Sunday, August 30, 2015

Permainan Masa Kecil 90-an (Bagian Dua)


Senapan Pelepah Pisang - Kaskus
Setelah kemarin saya sukses meluncurkan postingan dengan tema Permainan Masa Kecil90-an­ yang masuk ke kategori berat, maka kali ini sesuai dengan janji saya, saya akan mengupas apa saja sih permainan masa kecil 90-an yang bisa dianggap merupakan permainan ringan. Simak sampai selesai, ya :)
Oke pada kesempatan ini saya akan khusus membahas permainan ringan dimana permainan tersebut biasa kami bikin sendiri. Alias bukan beli. Nah, lagi-lagi permainan ini trend pada kisaran tahun 1995-2000an di daerah saya, Pabelan Magelang.

1)    Berbahan pohon pisang
Permainan pertama yang sangat populer dengan berbahan pohon pisang adalah membuat gethek alias perahu rakit. Pada waktu itu, kami yang sering main ke sawah akan kegirangan jika melihat gedebog pisang nganggur. Langsung saja kami bikin rakit minimal dengan dua atau tiga pohon disatukan dengan kayu. Habis itu langsung deh itu gethek kami buat mandi di sungai Pabelan. Yaitu membiarkan diri hanyut yang diistilahkan dengan ‘ngeli’ dari jembatan bambu utara hingga selatan. Karena pakaian kami biasa ditaruh di selatan, maka dari sana menuju ke jembatan kami lari-lari telanjang. Wekekek ..
Gethek Debog Pisang - vivanews

Selain itu, ada mainan murah meriah yang biasa kami buat dengan pelepah pisang. Namanya bedil-bedilan. Bedil tersebut biasa kami buat sedemikian rupa mirip dengan machine gun. Caranya mudah saja. Tinggal dirangkai menggunakan karet dan batang lidi. Akan sangat membanggakan jika membuat salah satu handle senapan tersebut pada posisi samping :D untuk memainkannya, mulut kami yang harus dar der dor. Dan usukusukusukusuk...
Bedil pelepah pisang - bikin sendiri Corel Draw

Tidak hanya senapan yang bisa kami bikin dari pelepah pisang. Tetapi, juga pecut alias cemeti. Biasanya jika ada tetangga yang mencari daun pisang maka pelepah-pelepahnya dibiarkan begitu saja di pekarangan rumah. Kami pasti langsung senang karena mendapat bahan untuk membuat pecut. Caranya gampang. Satu pelepah dibagi menjadi dua dari ujung dan jangan sampai pangkalnya. Dari situ, kedua pecahan pelepah tadi di plintir sekaligus hingga menjadi bentuk memuntir-muntir. Cara mlintirnya yaitu dengan ditaruh di paha :D nah, supaya cemetinya bisa bunyi, maka diujungnya harus dilengkapi dengan plintiran rafia. Kalau sudah jadi, maka akan bunyi kencang jika dimainkan. Ceter ceter! Semakin lama dimainkan, ujung rafia nya akan menjadi njrawut-njrawut. Mainan ini biasa kami mainkan meniru dengan acara ndayakan atau pecutnya Sembara yang bernama Cemeti Amar Rasuli untuk melawan Mak Lampir. Wkwkwk. Tapi mainan ini jika sudah disimpan kira-kira dua/tiga hari akan mulai layu sehingga tidak bagus lagi dimainkan. Salah satu alternatifnya adalah dengan membuat pecut berbahan batang pohon waru dengan plintiran kulitnya. Yang pernah membuat adalah fandi dan terbukti awet :D
Pecut Pelepah Pisang - bikin sendiri corel draw

Yang terakhir dan menurut saya tidak mutu adalah prok prokan dan kaki kuda. Prok prokan ini dibuat dengan cara pelepah pisang dikupas samping seperti pada gambar. Cara mainnya, setelah kupasan itu jadi dibuka semua, lalu dengan tangan dari bawah tangan langsung dinaikkan ke atas atau depan sehingga kupasan itu akan menutup berurutan sembari berbunyi. Prok prok prok. Hehehe.. Adapun permainan kaki kuda ini membutuhkan pelepah pisang yang besar. Caranya ambil pelepah pisang kemudian di bagian pangkalnya dibentuk sedemikian rupa hingga merupai kaki kuda. Lalu jalankan di tanah pasti pelepah tersebut akan membuka menutup dan berbunyi brog brog brog seperti kaki kuda. Wakakak..
Prok prokan - kaskusdan kaki kuda - gambar sendiri corel draw

2)    Bebahan karton/kardus
Ngomong ngomong soal kardus, yang paling familiar adalah permainan mobil-mobilan berbahan bungkus rokok alias wadah rokok. Mainan ini sangat populer karena sering dibuat anak-anak SD jika pelajaran Prakarya. Saya sendiri juga sering loh bikin mainan ini. Kami sendiri biasanya mencari bungkus rokok ditempat-tempat sampah. Hahaha.. kemudian bungkus rokok tersebut minimal dua, tinggal digabung. Dari situ bentuknya langsung seperti mobil Formula 1. Untuk membuat rodanya adalah dengan sandal karet bekas. Dibuat membentuk lingkaran. Pekerjaan inilah yang sangat sulit. Saya saja kalau bikin rodanya, untuk mengirisnya supaya berbentuk bundar harus minta bantuan mae. Lain cerita kalau Opek bikin roda ginian maka dia akan membawa kunir/kunyit dari rumah. Sampai di sekolahan kunyit tersebut dipotong dan langsung dijadikan roda. Lebih gampang sih. Tapi ya gimana yaa... piye, Pek? Wkwkwk. Jika roda sudah terpasang maka selanjutnya mobil-mobilan harus dilengkapi dengan warna-warna atau tempelan aksesoris lain. Sebagai pelengkap, kaitkan benang pendek disambung dengan lidi. Mengapa benang pendek? Mengapa lidi? Alasannnya supaya mudah diajak bermanuver. Hihihi..
Mobil bungkus rokok - gambar sendiri corel draw

Permainan kedua yang bisa dibuat dengan kardus adalah membuat kuluk. What is kuluk sodara-sodara? Pernah nonton dayakan? (tentang dayakan dan segala macam akan saya tulis postingan tersendiri) nah kami biasa memanfaatkan kardus bekas untuk membuat kuluk. Kardus itu kan ada lobang-lobangnya, tinggal dipotong aja persegi panjang, kemudian diatasnya tinggal ditancap-tancap bulu ayam atau bulu mentog. Setelah itu langsung dipakai dikepala setelah dilengkapi dengan karet. Kemudian langsung deh jogat joget bergembira.. Seingat saya kami biasa main ini di dekat rumahnya Opek. Atau didepan rumahnya Nuryanto. Yang ada rumah belum jadi. Hahaha..

Satu lagi yang saya ingat tentang kardus ini adalah membuat kepala barongan. Ha? Apa bisa? Bisa dong. Yang pertama mengajari kami untuk membuat kepala barongan ini adalah Aan Kulon. Dia mengajari kami membuat kepala barongan dari kardus besar bekas tempat mie instan atau air mineral gelas. Caranya silakan lihat gambar berikut, ya :D
Barongan dan cara membuatnya - gambar sendiri corel draw

Setelah jadi kami biasa memainkannya di area bekas kandang pitik milik Arvis. Sambil mulutnya nyanyi, main musik, dan joget. Wkwkwk..

3)    Berbahan bambu
Kalau mainan berbahan bambu ini cara bikinnya sedikit repot. Harus meminta bantuan orang dewasa atau orang tua. Kalau yang pasti sih, layang-layang ya.. tapi kalau layang-layang sih biasa. Yang unik adalah kami biasa bikin bedilan. Hehehe.. ada dua model bedilan. Yang pertama adalah dengan gagang bilah bambu, yang kedua adalah dengan gagang potongan bambu yang dimasukkan di potongan bambunya. (bingung, kan?) cara mainnya jika sudah jadi adalah dengan amunisi yang bisa berupa macam-macam. Amunisi yang paling umum adalah dengan kertas basah. Kertas basah dimasukkan, didorong, kemudian masukkan lagi kertas basah. Kompisisinya harus pas. Kira-kira mampat. Setelah itu, dorong dengan tenaga kuat. Maka peluru yang didepan akan terlempar dan mengeluarkan bunyi yang bagus. Dorr! Nah, untuk membuat suara makin bagus, di ujung bedilan ini biasanya dilengkapi dengan bekas botol hand and body yang sudah dipotong. Amunisi yang paling favorit tapi jarang ditemukan adalah dengan biji lempeni. Kualitasnya nomor wahid lah. Suara kencang, dan tidak repot memasukkannya. Tapi juga ada biji kehijauan dekat rumah Maman, namanya biji tejo. Tapi biji tejo ini sifatnya keras sehingga bedil lebih cepat pecah.
Bedil bambu - hotcopas.com

4)    Berbahan kayu
Yang pertama dan yang paling utama tentu saja plintengan alias ketapel. Tapi kalau ketapel besar kami sering kesulitan membuatnya. Disamping itu juga butuh Jubug yang sulit dicari. Selain itu juga berbahaya. Nah, plintengan yang biasa kami mainkan adalah plintengan kecil dari bahan pohon tehtehan. Pohon ini ada di sebelah timur rumah Zazin. Yang lucu adalah, jika melihat ranting yang sempurna membentuk huruf Y, maka si penemu akan menggebet ranting tersebut. Namanya di ‘dedeki’ supaya tidak ada orang lain yang mengambil. Atau di ‘mbung-mbung’. Mantranya adalah ‘mbung-mbung-mbung sing njikuk iki wetenge mlembung!’ dengan harapan jika ada yang mengambil maka perutnya akan melembung. Cara membuat ketapel adalah dengan memotong ranting Y tersebut kemudian dikupas kulitnya. Setelah itu tinggal dilengkapi dengan karet pentil. Amunisinya cukup dengan gagang daun singkong. Targetnya adalah cicak-cicak. Tapi berhubung saya sering kasihan memlinteng cicak, saya lebih suka mlinteng temen saya. Hahaha..

Mainan kedua yang bisa dibuat dari kayu adalah bentik. Bentik ini membutuhkan dua batang kayu dengan panjang kira-kira 1:5. Yang kecil ditaruh disebuah kowakan tanah (tanah yang dilubangi sedikit memanjang) dan dengan kayu yang panjang untuk memukul salah satu ujung kayu pendek hingga si kayu pendek terlempar ke atas. Sampai diatas pukul lah kayu itu dengan kayu panjang.  Untuk mengukur seberapa jauh yaitu dengan mengukur per panjang kayu. Seru, ya :D
Permainan Bentik - wisnujadmika.wordpress.com

Permainan terakhir berbahan kayu ini di populerkan oleh Arsy yang berasal dari Temanggung. Namanya Ski. Weh, namanya kok gaul gitu ya.. nah caranya adalah dengan mencari ranting kayu kira – kira panjang 30 cm. Pada kedua ujungnya ditali menggunakan satu lembar rafia yang panjang. Sehingga dari ujung kayu yang satu ke ujung lainnya tersambung dengan satu rafia. Nah, cara main ski gimana bos?  Caranya datang ke sungai, kemudian duduk di jembatan. Lempar kayu tersebut dan talinya masih kita pegang. Begitu rafia mentok, maka si kayu bisa kita gerakkan ke kanan dan kekiri seperti mengendarai kuda. :D hehehe. Sumpah kayak gitu dulu udah seneng banget, lho.. wkwkwk. Tempat favorit bermain Ski adalah di jembatan Pandanan belakang rumah Eka, atau Jembatan bambu dekat rumah Olin. Wekekek..

5)    Berbahan kertas
Kalau ini mungkin cukup populer ya. Karena memang dengan mainframe sebuah origami alias melipat kertas. Tentu saja yang pertama adalah doro-doronan. Hahaha.. namanya aja udah lucu. Cara buatnya saya yakin semua bisa. Tapi ada beberapa trik yang sepertinya cukup unik akan saya share. Ketika si doro tidak terbang dengan baik, maka cara pertama adalah dengan meniupkan abab (karbondioksida) kedalam lipatan. Setelah itu terbangkan.. dijamin terbangnya semakin bagus. Mungkin udara panas membuat dia terbang lebih baik kali ya.. Eh tapi belum terbang bagus juga? Cara kedua adalah dengan membuat lipatan dari sobekan ujung belakang dibengkokkan ke atas. Jika tidak salah istilahnya diberi sawang. Trik kedua ini 90 persen berhasil menerbangkan doro dengan lebih ciamik. Nah satu lagi adalah dengan melipat ujung depan sedikit saja ke arah bawah dalam. Trik terakhir ini kalau tidak beruntung justru membuat doro menjadi cepat terjun ke bawah. Dan tempat favorit kami untuk main doro-doronan adalah di Tingkat Pondok Pabelan. Dekat gedung Alamsyah yang dibawahnya merupakan deretan kamar mandi. Asyik loh main doro-doronan dari ketinggian. Hehehe.. Kertasnya? Nyari kertas bekas di Pondok banyak..
Doro doronan alias pesawat kertas - tololpedia

Mainan kedua yang saya sukai adalah membuat topeng Winspektur/Jiban dengan kertas. Barang siapa bisa membuat topeng ini maka akan dianggap jos oleh kawan-kawan sebayanya. Tapi akan lebih lengkap jika membuat buku pasal seperti pada tontonan jiban. Hahaha.. Pasal satu!
Topeng Jiban - ihsan-ask.blogspot.com

Meskipun lumayan banyak permainan dari kertas yang lain, tapi untuk terakhir ini akan saya ambil yang menurut saya paling pekok. Yaitu adalah membuat semacam trek balap/sirkuit, kemudian menggambar titik hitam di kertas yang lain, lalu menjalankan trek tersebut diatas titik hitam. Jadi seakan-akan titik hitam tadi sedang melintas diatas trek. Padahal hanya ilusi semata. Tapi permainan ini sukses membuat kami senang waktu itu. Hayoo pada inget nggak? Hehehe..

6)    Lain lain
Saat saya mengetik ini, entah mengapa saya rasanya jadi banyak sekali yang mau saya tulis. Oke, supaya tidak terlalu banyak, maka sebagai penutup akan saya ulas tiga permainan ringan dengan bahan lain-lain. Yang pertama adalah long busi atau mercon busi. Yap betul. Bahan utamanya adalah busi bekas. Pada bagian tengah lobang businya harus dihilangkan. Saya sendiri tidak bisa menghilangkan harus minta tolong teman di Pabelan 1 dengan ongkos jasa seratus rupiah. Hehehe.. setelah jadi, busi harus dilengkapi dengan gambyok rafia. Rafia kita tempel menggunakan kawat, kemudian di sliwir-sliwir. Nah kalau sudah jadi cara mainnya adalah pertama menyiapkan bubuk mesiu. Jika tidak ada, bubuk mesiunya bisa kita ganti dengan bagian cokelat dari korek api. Di gosok-gosok supaya bagian cokelatnya masuk ke lobang busi. Kemudian lobang tersebut harus ditutup dengan baut yang besarnya kira-kira bisa masuk ke lobang. Ingat, baut tersebut harus dikaitkan dengan busi menggunakan kawat. Nah, antara baut dengan lobang busi harus dialasi dengan bagian cokelat dari bungkus korek api. Istilahnya agak menjijikkan. Yaitu tetel koreng. Hiiiih. Nah, kalau sudah, tinggal lempar ke atas dan pastikan jatuhnya berada di aspal/semen/lantai. Maka akan dor! Tempat favorit bermain long busi adalah di depan rumah saya di terundakan masuk pondok. Bahkan kadang-kadang kami nekat memainkan di dalam kelas pondok saat sepi. Alasannya, suaranya menggema sehingga lebih bagus. Hahaha..
Long busi - kaskus

Yang selanjutnya namanya obar abir. Hah? Namanya kok lucu.. Iya, yang pertama mengajari kami membuat maninan ini adalah Opek. Caranya mudah saja. Cari bekas kaleng susu, kemudian di lepas kertasnya. Lalu lepas tutup atas, kemudian buat lubang pakai paku di tutup bawah. Untuk handle, pasang kawat di sisi atas kaleng. Setelah itu, tinggal pergi ke pekarangan rumah cari ranting-ranting kering dipotong potong. Masukkan ke kaleng sekitar sepertiga saja lantas dibakar. Kalau sudah terbakar, masukkan lagi ranting hingga penuh satu kaleng. Maka akan membuat asap yang mengebul. Kalau sudah, pegang kawatnya lantas kaleng tersebut di putar putar menggunakan tangan. Istilahnya di obar abirke. Hahaha.. semakin pekat asap yang dihasilkan maka dianggap semakin keren dan bangga. Tempat bermain obar abir yang kami sukai adalah di sebelah selatan rumah Zazin.
Obar abir - gambar sendiri corel draw




Nah, mainan yang ketiga yang tidak kalah pekok adalah tesi-tesi. Permainan macam mana pula ini? Tesi-tesi adalah mainan menggunakan bekas hanger pakaian. Mencari hanger bekas itu mudah loh. Tinggal dolan ke asrama Pondok Pabelan (dahulu belum diberi pagar keliling sehingga banyak anak kampung dolan ke lingkungan Pondok) Hanger pakaian ini kami bakar ujungnya kemudian membiarkan ia meleleh dan lelehannya jatuh ke selokan depan rumah saya. Nah, suara saat lelehan itu terjun dan menyentuh air itu sangat merdu. Tes... tess. Tess... ciuww. Ciueeeww.. ciuwww.. sehingga kami menyebutnya Tesi Tesi.
Hanger untuk Hanger games. Eh tesi tesi - google

Oke itu saja kawan permainan ringan kami waktu kecil. Masih ada beberapa permainan lain yang bahannya harus beli. Maka permainan klasik itu akan saya posting di posting selanjutnya dengan tema : Jajanan Masa Kecil. Makanan + Mainan..

Itu permainanku, apa permainanmu kawan?

Postingan ini saya persembahkan untuk kawan-kawan. Arvis, Zaki, Fandi, Opek, Nafan Kulon, Arsy dan lain-lain :D selamat bernostalgia

9 comments:

  1. Wah, maenan pesawat kertas itu nostalgia abis... haha. Gua dulu kalo bikin suka beragam ukurannya, dari yang kecil sampe gede. Selain pesawat, kadang bikinnya perahu layar, yang ini bahkan sekarang gua tunjukkin ke keponakan dengan bangga, berasa bisa ngehasilin karya orisinil, padahal cuma dari kertas hehe.

    Mantap penjabarannya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perahu kertas ya? Hahaha.. saya juga dulu bikin. Menjalankannya ditiup2. Iya bro, anak jaman sekarang kreativitasnya kecil :(

      Delete
  2. banyakan yang gak tau. tapi, kalau berbahan kertas itu gue mainin beberapa.. maklum, lahir tahun 98.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu termasuk generasi modern Jev! jadi udah pada nggak tahu. Tapi asik kan sebenernya mainan jaman dulu? Hehehhe

      Delete
  3. Aku pernah ngerasain main prok-prokan sama para sepupu. Dulu dibuatin eyang kakung pas di rumahnya masih ada pohon pisang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah selamat ya Wihikan :D berarti ada kenangan dng mainan tersebut :D hehehe

      Delete
  4. Terimakasih telah mencantumkan http://www.hotcopas.com/indonesian-traditional-toys-from-bamboo/ sebagai sumber anda..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...