Thursday, December 27, 2012

Plan Liburan Akhir Tahun

Oh tidaaaak.... Akhir akhir ini saya mesti berjuang keras untuk bertahan hidup. Yes, kerjaan kantor akhir tahun ini banyak sekali. Dan, damn! Saya tidak bisa fokus mengerjakan itu karena situasi kondisi kantor yang saya rasa tidak kondusif. Huh, boro boro nyiapin pundi pundi uang untuk liburan akhir tahun, saya terpaksa kehilangan pacar juga sehingga menambah kegalauan dalam kehampaan in the end of this year! 

Pusing sudah. I need some refresh but kemana ya? Saya pengen ke Ngawi! Ada apa sih di Ngawi? Klik klik klik di google sudah memberi pencerahan saya. Kira kira saya mau kesana besok apa ya? Sabtu... *cek saldo BCA* dan... tidak yakin deh uang saya cukup untuk terlalu bersenang senang disana..

Lets arrange the jadwal anymore

#Sabtu 29 Des 2012

06.00-10.00 : Otw Ungaran - Solo - Ngawi
10.00-11.00 : Wisata @ Trinil Museum
12.00-13.00 : Rest @ Alon alon Ngawi, shalat, makan siang
13.00 : Check in in a cheap guesthouse :D

14.00-15.00 :Wisata @ Fort Van Den Bosch
16.00-18.00 : Muter2 kota?
18.00-20.00 : Makan malaaam dan jalan2 kemana hayoooo?
21.00 : Have a nice dream!

#Minggu 30 Des 2012

06.00-07.00 : Morning fresh @ Ngawi, sarapan
08.00-09.00 : Otw to Srambang Waterfall
09.00-10.00 : Wisata @ Srambang Waterfall
10.00-11.00 : Back to the town
12.00 : Makan siang dan pulaaanggggg... goodbye Ngawi

Cost :
BBM Ung - Ngawi : 25K
BBM Ngawi : 10K
BBM Ngawi - Mgl : 25K

Overstay : 70K

Eat : 4 x 12 K : 48K
Ticketing : 30K

Total : 60K+70K+48K+30K = 208K

Wow, murahhhhh.. tapi itu emang tak mepet mepetkan karena anggaran juga mepet...

Hahahahaha.. Semoga berjalan lancar...  :)

Read More..

Wednesday, December 26, 2012

Ini cita citaku, apa cita citamu?

1. Nahkoda
 Eh, maksudnya apa ya? kenapa dulu tiba tiba saya menulis pengen jadi nahkoda? Sampe sekarang juga masih bingung kenapa.. Hahaha.. Mungkin waktu itu asal tulis aja kali ya

2. Singer
 Hehehe, meski suara saya tidak begitu keren, tapi banyak yang bilang suara saya nge rock abis. Makanya sejak SMP saya suka menyanyikan lagu lagu rock terutama lagunya GnR. Scorpions, dan kawan kawan. Pengen serius juga sih waktu itu buat terjun ke dunia permusikan.

3. PNS


  Nah, ini gara gara saya keseringan main main ke kantor pemda khususnya waktu itu ke Pemkot Salatiga. Dan mulai dari situ saya mulai tertarik untuk menjadi PNS. Kerja dengan santai dikantor, jaminan hidup terjamin, dan lain lainnya membuat saya sempat tertarik menjadi PNS.

4. Guru

Nah, akhirnya saya mantapkan hati untuk mengejar cita cita saya yang satu ini. Guru!Ya, kenapa mesti guru? pada dasarnya saya suka berbagi, suka berbicara, dan memiliki selera humor yang tinggi. Dan saya juga seneng bermain bersama anak anak khususnya yang pinter pinter. Hehehe.. Cita cita ini saya gantungkan dan berharap saya bisa menjadi guru yang berstatus PNS mengajar di SMP atau SMA untuk pelajaran Bahasa Inggris atau Sejarah,.


4. Dosen / Widyaiswara
Nah, setelah saya 'tiba tiba' kesampaian menjadi PNS, saya rasa saya masih belum menemukan jati diri saya yang sesungguhnya. Saya upgrade cita cita saya dari sebelumnya menjadi guru menjadi seorang dosen! Yes, it is my real dream.. Saya bakalan bangga bisa mengajar anak anak kuliah. Atau, kalau tidak menjadi dosen, saya juga pengen menjadi Widyaiswara yang bekerja mengajar CPNS/PNS dalam sebuah diklat. Ah, katakanlah itu terlalu tinggi tapi thats my dream dan saya yakin saya pasti bisa mencapainya. Amiiin


itu citacitaku, apa citacitamu?






Read More..

Saturday, December 22, 2012

(Mantan) Pacarku Seorang Introvert


Saya mengenalnya secara tidak sengaja. Dia tiba tiba datang dan saya jatuh cinta setelah kejadian hebat itu. Tidak butuh waktu yang terlalu lama untuk bertele tele, bercandaan, dan apapun itu tiba tiba saja kami sudah merasa berpacaran. 

Waktu berjalan begitu baik. Awal awal dia mulai terlihat santai. Hal yang aneh untuk saya waktu itu. Dia konsisten tapi over fleksibel. Saya waktu itu hanya berfikir kalau saya harus sabar menghadapinya. 

Hari hari berlangsung begitu cantik, indah dan wangi sewangi aroma tubuhnya yang tidak pernah bisa saya lupa untuk beberapa bulan terakhir ini. Hingga saya merasa selalu kangen aroma parfum itu dan akhirnya berhasil menyimpulkan merk parfum itu. Saya benar benar mencintainya. Sungguh! Saya bisa merasakan cara dia mencintai saya dengan kata kata datarnya, dengan sms sms logisnya, dengan perbuatannya yang sangat masuk akal. Namun, setiap kebersamaan kami, meski saya harus lebih fight dan berperan sebagai lelaki sejati, saya benar benar bisa merasakan dan mendapatkan apapun dari dia secara tulus. Murni. Saya tidak pernah menjumpai bahan bercandaan antara kami yang cocok untuk saya kecuali hanya sedikit saja. Tapi saya tetap saja tidak bisa memakai alasan itu untuk merasa tidak nyaman.

Bagi saya waktu itu, saya pikir saya sedang berada bersama orang yang baru yang jelas jelas berbeda dengan pacar – pacar saya yang lain waktu dulu. Saya tidak begitu bisa memahami tingkah lakunya. Tapi cukup merasa bahwa dia memang untuk saya.

Sampai suatu saat terjadi hal yang mengawali ini semua. Saya tahu alasan dia mencoba mulai membiasakan diri dengan saya karena orang tua saya tidak bisa menerimanya. Jangan tanyakan kenapa orang tua saya tidak bisa menerimanya. Ini murni hasil kesalahan saya. Saya mulai merasa sikap dia yang semakin kabur, semakin datar, semakin lugas, apa adanya, dan saya bosan! Ya tentu saja saya bosan diperlakukan seperti itu. Ibarat sebuah proyek, saya merasa dia mulai menyobek Dokumen Jaminan Garansi untuk sebuah hubungan ini.

Saya mulai bertingkah untuk melakukan apa yang saya ingin dan apa yang saya mau asal saya senang, asal saya bahagia. Saya tahu dia tidak mungkin bisa menerima apa perbuatan saya ini. Tapi yang ada di pikiran saya waktu itu ini hanyalah sementara. Dan benar saja. Dia benar benar mengekspresikan kekecewaannya dengan jatuh sakit, menangis, dan itu buat saya merupakan tanda cinta yang saya tunggu. Dimana air matanya adalah cintanya yang bener bener tulus.

Apapun yang sudah terjadi, saya pasrah. Saya menghargai apapun keputusannya tetapi saya berjanji akan menjadi lebih baik. Saya pasti bisa!

Agustus , September, dua bulan yang penuh dengan perjuangan. Saya mesti sering sering kecewa karena sikap logisnya yang makin datar makin hari. Dia lebih mementingkan urusan urusan pribadinya dibanding urusan bersama saya. Buat saya itu menyakitkan. Tapi saya tetap bersabar. Saya lakukan apapun untuk dia karena saya benar benar tidak bisa untuk kehilangan dia. Saya terima apapun kelakuan dia terhadap saya yang akhirnya saya benar benar merasa terpojok dan down. Saya ungkapkan kekecewaan ini. Saya tahu kekecewaan saya sekarang ini karena hasil perbuatan saya waktu itu. Tapi apakah harus sampai seperti ini? Buat saya itu wajar, tapi tidak berperasaan. 

Hasilnya apa? Hasilnya, dia mulai bisa meminta maaf kepada saya dan hubungan kami membaik sejak saat itu. Tapi itu hanya sekejap saja. Dia tetap saja seperti sebelumnya hingga akhirnya saya benar benar muak dan kembali mengungkapkan perasaan kecewa yang sangat sangat ini. Saya masih ingat moment emosional itu. Betapa rasionya dia kalah sama emosinya. Air matanya mengucur deras tepat didepan saya. Saya bener bener merasa itulah hatinya yang sebenarnya. Hati yang tidak ingin dikecewakan.

Setelah itu, situasi menguntungkan saya. Dia benar benar bisa berubah. Dan saya tidak tau kenapa saat itu terlalu menuntutnya ini itu. Saya rasa, dia memang tidak pandai memainkan emosi saya. Hal yang sebenarnya sangat saya harapkan. Kontak kontak kami melalui telepon ataupun sms hanya berisi hal hal rutinitas yang biasa, datar, dan masuk akal. Tidak ada taste sama sekali. Saya merasa itu sudah cukup. Saya memendam itu semua untuk sekian waktu yang cukup lama hingga sayapun terpaksa jatuh sakit selama 2 minggu dan berat badan saya turun 7 kilogram.

Apakah ini memang perbedaan kami yang begitu mendasar atau apa, nyatanya kami tetap saja sering berantem. Dan.. saya tidak lagi bisa menjadi orang yang terlalu sabar. Saya lelah untuk menunggunya berubah. Dia juga lelah menunggu saya berubah.

Akhirnya dengan pikiran logis saya, saya putuskan untuk berteman saja sama dia. Buat saya itu berat tapi memang harusnya seperti ini.

Kesimpulan :

-          Saya ekstrovert, dan dia introvert.
-          Dalam situasi terpuruk, saya butuh banyak teman untuk recharge.
-          Dalam situasi terpuruk, dia butuh saat saat untuk sendiri
-          Saya senang berada dalam keramaian, kesenangan, dan kebahagiaan
-          Dia senang berada dalam sesuatu yang serius, njlimet, dan logis
-          Saya merasa nyaman saat bersamanya
-          Dia merasa nyaman saat bersama keluarga atau kerabat kerabatnya
-          Saya sering bercandaan dengan hal hal yang fresh dan dia menanggapinya dengan datar
-          Dia tidak begitu suka bercanda. Ini ya ini, itu ya itu. Cukup. Jelas. Sudah
-          Saya tidak konsisten dalam hal hal besar, tapi sangat sangat konsisten dalam hal hal kecil
-          Dia konsisten dalam hal besar, tapi over fleksibel dalam hal hal kecil
-          Memaaafkan kesalahan adalah sesuatu yang mudah bagi saya
-          Memaaafkan kesalahan adalah sesuatu yang luar biasa sulit bagi dia
-          Dia menginginkan saya menjadi orang introvert
-          Saya menginginkan dia menjadi orang ekstrovert
-          Dua item terakhir sangat sulit dicari solusinya. Padahal itu dasar perbedaan kami.
-          Saya yakin kami sebetulnya bisa menjembatani itu, tetapi itu semua berawal dari kesalahan saya sehingga saya saat ini harus menerimanya dengan lapang dada.


Read More..

Te-We (Travel Writer) a Book Review

Jadi, waktu itu saya hanya iseng iseng aja sama mbak Tika waktu dia ke Bandung sama temen-temen kantornya. “oleh olehnya lhoooo” ya begitulah ucapan orang orang galau yang nggak kesampaian mau ikutan pergi.

Dan akhirnya setelah beberapa waktu dia pulang, dia bilang mau ngasih saya sesuatu. Saya berkesempatan dolan ke kantornya malem malem sewaktu dia menunggui ujian Paket C. Daaan setelah lamaa menunggu dan sedikit bad mood (soalnya waktu itu saya ada janji mau makan di angkringan) akhirnya dia menyodorkan sesuatu itu.

Dan tralalaaaa, sebuah kaos putih dengan gambar tiga sepeda ontel dengan tulisan BANDUNG. Terus terang saya udah lupa pernah bilang sama dia minta oleh – oleh kaos. Hahah. Dan nggak Cuma itu saja. Dia juga memberi saya sebuah buku berwarna pink berjudul TeWe (Travel Writer) dengan tanda tangan penulisnya di halaman pertama. Hehehe..
 
Okelah mari kita lupakan sejenak tentang kaos putih itu karena saya akan membahas what a nice book aint that? 

Buku setebal 103 halaman ini ditulis oleh Gol A Gong. Dua hari sebelumnya Om Gol A Gong juga sempat memberikan sambutan dalam acara kunjungan lapangan seminar literacy apa ya lupa istilahnya. Pake kata kata development for the remote area gitu lah. Dan waktu itu terus terang saya nggak kenal siapa itu Gol A Gong.

Akhirnya sampai kost saya langsung membacanya. Entah kenapa mbak Tika tau saya suka bertraveling dan menulis. Padahal saya merasa hanya bercerita sedikit sedikit saya perihal hobi saya tersebut. Heheh..

Buku ini berisi tentang perjalanan Gol A Gong yang pada waktu dia masih muda dia hobi berjalan jalan. Mengadakan perjalanan ala dia adalah mengadakan perjalanan dengan ala kadarnya, lalu menulis tentang apa apa yang di singgahi, di lihat, di temui, dan lebih mencari sisi sisi lain dari sebuah kegiatan wisata. Pada waktu itu jaman 80an, Gol A Gong menulis di buku dan mengetik di tempat tempat persewaan mesin ketik, untuk kemudian mengirim hasil tulisannya ke media media. Uang honor hasil pemuatan berita perjalanan itulah yang akhirnya digunakan sebagai penunjang jalan jalan selanjutnya. Selama di tempat asing, Gol A Gong sering di kira sebagai seorang jurnalis karena kerjaannya motret, menulis. Dan akhirnya Gol A Gong menamai profesinya sebagai Travel Writer. Perjalanan Gol A Gong menurut saya termasuk ekstrim. Bayangkan saja, beliaunya waktu itu naik sepeda dari Malaysia ke Thailand, naik truk dari Jawa Barat ke Jogja dan lain sebagainya.
 
Selain itu, di buku ini juga banyak tips tentang tata cara menulis yang baik, memberikan nyawa pada tulisan, tips tips ber backpacker dan lain-lain.
  
So, tunggu apa lagi? Buat traveler / backpackerer buku ini mesti dimiliki deh.. :)
  

Thank you mbak Tika  :)
[saya merasa tulisan ini kaku banget, mood saya nggak enak :( ]
Read More..

Thursday, December 13, 2012

What An Apa Apaan Nite? Apa Aja Boleeh


#5.30 pm
Her : I can go out with you
Me : Yes, I will be there about 6.30 pm

#6.30 pm
Me : Please go out, I am waiting
Her : Just go to 428 room

So I entered the hotel, search for motor parking, and lift took me to 4th floor that I can wait in a small beautiful lobby. A cup of coffee was served by her friend while she took a bath. Not a long time, she go out with a pink hijab and black inside, purple long t shirt, jeans, brown sandals, and brown side bag.

We were going to pick her order. 6 gift for the recall memorial about her last two months PKL in Semarang.  In our journey she talked anything about this town! Dan dia mengomentari Patung Diponegoro berkuda  yang yang katanya sakit hati gara gara dikenal sebagai Patung Kuda. Hahahaha. Iki anake sopooo lucu tenan?

#7.50 pm
She took her money after two month couldn’t access her card :P

#8 pm
We were arriving at the store, pick the order. And sebenernya selesai sudah… daan

#8.30
Banana dinner . Ha ha ha . Dan apaan sih. Pake ada acara terhenti di Jembatan karena kakinya kesemutan. And I had to wait her . Couldn’t do anything to help.

#9 pm
She stopped me at Gombel. She interested what a beautiful night city light. I was never there before dan dia kerasan sekali sampe nggak mau diajak pulang. Hahaha

#9.30 pm
I took her some city tour to Banjirkanal Barat, Poncol, Kota Lama and back to Pandanaran

#10.15 pm
We arrived back to her room, but we need to go out again to buy some logistics left

#10.30 pm
Good night. I had to go home!



It's the woman!
Jadi ceritanya waktu itu saya 'terpaksa' mengantar mbak Tika Laksmita Atmana untuk mengambil beberapa barang pesenan. Dia masih buta peta Semarang dan... Terjadilah insiden tersebut diatas..

What an apa apaan nite? Apa aja boleehhhh :D
Read More..

Tuesday, December 4, 2012

Huru Hara Akhir Tahun Anggaran

Desember, tidak seperti desember desember tahun sebelumnya yang mana saya bisa santai dan mempersiapkan liburan tahun baru, tahun 2012 ini yang katanya hampir kiamat ini, saya mulai disibukkan dengan aktivitas dan profesi saya sebagai bendahara kantor kelurahan. What? Nggak nyambung banget kan sama background saya yang belajar tentang bagaimana membuat Local Area Network, ataupun belajar tentang bagaimana konfigurasi urutan warna kabel pada kabel UTP.

Dan mari kita sejenak melupakan itu karena sekarang saya harus rajin rajin membuka DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) merampungkan SPP - SPM (Surat Perintah Pencairan- Surat Perintah Membayar), GU (Ganti Uang), dan tetek mbengeknya yang dideadline harus selesai tanggal 10 Desember! Selain itu, kontrol persediaan barang yang selama ini tidak pernah dilaksanakan juga menjadi beban pemikiran saya karena harus membuatnya sejak Januari sampai Desember. Belum lagi laporan pajak per bulan yang sebenernya saya belum pernah di ajari dan selalu kurang waktu untuk mengurusnya.

Saya juga mendapat ancaman macam macam apabila penatausahaan itu tidak selesai maka jangan heran apabila nantinya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menemukan hal hal yang mencurigakan dan dianggap tidak tertib administrasi.

Di sana sini, SKPD ataupun intansi pemerintah yang lain pasti kebingunan kaitannya dengan SPJ alias Surat Pertanggung Jawaban. SPJ tersebut harus dibuat sesuai dengan perencanaan yang telah dituangkan dalam DPA. Namun, tidak jarang program dan kegiatan yang ada dalam DPA tidak semua bisa di realisasikan. Dan karena pada prinsipnya, instansi pemerintah harus mampu menyerap anggaran, maka yang terjadi adalah memaksakan SPJ untuk mengejar penyerapan anggaran.

Nah, pertentangan dimulai dari sini. SPJ yang dipaksakan itu erat kaitannya dengan integritas pegawai. Dan banyak hal yang melatarbelakangi kejadian ini. Yang pertama adalah karena mencari aman dari pemeriksaan BPK. Hal yang aman tersebut adalah apabila di akhir tahun kas menunjukkan nilai 0 maka hal itu adalah bukti bahwa intansi mampu menyerap anggaran. Yang kedua adalah adanya kepentingan konsumtif dari pegawai. Sudah menjadi rahasia umum bahwa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD, tidak 100 % tertuju pada pelayanan kepada masyarakat. Anggaran pemerintah tersebut tidak jarang walaupun hanya sedikit masuk ke kantong para pegawai. Hal ini sepertinya sudah menjadi kewajaran. Namun bagi saya hal itu tidak wajar. Karena selain menimbulkan beban moral, juga uang kerja yang di dapat itu tidak halal. Bagaimana nanti istri anak saya kalau dikasih uang seperti itu??

Sekarang, kenapa semua itu terjadi dan dilaksanakan tanpa ada evaluasi? Evaluasi sebenarnya ada. Namun karena berbagai kepentingan yang mungkin terjadi di kalangan pejabat atas, sebenarnya cara yang efektif ini pantas untuk diadakan revisi. Revisi yang bisa dilakukan adalah dengan merasionalkan perencanaan penggunaan anggaran. Di mulai dari Musrenkel, harus benar benar mewakili suara masyarakat karena hakikat pemerintah sebenarnya adalah melayani masyarakat dan pembangunan umum. Kemudian, penganggaran juga harus transparan. (saya salut sama Pak Jokowi yang mau bikin poster APBD 2013) 

Hoahhh.... apapun itu. Ini hanyalah sebagian dari uneg uneg saya saja..
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...