Tuesday, May 28, 2019

Jalan Jalan ke Banyumas, 9-11 Agustus 2018


Hari Pertama # Kamis, 9 Agustus 2019

Kami berangkat pagi-pagi sekali. Malam masih gelap ketika saya membangunkan anak dan istri. Pagi buta ini, kami berangkat ke Stasiun Tawang, mengejar pemberangkatan kereta Kamandaka pukul 05.00.

Sesampainya di Stasiun, saya langsung mengeprint tiket yang sudah saya pesan beberapa waktu sebelumnya. Di sana juga ada semacam permainan anak yang ada di lobi stasiun. Dayu auto seneng deh, bisa mainan sebentar. 

Setelah masuk peron, saya seketika langsung shalat subuh dulu, mumpung masih diberi kesempatan oleh YMK. Dan akhirnya kereta pun datang. Betapa senang anak saya ingin berlibur naik kereta. 
 
Kereta berangkat sembari membelah malam membuka pagi. Matahari menyambut, terlihat di ufuk timur dalam perjalanan kereta ke barat. Bentuknya bundar oranye dan tampak indah nian. 

Kereta melaju kurang lebih 90 Km / jam. Setelah melewati Semarang – Kendal, sesekali Kamandaka melaju di bibir laut Jawa. Tepatnya di daerah Batang. Tampak pula pembangunan PLTU Ujungnegoro yang ada di sebelah kanan trek kereta, dan di kirinya adalah pembangunan Tol Trans Jawa. Pembangunan yang membanggakan.

Sesampainya di Tegal, ada ibu muda yang membawa bayinya naik dan duduk tepat di hadapan kami. Baguslah, saya jadi ada teman ngobrol. Eh maksudnya anak saya jadi ada teman buat mainan. Mereka bermain bus Tayo pada perjalanan menuju ke Purwokerto itu.

**
Turun di Purwokerto menjelang pukul 10 siang. Saya segera mengkontak agen rental motor yang telah saya pesan. Menunggu sekira sepuluh menit, motor datang. Sebuah honda beat dengan tarikan yang masih enteng karena merupakan varian baru. Lengkap dengan dua buah helm alakadarnya.

Haus dan lapar.

Tanpa mengikuti petunjuk arah dan hanya berdasar spekulasi saja, kami menuju ke tujuan perjalanan kami yang pertama, Es Brasil. Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, kedai ini merupakan salah satu yang legendaris di Purwokerto. Begitu masuk, kami dihadapkan pada sebuah meja kaca prasmanan untuk makan. Selain itu, ada beberapa freezer box yang menyediakan aneka es Brasil.
 
Nyam nyam nyam.. kami pun makan dengan lahap, dan juga memilih beberapa varian es krim yang rasanya aduhaii.. nikmatnya.

**
Perut telah kenyang, dan tiba saatnya kami harus segera kembali mengambil langkah. Ohya, naik motor dengan bawaan banyak ini rasanya agak repot. Apalagi Dayu lagi seneng-senengnya naik motor di depan. Yaudah akhirnya dari Purwokerto kami memilih jalan alternatif melewati Unsoed, melewati Padamara dan tembus ke Purbalingga, sekitar 40 menit perjalanan.

Sampai di Kota Purbalingga, kami segera keluar kota lagi, tepatnya mendatangi obyek wisata Owabong. Tempat wisata yang pernah saya datangi 6 tahun silam.

Di Owabong, manajemennya bagus, parkiran mudah dan luas, dan tiket masuk juga terbilang normal, tidak mahal. Disana banyak penjaja pelampung hias untuk anak-anak. Dayu sampai rewel minta pelampung bebek dan bersyukur akhirnya saya bisa membelikannya seharga lima belas ribu.
 
Di Owabong, sebenarnya ada beberapa wahana untuk dewasa seperti seluncuran – seluncuran maupun flying fox, serta gokart. Tapi mengingat tema besar perjalanan saya kali ini adalah mengajak anak jalan-jalan, sehingga kami keceh keceh saja di Owabong. Airnya dingin, sehingga kami tidak terlalu lama di sana.

Hari semakin sore, langit semakin mendung. Kami pun pulang ke kota. Menuju penginapan yang sudah kami book melalui aplikasi online. Hotel baru, dekat alun-alun. Wisma Mulia namanya, bersih tempatnya, gampang parkirnya, dan ngapak logatnya.
 
**
Malamnya, kami datangi sebuah tempat makan yang gmaps-able. Dalam artian, review di google map sangat bagus sehingga kami sempatkan mendatanginya. Whats that? That is Nasi Goreng Flamboyan. Sebuah warung nasi goreng dengan model presentasi yang alamaakk.. cantiknyoo.. Porsi yang menggugah selera. Dan citarasa yang lumayan. Harga? Tidak mahal. Saking banyaknya porsi, Tika malah nggak habis.
 
Yasudah, malam itu kami sudah terlampau capek sehingga kami rasa kami harus segera pulang untuk beristirahat.

#Hari Kedua, Jumat 10 Agustus 2018

Selamat Pagi Kota Purbalingga, Kota Perwira. Sementara istri saya masih malas-malasan, saya ajak Dayu keliling kota untuk melihat lihat. Kami jalan jalan ke Patung Knalpot, alun-alun, taman kota, bahkan sampai Terminal Purbalingga, dan juga Gor Goentoer Darjono. Jalan jalan kami kira kira berlangsung hampir satu jam, sudah termasuk mencari sarapan yang diinginkan Dayu, bubur ayam.

Sementara itu, di hotel, ada menu sarapan gratis berupa nasi gudeg dan teh hangat. Citarasa yang nikmat di kota orang.
 
Menjelang siang, kami check out, dan langsung menuju ke Purbasari Pancuran Mas. Rencananya saya ingin ke Taman Reptil, tetapi dari informasi gmaps, tempat tersebut kini kurang terawat, sehingga kami putuskan ke aquarium raksasa saja. 
 
Disana, tempat tergolong sepi karena bukan weekend dan bukan peak season. Kami jalan jalan dengan leluasa melihat koleksi perikanan dengan khazanah yang sangat kaya itu.
 
Bertemu juga kami dengan spesies ikan raksasa, Arapaima yang dari amazone itu. besarnya gila deh, besar banget. Sampai bergidik melihatnya.
 
Tempat wisata ini lumayan luas, mamen. Sehingga kami juga sampai capek jalan-jalannya. Tapi ada pengobat capek sementara yaitu terapi ikan. Geli geli di gigitin ikan ini sembari menunggu jam untuk beranjak lanjut jalan.
 
**
Karena ini hari Jumat, maka kami segera kembali ke Purwokerto supaya bisa jumatan di sana. Setali tiga uang, sekali mendayuh ke Baturraden, kami mampir di the village Purwokerto. Sebuah tempat wisata baru yang keren banget. Anak muda, OK, anak anak OK, dewasa boleh juga. Ada tempat-tempat foto yang bagus, ada indoor playground, ada taman taman, dan ada beberapa koleksi hewan juga. Completely, devoid of lust, desire, and form. Kalau kata buku LKS jaman SMP saya.




Sembari menunggu Dayu bermain di playground, saya tinggal deh keluar sebentar Jumatan setelah ijin ke pos kasir. Supaya nanti bisa masuk lagi, gitu.




Puas bermain di The Village, hari menjelang sore, kami segera naik ke atas dan kami disasarkan oleh aplikasi Gmaps untuk menuju tempat penginapan. Karena yang seharusnya tidak ada jalan, oleh gmaps ditunjukkan sebuah jalan. Ealaah.. dan akhirnya setelah Gunakan penduduk setempat, kami bisa sampai di Surya Resort Baturaden. Sebuah tempat yang sangat nyaman, segar, hijau, eksotis dan romantis. Di lereng selatan gunung Slamet, agak jauh dari mainspot Baturraden. Nggak papa yang penting nyaman.
 
Hotel ini terdiri dari cottage-cottage semacam vila, dan dua buah gedung kamar-kamar untuk hotelnya. Lihat foto ini, sehingga bisa kebayang segarnya bisa nginep disini.
 
Malam itu, kami bingung mau kemana karena sedari sore hujan deras. Tempatnya sepi pula, dan juga menu makanan dari hotel lumayan menguras kantong, daftar harganya. Akhirnya menjelang maghrib sembari gerimis mengundang, saya pergi untuk mencari sesuap nasi. Kami beli mie goreng, mie rebus dan tak lupa menu lokal setempat, gorengan. Air panas juga, untuk membuat susu Dayu. Hehehe..

Malam ini kami capek, sehingga tidak sampai larut kami langsung tepar aja, dingin meski tanpa AC.

#Hari Ketiga, Sabtu 11 Agustus 2018
Terdengar dari luar kamar, sahut sahutan penjaja makanan minuman datang menawarkan kepada tamu hotel. Ada penjual bunga, ada penjual kopi, ada penjual gorengan. Saya pun memesan susu jahe karena dari hotel saya ada free satu minuman kopi. Sementara itu, Dayu saya ajak jalan jalan melihatlihat sekeliling hotel yang indah ini. Benar benar fresh dan nyaman!




Kami tidak bisa lama-lama karena nanti siang kami harus pulang ke Semarang. Maka kami segera plesiran pagi pagi ke Baturraden yang masih sepi, menyempatkan sarapan dan beli kaosnya Dayu, setelah itu jam 9 kami segera turun ke Purwokerto. Mampir beli getuk goreng di pinggir jalan. Lengkap sudah bawaan kami. Tas baju, bertiga di motor, bawa oleh oleh.

Etapi, istri saya masih teringat segarnya Es Brasil, untuk itu sebelum ke Stasiun, kami mampir lagi deh beli beberapa potong Es Brasil yang akhirnya kami makan di kereta.
  
 
Kereta berangkat pukul 10.00 dan sampai di Semarang sekira pukul dua siang. Dari sana, kami segera melanjutkan langkah kembali ke Ungaran dengan motuba yang sudah parkir beberapa hari di stasiun.
 
Sampai jumpa di trip selanjutnya

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...