Monday, February 26, 2018

Suka Duka Menjadi Teknisi



Jauh sebelum saya berstatus sebagai pegawairendahan seperti sekarang ini, saya telah lama berkecimpung di industri teknologi informasi. Ya, kedengarannya keren.. Tapi sebenarnya nggak keren-keren amat. Karena di satu dua waktu, saya harus bekerja di lapangan dan hal tersebut kadang membuat gengsi saya jatuh juga. Tapi ya ndak papa, namanya juga bekerja mencari nafkah buat menafkahi anaknya orang.. (waktu itu belum punya istri sih, jadi nafkahi pacar yang ternyata nggak jadi istri. Hehehe).

Teknisi Fingerprint
Satu dekade yang lalu, teknologi fingerprint baru mulai digunakan sebagai mesin absen terutama di kota-kota kecil sekitaran tempat bekerja saya, Magelang. Menjadi teknisi fingerprint adalah passion sekaligus menjadi jalan nafkah pertama dalam hidup saya selepas lulus dari STM.
Instalasi Fingerprint , sumber :poskotanews

Ritme pekerjaan saya boleh dibilang selalu acakadut. Dalam satu bulan misalnya, saya harus bekerja lintas daerah mulai dari menyiapkan presentasi, menyiapkan materi, implementasi atau pelaksanaan kontrak kerja, hingga troubleshooting purna jual. Tak jarang, saya harus tidak pulang selama beberapa hari untuk berada di kota lain untuk menunaikan tugas. Dan syukurlah empat tahun lamanya bekerja menjadi teknisi fingerprint itu benar-benar membuka cakrawala saya seluas-luasnya dan skill keahlian saya selalu bertambah seiring waktu. Saya bahkan diikutkan dalam kegiatan pelatihan-pelatihan teknisi khusus. Dan salah satu prestasi saya saat menjadi teknisi fingerprint tersebut adalah mendapatkan merchandise keren langsung dari head quarter pabrikan mesin absen dari Malaysia sana.

Praktisi Robotik
Lain ladang lain belalang, lain fingerprint lain pula robotik. Saya mulai menggeluti dunia robotik karena diajak oleh teman saya waktu itu, Mas Paul untuk ikut ‘ngelesi’ robotik di Robotik Sains Club Magelang. (kini tempat tersebut sudah tutup seiring dengan meninggalnya Mas Paul).

Awalnya, saya kurang begitu tertarik dengan metode pengajaran yang dilakukan. Tetapi dengan pendekatan dan kegiatan mengajar ala saya, maka lambat laun saya menjadi semakin suka dengan bidang ini. Selama dua tahun, pekerjaan saya adalah berangkat selepas makan siang untuk mengajar robotik ke anak SD dan SMP, dan pulang menjelang maghrib.

Selama dua tahun tersebut, saya merasa berhasil berkolaborasi dengan Mas Paul untuk melaksanakan ide-ide segar yang selama ini hanya di angan-angan. Selama beberapa tahun, kami mengadakan kompetisi robotik di Magelang, kemudian juga menjadi juri dalam kegiatan-kegiatan serupa. Hingga akhirnya sebelum saya memutuskan untuk pindah bekerja, saya berhasil menorehkan kenangan manis.

Waktu itu, saya menjadi instruktur pendamping untuk SMP N 1 Magelang dalam mengikuti lomba robotik di Jakarta selama sekitar satu pekan. Setiap hari kami berlatih di arena hingga hari H. Permasalahan-permasalahan terus ditemui dan malamnya, anak – anak saya pacu untuk mencari solusinya. Alhamdulillah berkat bekerja keras selama seminggu tersebut, tim kami berhasil menjadi juara satu nasional. Pencapaian yang sungguh luar biasa dan saya syukuri.
Juara I Nasional

Salah satu kunci berprestasi, dalam apapun bidang yang kita geluti adalah bekerja keras. Namun, namanya manusia kadang sering lupa menjaga kesehatan. Contohnya saya, dulu waktu bekerja, saya sering sekali menyepelekan sarapan. Suatu ketika, saat hati dilanda galau dan tidak enak makan, sarapan nyaris selalu tercoret dari daftar rutin di pagi hari. Efeknya timbul dua minggu kemudian. Badan lemas, seperti masuk angin dan ternyata saya menderita tipes. Menurut dokter yang memeriksa, saya bisa kena tipes karena pola makan yang salah, salah satunya karena tidak pernah sarapan.

Dan berdasarkan pengalaman tersebut, kini saya selalu mengusahakan untuk sarapan setiap harinya. Kecuali kalau puasa sih. (ya iyha lah~). Tetapi, kadang-kadang pula sewaktu berangkat kerja, sarapan belum siap karena keterlambatan tukang sayur. Kadang-kadang sayanya juga lagi males sarapan. Nah, sudah beberapa tahun terakhir, saya selalu menyiapkan solusinya. Energen! Yang kini selalu saya sediakan di kantor dan nggak perlu khawatir tidak bisa sarapan. Sambil memulai pekerjaan di pagi hari, srutuupp.. Energennya, berasa minum tapi minum apaa gitu ada krenyes krenyesnya. Ya itu, yang namanya minum makanan bergizi sebagai pengganti sarapan.  
Energen saya pagi ini.

2 comments:

  1. Aku dan anak2 doyan minum Energen rasa vanila dan kacang hijau buat sarapan :) Enak, praktis banget buat disiapin pagi2 gitu. Harganya pun terjangkau. Ditambah roti mantap juga, makin enak dan kenyang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waa sama dong.. Rasa kacang ijo enak kayak bubur bayi. Hehehehe :D

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...