Tahun
ini, penggemar film spionase dibuat terkesima dengan kemunculan Kingsman : TheSecret Service, dan Spy beberapa waktu lalu. Bagi saya yang menjadi salah satu
penunggu tayangnya James Bond : Spectre, film-film diatas semakin menggugah
ekspektasi saya terhadap film ke 24 Bond tersebut.
Bagaimana
tidak, baik Kingsman atau Spy, sukses membuat saya terpesona. Guliran humor
yang fresh, dan jalinan cerita yang unik membuatnya pantas untuk mendapatkan
tempat di hati penonton. Hingga akhirnya saya kebagian jatah menonton Spectre
di hari perdana pemutarannya di Indonesia, beberapa waktu lalu.
Spectre,
dibuka dengan sangat megah dengan parade kematian di Mexico City. Melihat tingkah
sang agen 007 dalam sesi pembuka, terlihat sangat menjanjikan. Keren! Adegan gedung
runtuh yang diselingi sedikit kekocak-an sekilas mengingatkan saya pada edisi
lawas James Bond. Ya, humor! Adegan pertempuran diatas helicopter membuat
penonton menahan nafas. Settingnya sih, bagus. Tapi bagi saya adegan ini
kualitasnya masih dibawah adegan fight satu lawan satu di pembuka Casino
Royale, dimana Bond bertarung di crane, kejar-kejaran hingga menghancurkan
kantor kedutaan.
Ohya,
adegan gunbarrel yang sempat ditaruh
dibelakang pada Skyfall, kini ditempatkan kembali pada sesi pembuka. Dan setelah
scene pembuka yang menegangkan, opening songnya langsung dinyanyikan oleh Sam
Smith : Writings on the wall. Entah mengapa, saya tidak bisa begitu menikmati
theme song ini. Jauh lebih klemah klemeh dan
tanpa semangat jika dibandingkan Adele : Skyfall yang megah dan semangat. Tapi tetap
kelam. Dan bagi saya, theme song ini juga lebih buruk dari tomorrow never die yang terkenal itu.
Semenjak
Bond dibintangi oleh Daniel Craig,
banyak sisi humanism yang terangkat. Begitu juga di film Spectre ini. Sam
Mendes mencoba mendekatkan penonton dengan masa lalu Bond yang kelam. Dalam film
ini, banyak tokoh-tokoh serta adegan yang akan mengingatkan kita pada film-film
Bond klasik. Disamping itu, penokohan juga semakin mirip-mirip. M diperankan
oleh Ralph Fienes menggantikan Judi Dench. Sementara itu, kepala teknisi MI6
dipegang oleh Q (Ben Wishaw) yang – walau sedikit, mulai terlihat konyol seperti M ‘tua’ di
Bond 70-an. Adapun sebagai Bond girl, tampil aktris senior Monica Belucci dan aktris muda Lea Seydoux selain Miss Moneypenny yang masih diperankan Naomie Harris.
Dalam
film ini, penonton diingatkan dengan Ernst Stavro Bloveld yang diperankan oleh
Cristoph Waltz. Entah mengapa, sang villain ini tidak terlihat gahar. Masih ngeri
Raul Silva di Skyfall atau Le Chiffre. Selain itu, penggemar Bond tentu ingat
sosok Jaws yang tinggi besar dengan kekuatan yang menakjubkan dan
menjengkelkan. Dalam Spectre, dihadirkan sosok Hinx (Dave Bautista) yang
terlihat sangat gahar, menjengkelkan, dan (lagi-lagi) mengingatkan penonton
pada From Russia With Love saat Bond
beradu hantam dalam kereta api. Tetapi sayangnya, baik Hinx atau Blofeld, dalam
Spectre kurang dieksplor mendalam sehingga emosi penonton untuk membenci sang
villain kurang terasa.
Jalinan
cerita, meski cukup rumit namun terkesan bertele-tele. Ya, baiklah film ini
mempunyai durasi panjang (hampir 3 jam) namun dalam waktu-waktu itu, saya
menganggap Sam Mendes gagal menggugah emosi penonton yang terlewat
berekspektasi tinggi terhadap Spectre. Dalam durasi yang panjang itu, drama
masih menjadi nomor satu. Selain aksi kejar-kejaran mobil mewah yang seru di
Roma dan misi di Mexico City, nyaris tidak ada yang diharapkan dari adegan aksi
yang ‘wah’.
Terlepas
dari semua penilaian negative saya, Spectre yang dikabarkan merupakan film
terkahir Craig ini sebagaimana serial Bond lainnya, sangat menghibur! Craig
yang dalam seri sebelumnya selalu tampil dingin, dalam Spectre terlihat lebih
fun dan humoris. Selain itu, sentuhan humor saat Bond mengendarai mobil
mewahnya juga membuat suasanya menjadi seperti nonton Bond klasik. Bagi pecinta
James Bond, jangan lewatkan adegan-adegan seperti pertarungan di kereta api
dimana Bond mengenakan jas putih dengan mawar merah disakunya dan juga
kejar-kejaran di perbukitan es di Austria yang membawa kita seperti nonton
Roger Moore.
Bagi
kamu yang mengikuti serial James Bond dan berharap dengan film yang sangat
bagus, lepaskan ekspektasi kalian. Karena Spectre sebagai film spionase bagi
saya lebih kalah seru di banding Kingsman atau Spy. Dan diantara seri lain dari
Craig, Casino Royale tetap menjadi yang terbagus, disusul Skyfall.
Setuju! aku juga kemarin abis nonton Spectre dan menurut ku jalan ceritanya tidak se-waw James Bondnya Craig Casino Royale atau Skyfall. Oiya apa menurutku aja disini lebih banyak romancenya
ReplyDeleteKonskuensi juga sih, ya. Untuk mengangkat sisi Bond yang lebih realistis butuh banyak drama. :D
Deleteaku kirain, cuma aku yg ngerasa film bond yg terbaru ini antiklimaks...ternyataaa...ada jg yg berpendapat bgitu ;).. syukurlah, jd g aneh sendiri hahaha ;p.. aku jg kurang suka film yg skr mas... awalnya bgs, tp kok ya akhirnya biasa aja ya... action kurang, themesong biasa aja... penjahatnya jg klemer2 gitu -__-
ReplyDeletenaaah tu kan.. Toss!
Deletesaya belum nonton
ReplyDeleteBuruan nonton..
Deletebaru berniat nonton besok. kingsman sama the spy aja gue baru nonton setengah2.
ReplyDeleteKingsman dan Spy untuk penggemar film spionase wajib nonton :D
Delete