Malam
itu (6 Nopember 2015) suasana bioskop Gajahmada Cinema tampak ramai. Parkiran mobil dan motor
berada di basement. Begitu masuk, ada meja security dan saya harus naik ke
lantai II melewati tangga yang sudah tersedia. Di lantai II, ada lorong panjang
dengan beberapa deret sofa dengan tembok yang berhiaskan poster-poster film.
Tidak
jauh dari tangga, ada sebuah kafe bernama Taiwan Tea House. Kafe itu menawarkan
aneka racikan teh dan kopi juga beberapa makanan ringan khas Taiwan. Malam itu
suasana kafe tidak terlalu ramai. Tepat di depan Kafe, terhampar lobi utama
bioskop Gajahmada.
Kafe Taiwan Tea House saat sudah tutup |
Lobi
itu mengingatkan saya dengan lobi Citra21 Semarang sebelum berganti menjadi
Citra XXI. Sebuah lobi dengan empat
pintu studio berada masing-masing di kiri dua dan di kanan dua. Beberapa sofa
melengkapi kenyamanan penonton sembari menunggu jam tayang. Juga beberapa
poster film tampak terpajang baik. Sementara itu, ada snack corner yang menjajakan popcorn
juga aneka makanan ringan juga minuman untuk dibawa sebagai teman menonton
film. Sedangkan pada ticketbox, tiga
pegawai perempuan berdiri dengan latar belakang tiga buah tivi layar datar
untuk menunjukkan jadwal film dan trailer film. Para pegawai disini rupanya
memakai seragam batik untuk hari Jumat.
Ticketbox, credit : Edo Andhika |
Lobi bioskop |
Malam
ini saya janjian dengan Mas Edo Andhika. Salah seorang pegawai di Gajahmada
Cinema. Sembari menunggu, saya membeli softdrink
dan duduk disamping snackbox. Disana ada
dua meja dan beberapa kursi lengkap dengan colokan listrik. Tidak lama
kemudian, Mas Edo datang dan mempersilakan saya menunggu barang sesaat.
Snackbox saat sudah tutup |
Saya
diperkenalkan dengan Pak Endar. Sementara itu Mas Edo langsung pamit untuk
kembali bertugas. Pak Endar (35 tahun) merupakan manajer di Bioskop Gajahmada
Cinema. Setelah memperkenalkan diri, saya segera memulai mewawancarainya untuk
mencari informasi tentang bioskop baru di Tegal ini.
Berdasarkan
penuturannya, bioskop ini dibuka tanggal 17 Juli 2015 bertepatan dengan Idul
Fitri. Sebagai bioskop modern pertama di Kota Tegal, respon masyarakat
terhitung bagus. Dalam dua – tiga bulan sejak launching, penonton membeludak
hingga seringkali banyak penonton yang tidak kebagian tiket.
Kota
Tegal, pada masanya memiliki banyak gedung bioskop. Yang terkenal adalah Dewa
dan Dewi. Dan yang paling terakhir gulung layar adalah Marina. Setelah beberapa
tahun tidak ada bioskop akhirnya manajemen Gajahmada melihat peluang untuk
mendirikan tempat hiburan sinema kepada masyarakat Kota Tegal. Lokasi gedung
bioskop Gajahmada dahulunya merupakan tanah kosong yang dibeli kemudian
dibangun menjadi bioskop dan kafe. Informasi yang pernah saya dengar, bioskop
ini adalah satu manajemen dengan Borobudur Cineplex Pekalongan. Tetapi paparan
dari Pak Endar, bahwa manajemen kedua bioskop ini berbeda. Hanya saja ownernya
sama.
Secara
teknis, bioskop ini terdiri dari empat studio yang masing-masing berkapasitas
154 tempat duduk. Sebagai proyektornya, telah diaplikasikan merk Barco. Mengenai
fasilitas studio 3D, untuk sementara ini belum bisa support. “Tetapi kedepan
akan tetap dikembangkan support film 3D karena hal itu juga merupakan tuntutan
teknologi” ucap Pak Endar.
Lelaki
yang berpengalaman di bidang riset teknologi itu juga menyampaikan bahwa media
promosi yang sudah dilakukan diantaranya adalah melalui media sosial Facebook,
Twitter, Blog, dan BBM. Adapun pada media konvensional, jadwal pemutaran film
di Gajahmada Cinema dapat dilihat di harian Radar Tegal dan Suara Merdeka. “Mengenai
harga tiket, kami membuat rata all day seharga
30,000 rupiah” tambah Pak Endar.
Karena
Pak Endar memiliki kesibukan lainnya, akhirnya saya menyudahi sesi
bincang-bincang dan mengucapkan terimakasih. Tidak lupa, saya juga meminta ijin
untuk memotret beberapa bagian dari bioskop.
Hari
ini kebetulan bertepatan dengan pemutaran premiere
James Bond : Spectre. Seperti yang pembaca ketahui, saya merupakan penggemar
berat film serial James Bond. Atas bantuan Mas Edo, saya sudah disiapkan satu
tiket nonton seharga 30 ribu rupiah. Setelah mendengar panggilan masuk ke
teater, sebelum pukul sembilan malam, bersama penonton lain saya ikut antri
penyobekan tiket untuk masuk ke Cinema1.
Kursi
bioskop berderet berwarna merah dengan tingkat keempukan yang nyaman. Sementara
itu petunjuk raw atau baris kursi, terlihat menyala pada pojokan tangga.
Sebelum film tayang, ditampilkan beberapa iklan komersial berupa iklan
perbankan dan financial. Kelihatannya bioskop ini sengaja menggandeng stakeholder sekitarnya untuk diajak
menjadi sponsor.
Trailer
yang diputar sebelum film adalah Barco Proyektor dan DLP Cinema. Tidak ada
iklan trailer film. Adapun dari segi soundsystem,
bioskop ini cukup bagus. (Saya lupa menanyakan jenis audio yang digunakan). Tetapi
soundya terdengar enak, kok.
Soundsystem : Dolby 5.1 *(update Nopember 2015)
Soundsystem : Dolby 5.1 *(update Nopember 2015)
Setelah
menjajal bioskop baru itu, pukul dua belas malam saya kemudian berjalan
menyusuri jalan Gajahmada hingga pertigaan dan masuk ke hotel untuk beristirahat.
Bagi
saya, secara umum Bioskop Gajahmada Cinema ini bagus. Dari sisi pelayanan dan
manajemen bagus. Dari sisi teknis pun, sebagai bioskop lokal bisa dibilang
mumpuni. Dengan harga tiket 30 ribu rupiah, maka sebanding dengan kenyamanan
menonton yang didapatkan. Jadi, bagaimana, sudahkah anda nonton di Gajahmada
Cinema Tegal?
Credit
Gajahmada
Cinema
Jalan
Gajahmada No.111 Kota Tegal
Facebook
: GAJAH MADA Cinema TEGAL
Twitter
: @GAJAHMADACinema
Pin
BBM : 595A8200
Foto lainnya :
Toilet dilengkapi dengan trailer film |
Toilet dilengkapi dengan trailer film |
Bagian belakang tiket |
model kursi studio |
Pintu masuk cinema dan lobi |
Bioskop ini semenjak buka saya belum pernah mampir :D
ReplyDelete@Irwin : Makanya buruan mampir. Masak kalah sama saya :D
ReplyDeletekursi di situ katanya kursi dari citra 21 yg udah dipermak ulang ya mas? soalnya kursinya kaya kursi bioskop 21 di solo
ReplyDeletekalau saya tidak tahu persis, mas. Tapi bentuknya sedikit beda dng kursi 21. :)
DeleteItu bekas kursi 💺 saya dulu yg saya jual sama pak endar
Delete@Mas Hamid : lagi jadi Rantau ngumpulin duit Untuk beli domain hehehehe
ReplyDeletewah hebat. Saya gratisan terus :D
DeleteDi bagian belakang ketinggian satu kursi dengan kursi depannya kurang di atur. Jadi nonton di sini berasa nonton film bajakan karena terhalang kepala penonton di depannya..
ReplyDeleteMemang selain di Grup21 terus terang saja, posisi kursi sering tidak sinkron. Saya sih kebetulan kemarin ntn dapat kursi tengah dan pas...
DeletePengalaman saya nonton di Platinum Grup, NSC Grup, tata kursinya entah mengapa terasa beda dengan 21 grup. di 21 Grup model kemiringannya sebagian lengkung. Terutama yang layar layar besar.
Bagus gan artikelnya. Sekali2 mampir gan ke bioskop lokal di kota ane karawang 'karawang teater'. Soal nya (mungkin) satu2nya bioskop independent yang bertahan di wilayah jabar banten. Film nya hnya film indo tp penonton msh sangat ramai dan film nya update dan harga tiketnya murah 10rb-15rb. Selain karawang teater. Ada juga cgv blitz karawang dan tahun ini di buka XXI+premiere
ReplyDeletePengen sekali ke Karawang Theater tapi belum ada waktu dan uang untuk kesana. Hehehe.. Trims infonya
ReplyDeleteMas review Surya Yudha Cinema Banjarnegara Jawa Tengah yang mulai buka besok 23 Maret 2016
ReplyDeleteOk makasih infonya. Mendadak sih yaa
DeleteWah saya baru baca. Asiknya sudah sampai Tegal. Dan dari komen-komen diatas, saya baru tau ada bioskop-bioskop lokal lain. PR kamu, mas. Hehehe.
ReplyDeleteSaya skrg udah punya bayi mas, jadi bioskoptour nya sementara di tinggalkan dulu. Nanti kalo bayi sudah gede saya ajak bioskoptour lagi :D
Deletesudah gak nonton di bioskop lagi....
ReplyDeleteKan Gajahmada masih ada, juga di Pacific sekarang juga ada. blm di Rita juga kan ya
Delete