Tuesday, May 19, 2015

Serunya Susur Goa di Goa Pancur



Pak Teguh dan Pak Titut mengantarkan kami melibas keluar kota sebelah selatan. Beberapa kali klakson dibunyikan dan bunyinya meraung seperti sirine ambulans. Kami menuju ke Desa Jimbaran Kecamatan Kayen. Disana ada sebuah tempat wisata yang sedang booming. Ada beberapa gasebo yang terhampar pada sebuah taman, sebuah pohon besar dengan kandang merpati, dan juga sebuah waduk luas  yang airnya berasal dari dalam goa. Nah!  
 
“Goa ini ditemukan sudah lama. Sekitar tahun 1993. Pada waktu itu kawasan ini sempat dikembangkan dengan dibangunnya waduk dan sebuah rumah makan apung yang kini sudah tidak ada lagi. Tanah disekitar sini saat ini sudah dibeli dan menjadi aset Pemkab. Namun pengelolaan kawasan ini diserahkan kepada kami pemuda dari Desa sekitar” Cerita Mas Najib, ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Dia lalu menjelaskan bahwa saat ini sedang dikerjakan penataan taman untuk mendukung obyek wisata itu. Anggarannya berasal dari para donatur dan swadaya masyarakat. “Murni tanpa APBD” tutupnya.
Mas Ntoyo, Saya dan Mas Najib
 Goa Pancur itu berada pada sebuah kaki bukit kapur. Bagian dari pegunungan Kendeng utara. Saya dan Mas Nyoto berkesempatan untuk melakukan susur goa bersama mas Najib dan Mas Ntoyo. Sialnya, baju ganti kami tertinggal di mobil Kijang yang kami parkir di Dinbudpar Pati. Kami akhirnya merelakan berbasah-basah daripada nanti menyesal. “Mumpung sampai sini, mas” ujar mas Nyoto. Yup, peralatan sudah siap, berupa rompi keselamatan dan juga helm. Mereka juga membawa senter seadanya. Kami pun mulai menyemplung ke mulut goa dan langsung disambut kedalaman hingga perut-dada. Pada awal-awal, yang terpijak dikaki adalah kerikil-kerikil, dan beberapa batu besar. Mas Najib berulangkali mengingatkan kami apabila kami akan melewati sebuah batu yang tidak terlihat dari permukaan air. Takut kesandung. Lebih dalam sedikit, tanah mulai terasa berlumpur. Kami harus hati-hati sebab dengan tanpa alas kaki, kemungkinan untuk tersandung atau minimal menginjak bebatuan runcing begitu besar.
 
Goa ini sungguh indah. Ukiran stalaktit terhias diatap goa. Diselingi beberapa kelelawar berkepala cokelat kemerahan. Beberapa kali terasa tetesan air dari atas. Kamera pocket saya tidak bisa menghasilkan gambar bagus dalam cahaya yang minim. Akhirnya, setelah melewati sebuah lorong sempit, kami sampai pada Pancuran pertama. Adalah sebuah jalur air yang cukup deras, dengan ruangan luas. Dibalik itu ada sebuah jalan kecil dan juga lorong sempit untuk melanjutkan hingga akhir goa. “Panjangnya sekitar 827 meter” Jelas Mas Najib. Mengingat waktu yang terbatas, tidak mungkin kami melanjutkan lagi. Ditambah lagi, kaki kami juga sudah mulai capek, serta saya juga tidak biasa berada dalam kegelapan seperti ini terlalu lama :D
 
Akhirnya seperti kesepakatan, kami putuskan untuk keluar melalui jalur yang sama. Bagaimanapun juga, kami sudah puas hanya sampai pada kisaran 100 meter pertama ini. Bila kita melanjutkan, kita akan menemuni beberapa spot menarik seperti Batu Semar, dan Batu Petak Sawah. Ah, lain kali semoga saya bisa kesini lagi ;)

Goa Pancur
Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen
Kabupaten Pati
Informasi/Janjian Susur Goa
CP : Najib (0857 999 519 55)


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...