Hari
Pertama # Kamis, 9 Agustus 2019
Kami
berangkat pagi-pagi sekali. Malam masih gelap ketika saya membangunkan anak dan
istri. Pagi buta ini, kami berangkat ke Stasiun Tawang, mengejar pemberangkatan
kereta Kamandaka pukul 05.00.
Sesampainya
di Stasiun, saya langsung mengeprint tiket yang sudah saya pesan beberapa waktu
sebelumnya. Di sana juga ada semacam permainan anak yang ada di lobi stasiun.
Dayu auto seneng deh, bisa mainan sebentar.
Setelah
masuk peron, saya seketika langsung shalat subuh dulu, mumpung masih diberi
kesempatan oleh YMK. Dan akhirnya kereta pun datang. Betapa senang anak saya
ingin berlibur naik kereta.
Kereta
berangkat sembari membelah malam membuka pagi. Matahari menyambut, terlihat di
ufuk timur dalam perjalanan kereta ke barat. Bentuknya bundar oranye dan tampak
indah nian.
Kereta
melaju kurang lebih 90 Km / jam. Setelah melewati Semarang – Kendal, sesekali
Kamandaka melaju di bibir laut Jawa. Tepatnya di daerah Batang. Tampak pula
pembangunan PLTU Ujungnegoro yang ada di sebelah kanan trek kereta, dan di
kirinya adalah pembangunan Tol Trans Jawa. Pembangunan yang membanggakan.
Sesampainya
di Tegal, ada ibu muda yang membawa bayinya naik dan duduk tepat di hadapan
kami. Baguslah, saya jadi ada teman ngobrol. Eh maksudnya anak saya jadi ada
teman buat mainan. Mereka bermain bus Tayo pada perjalanan menuju ke Purwokerto
itu.
**
Turun
di Purwokerto menjelang pukul 10 siang. Saya segera mengkontak agen rental
motor yang telah saya pesan. Menunggu sekira sepuluh menit, motor datang. Sebuah
honda beat dengan tarikan yang masih enteng karena merupakan varian baru. Lengkap
dengan dua buah helm alakadarnya.
Haus
dan lapar.
Tanpa mengikuti
petunjuk arah dan hanya berdasar spekulasi saja, kami menuju ke tujuan
perjalanan kami yang pertama, Es Brasil. Dari beberapa artikel yang pernah saya
baca, kedai ini merupakan salah satu yang legendaris di Purwokerto. Begitu masuk,
kami dihadapkan pada sebuah meja kaca prasmanan untuk makan. Selain itu, ada
beberapa freezer box yang menyediakan aneka es Brasil.
Nyam nyam
nyam.. kami pun makan dengan lahap, dan juga memilih beberapa varian es krim
yang rasanya aduhaii.. nikmatnya.
**
Perut
telah kenyang, dan tiba saatnya kami harus segera kembali mengambil langkah. Ohya,
naik motor dengan bawaan banyak ini rasanya agak repot. Apalagi Dayu lagi
seneng-senengnya naik motor di depan. Yaudah akhirnya dari Purwokerto kami
memilih jalan alternatif melewati Unsoed, melewati Padamara dan tembus ke
Purbalingga, sekitar 40 menit perjalanan.
Sampai
di Kota Purbalingga, kami segera keluar kota lagi, tepatnya mendatangi obyek
wisata Owabong. Tempat wisata yang pernah saya datangi 6 tahun silam.
Di Owabong,
manajemennya bagus, parkiran mudah dan luas, dan tiket masuk juga terbilang
normal, tidak mahal. Disana banyak penjaja pelampung hias untuk anak-anak. Dayu
sampai rewel minta pelampung bebek dan bersyukur akhirnya saya bisa
membelikannya seharga lima belas ribu.
Di
Owabong, sebenarnya ada beberapa wahana untuk dewasa seperti seluncuran –
seluncuran maupun flying fox, serta gokart. Tapi mengingat tema besar
perjalanan saya kali ini adalah mengajak anak jalan-jalan, sehingga kami keceh
keceh saja di Owabong. Airnya dingin, sehingga kami tidak terlalu lama di sana.
Hari
semakin sore, langit semakin mendung. Kami pun pulang ke kota. Menuju penginapan
yang sudah kami book melalui aplikasi online. Hotel baru, dekat alun-alun.
Wisma Mulia namanya, bersih tempatnya, gampang parkirnya, dan ngapak logatnya.
**
Malamnya,
kami datangi sebuah tempat makan yang gmaps-able. Dalam artian, review di
google map sangat bagus sehingga kami sempatkan mendatanginya. Whats that? That
is Nasi Goreng Flamboyan. Sebuah warung nasi goreng dengan model presentasi
yang alamaakk.. cantiknyoo.. Porsi yang menggugah selera. Dan citarasa yang
lumayan. Harga? Tidak mahal. Saking banyaknya porsi, Tika malah nggak habis.
Yasudah,
malam itu kami sudah terlampau capek sehingga kami rasa kami harus segera
pulang untuk beristirahat.
#Hari
Kedua, Jumat 10 Agustus 2018
Selamat
Pagi Kota Purbalingga, Kota Perwira. Sementara istri saya masih malas-malasan,
saya ajak Dayu keliling kota untuk melihat lihat. Kami jalan jalan ke Patung
Knalpot, alun-alun, taman kota, bahkan sampai Terminal Purbalingga, dan juga
Gor Goentoer Darjono. Jalan jalan kami kira kira berlangsung hampir satu jam,
sudah termasuk mencari sarapan yang diinginkan Dayu, bubur ayam.
Sementara
itu, di hotel, ada menu sarapan gratis berupa nasi gudeg dan teh hangat. Citarasa
yang nikmat di kota orang.
Menjelang
siang, kami check out, dan langsung menuju ke Purbasari Pancuran Mas.
Rencananya saya ingin ke Taman Reptil, tetapi dari informasi gmaps, tempat
tersebut kini kurang terawat, sehingga kami putuskan ke aquarium raksasa saja.
Disana,
tempat tergolong sepi karena bukan weekend dan bukan peak season. Kami jalan
jalan dengan leluasa melihat koleksi perikanan dengan khazanah yang sangat kaya
itu.
Bertemu
juga kami dengan spesies ikan raksasa, Arapaima yang dari amazone itu. besarnya
gila deh, besar banget. Sampai bergidik melihatnya.
Tempat
wisata ini lumayan luas, mamen. Sehingga kami juga sampai capek jalan-jalannya.
Tapi ada pengobat capek sementara yaitu terapi ikan. Geli geli di gigitin ikan
ini sembari menunggu jam untuk beranjak lanjut jalan.
**
Karena
ini hari Jumat, maka kami segera kembali ke Purwokerto supaya bisa jumatan di
sana. Setali tiga uang, sekali mendayuh ke Baturraden, kami mampir di the
village Purwokerto. Sebuah tempat wisata baru yang keren banget. Anak muda, OK,
anak anak OK, dewasa boleh juga. Ada tempat-tempat foto yang bagus, ada indoor
playground, ada taman taman, dan ada beberapa koleksi hewan juga. Completely,
devoid of lust, desire, and form. Kalau kata buku LKS jaman SMP saya.
Sembari
menunggu Dayu bermain di playground, saya tinggal deh keluar sebentar Jumatan
setelah ijin ke pos kasir. Supaya nanti bisa masuk lagi, gitu.
Puas
bermain di The Village, hari menjelang sore, kami segera naik ke atas dan kami
disasarkan oleh aplikasi Gmaps untuk menuju tempat penginapan. Karena yang
seharusnya tidak ada jalan, oleh gmaps ditunjukkan sebuah jalan. Ealaah.. dan
akhirnya setelah Gunakan penduduk setempat, kami bisa sampai di Surya Resort
Baturaden. Sebuah tempat yang sangat nyaman, segar, hijau, eksotis dan
romantis. Di lereng selatan gunung Slamet, agak jauh dari mainspot Baturraden. Nggak
papa yang penting nyaman.
Hotel
ini terdiri dari cottage-cottage semacam vila, dan dua buah gedung kamar-kamar
untuk hotelnya. Lihat foto ini, sehingga bisa kebayang segarnya bisa nginep
disini.
Malam itu,
kami bingung mau kemana karena sedari sore hujan deras. Tempatnya sepi pula,
dan juga menu makanan dari hotel lumayan menguras kantong, daftar harganya. Akhirnya
menjelang maghrib sembari gerimis mengundang, saya pergi untuk mencari sesuap
nasi. Kami beli mie goreng, mie rebus dan tak lupa menu lokal setempat,
gorengan. Air panas juga, untuk membuat susu Dayu. Hehehe..
Malam
ini kami capek, sehingga tidak sampai larut kami langsung tepar aja, dingin
meski tanpa AC.
#Hari
Ketiga, Sabtu 11 Agustus 2018
Terdengar
dari luar kamar, sahut sahutan penjaja makanan minuman datang menawarkan kepada
tamu hotel. Ada penjual bunga, ada penjual kopi, ada penjual gorengan. Saya pun
memesan susu jahe karena dari hotel saya ada free satu minuman kopi. Sementara itu,
Dayu saya ajak jalan jalan melihatlihat sekeliling hotel yang indah ini. Benar benar
fresh dan nyaman!
Kami
tidak bisa lama-lama karena nanti siang kami harus pulang ke Semarang. Maka kami
segera plesiran pagi pagi ke Baturraden yang masih sepi, menyempatkan sarapan
dan beli kaosnya Dayu, setelah itu jam 9 kami segera turun ke Purwokerto. Mampir
beli getuk goreng di pinggir jalan. Lengkap sudah bawaan kami. Tas baju,
bertiga di motor, bawa oleh oleh.
Etapi,
istri saya masih teringat segarnya Es Brasil, untuk itu sebelum ke Stasiun,
kami mampir lagi deh beli beberapa potong Es Brasil yang akhirnya kami makan di
kereta.
Kereta
berangkat pukul 10.00 dan sampai di Semarang sekira pukul dua siang. Dari sana,
kami segera melanjutkan langkah kembali ke Ungaran dengan motuba yang sudah
parkir beberapa hari di stasiun.
wah asyik ya bisa jalan2 denagn keluarga
ReplyDeletealhamdulillah mbak
Delete