Dahulu,
saya tidak pernah terpikirkan untuk meniti karir sebagai PNS. Awalnya saya
hanya merasa beruntung karena diterima menjadi CPNS pada sebuah seleksi di
sebuah instansi pemerintah daerah. Beruntung, karena hanya iseng mencoba dan
itupun yang pertama kali. Sekaligus yang terakhir tentunya.
Saya ditempatkan
sebagai fungsional umum di sebuah kantor kelurahan yang mana seluruh pegawainya
adalah PNS termasuk kepala kantor yaitu Lurahnya. Jadi bukan model pemilihan
Kepala Desa tetapi penunjukan oleh Bupati.
Sebagai
PNS, saya bekerja sesuai arahan dari atasan saya, dan lambat laun melihat saya
punya potensi ketelitian dan kejujuran, saya dipercaya menjadi bendahara di
kantor tersebut. Dari sinilah semua berawal. Saya mulai tahu seluk beluk
keuangan instansi yang ternyata tidak selamanya baik. Terlalu banyak unsur
kepentingan yang bermain dalam pengelolaan keuangan, sehingga kegiatan kegiatan
utama menjadi terganggu. Kepentingan yang terlibat antara lain, kepentingan
kantor yang tidak terakomodir dalam dokumen penganggaran, maupun
setoran-setoran ke atas yang sifatnya adalah rahasia dan bawah meja.
Saya mulai
jengah dan tidak tahan karena saya paling tidak bisa bekerja dengan tidak benar
sehingga saya pelan-pelan mengajukan diri untuk berhenti menjadi bendahara. Cukup
di bagian administrasi pelayanan saja atau administrasi kepegawaian. Nyatanya,
permohonan saya di acc oleh atasan dan malang tidak bisa dihindarkan lagi
karena...
Tidak
lama kemudian, saya diberi tugas oleh atasannya atasan saya. Dalam surat tugas
yang saya terima, saya dimohon membantu bagian keuangan di kantor kecamatan dan
menjadi bendahara lagi. Alasannya adalah karena bendahara saat ini sementara
pindah tugas di Badan Pengawas Pemilu karena kepentingan membantu selama
gelaran Pemilu 2019 ini.
Demi menjaga
pertemanan baik saya dengan bendahara kecamatan tadi, saya pun mencoba
mengiyakan tugas tersebut dan saya jalani barangkali di kantor baru ini akan
menjadi lebih baik pengelolaan keuangannya. Namun apa yang saya lihat dan saya
rasakan adalah sebaliknya. Justru di kantor ini pengelolaan keuangannya lebih
parah dan lebih terstruktur. Mau tidak mau saya yang terlanjur mengiyakan surat
tugas tersebut pelan-pelan terlibat dalam sebuah permainan keuangan.
Kini sudah
bulan ke empat saya bertugas dan saya setiap hari menjadi banyak pikiran karena
pekerjaan yang sangat tidak sesuai dengan kata hati saya, namun saya tidak bisa
berbuat banyak karena setiap saya ingin memilih berhenti atau pindah selalu
saja dimentahkan oleh atasan.
**
Setelah
berdiskusi dengan keluarga, rekan-rekan serta orang tua saya tentunya, saya
memutuskan untuk segera mengakhiri jalan ini. Saya ingin segera pindah instansi
keluar daerah dan kebetulan juga orang tua saya yang mulai sepuh sehingga butuh
perawatan. Ditambah lagi saya adalah anak tunggal. Maka opsi pindah wilayah
kerja ini akan saya tempuh.
Saya
mencari info untuk langkah-langkah pindah instansi dan berharap saya akan
ditempatkan selain di divisi keuangan. Kalaupun di keuangan lagi, yang penting
lurus. Kini, progres pengurusan pindah saya baru sampai pada tahap perencanaan
karena urusan birokrasi yang sampai sekarang ini sering gampang-gampang susah,
sehingga saya harus mencari channel-channel tertentu agar terhindar dari
jebakan oknum yang tidak bertanggungjawab.
Semoga
niat saya untuk #AyoHijrah ini mendapat ridho dari Allah SWT sehingga saya bisa
menjalani pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.
**
Hijrah
sebagaimana yang saya ceritakan diatas adalah contoh bahwa saya sedang ingin
berjalan ke arah yang lebih baik setelah lama merasa terjerumus dalam jalan
yang buruk. Termasuk juga masalah keuangan dan perbankan. Kini saya juga pelan-pelan
telah memindahkan rekening saya ke bank syariah, seperti Bank Muamalat Indonesia.
Dalam
urusan perbankan, bank konvensional biasanya memberikan bunga yang dalam agama
Islam hukumnya adalah haram. Maka dari itu, saya sebagai muslim, merasa perlu
memulai menghindari yang haram tersebut. Tentunya dengan gerakan #AyoHijrah ke Bank
Muamalat Indonesia karena Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah murni
pertama di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1992.
Selain
itu, Bank Muamalat Indonesia juga dikelola dengan prinsip-prinsip ekonomi
syariah yang diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah sehingga tidak ada
keraguan lagi untuk segera membuka rekening di Bank Muamalat Indonesia dan
#AyoHijrah!
Bank muamalat memang bikin nyaman, apalagi pengelolaan keuangan syariah yang baik dan aman. #ayohijrah
ReplyDeleteluar biasa..
Delete