Monday, April 18, 2016

Piknik Pertama Dayu ke Salatiga



Beberapa hari yang lalu tepatnya Sabtu 9 April 2016, untuk pertama kalinya saya, Tika dan Dayu mengadakan piknik keluarga bersama Sico. Sebenarnya ini bukan piknik pertama Dayu sih. Karena Dayu meski sekarang ini baru berusia enam bulan, tapi ia sudah melanglang buana kemana mana. Sudah pernah ke Jombang, Madiun, Ponorogo, dan terakhir dia OTW dari Ngawi ke Ungaran. Belum cukup itu saja, dia juga ikut waktu saya antar emak pulang ke Magelang. Dan Dayu ikutan beli Mangut Beong di Borobudur.

Dan sekarang-sekarang ini, justru Tika yang sering heboh mengajak jalan-jalan tiap hari libur tiba. “gimana, berani enggak medannya, parkirnya?” tanya Tika jika menawarkan saya mengunjungi tempat tempat wisata. Hmmm dia masih meragukan kemampuan nyopir saya yang sebenarnya masih mengkhawatirkan ini.

Siang itu kami memutuskan untuk ke Salatiga saja. Daripada ke Semarang, ke Salatiga banyak lebihnya. Lebih adem, lebih bebas macet, dan lebih aman untuk sopir pemula seperti saya. Untuk memperpanjang waktu tempuh, saya memutar melewati Tuntang, Tlogo, Karanglo, Pabelan dan Salatiga. Tujuan pertama kami sederhana saja. Menikmati susu di kafe M(i)lk Susu.
 
Beberapa bulan lalu saya pernah diajak Cristine ke sana jadi ini untuk kedua kalinya. Disana, kami memesan masing-masing secangkir susu moka, tiramissu, dan seporsi jamur krispi. Dayu alhamdulillah tidak rewel saat berada disana. Karena disamping tempat duduk kami terhampar kolam ikan dengan koleksi iwakbang alias ikan merah. Dayu tampak senang sekali melihat ikan berlalu lalang berenang kesana kemari. Dan dia juga suka melihat cangkir bergambar sapi.





Selepas minum susu dan saya nunut shalat di musholanya (yang tidak dilengkapi dengan mukena), Tika kemudian berhasrat untuk melaksanakan shalat dhuhur pula. Pilihan kami jatuh pada sebuah mushola di kompleks Taman Kota Salatiga, meski saya harus muterin sico sebentar mencari U turn terdekat. Sesampainya disana, ternyata air mati. Ah yasudah lah. Sudah sampai sana, sudah niat, akhirnya kami memutuskan untuk melihat lihat saja.
Sumber : http://www.kompasiana.com/haryono.hs
Taman Kota Salatiga sejatinya dibangun sejak tahun 2012 lalu. Awalnya kawasan yang berada dekat bangjo Kumpulrejo / Salib Putih di Jalan Lingkar Salatiga itu merupakan hutan Bendosari. Namun kemudian dikonsep sebagai rest area dan hingga akhirnya dikembangkan menjadi sebuah tempat wisata berkonsep living plaza (nek rasalah ngarani). Jadi sebuah tempat jalan jalan terbuka yang dilengkapi dengan bermacam fasilitas. Ketika masuk, pohon pohon rindang menghijau langsung menyambut. Kita kemudian berjumpa dengan mushola yang airnya belum nyala, parkir gratis, dan kemudian pengunjung harus turun menuruni anak tangga yang lumayan. Dibawah ada taman lalu lintas, dan beberapa kandang hewan. Hewan hewan yang dipelihara sejauh ini berupa burung-burung. Selain itu juga ada semacam tempat opera terbuka atau mungkin kolam yang belum terisi air?







Untuk penggemar olahraga BMX ataupun skateboard, disana juga disediakan treknya. Lumayan kan, olahraga ditengah hutan yang teduh. Dan satu yang unik adalah disana ada beberapa kursi yang dibuat dari bekas kaleng aspal.

Untuk informasi, saat kami berkunjung kesana, ada beberapa pasang remaja muda mudi yang berpacaran. Ah memang tempat ini cocok untuk pacaran sih ya. Teduh, sepi, dan damai.. Tapi jangan meniru adegan mereka ya.. Tiru saja kami, menikah, punya anak, baru jalan jalan. Hehehe..

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...