Wednesday, October 12, 2011

Sehari di Magelang, 9 Oktober 2011 (Kota Mungkid + Ketep Pass)

Setelah malam sebelumnya kami mengikuti diskusi sejarah bioskop Magelang dan jalan jalan ke Artos, akhirnya kami melanjutkan liburan pada hari minggu, hehe. Inilah laporannya.

Hari minggu pagi yang cerah di Kota kelahiranku tercinta. (bukan kota tapi Kabupaten). Rina sedang menikmati liburannya di Magelang. Kami bangun pagi dan lalu saya ajak Rina ke Kota Mungkid , mampir dulu di Rumah Dinas Bupati Magelang lalu menuju ke Alon Alon Kabupaten Magelang alias Lapangan drh. Soepardi. Dan suasana juga tidak begitu eksklusif(halah?!) dan akhirnya inilah hasilnya.

tidak lupa melihat sejenak Kantor Bupati Magelang atau Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang yang berada di Jl. Letnan Tukiyat - sebentar lagi akan ganti nama jadi Jl. Soekarno Hatta, Kota Mungkid

Oya, tidak lupa mumpung lewat Candi Mendut.. hehe

Tik tik tik, waktu berdetik, dan jam pun berlalu sehingga jam tangan saya menunjukkan jam 9.00, saya baru sadar ternyata saya sudah dirumah (halah, opo meneh kui??) setelah kami berkemas kemas dan bersiap siap, tibalah saatnya kami berangkat menuju ke Ketep Pass. Salah satu tempat wisata andalan Kabupaten Magelang yang belum pernah di kunjungi sama Rina.

Hari ini kami tidak jalan jalan berdua saja, tapi kami akan menghampiri saudara saya Iyan Ardiyan yang rumahnya berada di Desa Mungkid (beda lho sama Kota Mungkid, jaraknya saja kira kira 10km). akhirnya kami berangkat mengendarai smash dan sesampainya di Mungkid, kami segera bertemu dengan Iyan dengan keluarganya, dan tanpa banyak basa basi mengingat saya telah mengulur waktu (karena saya sebelumnya janji mau datang jam 9) akhirnya kami langsung bersiap siap. Iyan mengajak adiknya yang bernama Lina Liyana dengan mengendarai sepeda motor matic terbaru dengan gaya terlawas yakni Scoopy.

Perjalanan menuju ke Ketep yang sekitar 16km berjalan dengan lancar dan menanjak. Namun sayang sekali di beberapa ruas jalan ini, aspalnya mengelupas. Sehingga kami pun harus hati hati. hari minggu begini, obyek wisata ini rupanya ramai dikunjungi anak muda yang berpasangan, ya mau pacaran gitu. Ckakakaka. dan diperjalanan kami juga menemukan pemuda yang mengendarai motor dengan gaya urakan (mungkin dia pikir dia sudah merasa keren dan digandrungi cewek sekampung, padahal akhirnya kena kutukannya rina dan motornya mogok) Perjalanan menanjak membutuhkan sekitar 25 menit akhirnya kami sampai di Ketep Pass. Tiket masuk untuk berempat termasuk parkir motor 28K IDR. Dan kenapa tidak tahu yang bayar si Lina. (horee :p) setelah memarkir motor, perjalanan dilanjutkan dengan kebingungan (lho??!) iya kami bingung mau mengunjungi mana dahulu mengingat kawasan ini relative kecil. Akhirnya kami menuju ke sebelah selatan dimana disitu ada semacam tempat gardu pandang. Dari situ bisa terlihat dengan jelas pemandangan gunung Merapi dan Merbabu, namun tidak untuk kali ini karena kabut tebal akhirnya kami harus puas dengan membayangkan saja. (ngenes)

malah ada orang pacaran dengan gaya vulgar lagi ?!

Disana disewakan teropong dengan ongkos sewa 3K idr untuk 3 menit. Jadi per menitnya 1000, dan bila mungkin ada yang mau sewa tapi pake uang limaribuan, akhirnya tidak dikasih kembalian tapi malah disuruh lanjut tambah dua menit. Hahaha

Kami menikmati suasana dengan bermacam macam gaya (huh, bahasa apa apaan ini??!) dan kamipun akhirnya capek sendiri.

Ok, selanjutnya adalah kita menuju ke Ketep Volcano Theatre. Saya sendiri pernah sekali nonton disini pada tahun 2008. Dan saat ini tiketnya sudah naik menjadi 7K idr jadinya berempat 28K idr. Rina yang bayar. Untuk menonton film dokumentasi ini, kami harus daftar dulu. Kami akhirnya terdaftar dan bayarnya nanti kalau sudah dipanggil pukul 11.45. ini masih jam 11. Lalu kami naik ke atas dan berada di puncak tertinggi bukit Ketep ini. Dari sini apabila cuaca cerah akan bisa kita lihat lima gunung yaitu Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan Telomoyo sehingga tempat ini dinamakan Panca Arga yang berarti lima gunung. Dan saya juga sempet ingat bahwa ditempat ini ada tetanda yang bisa digunakan untuk melihat posisi arah mata angin sesuai dengan gunung yang akan dilihat.

Capek juga berada disini dan kami akhirnya turun untuk menikmati Museum Ketep Pass. Disana kami jumpai replika gunung merapi dan berbagai artikel dari sejarah gunung merapi sampai foto foto yang menggambarkan dahsyatnya letusan gunung berapi yang paling aktif di dunia ini. Subhanallah..

Disana juga bisa kita temui sebuah tembok dengan foto puncak garuda yang merupakan puncak tertinggi gunung merapi dimana disitu kami bisa berfoto seakan akan kita sampai di puncak merapi. Setelah jeprat jepret sesaat, akhirnya kami sampai di akhir museum ini. Kami harus balik naik lagi untuk masuk ke Ketep Volcano Theatre karena saya dengar nama saya sudah di panggil panggil. Bapak hamid dari muntilan.. bapak hamid dari muntilan..

Setelah menyelesaikan administrasi, akhirnya kami masuk melalui pintu keluar karena pintu masuk untuk rombongan yang sudah pesan sebelumnya. Didalam ruangan ini, kapasitasnya sekitar 30-40 tempat duduk dengan sebuah layar kira kira 2x3 meter. Film ini bercerita tentang letusan terakhir gunung merapi yang terjadi bulan Oktober 2010 dan merupakan letusan terdahsyat dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Melihat film gunung meletus secara real dan suara suara gemuruh ini saya hendak meneteskan air mata mengingat kebesaran Allah swt.

22 menit berlangsung dan kamipun harus keluar melalui pintu yang sama. Dari situ, kami mencari tempat buat foto foto, lalu mencari jagung bakar. Kami menikmati jagung bakar ditengah cuaca yang tidak pasti. Panas tidak, mendung tidak. Hehehe.. Berempat 12K idr, saya yang bayar. lalu habis itu kami mencari musholla namun tempatnya kurang representatif sehingga kami memutuskan untuk pulang dan shalat di masjid Al Ikhlas di daerah Tlatar. Tapi sebelum pulang jangan lupa foto di sini, karena ini yang biasa digunakan untuk tempat foto orang orang yang pernah pergi ke Ketep. Hehehe. Dan sampai di Blabak, Iyan mengajak makan mie ayam di tempat Pak Sun seberang masjid Nursalim, dengan esteh jadi 24K idr berempat. Iyan yang bayar. habis itu kami berpisah, saya dan Rina pulang kerumah... huuuuuuuuuuh

(tulisan ini mungkin agak berantakan karena mood sedang tidak 100 persen, dan walaupun kebanyakan foto tapi semoga tetap menghibur anda semua, jiaaaah!!)

--Langensari, 11 Oktober 2011--

2 comments:

  1. ahha saya baru sempet membaca sodara, bagus sekali runtut dalam ceritanya, plus dilengkapi dengan gambar yang menerangkan tulisan ...

    tetap sehat tetap semangat sodara dalam menulis.

    ReplyDelete
  2. @iyancakep : terimakasih sodara atas apresiasinya,... sebenernya bisa lebih bagus lagi tapi itu udah maksimal kayaknya :p..

    baik, selam sukses sdr!! thanks for visit and comment

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...