Catatan ini saya peroleh dari facebook Komunitas Kota Toea Magelang. yang ditulis oleh Andries Schell de Nijs. Setelah saya download dan saya baca, isinya sungguh luar biasa. Selamat menikmati ;)
[copy tanpa mengubah apapun]
Tentang Aku dan Keluargaku
Perkenalkan namaku Jean
Andries SCHELL DE NIJS. Sebuah nama yang jika di Spanyol kami menggunakan nama
kedua keluarga, yaituayah(1st) dan ibu (2nd). Saya dilahirkan di sebuah kota yang indah dengan udaranya
yang sejuk karena dikelilingi oleh
gunung dan pegunungan, Magelang. Sebuah kota yang sangat nyaman untuk ditinggali.
Ayah saya bernama John, beliau
dilahirkan di Rotterdam, sebuah kota
di negeri Belanda/Holland;sedangkan ibu saya bernama Aerda yang dilahirkan di sebuah kota di utara
Magelang, Ambarawa. Ibuku merupakan putri dari nenekku yang berasal dari Indonesia
yang bernama Mila,tetapi siapa kakekku yang juga berasal dari Indonesia tidak diketahui siapa namanya hingga
kini.
Nama keluarga Belanda diberikan melalui perkawinan ibu
dari ayahku pada tahun 1922 dengan Agustus Ferdinandus Jacobus de Nijs. Ayah
saya janda istri Indonesia, Kona, kemudian menikah dengan ibu saya.Pernikahankedua berlangsung di Langsa (Sumatera) pada tanggal 10 November 1937.
Dua saudara saya dilahirkan di Lokhseumawe dan kota
Langsa, sedangkan saudari saya di lahirkan di Kotaraja (Banda Aceh). Dua saudara saya yang
lain dan saya sendiri dilahirkan di Magelang. Waktu itu, ibu saya telah bekerja di Aceh sebagai kepalaperawat
di rumah sakit militer.Ibusaya terus melakukan pekerjaan
yang sama di hospital militar/rumah sakit militerselama dua tahun pertama saat tinggal di Magelang di antara tahun
1938-1940. Meskipun demikian,di tengah
kesibukannya ibu saya juga mengurus rumah tangga dan anak-anak.
Militair Hospitaal, tempat
kerja ibuku sebagai kepala perawat
Sumber:
Kami memiliki dua orang perempuan
yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Satu sebagai juru masak (kokkie)
dan seorang lagi menjadi pembantu rumah tangga (babu), serta seorang laki-laki sebagai“djongos”.
Semuanyaada tiga
orang pembantu yang sangat berguna dan baik dengan anak-anak. Saya masih ingat betul
saat pembantu saya yang bernama Itih sangat manis dan penuh kasih sebagai layaknya
seorang wanita. Setiap dua hari sekali ibu dan kokkie pergi ke pasar untuk belanja
kebutuhan sehari-hari.
Meskipun ayah saya menjadi seorang perwira Belanda,
kehidupan sosial dengan keluarga Belanda itu tidak sangat mudah untuk ibu saya
dan anak-anaknya. Anda bisa mengatakan bahwa keluarga kami ada di antara
keturunan Indo dan keturunan Belanda
(totok). Teman-teman kami memang sebagian besar adalah orang Indo, meskipun di
sekolah kami memiliki beberapa teman orang Belanda. Namun, itu agak sulit untuk dapat bersama-sama setelah selesai jam sekolah.
Orang-orang Indo itu jauh lebih mudah untuk
memiliki hubungan dengan keluarga Cina dan campuran keluarga Cina-Belanda. Saya
harus mengatakan bahwa orang tua saya cukup terbuka untuk menerima keluarga
Indonesia dan Cina. Saya ingat bahwa pada hari-hari khusus seperti hari libur,
mereka menyelenggarakan perayaan acara bersama dengan beberapa perkumpulan keluarga. Kami para anak-anak sangat menikmati
sajian makanan dari mereka,terutama permen
dan makanan lainnya, seperti kue lapis, dodol,
klepon, dan sebagainya.
Dalam enam hari dari seminggu, menú makanan
kami untuk sarapan di pukul tujuh pagi adalah roti, margarin, selai, atau selai kacang (pindakaas) dengan gulaaren, telur rebús, dan teh, atau cokelat susu. Untuk pukul satu siang, kami makan nasi, ikan, atau daging (semur, opor, rendang, atau sate),
sayur, dan buah. Pada pukul enam malam, ada sup, hidangan nasi sederhana
(misalnya nasi goreng, atau nasi dengan semur daging, atau ikan goreng) atau mie goreng, atau telur dadar. Sebelum kita pergi tidur kami
mendapat segelas susu hangat.
Militarr Zwembasin atau kolam renang militer di daerah Pisangan dekat
dengan Sungai Elo, di sinilah aku
sering berenang.
Sumber:
Satu hari dalam seminggu
sebuah truk datang dari perkemahan dengan ransum yang biasanya terdiri dari
tepung, gula, susu bubuk, kering seluruh telur, tepung kentang, kering buah
plum atau aprikot, kakao, dan coklat. Itu adalah hari yang kami makan di malam
makanan Belanda: kentang atau kentang tumbuk, sayuran, dan daging yang direbus atau cincang
Kadang-kadang kami pergi untuk
berenang di akhir pekan. Meskipun kami
memungkinkan untuk berenang di kolam renang milik Hotel Loze yang ada di
timur Aloon-aloon, tetapi kami malah sebagian besar lebih suka pergi ke kolam
renang militer di Pisangan di timur Sungai Elo. Sebab, jika berenang di Hotel Loze kadang-kadang kami mendapat
masalah dengan anak-anak Belanda dan dengan orang tua mereka, meskipun kami
tidak pernah mempermasalahkan untuk hal itu. Sebagian besar keluarga yang
tinggal di daerah kami adalah pernikahan campuran, seperti halnya kami ini.
Badplaats Hotel Loze, kolam renang di belakang Hotel Loze,
kadang-kadang aku berenang juga di sini.
Sumber:
Tentang Masa Kecilku
Ada sebuah cerita tentang
tetanggaku yang bernama Mr Weizig yang tinggal
di seberang rumah kami. Di halaman rumahnya, tumbuhlah pohon-pohon yang besar
dan kekar yang dimana akar-akarnya menjuntai dan menggantung yang bisa untuk dinaiki.
Di dalam halamannya, secara diam-diam kami bermain bergelantungan mirip dengan
tarzan. Setiap kali, Mr. Weizig menemukan kami
telah duduk-duduk di pepohonan itu lagi. Diapun menunggu ayah saya yang
pulang dari Akademi.
Ketika ayahku pulang ia pun berseru dari
pekarangannya,
”Anak-anak nakal lagi!Apa
yang kalian lakukan?”Tanya ayah
saya.
'’Mereka menggantung cabang-cabang
saya, tetapi besok aku akan
mengergaji cabang-cabang ini.'’
“Oh ya...baik jika Anda mau
mengergaji cabang-cabang tersebut.“
Dan memang keesokan
harinya pohon-pohon itu benar-benar telah kosong dari bawah. Namun, ya kami tidak terkesan, karena kita juga bisa memanjat pohon
dengan baik. Hanya di bawah bagian atas kami datang, kemudian hanya berteriak
pada satu sama lain
“Huwhaaa..., huwhaaa.”
Dan apa yang di lakukan oleh Mr. Weizig
adalah bukan mendekati kami, tetapi
menjauhi dari kami.
Kami yang masih anak-anak sangat suka bermain-main,
apalagi tepat di depan kompleks rumah kami ada sebuah tanah lapang yang cukup
luas yang di sebut dengan Bada’an Plantsoen. Atau di jalan
tepat di depan rumah kami sering bermain dengan sekelompok kawan Indo. Jika kami bertemu dengan anak-anak lain di jalanan maka sangat senanglah kami.
Permainan kesukaan kami adalah sebagian besar bermain kasti, bermain game, main
kuda-kudaan, layang-layang terbang, bermain prajurit atau banyak bercanda
adalah kegiatan kami. Jika kami bermain maka sangat berisiklah kami sehingga
membuat tetangga terganggu saat tidur siangnya
Jadi,
jika kita bermain terlalu gaduh atau ramai, maka Mr. Weizig bisa terganggu dan
melupakan tidur siangnya. Pernah pada suatu saat karena terganggu tidurnya,
ia datang dengan benar-benar marah berteriak dengan masih memakai piyamanya.
“Kalian pergi, kalian harus pergi, Anda
membuat terlalu banyak kebisingan, terlalu banyak keributan!”
Di tahun barupun kami mengganggu dia dengan
terlalu. Kami bersembunyi di belakang
pagar dengan bomblet mercon
dan kami berteriak memanggilnya.
“Mr. Weizig!“
Segera Mr. Weizig membuka pintu rumahnya,
lalu kami menyeberangi kembang api dan melemparkan ke arahnya.
“Bleddaaaar”,
Dan kamipun melarikan
diri.
“Orang jahat.”
Ia meraung-raung ke kami. Dan di jalan saat menyeberang kamipun menyalakan mercon tikusan ke arahnya,
"Fwieeeet...Bledaaaar!"
Dia gila karena
kemarahan kita.
Namun, dia bukanlah manusia yang tidak baik.Apabila dia melihat aku, dia
meminta saya untuk datang bersamanya.Kemudian, dia memberi saya beberapa buah jambu.
“Terima kasih tuan.”
Aku berkata sopan,tetapi aku tidak memakan sendiri buah-buahan itu.Aku berbagi dengan
teman-temanku.Aku sudah punya cukup buah lezat yang dicuri dari kebunnya.
Kenakalan
kami juga pernah menemui batunya. Pada hari itu,
kami berada lebih jauh dari rumah dan tiba di Jordaanlaan di dekat balai kota (Raadhuis
Gemeente Magelang). Di jalan itu berada terdapat lampu lentera
yang indah. Tiba-tiba Samalo, kawanku,
mengambil ketapelnya dan kami mulai mencari batu dan kacang kenari. Ketika kita
sudah memiliki cukup batu dan kenarinya, maka diadakanlah
kontes siapa yang bisa mengenai lampu lentera itu dengan ketapel. Ketika kita
mulai menembak dengan ketapel, kita tertangkap oleh kepala agen polisi Jawa
yang sedang naik dengan sepedanya. Jadi, mereka
harus ke pos polisi/politiehuis di
Alun-Alun untuk laporan resmi.
Kweekschool di Djalan Pastoeran
Sumber:
Kami berjalan baik dengan agen itu sampai kita mencapai gedung sekolah
pembiakan pegawai negeri sipil. Jalan ini dibagi menjadi dua bagian, kiri dan kanan. Ketika kami tiba di Kweekschool,kami berlari ke sisi kiri, hal itu membuat
terkejut si agen itu. Kami berlari ke Kweekschoolmelalui
kebun-kebun dan turun ke jalan keluar di Keresidenan, hingga di situ kami belum melihat agen itu mengejar
kami.
Hotel Loze, hotel di timur
Aloon-Aloon kotaku
Sumber:
Jembatan gantung yang ada di Botonstraat
adalah tempat main khusus bagi kami. Jembatan ini dibangun dari tali
dan bambu dan jika kita berlompatan semua, maka jembatan
itu akan bergoyang-goyang. Hal itu kita lakukan kepada wanita-wanita yang tidak
menyangka apa-apa dan apalagi jika sudah setengah jalan melalui jembatan itu.
“Hé, awas ya, bisa terjatuh.”
Mereka berteriak dalam
keadaan panik. Kami terus pura-pura tidak mendengar dan hanya berhenti ketika
mereka berteriak. Namun, ketika
mereka kemudian berjalan melewati kami, mereka memberi senyum kepada kami.
Kami merasa
berani, benar-benar berani. Namun, saat kami
melihat petugas polisi Belanda dengan
tanda garis-garis pada lengan mereka, maka kami berada langsung di penjaga
kami. Mereka datang pada kami dengan sangat tegas dan kemudian meminta:
“Dimana Anda tinggal? Berikan katapel yang langsung di sini.”
Lalu, mereka segera menarik
kami.
Agen Indonesia adalah
orang-orang yang benar-benar baik. Suatu hari mereka diminta untuk menyebutkan
nama kami. Satu per satu dari kita, tiga orang yang
ditunjuk.
“Namaku Andries.”
"Namaku juga
Andries.”
“Saya juga...Andries.“
“Jadi kalian disebut semua Andries?“Dan merekapun
terkejut.
“Ya, kita adalah Andries
bersaudara.”
Aku berkata, kalau aku adalah anak bungsu dari
kami tiga bersaudara.
Kadang-kadang juga datang seorang
tukang kue ke rumah kami. Yang unik adalah jika kita membeli sesuatu,maka kita bisa menggambar di
tukang kue itu. Mereka menempel cincin logam. Gambar itu gambar hewan yang
memungkinkan Anda mendapatkan tambahan kue jika bisa menang. Rusa dua potongan, jerapah tiga, dan untuk Gajah delapan potongan. Kadang-kadang
pula di jalan, kami kedatangan seorang penjual
es yang membawa es lilin dengan rasa yang berbeda, seperti vanili, mangga,
sirsak, dan jeruk.
Saya juga ingat, sambil bermain di kebun, secara
teratur melihat orang India 'Sikh' di
jalan bermain sejenis seruling, kemudian duduk di depan, dan membuka keranjang
yang ternyata malah muncul ular kobra. Setiap kali itu terjadi aku
pergi menjerit dan berlari ke dalam rumah.
Saat itulah untuk
pertama kalinya saya dipanggil dengan
nama 'Indo'. Sejak saat itu, penamaan ini
telah selalu menyertai saya, bahkan ketika tinggal di Belanda sekalipun;sedangkan saat ini saya tinggal inggal di
Barcelona, Spanyol. Meski demikian, saya bangga
disebut dengan Indonesia. Walaupun saya
sekarang ini memiliki kewarganegaraan Spanyol.
Tentang Rumahku
Inilah rumahku di Rembrandtlaan
Sumber:
Rumah kami memiliki halaman yang luas dengan taman
yang indah. Yang selalu saya ingatadalah
adanya 'pohon cemara' yang tinggi menjulang. Dan dari sana pula,saya bisa melihat kerucut biru dari Gunung Sumbingyang
ada di sebelah barat. Rumah kami berada dekat, saya percaya dan meyakininya,
sebuah daerah yang disebut dengan Bada'an, di mana di daerah ini semuanya
adalah rumahuntuk para perwira militer(nieuwe officierskampement).
Nieuwe Officierskampement, di kawasan inilah aku
tinggal
Sumber:
Rumah saya berada di sebuah
jalan yang telah saya sebutkan sebagai Rembrandtstraat
atau Rembrandtlaan. Sebenarnya, rumah
saya berada di zona atau kawasan tangsi militer atau kaderschool yang sangat luas, karena kemana pun kita pergi akan menemui
orang-orang militer, bangunan, serta rumah keluarganya.
Wacht Provoosthuis Militair Auditie, bangunan megah di timur
lapangan tangsi militer Aloon-Aloon “kaderschool”.
Kaderschool sendiri ada di timur rumahku.
Di tengah-tengah tangsi militer Kaderschool
tersebut nampaklah lapangan yang sangat luas yang biasa disebut dengan Militaire Aloon-Aloon, tempat untuk
menggelar parade dan latihan militer. Di sisi timur nampaklah sebuah bangunan
megah yang berfungsi sebagai Wacht
Provoosthuis Militair Auditie. Di atas gedung itu nampaklah sebuah jam
rakasasa sebagai petunjuk waktu. Di
sisi utara dan selatan lapangan inilah bangunan-bangunan tangsi militer
berdiri.
Militair Aloon-Aloon, tempat latihan dan upacara
militer
Sumber:
Kalau dari rumahku untuk menuju kawasan tangsi
militer “kaderschool” itu kita harus
melewati Plengkoeng, semacam terowongan buatan di mana di atasnya mengalir
sebuah selokan air yang mengalirkan air dari Sungai Manggis di Pucangsari. Saluran air ini membelah
kota menuju Pontjol-Aloon-Aloon-Tengkon-Bajeman dan berakhir di Djagoan. Saluran air ini biasa disebut
dengan “Boog Kota Leiding” semacam
aquaduk atau fly river. Kalau kita mendaki ke atas Plengkoeng ini, maka kita dapat melihat
gunung-gunung yang mengelilingi kotaku.Apalagi kalau melihat ke sisi barat,
nampaklah keindahan Perbukitan Giyanti nan-elok.Sawah dan desapun terlihat dari atas Plengkoeng
itu.
Plengkoeng Baroe di dekat rumahku
Sumber:
Entahlah sejak kapan bangunan ini di bangun, Akan
tetapi, pada dinding bangunan PlengkoengBaroe di Badaa’an itu
tertulis “1920”. Bisa jadi di tahun itulah bangunan ini berdiri. Atau bahkan
lebih tua dari itu karena di dinding atas Plengkoeng Lama malah tertulis angka
“1883”.Yang luar biasa di kotaku ada 3 plengkung yang bentuknya berbeda. Satu
ada di Bada’an, satunya ada di dekat Grooteweg
Noord Pontjol, dan yang lainnya ada belakang
Patjinan, dekat di kampung Tengkon. Bisa jadi cuma di kotaku saja yang ada selokan air yang letaknya lebih tinggi dari
tanah sekitarnya.
Plengkoeng Lama, ada di selatan Plengkoeng Baroe
Sumber:
Kalau dari rumahku untuk
menuju ke kawasan tangsi militer ini kita harus melewati rel kereta api. Tangsi
militer ada di sisi timur dari Grooteweg
Noord ini, dan jalan ini berdampingan dengan rel kereta api yang melintas
menuju ke arah utara yaitu ke Ambarawa, Temanggung, dan Parakan. Jika ke selatan menuju ke Muntilan, Sleman, dan Jogja.
Stasiun Magelang Kotta yang
ada di dekat rumahku
Sumber:
Saatkereta uap melewati jalan
ini, maka terdengarlah suaranya yang nyaring ‘nguuuk…nguuukk….nguuuukkk’. Berikut asap hitamnya yang mengepul di
atasnya. Terlebih tidak begitu jauh di belakang rumah kami terletak stasiun kereta
api Magelang Kotta, sungguh betapa ramainya suasananya di saat itu. Kereta uap
ini ada yang menyebutnya dengan nama “sepur truthug” atau “sepur kluthuk”
karena jika berjalan teramat lambat sekali. Maklum saja kereta uap itu bahan
bakarnya adalah kayu bakar.
Di dekat Aloon-Aloon juga
terdapat tempat pemberhentian kereta api yang di sebut dengan “stopplaats”. Di tempat ini orang-orang
bisa naik turun kereta api jika mau atau hendak ke Aloon-Aloon.
Stopplaats kereta api di timur Aloon-Aloon
Sumber:
Tentang Kotaku
Kotaku yang ku tinggali ini
sangat menawan dan sejuk sekali, coba bayangkan sebuah kota dikelilingi oleh
gunung, pegunungan, bukit, dan perbukitan, serta sungai. Di sisi timur,
membentang Gunung Andong, Telomoyo, Merbabu, dan Merapi.
Di sebelah barat membujur
beberapa gunung, yaitu Gunung Sindoro, Sumbing, dan Perbukitan Giyanti. Di
selatan ada Pegunungan Menoreh, dan yang paling istimewa adalah di tengah kota
terdapat sebuah bukit, Bukit Tidar namanya. Bukit Tidar ini di percaya sebagai pusatnya
tanah Jawa sehingga di juluki ‘’De
Spijker van Java”.
Merapi, di sisi timur
kotaku
Sumber:
“De zwarte spijker symboliseert de goenoeng”Tidar”
het middelpunt van Java, in de Indische oceaan is vast gespijkerd”.
[‘’Paku hitam melambangkan Gunung ‘Tidar’
sebagai pusatnya Pulau Jawa, di
Samudra Hindia adalah tetap dipaku"].
De naam
“MAGELANG” stamt vermoedelijk uit zeer oude tijden. Een der legenden, die in
omloop zijn, verhaalt hieromtrent, dat een landbouwer zich met zijn vrouw en
dochter op weg begaven om een vruchtbaar stuk grond te zoeken.
De dochter, bemerkende dat zij haar armband verloren had,
riep, zeer verschrikt:
“Ma, gelang“[Moeder, mijn armband!]
Al zoekende naar den armband, ontdekte de vader de
buitengewone kwaliteiten van den grond en vestigde hij zich op de plaats waar
de armband werd teruggevonden.
Dit “verhaal” klinkt nogal fantastisch, zoodat men
gewilliger aanneemt, dat het woord “Magelang” is afgeleid van “Mahagelang” =
“groote ring”.
[Menurut sebuah legenda nama "Magelang" mungkin
berasal dari zaman yang sangat kuno. Salah
satu legenda yang beredar, menceritakan dalam hal ini,
bahwa seorang petani pergi dengan istri dan anak perempuannya di jalan untuk
mencari tanah yang subur. Sang putri memaham ibahwa ia telah kehilangan gelangnya, menangis, dan sangat ketakutan sambil berkata:"Ma, gelang"[Ibu,gelangsaya!].
Sementara ia mencari gelangnya, ayah menemukan tanah yang luar biasa kualitasnya,
dania menetap ditempat di mana gelang itu ditemukan.
Ini"cerita" terdengar agak fantastis,jadi kam irela menerima bahwa kata"Magelang" berasal dari kata "Mahagelang" ="cincin besar"].
Ini"cerita" terdengar agak fantastis,jadi kam irela menerima bahwa kata"Magelang" berasal dari kata "Mahagelang" ="cincin besar"].
Bukit Tidar “De Spijker van Java”
Sumber:
Nah, karena di kelilingi oleh
gunung, pegunungan, bukit, dan perbukitan, inilah yang membentuk sebuah
lingkaran besar yang bagaikan “gelang raksasa’’ atau “Maha-Gelang” sehingga
orang menyebutnya dengan nama “Magelang”.
Gunung Sumbing ada di
sebelah barat kotaku.Mooi Magelang
Sumber:
Bahkan, di sebelah timur kotaku
juga mengalir dari utara ke selatan
sebuah sungai yang disebut dengan Sungai Elo atau Ello
rivier,sedangkan di sebelah barat
mengalir juga sebuah sungai bernama Sungai Progo/Progo rivier. Jadi, selain dikelilingi oleh
gunung, bukit, perbukitan, dan pegunungan, kotaku juga di apit oleh dua buah sungai.Jadi, wajarlah jika banyak
pemandangan nan-elok ada di kotaku,
memadukan dengan sawah, desa, hutan, jalan, dan lain sebagainya.Mooi
Magelang.
Sungai Progo membatasi sisi barat kotaku
Sumber:
Karena demikian, eloknya ada sebuah
kepercayaan jika kotaku adalah sebuah surga yang dijatuhkan dari langit bak
permadani nan-indah. Pantaslah jika kotaku mendapat julukan sebagai “Middelpunt van den Tuin van Java”.
Sungai Elo di sebelah timur kotaku
Sumber:
Di dekat selatan kawasantangsi militer yang menjadi
Kaderschoolada sebuah hotel yang
disebut dengan Hotel Centrum. Posisinya tepat di pertemuan jalan antara Grooteweg Noord Pontjoldan Kampementslaan.
Hotel Centrum yang ada di Grooteweg Pontjol
Sumber:
Di belakang Hotel Centrum ini
ada sebuah kanal yang biasa di sebut dengan Manggisleiding,
sebuah sungai buatan yang mengalirkan air dari Sungai Progo di Kranggan
Temanggung membelah Kota Magelang sejauh hampir 20 kilometer.Manggisleiding ini fungsi utamanya
adalah sebagai saluran irigasi untuk pertanian dan perkebunan.
Groote weg Pontjol, berdampingan dengan rel
kereta api
Sumber:
Grooteweg Noord Pontjol
Sumber:
Pada sisi seberang selatan dari
Grooteweg NoordPontjolterletak Hotel
Sindoro. Sebuah hotel yang sangat cantik di kota ini. Di selatannya lagi dekat
dengan persimpangan jalan juga ada sebuah hotel, Montagne namanya.
Gemeentehuis/Raadhuis atau balaikota tempat kantor BurgemeesterMagelang yang ada di Residentielaan
Sumber:
Di dekat daerah di belakangRaadhuis atau balaikota di Jordaanlaan
ada sebuah bioskop (de Bioscoop) yang
bernama Al Hambra yang dekat dengan Kampung Botton. Bioskop ini salah satu
bioskop selain Bioskop Roxy yang terletak
timur Aloon-Aloon.Di bioskop inilah tempat hiburan terfavorit kotaku.
Melihat hal itu kita bisa
mengatakan bahwa di daerah Pontjol itu merupakan akhir dari kawasan zona militer dan jika terus menuju ke
arah selatan, maka mulailah
tampak nyata kota Magelang secara umum (sipil).
Hotel Montagne di Grooteweg Pontjol
Sumber:
Di sekitar pojok Aloon-Aloon terdapat
sebuah bangunan megah yang bernama Watertoren
yang fungsinya sebagai menara air minum. Watertorenini
dibangun pada tahun 1920 oleh seorang arsitek bernama Herman Thomas Karsten. Di
sekitarnya kita bisa menemukan berbagai sekolah, seperti MOSVIA danHogeKweek School/HKS, ada jugamasjid/mesigit/moskee, kelenteng/chinneesekerk,
gereja Katolik/roomschskatholijkkerk
dan gereja Protestan/protestankerk.
Dimana HKS, christelijk Mulo terletak
antara keresidenan/residentwoning,
Kuil, dan Pastoeran.
Watertoren ini di bangun tahun 1920
Sumber:
Saya juga masih ingat adanya sebuah
penjara di selatan Aloon-Aloon Kidoel, yaitu di Kerkopan. Di timur Aloon-Aloon ada
poskantoor, Hotel Loze, Escompto Bank, Bioskop Roxy, dan Restaurant Bandung.
Societeit De
Eendracht, di pojok Aloon-aloon
Sumber:
Di pojok utara juga ada regenwoning, tempat tinggal
bupatiMagelang/regentwoning. Ada juga
Societieit “de Eendracht” tempat berdansa dan bermain bola sodok;sedangkan Pasar itu, seperti
yang saya katakan sebelumnya, ada di Groote Weg Zuid, dekat dengan stanplaats dan stasiun Passar di ujung
selatan Patjinan.
“Op deze foto van de Magelangsche
aloon-aloon ziet men naast het fraaie Roxy-theater [gebouwd door Pluyter] het
filiaal van de Escompto-maatschappij, terwijl naast het bankgebouw nog juist
een deel van prachtige flatlogeergebouw van Hotel “Loze” te zien is.
Aan de aloon-aloon heeft men voorts het
Postkantoor, het Kadaster-kantoor en de gebouwen van eenigst overgebleven
Mosvia van Ned. Indie. Verder siert de prachtige Moskee dit plein, terwijl de
R.K. kerk, de Prot. Kerk, de kaboepaten en de Societeit De Eendracht de kring
van gebouwen om de aloon-aloon sluiten.”
[H.J. Sjouke 1935]
“Ini gambar Aloon-Aloon Magelang terlihat di samping Roxy Theatre indah[dibangun oleh Pluyter] dekat dengan Bank Escompto. Sementara di sebelah gedung bank masih terlihat bagian dari bangunan yang
indah dari sebuah Hotel"Loze". Pada Aloon-Aloon juga ada Kantor Pos, kantor Pendaftaran Tanah,dan
sisanya bangunan Mosvia untuk Hindia
Belanda. Selain itu, dihiasi juga dengan Masjid yang megah, sementara itu juga ada gereja Katolik Roma, Gereja Protestan, Rumah
Kabupaten, dan Societeit
de Eendracht di mana bangunan ini melingkari Aloon-Aloon."
Patjinan, tempat orang-orang
Cina membuka kios untuk berjualan
Sumber:
Stasiun Passar di kotaku, di selatan Patjinan
Sumber:
Untuk menuju ke pasar harus
melewati Patjinan, tempat deretan toko-toko milik orang-orang China. Di samping
itu, ada juga pejagalan. Bisa di bayangkan jika di dekat pasar sangat ramai
sekali karena ada stasiun, stanplaats,
dan Patjinan menjadi satu.
Stanplaats oto yang ada di depan stasiun Passar
Sumber:
Tentang Sekolahku
Kakak-kakak saya pergi ke “Europeesche Lagere School”tidak jauh
dari rumah kami, sedangkan adik saya ke sekolah dengan para Zuster Franciscan.
Sekolah ini seharusnya sudah dekat dengan Aloon-Aloon karena aku ingat saat berjalan
dengan ibu, saya pergi meninggalkan ibumenuju Aloon-Aloon untuk melihatWatertoren dengan bangganya. Yang bagi
saya Watertoren ini sebagai lambang
kota Magelang.
Sekolah saya ada di Tweede Europeesche Lagere School,
lokasinya ada di Groote Weg dekat
dengan Kampung Gelangan. Di sekolah, saya punya dua orang teman Indo, namanya Oetie Willems dan Okke
Johansen. Aku juga punya seorang teman Cina-Belanda bernama
Rudie Yap. Di lingkungan, kawanan kami
kebanyakan adalah teman-teman Indo, aku ingat ada yang namanya Hans Vorstman,
Henk Kalama, Winnie Scholten, dan Joep
Theunissen. Kami biasanya satu kelompok berjumlah delapan anak laki-laki, tetapi
aku sudah tidak begitu ingat dengan nama-nama kawanku yang lain.
Postkantoor di timur Aloon-Aloon
Sumber:
Tentang Akhir Cerita di Kotaku
Kebahagiaan kami berakhir
hampir satu tahun setelah ayah saya diambil sebagai tawanan-perang/internir oleh tentara Jepang. Alasannya adalah meskipun ibuku berasal dari
Indonesia, tetapi dia terdaftar dengan nama keluarga Belanda tirinya. Jepang
kemudianmenganggap kita berkebangsaan Belanda. Seorang teman dari Indonesia
yang telah bekerja dengan ayah saya menyarankan ibuku bahwa Jepang akan segera datang
dalam beberapa hari,baik untuk menjemput kami atau memesan kita untuk
menampilkan diri. Ini mungkin berarti kami akan dibawa ke kamp-kamp di
Ambarawa.
Ibu saya dengan bantuan pembantu kami mampu menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan saat itu. Pembantu kamiyang menemani kami ke kampung
di sekitar daerah itu yang disebut dengan Patèndjoerang
(?). Pembantu inilah yang tinggal di Kampung Doekoeh (mereka bekerja di
garnisun dengan ayah saya), jika sesuatu yang diketahui tentang keberadaan
ayahku (kita tidak tahu jika ia dikirim ke Thailand). Kami tinggal di kampung
sampai dengan bulan Agustus 1945.
Ibuku
membuat pakaian untuk membantu orang yang sakit karena pengalamannya sebagai mantan
kepalaperawat rumah sakit. Di bulan Agustus 1945 keluarga Indonesia datang
untuk menjemput kami dan membawa kita ke rumah mereka diKampungDoekoeh karena
mereka takut untuk kita karena awalBersiap. Kami tinggal
bersama mereka sampaimenunggu ayahku pulang dengan
selamat, datang untuk membawa kita kepada RAPWI Satu.
Aku sekarang ini di tahun 2013
Sumber:
Kemudian, kami pergi ke
Semarang dari waktu di mana saya juga memiliki kenangan emas. Kenangan dari
Magelang dan Semarang, telah membantu saya selama bertahun-tahun tinggal di
Holland. Kami tidak memiliki awal yang sulit, terutama karena fakta bahwa kita
tidak disambut, menjadi orang Indo. Ibu saya dan saya sudah sangat dekat dan
keduanya tidak bisa melupakan apa yang kita sebut 'kami mimpi Pulau Jawa'. Kami
berdua dihargai kenangan hijau dan emas sawah, kerucut biru Sumbing, Gunung
Merapi, dan Merbabu, untuk membantu kita menyesuaikan
dengan iklim basah dan dinginnya Holland.
Aku pergi ke Spanyol pada tahun 1963, ke kota
Barcelona. Saya menikah dengan seorang gadis Spanyol. Kami memiliki seorang putra
dan dua putri, semuanya sudah menikah. Mereka memberi kami enam cucu. Pada
tahun 1989 saat ulang tahun pernikahan kami yang ke 25 tahun, istri saya, 3
orang anak-anakku, dan aku pergi ke Indonesia.
Aku ingin anak-anak kami harus tahu tentang asalku,
mimpi saya adalah Pulau Jawa, Magelang adalah tempat lahirku, Semarang adalah
kota dimana saya tinggal dari 1948 hingga keberangkatan ke Belanda pada tahun
1950. Dan juga sekarang mereka memiliki Indonesia yang manis dan merasa bangga telah
menjadi bagian darahku.
Saya sudah kembali ke Indonesia sebanyak lima kali,
berharap bahwa Allahdan kesehatanku, akan memungkinkan
saya untuk melakukan itu lagi.
Saya
bangga denganibu saya karena darahnya berjalan melalui pembuluh darahku dan
tidak akan pernah akan aku lupakan.Olehkarena itu, saya akan selalu membawa dalam hatiku Kota
Magelang.
BARCELONA, 31 MEI 2013.
Sumber
-
Wetenswaardigheden van Magelang, H.J. Sjouke 1935
- Yusuf Kusuma, 1969.
- KITLV.
- Tropen Museum.
wow, apakah masih ingat gedung atau bangunan yang dekat dgn pdam sekarang khususnya sebelah bni 46? saya sedang mencari sejarah dr smp kristen 1 yang sekarang berada di jalan veteran no 14 magelang
ReplyDeletesebelah BNI 46 menghadap ke barat daya sekarang dikenal dengan pentiperi dahulunya adalah bioskop Alhambra / alhambra theatre
Delete