Tuesday, November 10, 2015

Gajahmada Cinema Tegal






Malam itu (6 Nopember 2015) suasana bioskop Gajahmada Cinema tampak ramai. Parkiran mobil dan motor berada di basement. Begitu masuk, ada meja security dan saya harus naik ke lantai II melewati tangga yang sudah tersedia. Di lantai II, ada lorong panjang dengan beberapa deret sofa dengan tembok yang berhiaskan poster-poster film.

Tidak jauh dari tangga, ada sebuah kafe bernama Taiwan Tea House. Kafe itu menawarkan aneka racikan teh dan kopi juga beberapa makanan ringan khas Taiwan. Malam itu suasana kafe tidak terlalu ramai. Tepat di depan Kafe, terhampar lobi utama bioskop Gajahmada.
Kafe Taiwan Tea House saat sudah tutup

Lobi itu mengingatkan saya dengan lobi Citra21 Semarang sebelum berganti menjadi Citra  XXI. Sebuah lobi dengan empat pintu studio berada masing-masing di kiri dua dan di kanan dua. Beberapa sofa melengkapi kenyamanan penonton sembari menunggu jam tayang. Juga beberapa poster film tampak terpajang baik. Sementara itu, ada snack corner yang menjajakan popcorn juga aneka makanan ringan juga minuman untuk dibawa sebagai teman menonton film. Sedangkan pada ticketbox, tiga pegawai perempuan berdiri dengan latar belakang tiga buah tivi layar datar untuk menunjukkan jadwal film dan trailer film. Para pegawai disini rupanya memakai seragam batik untuk hari Jumat.
Ticketbox, credit : Edo Andhika
Lobi bioskop

Malam ini saya janjian dengan Mas Edo Andhika. Salah seorang pegawai di Gajahmada Cinema. Sembari menunggu, saya membeli softdrink dan duduk disamping snackbox. Disana ada dua meja dan beberapa kursi lengkap dengan colokan listrik. Tidak lama kemudian, Mas Edo datang dan mempersilakan saya menunggu barang sesaat.
Snackbox saat sudah tutup

Saya diperkenalkan dengan Pak Endar. Sementara itu Mas Edo langsung pamit untuk kembali bertugas. Pak Endar (35 tahun) merupakan manajer di Bioskop Gajahmada Cinema. Setelah memperkenalkan diri, saya segera memulai mewawancarainya untuk mencari informasi tentang bioskop baru di Tegal ini.

Berdasarkan penuturannya, bioskop ini dibuka tanggal 17 Juli 2015 bertepatan dengan Idul Fitri. Sebagai bioskop modern pertama di Kota Tegal, respon masyarakat terhitung bagus. Dalam dua – tiga bulan sejak launching, penonton membeludak hingga seringkali banyak penonton yang tidak kebagian tiket.

Kota Tegal, pada masanya memiliki banyak gedung bioskop. Yang terkenal adalah Dewa dan Dewi. Dan yang paling terakhir gulung layar adalah Marina. Setelah beberapa tahun tidak ada bioskop akhirnya manajemen Gajahmada melihat peluang untuk mendirikan tempat hiburan sinema kepada masyarakat Kota Tegal. Lokasi gedung bioskop Gajahmada dahulunya merupakan tanah kosong yang dibeli kemudian dibangun menjadi bioskop dan kafe. Informasi yang pernah saya dengar, bioskop ini adalah satu manajemen dengan Borobudur Cineplex Pekalongan. Tetapi paparan dari Pak Endar, bahwa manajemen kedua bioskop ini berbeda. Hanya saja ownernya sama.

Secara teknis, bioskop ini terdiri dari empat studio yang masing-masing berkapasitas 154 tempat duduk. Sebagai proyektornya, telah diaplikasikan merk Barco. Mengenai fasilitas studio 3D, untuk sementara ini belum bisa support. “Tetapi kedepan akan tetap dikembangkan support film 3D karena hal itu juga merupakan tuntutan teknologi” ucap Pak Endar.

Lelaki yang berpengalaman di bidang riset teknologi itu juga menyampaikan bahwa media promosi yang sudah dilakukan diantaranya adalah melalui media sosial Facebook, Twitter, Blog, dan BBM. Adapun pada media konvensional, jadwal pemutaran film di Gajahmada Cinema dapat dilihat di harian Radar Tegal dan Suara Merdeka. “Mengenai harga tiket, kami membuat rata all day seharga 30,000 rupiah” tambah Pak Endar.

Karena Pak Endar memiliki kesibukan lainnya, akhirnya saya menyudahi sesi bincang-bincang dan mengucapkan terimakasih. Tidak lupa, saya juga meminta ijin untuk memotret beberapa bagian dari bioskop.

Hari ini kebetulan bertepatan dengan pemutaran premiere James Bond : Spectre. Seperti yang pembaca ketahui, saya merupakan penggemar berat film serial James Bond. Atas bantuan Mas Edo, saya sudah disiapkan satu tiket nonton seharga 30 ribu rupiah. Setelah mendengar panggilan masuk ke teater, sebelum pukul sembilan malam, bersama penonton lain saya ikut antri penyobekan tiket untuk masuk ke Cinema1.
 
Kursi bioskop berderet berwarna merah dengan tingkat keempukan yang nyaman. Sementara itu petunjuk raw atau baris kursi, terlihat menyala pada pojokan tangga. Sebelum film tayang, ditampilkan beberapa iklan komersial berupa iklan perbankan dan financial. Kelihatannya bioskop ini sengaja menggandeng stakeholder sekitarnya untuk diajak menjadi sponsor.

Trailer yang diputar sebelum film adalah Barco Proyektor dan DLP Cinema. Tidak ada iklan trailer film. Adapun dari segi soundsystem, bioskop ini cukup bagus. (Saya lupa menanyakan jenis audio yang digunakan). Tetapi soundya terdengar enak, kok. 

Soundsystem : Dolby 5.1 *(update Nopember 2015)

Setelah menjajal bioskop baru itu, pukul dua belas malam saya kemudian berjalan menyusuri jalan Gajahmada hingga pertigaan dan masuk ke hotel untuk beristirahat.

Bagi saya, secara umum Bioskop Gajahmada Cinema ini bagus. Dari sisi pelayanan dan manajemen bagus. Dari sisi teknis pun, sebagai bioskop lokal bisa dibilang mumpuni. Dengan harga tiket 30 ribu rupiah, maka sebanding dengan kenyamanan menonton yang didapatkan. Jadi, bagaimana, sudahkah anda nonton di Gajahmada Cinema Tegal?

Credit
Gajahmada Cinema
Jalan Gajahmada No.111 Kota Tegal
Facebook       : GAJAH MADA Cinema TEGAL
Twitter         : @GAJAHMADACinema
Pin BBM        : 595A8200
Blog             : http://gajahmadacinema.blogspot.com

Foto lainnya :



Toilet dilengkapi dengan trailer film

Toilet dilengkapi dengan trailer film

Bagian belakang tiket



model kursi studio

Pintu masuk cinema dan lobi

17 comments:

  1. Bioskop ini semenjak buka saya belum pernah mampir :D

    ReplyDelete
  2. @Irwin : Makanya buruan mampir. Masak kalah sama saya :D

    ReplyDelete
  3. kursi di situ katanya kursi dari citra 21 yg udah dipermak ulang ya mas? soalnya kursinya kaya kursi bioskop 21 di solo

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau saya tidak tahu persis, mas. Tapi bentuknya sedikit beda dng kursi 21. :)

      Delete
    2. Itu bekas kursi 💺 saya dulu yg saya jual sama pak endar

      Delete
  4. @Mas Hamid : lagi jadi Rantau ngumpulin duit Untuk beli domain hehehehe

    ReplyDelete
  5. Di bagian belakang ketinggian satu kursi dengan kursi depannya kurang di atur. Jadi nonton di sini berasa nonton film bajakan karena terhalang kepala penonton di depannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang selain di Grup21 terus terang saja, posisi kursi sering tidak sinkron. Saya sih kebetulan kemarin ntn dapat kursi tengah dan pas...

      Pengalaman saya nonton di Platinum Grup, NSC Grup, tata kursinya entah mengapa terasa beda dengan 21 grup. di 21 Grup model kemiringannya sebagian lengkung. Terutama yang layar layar besar.

      Delete
  6. Bagus gan artikelnya. Sekali2 mampir gan ke bioskop lokal di kota ane karawang 'karawang teater'. Soal nya (mungkin) satu2nya bioskop independent yang bertahan di wilayah jabar banten. Film nya hnya film indo tp penonton msh sangat ramai dan film nya update dan harga tiketnya murah 10rb-15rb. Selain karawang teater. Ada juga cgv blitz karawang dan tahun ini di buka XXI+premiere

    ReplyDelete
  7. Pengen sekali ke Karawang Theater tapi belum ada waktu dan uang untuk kesana. Hehehe.. Trims infonya

    ReplyDelete
  8. Mas review Surya Yudha Cinema Banjarnegara Jawa Tengah yang mulai buka besok 23 Maret 2016

    ReplyDelete
  9. Wah saya baru baca. Asiknya sudah sampai Tegal. Dan dari komen-komen diatas, saya baru tau ada bioskop-bioskop lokal lain. PR kamu, mas. Hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya skrg udah punya bayi mas, jadi bioskoptour nya sementara di tinggalkan dulu. Nanti kalo bayi sudah gede saya ajak bioskoptour lagi :D

      Delete
  10. sudah gak nonton di bioskop lagi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kan Gajahmada masih ada, juga di Pacific sekarang juga ada. blm di Rita juga kan ya

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...