Saturday, February 2, 2013

Chinese Zodiac (CZ12) - a Film Review




Malam minggu itu saya melaju ke Jogja. Kota tetangga yang bisa saya tempuh 35 menit saja dari rumah dengan kecepatan 1000 km per minggu. Jam tujuh saya janjian sama temen saya Hanna untuk nonton film aksi terakhirnya Jackie Chan yang udah umur 58 tahun sekarang. Skip skip skip, akhirnya kami sampai di Empire XXI. That’s my first time to be here, dude! Dan itu ternyata bioskop dengan 6 theater! Ini keren kawan! Sial banget, tiketnya udah habis baik yang 3D maupun yang 2D untuk jadwal jam 7 malam.
7pm
Capcuuus menuju ke Studio 21 Amplaz. Dan sodara sodaraaa.. tralalaaaa.. Jumat sebelumnya saya lihat jadwalnya di harian Suara Merdeka kalo filem ini tayang di 21 Jogja. Eh ternyata tergeser sama film baru lokal berjudul Sang Pialang. Yasudah lah dengan perasaan galau dan lemas kami kembali ke parkiran dan back ke Empire XXI (lagi). Beli tiket untuk yang jam 10 malem. Udahlah, udah sampe Jogja juga!
8pm
Karena saya udah beliin tiket si Hanna, dia saya minta untuk membayari saya makan. So, kita kembali keluar parkiran dan makan di daerah mana nggak gitu hafal. Pinggiran rel kereta dengan menu oseng oseng mercon! Daging sapi pedas sementara hujan deras! It’s a good combination, ye ah?
9.30 pm
Yes! We back (again) to Empire. Pipis pipis dulu biar entar nggak ngampet di dalem. Ini intermezzo kepanjangan banget yah! Stopp!!!

Film ini di produseri, di sutradarai, di tulis skriptnya, dan dibintangin pula sama JC. Berkisah tentang patung patung kepala dari perunggu yang jadi buruan para kolektor barang langka. Harga di pasar lelang melambung tinggi. MP, sebuah perusahaan lelang terkemuka mempekerjakan JC dan timnya untuk mengumpulkan kedua belas patung itu. Sampai pada akhirnya bertemulah JC dan timnya dengan Katherine dan Coco dari sebuah yayasan perlindungan benda benda sejarah.

Perburuan pun dimulai. Lalu bagaimanakah? Apakah mereka sanggup mengumpulkan bola naga  patung kepala perunggu itu?
***

Adegan pembukaan di film ini lumayan segar dan menantang. JC dengan peralatan baju berroda melaju dengan kecepatan tinggi di jalan jalan berliku dengan berbagai posisi, tengkurap, miring, berdiri, sampai berjalan di rolling besi pinggiran jalan. 
Sampai pada bagian tengah, didominasi oleh drama drama dan guyonan yang ‘menurut saya’ kuno. Kurang fresh dengan masa sekarang. Yaaa.. meski tetep banyak penonton yang ‘terpaksa’ ketawa sih! Adegan adegan JC cukup lucu namun sayangnya kelucuan kelucuan itu masih menyerempet adegan lucu jaman dulu. Jadi kayak nggak ada sesuatu yang baru. Untuk urusan laga, JC masih prima juga meski tampak wajahnya tidak muda lagi.
Film ditutup dengan adegan JC terjun bebas dan terpental pental di lereng gunung berapi. Adegan yang sedikit mengharukan. Namun, ending film ini terkesan datar. Tidak ada sesuatu yang unpredictable. Bener bener film yang panjang dengan gaya lama. Bagi penggemar JC, mungkin ini film yang bisa mengobati kerinduannya setelah lama tidak melihat aksi JC dalam menjadi peran utama.

Ini film masih tayang dibioskop, jadi buat yang penasaran, segera saja nonton! :D

See yah!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...