 20 kepala keluarga kalo gag salah kemaren papa aq yang critain, karena papa aq baru pindah tugas di situ dan tinggal di salah satu benteng paling pojok dekat tangga, rencana aq juga akan ikut tinggal disitu dan meninggalkan kos aq, yaaa aq tertarik dengan tempat itu. terima kasih.
DeleteFB : cha meriicha shishi hanaa
Twitter : @chameriicha
@Chayeon : wah, senang sekali juga blog saya dibaca oleh salah satu penghuni dari tema yang saya angkat.. hehehe..
ReplyDeleteterimakasih atas informasinya,, kunjungan dan komentarnya ya..
Hai..
ReplyDeletesalam kenal, aku naning. Sekedar sharing aja ya. aku bulan November lalu juga sempat ke benteng pendem tapi tempatnya nggak sebagus sekarang lho. aku lihat dari hasil fotomu sepertinya lokasinya bersih begitu. waktu aku bekunjung ke sana, terlihat kumuh dan kurang sedap dipandang.
ow iya, benteng willem I ini apakah maksudnya masih ada benteng Willem II ya? kalo iya, dimana lokasinya?
Aku tunggu balasannya ya...
trimkasih... :)
keren mas..jdi kangen kampung halaman . :))
ReplyDelete@Siti : makasih mbak atas kunjungan dan komentarnya...
ReplyDeleteemang tinggal dimana sekarang?
sya tinggal di palangkaraya kalteng...nenek dan kakek saya asli Bejalen ambarawa..:)
DeleteHebat..cukup terang benderang tulisannya mengenai benteng ini, saya sudah lama melihat keberadaaan benteng ini. sejak tahun 60-an saat saya masih kanak2, saya sering melewati pinggir benten ini, saat itu biasa2 saja tidak ada ketertarikan sama sekali, saya lebih tertarik sama burung2 cangak awu yang banyak beterbang diangkasa diatas Rawa Pening dan buah kenari yang jatuh dari pohonnya. Kebetulan tgl 4 Juni 2012 kemarin saya dan keluarga saat mampir ke Ambarawa sebelum pulang Ke Jakarta, berniat ke Museum KA Willem II sayang sedang di renovasi, lalu lanjut melihat beteng pendem. Karena enggak ada yang tertarik, saya hanya melihat dari pintu gerbang di atas, sambil memfoto bangunan benteng yang masih terlihat dari arah gerbang. Kalau enggak salah di tahun 1966 keatas benteng ini buat tahanan Gestapu PKI. Mas Hamid Anwar... saya mohon ijin untuk mengkopi foto2nya sebagai obat rasa penasaran dan rasa sayang saya pada peninggalan2 kuno yang bersejarah ini..boleh kan..? kita sama2 kelahiran kota Magelang... tapi saya sejak th. 1976 (selepas SMA) sudah hijrah ke Jakarta. Tks .. Salam.
ReplyDeleteMas Joko : Sebelumnya terimakasih atas kunjungan dan apresiasinya.. Saya terus terang baru tehu tentang benteng ini beberapa waktu belakangan.. dan mengunjungi benteng tersebut merupakan salah satu hal penting dalam hidup saya..
ReplyDeletehehehe.. boleh pak boleh di kopi selama mencantumkan sumbernya,,
terimakasih
@Cimut Ciprut : eh, sori koment mu masuk ke spam. hahahaha.. ini lagi tak publish..
ReplyDeletejadi begini ceritanya, ada dua benteng di kabupaten semarang, di ambarawa sama di ungaran. Di ambarawa punya dibangun pada tahun 1840an, sementara di ungaran dibangun (kalo nggak salah) 1700an, nah, willem I itu di ambarawa, willem II di ungaran (depan kantor bupati semarang), tapi penamaan willem ini jadi aneh ketika willem II sebenernya lebih tua dari willem I..
begitu kira kira correct me if i wrong
makasih ya
Mantaaabs infonya Kang... :)
ReplyDeleteSetahu saya dinamakan Benteng pendem karena bangunan ini memang mempunyai ruang penjara bawah tanah (bhsa jawa: pendem) yang sampai sekarang masih aktif digunakan.
@Guru Pantura : Oh begitu ya mas.. saya malah ga tau tu.. hehe.. makasih ya atas kunjungan dan komentarnya :)
ReplyDeletekeren mas.. thankz buat infonya...
Deletejadi pgen kesana :)
@ atas : iya, sama sama.. selamat berkunjung dan terimakasih atas komentarnya
ReplyDeleteSaat ini, persis di belakang benteng pendem, membentang jalan lingkar Ambarawa. Akses ke Benteng Pendem jadi lebih dekat kalo lewat perempatan Desa Wisata Bejalen.
ReplyDelete@narindra : betul mas, saya juga baru nyadar pas lewat JLA itu kemaren. Hehehe.. terimakasih ya atas komentarnya
ReplyDeletekasihan bentengnya gak terawat,,
ReplyDeletehlo bro hamid,,, keren tulisan kamu,, sy juga suka mnulis blog tpi msh beljr dn blm bsa kren gt hehe
ReplyDeletesaya juga ud pnh ke beteng ambrwa.. dn kesan"nya sama
love it,, sya juga menggagumi bngunn" bersejarh sprti ini :D
@Arty : dan terimakasih atas kunjungan, apresiasi, dan komentarnya. Dan terimakasih sudah menyempatkan nge add fb saya. HAhahaha. sampai jumpa :D
ReplyDelete@ Siti S Soemarmo : Oh deket dong..
ReplyDeletemakasih ya atensinya... :D
Wow... artikelnya komplit, keren. Ambarawa memang gak ada matinya full peninggalan bersejarah yg indah. Favorit saya Benteng Ambarawa dan wisata kuliner Ambarawa. Makasih.
ReplyDelete@kampungrawa ambarawa : iya terimakasih atas kunjungan dan komentarnya
ReplyDeletekeren mas.. insya Allah besok pengen mampir kesitu kalo cukup waktunya, rencana utama mau ke museum kereta dan rawa pening..
ReplyDeletekmren main kesana asal lewat gapura samping RSU, emang tempat itu seting dibuat foto2 anak2 muda gan, btw nice share nih.ane malah tau sejarahnya dari sini :D
ReplyDelete@galih : Hehehe.. terimakasih juga atas kunjungannya :D
ReplyDeletehaii mas hamid...keren banget reportasenya...dr dulu sy ingin ke benteng itu..tp belom sempat... dulu waktu masih sering bolak-balik salatiga, lewat depan kav II/tank tp gak ngerti kalo ada benteng se-eksotis ini di dalamnya... jeeennnn :(
ReplyDelete@ayu : Heheh.. harus disempetkan dong mbak..
ReplyDeleteanyway thanks ya kunjungannya ..
hu'um pasti.. kalo ke salatiga lg wajib mampir sana :)
DeleteSaya kemaren barusan ke benteng ambarawa mas, ga bisa keliling sampai depan kantor utamanya soalnya lagi ada acara gt.
ReplyDeleteJadi cuman di belakang sampe yang buat tempat tinggal itu.
Kondisinya emang memprihatinkan mas....
Mampir juga di blog saya yaaa....
ardiyantaa.blogspot.com
@Ardi yanta : Wah, sayang mas kalo ngga bisa lewat depan. Hehehhe..
ReplyDeleteOke mas makasih kunjungannya.. saya tak buka blog njenengan :D
seru banged jalan-jalannya.
ReplyDeletekpan2 kalo jalan-jalan lagi, ajak-jak dung, oke. insyaallah siap dah....
bisa ubungi lwat akun ini kok..
@coolish noer
ReplyDeleteHeheh,, boleh dah. Bisa kontak saya via email/fb/twitter di page about me..
Nanti saya ajak jalan jalan :D
thanks kunjungannya
weeeeeewww... ini juga bangunan yang selalu menarik perhatian saya setiap melewatinya... meski pengetahuan sejarah saya sangat terbatas, saya yakin bahwa bangunan ini adalah benteng, dan ternyata memang benar ya (karena suami saya ngotot bahwa bangunan ini merupakan tempat menyimpan hasil panen dari sawah)
ReplyDeletesungguh kaget membaca tulisan ini bahwa ada lapas bahkan se-RT tinggal di situ... soalnya setiap lewat saya mengira 'hanya' bangunan tua yang tidak terawat...
thanks for sharing ya :)
@Amel
ReplyDeleteHehehe... makanya kalo penasaran harus diobati buk.. Jangan lupa kunjungi juga ulasan Benteng Pendem Ngawi diatas yaa .. Tidak Kalah menarik lho..
http://hamidanwar.blogspot.com/2013/01/lost-in-ngawi-30-31-desember-2012_6690.html
terimakasih kunjungannyaa :)
Menarik bgt ulasannya, kalo pas lewat situ saya kira cuma benteng tua yang dihuni gagak,ternyata bisa dikunjungi juga, jadi pengen ke sana.thks infonya....
ReplyDelete@ Lee Hyun : Iya. Mesti segera kesana. Terimakasih kunjungannya ;)
ReplyDeleteLengkap sekali tulisan dan dikumentasi fotonya, terima kasih berbagi postingan benteng Ambarawa bangunan kuna yang sekarang masih difungsikan ini. Salam
ReplyDelete@prih :
ReplyDeletebetul. Terimakasih kunjungannya
Salam
Trim's mas udah bahas benteng willem ini....btw itu tempat tinggal aq dlu coz ayahku pernah tgas disitu tpi kta pindah dri tahun 2007, rumahku dlu ada disalah satu foto itu dkat tangga pojok...jdi kangen sma benteng itu...smpai skrang aq blum pernah blik lagi ksana...
ReplyDeletehai.. apakah anda berkenan untuk saya tanyai perihal benteng williem 1 ini? untuk saya bisa melengkapi makalah yang akan saya buat. bisa dibalas lewat email saya nafisfirda22@gamil.com
Delete@atas
ReplyDeleteIya. sama sama. Lain kali balik lagi ya buat ngobatin kangennya :D
terimakasih sudah berkunjung
wah uda lama pengin main ke situ. kapan2 temenin ya mas :D
ReplyDelete@pendekar emas : oke oke. Sms saya kalau mau janjian 085641446652
ReplyDeleteMas Hamid Anwar, perkenalkan saya Andy, wong Magelang. Saya tertarik dengan komunitas Anda, yaitu Komunitas Kota Toea Magelang. Saya ada ide, bagaimana kalau kita buat layanan web peta tematik Kota Magelang tempoe doeloe? O ya, saya nyari makan dengan menjadi GIS developer, dan mungkin bisa sedikit-sedikit urun rembug tentang membangun map server yang memang khusus untuk peta tematik. Jadi nanti hasil web map-nya bisa cantik + menarik baik untuk full browser atau mobile device. Kalau Mas Hamid tertarik, hubungi saya di 0857-1030-0738, dan kita bisa ketemuan untuk ngobrol-ngobrol. Thx.
ReplyDelete@mas Andy : Ide bagus mas, saya follow up via sms ya.
ReplyDeleteMakasih ;)
Om minta titik koordinatnya dong..
ReplyDeleteMslhnya dah tak coba kok gk ketemu di google map. (gk tau mgkn ane msh oot)
Btw kl Rawa Pening ma museum kereta Api Ambarawa kemanya ya?
Thanks
@atas :
ReplyDeleteini koordinatnya
Map DataImagery ©2014 DigitalGlobe
Map Data
7.2707896S 110.4102349E
kalau dari benteng ke Museum kereta sangat dekat. hanya sktr 1 km saja ke arah selatan. Kalau dari benteng ke Rawa Pening juga sangat dekat sekitar 1 km ke arah timur.
salam
Mas Hamid,
ReplyDeleteSaya baca blognya bagus banget. Kemarin tgl 24 Mei 2014 saya dan teman2 ke beteng tersebut, bener sech di sana penduduknya kurang ramah (apa karena ada penjara ya di deket situ). Dan bangunannya bagus banget dan memang sayang kurang terawat. Mengenai informasi beteng tersebut memang sangat minim. Terima kasih ya informasinya mengenai tempat ini. Ditunggu destinasi menarik mengenai sejarah di daerah Jawa Tengah.
Salam
Wulan
@Wulan :
ReplyDeleteWah, foto-fotonya mana? Saya juga kesana pertama dan terakhir itu je :D
Yup. memang sejarahnya susah dicari..
OK terimakasih apresiasi dan kunjungannya..
silahkan baca-baca lagi sejarah2 di blog saya :D
Salam
Hamid Anwar
@ Pattra :
ReplyDeleteSudah saya tindak lanjuti via email ya,,
makasih sudah berkunjung
Salam
Sya dri Lamongan ,sya prnah di benteng willem 1 , Ayah sya asli Bugisan,Lodoyong// dan di temenggungan ,Kel.panjang
ReplyDeleteSya dri Lamongan ,sya prnah di benteng willem 1 , Ayah sya asli Bugisan,Lodoyong// dan di temenggungan ,Kel.panjang
ReplyDelete@Danang : menarik!
ReplyDeletebenteng pendem cilacap sama nusakambangan blom neh, kapan saya tunggu ulasannya.
ReplyDeletemantap gaya bahasanya...
hehe.. Ok ditunggu aja ya
DeleteReportase yang bagus .. lanjutkan dan tingkatkan .. bravo ..
ReplyDeletelanjutkan
Delete