Monday, March 13, 2017

Kapan Yuk Kita Nonton IMAX Keong Mas?



Akhir tahun 2012, saya mengenal Tika secara tidak sengaja. Dia adalah salah satu mahasiswa yang kebagian magang di kantor saya. Di kantor, tentu saya yang paling cakep karena tinggal saya yang masih bujang. Setelah beberapa waktu bertukar nomor HP dan medsos, akhirnya kami pun berteman dan semakin dekat dari hari ke hari.

Tiga bulan pasca ia selesai magang dan melanjutkan kesibukannya di kampus di Surabaya sana, akhirnya kami pacaran. Dari waktu ke waktu, rasa sayang saya sama dia semakin membuncah. Dan di tahun yang sama saya memberanikan diri melamarnya. Bagi saya ia merupakan sosok yang tepat untuk mendampingi hidup saya. Antara orang yang tegas, pintar, tapi juga bisa melankolis dan berperasaan.

Kini, dua tahun lebih kami telah menikah dan dikaruniai seorang putri yang cantik. Dayu namanya. Selama berumah tangga sejauh ini semua tampak menyenangkan. Tentu ia bukan istri yang segalanya sempurna. Terkadang, saya masih harus repot sendiri membuat teh atau kopi di pagi hari. Namun saya anggap biasa saja karena memang saya telah terlanjur menyayangi ia, apa adanya.

Selama menjalani waktu pacaran, menikah hingga sebelum punya anak, Tika sudah paham hobi dan kegemaran saya. Salah satunya adalah #bioskoptour. Yang memang sudah saya gemari sedari dulu. Bersama Tika, saya sudah beberapa kali mengunjungi bioskop-bioskop non21.

Selama tahun 2013, kami telah mengunjungi 3 bioskop. Pertama kali kami datang ke New Star Cineplex (NSC) Timbul Jaya Madiun. Merupakan bioskop pemain lokal yang dikelola dengan lumayan bagus. Di Madiun, NSC juga hadir di Sun City Festival Mall yang mengusung konsep lebih modern.
Ticket box NSC Group

Lain halnya saat kami menyambangi sebuah bioskop bekas yang dibangun kembali, masih oleh grup NSC. Ya, di kota Kudus, bekas lokasi bioskop Empire yang lama tidur kembali diaktifkan. Dengan penataan dan konsep yang fresh, bioskop tersebut rupanya bisa mengembalikan minat masyarakat menonton. Tidak perlu jauh-jauh ke Semarang, misalnya – untuk menonton film terbaru. Karena di NSC selain menggunakan teknologi terkini, filmnya juga up to date.

**
Menyewa Satu Studio Berdua
Suatu siang yang panas di Tahun 2014, kami sampai di parkiran Matahari Singosaren Solo. Menurut informasi yang berhasil saya kumpulkan, bioskop Studio Singosaren ini akan tutup sebentar lagi. Setelah melihat – lihat interior bioskop yang terlihar klasik dan sepi, kami menghampiri petugas loket. Tidak ada film terbaru di deretan jadwal tayangnya. Semua film lawas. Apa boleh buat, untuk mengobati penasaran, kami pun memesan dua tiket untuk jam tayang terdekat.
Lobbi Studio Singosaren

Tidak ada penyobekan tiket di pintu masuk studio. Kami pun bebas memilih tempat duduk di manapun. Di dalam studio tampaknya memang belum ada penonton lain yang sudah masuk duluan alias hanya kami berdua. Hingga film di putar, nyatanya memang hanya kami berdua yang menonton.

Kondisi bioskop ini sebenarnya bisa dibilang masih layak. Penataan studio yang sudah bagus, deretan kursi yang masih baik dan kondisi secara umum masih bagus. Hanya saja, untuk teknologi yang digunakan memang masih tertinggal, proyektor analog dengan tata suara yang – maaf, jelek. Siang itu, kami tidak menonton film hingga berakhir karena rasanya AC di dalam studio sudah tidak bekerja maksimal sehingga terasa agak panas.

**
Menikmati Bioskop Klasik di Kediri
Menikmati liburan pertengahan tahun di 2014, saya dan Tika melancong ke Kediri, kota Tahu. Di temani motor rental, dengan mudah kami menelusuri jalan-jalan di Kota Kediri yang sama sama belum pernah kami datangi.

Malamnya, kami membelokkan motor di parkiran Golden Swalayan dimana bioskop satu-satunya di Kota Kediri ini berada. Setelah masuk, suasana klasik pun terasa. Deretan poster yang menghias disepanjang tangga naik, suasana loket yang masih terasa seperti tahun 90-an, dan lobi yang unik.
Lobbi Golden Theater

Belum cukup itu saja, ternyata didalam studio kondisinya malah makin membuat saya takjub. Yang pertama adalah adanya toilet di dekat pintu masuk studio, mengingatkan saya pada konsep bioskop jaman dahulu. Kemudian, tirai layar yang kemerahan terbuka perlahan-lahan dengan model lawas.
Studio Golden Theater

Tetapi bioskop yang lawas ini ternyata adalah salah satu yang bisa bangkit. Di tengah industri bioskop lawas yang gulung tikar karena munculnya pemain bioskop modern, Golden justru melihat peluang untuk men-digital kan bioskopnya. Akhirnya setelah upgrade proyektor dan soundsystem kualitas menonton di Golden terasa senyaman nonton di bioskop modern. Tampilannya yang klasik justru membuat bioskop ini terasa unik dan beda.

Sudah lama, Tika ingin mencoba menonton di bioskop IMAX. Saya sendiri sudah pernah menonton di IMAX Keong Mas dengan layarnya yang super besar itu. Tapi Tika belum pernah. Disamping sekarang ini kami sudah mulai sibuk dengan kegiatan kami mengasuh anak, juga IMAX di Indonesia masih sedikit jumlahnya. Apalagi lokasi studio IMAX saat ini sebagian besar baru beroperasi di Jabodetabek sana.

Maka dari itu, suatu saat nanti saya ingin sekali menghadiahinya voucher tiket nonton Studio IMAX. Saya rasa itu adalah hadiah yang paling pas untuk dia dan juga untuk mengingatkan kembali pada kegiatan favorit kami dahulu.

Ket : Semua gambar milik pribadi

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...